You are on page 1of 12

BAB I

DEFINISI

1. Manajemen Pelayanan Pasien adalah suatu proses kolaboratif mengenai asesmen,


perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan
bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui
komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang
bermutu dengan biaya-efektif. (Sumber : CSMA – Case Management Society of America,
2010)

2. Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/ Case Manager adalah profesional dalam rumah sakit
yang bekerja secara kolaboratif dengan para pemberi asuhan kepada pasien, memastikan
bahwa pasien dirawat serta mendapatkan asuhan yang tepat, dalam perencanaan asuhan
yang efektif dan menerima pengobatan yang ditentukan, serta didukung pelayanan dan
perencanaan yang dibutuhkan selama maupun sesudah perawatan di rumah sakit

3. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter yang memberikan
asuhan medis lengkap kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit sesuai dengan
kewenangan klinisnya, dari awal hingga akhir perawatan di rumah sakit, baik pada
pelayanan rawat jalan dan rawat inap. DPJP merupakan ketua (team leader) dari tim yang
terdiri dari para profesional pemberi asuhan pasien / staf klinis dengan kompetensi dan
kewenangan yang memadai antara lain dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, fisioterapis, dan
sebagainya

4. Kepala Instalasi Pelayanan Medis adalah seorang dokter umum yang bekerja di RS
Hermina, yang bertanggungjawab untuk mengelola suatu instalasi bidang pelayanan medis
(misal instalasi gawat darurat, instalasi kamar bersalin, instalasi kamar operasi, instalasi
perawatan intensif, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan) di rumah sakit

5. Patient Centered Care adalah pola pelayanan yang berfokus pada pasien

BAB II
RUANG LINGKUP

Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien dan komponen yang
penting dalam manajemen mutu dan rumah sakit harus mendesain dan melaksanakan proses
untuk memberikan pelayanan dan asuhan pasien yang berkelanjutan serta koordinasi antar
1
tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya.

Untuk meningkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien RS, asuhan pasien harus
dikoordinasikan oleh seorang tenaga profesional (Case Manager), yang dapat bekerja secara
kolaboratif dengan para pemberi asuhan pasien agar pelayanan cepat, tepat dan efektif.

Empat pilar asuhan pasien terdiri dari asuhan medis, asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan
asuhan farmasi, perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga dapat memberikan pelayanan
yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan pasien, dibutuhkan seorang yang bertugas untuk
mengkoordinasikan semua pemberi asuhan pasien yang disebut sebagai Manajer Pelayanan
Pasien / Case Manager.

Sebagai acuan dalam mengkoordinasikan pelayanan kesehatan atau case manajemen yang
terintegrasi antar Professional Pemberi Asuhan (PPA) disusun Panduan Manajer Pelayanan
Pasien / Case Manager di RS Hermina, dengan ruang lingkup meliputi :

1. Konsep Dasar Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/ Case Manager


2. Peran dan Fungsi Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager
3. Kualifikasi dan Karakteristik Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager
4. Kegiatan yang dilaksanakan Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager
a. Mendorong/ memotivasi keterlibatan pasien dan keluarga
b. Identifikasi, seleksi/ skrining pasien untuk MPP
c. Pelaksanaan assesmen oleh MPP
d. Identifikasi masalah dan kesempatan
e. Perencanaan Manajer Pelayanan Pasien
f. Monitoring kegiatan MPP
g. Fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi dari MPP
h. Advokasi Manajer Pelayanan Pasien
i. Hasil pelayanan kegiatan Managemen Pelayanan Pasien
j. Terminasi kegiatan Manajer Pelayanan Pasien

2
BAB III
TATA-LAKSANA

Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang
bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi
vertikal pelayanan berjenjang oleh/ melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan
yang berbeda maka peranan Manajer Pelayanan Pasien ( MPP ) penting untuk integrasi
tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap Profesional Pemberi Asuhan ( PPA ).

Menurut American Case Management Association, Case Manager adalah profesional yang
secara kolaboratif melakukan komunikasi dalam proses asesmen, perencanaan, fasilitasi,
koordinasi asuhan, evaluasi, dan advokasi untuk jenis pelayanan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(komprehensif) dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memperoleh hasil
yang bermutu dengan biaya yang efektif.

Case Manager dapat disebut juga dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan fungsi manajemen dengan baik
2. Mampu melakukan komunikasi yang efektif (komunikator)
3. Memiliki wawasan pelayanan klinis yang baik
4. Mampu membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

A. KONSEP DASAR MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP)/ CASE MANAGER

Manajemen pelayanan pasien/ case manajemen bersumber dari konsep pelayanan yang
berfokus pada pasien, dengan inti konsep terdiri dari 4 (empat) elemen, yaitu :
1. Martabat dan Respek.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan menghargai
pandangan dan pilihan pasien serta keluarga.
b. Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan keluarga
dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan
2. Berbagi informasi.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara
lengkap dengan pasien dan keluarga
b. Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
3. Partisipasi.
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan dan
pengambilan keputusan serta pilihan mereka
4. Kolaborasi / kerjasama.
3
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan
kesehatan bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan,
implementasi dan evaluasi kebijakan dan program

B. PERAN DAN FUNGSI MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER

1. Peran Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager


Manajer Pelayanan Pasien ( MPP ) / Case manager bukan merupakan Profesional
Pemberi Asuhan ( PPA ) aktif dan dalam menjalankan manajemen pelayanan pasien
mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut :

a. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;


b. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c. Mengoptimalkan proses reimbursemen; dan dengan fungsi sebagai berikut:
d. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
e. Perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien;
f. Komunikasi dan koordinasi;
g. Edukasi dan advokasi;
h. Kendali mutu dan biaya pelayanan pasien;
2. Fungsi Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager:
a. Melakukan asesmen tentang kebutuhan kesehatan dan aspek psiko-sosio-kultural
nya, termasuk status Health literacy (kurang pengetahuan tentang kesehatan)
b. Menyusun perencanaan MPP (Case Manager Plan) berkolaborasi dengan pasien,
keluarga dan pemberi asuhan di RS, pembayar, PPA di fasilitas pelayanan primer,
untuk memaksimalkan hasil asuhan yang berkualitas, aman dan cost effective.
c. Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar PPA dalam konteks keterlibatan
pasien dalam pengambilan keputusan.
d. Memberikan edukasi dan advokasi kepada pasien dan keluarganya atau pemberi
asuhan untuk memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarganya dalam
pengambilan keputusan terkait pelayanan yang diterimanya. Memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga, atau pemberi asuhan, PPA terkait alternative pelayanan
di komunitas/lingkungan rumahnya, manfaat asuransi, aspek psiko-sosio-kultural
sehingga keputusan tepat waktu dengan dasar informasi lengkap.
e. Memberikan advokasi sehingga meningkatkan kemapuan pasien dan keluarga
dalam mengatasi masalah dengan mencari opsi pelayanan yang tersedia, rencana
pengambilan alternatif sesuai kebutuhan, agar tercapai hasil asuhan yang
diharapkan.
f. Mendorong pemberian pelayanan yang memadai untuk kendali mutu dan biaya
dengan basis kasus per kasus.
g. Membantu pasien dalam proses transisi pelayanan yang aman ke tingkat pelayanan
berikutnya yang memadai.

4
h. Berusaha meningkatkan kemandirian advokasi dan kemandirian pengambilan
keputusan pasien.
i. Memberikan advokasi kepada pasien dan pembayar untuk mefasilitasi hasil yang
positif bagi pasien, bagi PPA dan bagi pembayar. Namun bila ada perbedaan
kepentingan maka kebutuhan pasien lebih menjadi prioritas.

C. KUALIFIKASI DAN KARAKTERISTIK MANAJER PELAYANAN PASIEN /


CASE MANAGER
1. Kualifikasi Manajer Pelayanan Pasien
Manajer Pelayanan Pasien / Case manager adalah jabatan fungsional yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Pelayanan Medis, dengan
kualifikasi :

a. Dokter umum
1) Bukan sebagai PPA aktif
2) Memiliki pengalaman minimal 3 tahun dalam pelayanan klinis di rumah sakit
3) Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan selama 1 tahun.

b. Perawat/ bidan
1) Bukan sebagai PPA aktif
2) Memiliki pengalaman klinis sebagai PPA minimal 3 tahun
3) Memiliki pengalaman sebagai kepala perawat minimal 2 tahun.

Agar mampu menjalankan fungsinya sebagai MPP, baik perawat maupun dokter harus
menjalani pelatihan tambahan sebagai berikut :

1. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunan dan


penerapan SPO Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari Panduan Praktik Klinis,
Alur Klinis (Clinical Pathway), Algoritme, Protokol, Standing order.
2. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / Patient Centered Care (PCC).
3. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s
4. Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas
pelayanan
5. Pelatihan Manajemen Risiko
6. Pelatihan untuk meningkatkan soft skill ( pengetahuan aspek psiko-sosial,
hubungan interpersonal, komunikasi, dsb )

2. Karakteristik Manajer Pelayanan Pasien ( MPP )

Secara garis besar MPP adalah seorang kordinator, fasilitator, pemberi advokasi dan
juga edukator. Karena itu karakteristik seorang MPP dilihat dari kemampuannya dalam
5
mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur kepada orang lain
tanpa merugikan orang lain. MPP juga harus mampu mengatasi orang-orang maupun
situasi yang sulit dengan tenang dan penuh percaya diri.

MPP harus siap untuk menjangkau staf klinis dalam tim PPA untuk memberikan
advokasi dan dukungan. MPP diharapkan menanamkan suatu hubungan positif dengan
pihak lain dalam rapat maupun komunikasi keseharian. Tidak jarang diperlukan
ketrampilan bernegosiasi sehingga ia adalah negosiator yang andal. Ia juga harus
mempunyai daya ingat yang tinggi dan mampu mengatasi stress dengan baik. Selain
itu juga mampu bekerja secara efektif sesuai fungsi dan tujuannya.

3. Keluaran yang diharapkan dari Kegiatan Manajer Pelayanan Pasien


a. Pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
b. Terpelihara kesinambungan pelayanan;
c. Pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
d. Kemampuan pasien mengambil keputusan;
e. Keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
f. Optimalisasi sistem pendukung pasien;
g. Pemulangan yang aman;
h. Kualitas hidup dan kepuasan pasien

4. Elemen Manajemen Pelayanan Pasien


Dalam melaksanakan manajemen pelayanan pasien ada sejumlah hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Saat mengidentifikasi dan menyeleksi pasien harus focus pada identifikasi pasien
yang akan mendapat manfaat dari pelayanan MPP. Perlu dipertimbangkan pula
kebutuhan adanya informed consent (persetujuan pasien)
b. Asesmen dan identifikasi masalah dan kesempatan. Dimulai saat admisi maupun
selama dirawat secara intermiten sesuai kebutuhan.
c. Saat melakukan penyusunan rencana manajemen pelayanan pasien, tetapkan
sasaran intervensi dan prioritas kebutuhan pasien, termasuk kebutuhan jenis
pelayanan sesuai sumber daya yang tersedia. Atau tetapkan hasil yang diharapkan.
d. Implementasikan dan lakukan koordinasi saat pelaksaan rencana MPP.
e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan MPP, pemenuhan kebutuhan pasien dari hasil
asuhan.
f. Terminasi proses MPP bila kebutuhan pasien telah tercapai, sudah terlaksana ke
transisi pelayanan yang lebih baik.

D. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN MANAJER PELAYANAN PASIEN


1. Mendorong / memotivasi keterlibatan pasien dan keluarga
6
Peran MPP adalah mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam asuhan
pasien oleh para PPA termasuk dalam Perencanaan Pemulangan Pasien (Discharge
Planning). Pasien yang keterlibatannya rendah, umumnya kepercayaan dirinya rendah,
memposisikan dirinya pasif, kurang bertanta, sering takut takut atau pesimis terhadap
anjuran tindakan yang sebenarnya. Dibutuhkan untuk mengatasi/memperbaiki
kelainannya, kemampuannya terbatas mengatasi masalah kesehatannya, membutuhkan
banyak dukungan dari keluarga dan tentunya dari PPA.

Pasien yang aktif dengan keterlibatannya yang tinggi pada saat asuhan pasien
memiliki tingkat kemampuan mengatasi masalah kesehatan yang tinggi, lebih mandiri,
lebih proaktif tentang maslah kesehatannya, sehingga lebih focus, lebih
memperhatikan penjelasan dan petunjuk PPA.

2. Identifikasi, seleksi/skrining pasien untuk MPP

Case manager tidak menangani semua pasien yang dirawat inap di rumah sakit, untuk
itu rumah sakit menetapkan kriteria dalam skrining pasien yang mendapatkan
pelayanan dari Case manajer, kriteria tersebut adalah :
a. Usia
b. Pasien dengan fungsi kognitif rendah
c. Pasien dengan risiko tinggi
d. Potensi complain tinggi
e. Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal
f. Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL tinggi
g. Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis dimasa lalu
h. Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial seperti
terlantar, tinggal sendiri, narkoba
i. Sering masuk IGD, readmisi rumah sakit
j. Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
k. Kemungkinan sistem pembiayaan yang kompleks, adanya masalah finansial
l. Kasus yang melebihi rata-rata lama rawat
m. Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya penting/berisiko atau yang
membutuhkan kontinuitas pelayanan.

3. Pelaksanaan Asesmen oleh MPP

a. Asesmen dilakukan dengan menggunakan Formulir A untuk menggali


kebutuhan kesehatan pasien dengan mencari informasi tentang :
1) Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan/kemampuan kemandirian
7
2) Riwayat kesehatan
3) Perilaku psiko-spiritual-sosio-kultural
4) Kesehatan mental dan kognitif
5) Lingkungan dan tempat tinggal
6) Tersedianya dukungan keluarga, kemampuan merawat dari pemberi asuhan
7) Finansial
8) Status asuransi
9) Riwayat penggunaan obat alternative
10) Riwayat trauma, kekerasan
11) Pemahaman tentang kesehatan (health literacy)
12) Harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan untuk menerima perubahan.
13) Discharge Plan
14) Perencanaan lanjutan
15) Aspek legal

b. Data asesmen diperoleh melalui, antara lain :


1) Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan
2) Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermiten “ongoing”
selama dirawat
3) Komunikasi dengan DPJP dan PPA lainnya
4) Rekam medis
5) Data klaim assuransi

4. Identifikasi masalah dan Kesempatan

Kegiatan Identifikasi masalah dan kesempatan dilakukan antara lain dengan :


a. Tingkat asuhan yang tidak sesuai panduan, norma yang digunakan.
b. Overlunder utilization pelayanan dengan dasar panduan norma yang digunakan
c. Ketidakpatuhan pasien
d. Edukasi kurang memadai atau pemahamannya yang belum memadai tentang proses
penyakit, kondisi terkini, daftar obat.
e. Kurangnya dukungan keluarga
f. Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat keparahan/ komplikasi meningkat)
g. Kendala keuangan ketika keparahan/komplikasi meningkat
h. Pemulangan/ rujukan yang belum memenuhi kriteria atau sebaliknya, pemulangan/
rujukan yang ditunda

5. Perencanaan Manajer Pelayanan Pasien

MPP harus segera mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, jangka Panjang,


maupun kebutuhan berjalan/ ongoing, sehingga dapat menyusun strategi dan sasaran
8
manajemen pelayanan pasien untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dengan:
a. Memahami dan memastikan diagnosis pasien, prognosis, kebutuhan asuhan,
sasaran hasil asuhan
b. Melakukan validasi sasaran terukur dan indicator dalam kerangka waktu yang
spesifik, antara lain dalam akses ke pelayanan, asuhan dengan biaya efektif, mutu
asuhan.
c. Menentukan/ merencanakan pemberian informasi kepada pasien dan keluarga untuk
mengambil keputusan.
d. Menentukan/ merencanakan juga partisipasi pasien dan keluarga dalam asuhan,
termasuk persetujuan akan kemungkinan perubahan rencana.
e. Menyiapkan fasilitas untuk mengatasi masalah dan konflik.
f. Memfasilitasi perencanaan pemulangan pasien secara integrasi antara PPA yang
terkait
g. Memperhatikan harapan pembayar, frekuensi komunikasi, reevaluasi
perkembangan pasien, revisi sasaran jangka pendek atau panjang.
6. Monitoring Kegiatan MPP

MPP melakukan asesmen untuk menilai respon pasien terhadap pemberian/ pelaksaan
rencana asuhan

a. Memonitor intervensi yang ada relevansinya bagi rencana manajemen pelayanan


Rumah Sakit
b. Mencatat perjalanan/perkembangan kolaborasi dengan pasien, keluarga, pemberi
asuhan, tim PPA dan pemangku kepentingan lain yang terkait, sehingga dapat
dinilai respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
c. Verifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan yang memadai, dipahami
dan diterima pasien serta keluarga.
d. Pahami dan sadari akan kebutuhan revisi rencana asuhan, termasuk preferensi
perubahan, transisi pelayanan, kendala pelayanan.
e. Memonitor kemajuan pasien kea rah hasil yang diharapkan.
f. Lakukan kolaborasi dalam rangka perubahan rencana dan pelaksanaannya.

7. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi dari MPP

MPP perlu memfasilitasi koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien dengan
pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai sasaran dan memaksimalkan hasil
positif asuhan pasien.

a. Pastikan peran MPP sesuai kebijakan yang ada dan memadai baik terhadap
pelayanan pasien maupun terhadap pemangku kepentingan lain dalam rumah
sakit.
b. Membukukan jalur-jalur komunikasi dengan manajer / unit / bagian
9
c. Kembangkan dan pelihara secara proaktif pelayanan berfokus pada pasien,
membantu asuhan terintegrasi oleh PPA
d. Transisi pelayanan secara memadai sesuai kebutuhan pasien.
e. Jaga privasi pasien dalam kolaborasi
f. Gunakan mediasi dan negosiasi untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi dan
kolaborasi, termasuk mengatasi perbedaan pandangan.
g. Kordinasikan juga rencana pemulangan pasien dengan pelayanan pasca rawat.

8. Advokasi Manajer Pelayanan Pasien

MPP memberikan advokasi pada pelaksanaan pelayanan, manfaat administrasi,


pengambilan keputusan, dengan :
a. MPP menyampaikan, mendiskusikan dengan PPA dan staf lain tentang
kebutuhan pasien, kemampuannya dan sasaran pasien.
b. Memfasilitasi akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui koordinasi
dengan PPA atau pemangku kepentingan terkait
c. Meningkatkan kemandirian menentukan pilihan dan pengambilan keputusan
d. Mengenali, mencegah dan menghindari disparitas untuk mengakses mutu dan
hasil pelayanan terkait dengan ras, etnik, agama, gender, latar belakang budaya,
status pernikahan, umur, pandangan politik, disabilitas fisik-mental-kognitif.
e. Melakukan advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang
berkembang/bertambah karena perubahan kondisi.
f. Menyarankan alternative intervensi praktis yang efisien biaya.

9. Hasil Pelayanan Kegiatan Manajemen Pelayanan Pasien

MPP perlu memaksimalkan kesehatan, wellness pasien, safety, adaptasi terhadap


perubahan self care, kepuasan dan efisiensi biaya.
a. Melakukan pendokumentasian pencapaian sasaran
b. Mencatat keberhasilan, kualitas, kendala biaya-efektif dari intervensi MPP
dalam mencapai sasaran asuhan pasien.
c. Melakukan penilaian dan membuat laporan tentang dampak pelaksanaan rencana
asuhan pasien.
d. Mencatat utilisasi sesuai panduan/norma yang digunakan
e. Mencatat kepuasan pasien, keluarga dengan manajemen pelayanan pasien.

10. Terminasi Kegiatan Manajemen Pelayanan Pasien

MPP mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien dengan :


a. Identifikasi alasan pengakhiran pelaksanaan manajemen pelayanan pasien :
1) Telah tercapainya sasaran dari manajemen pelayanan pasien
2) Telah terlaksananya transisi ke fasilitas pelayanan lain
3) Pasien atau keluarga menolak manajemen pelayanan pasien
10
b. Tercapainya persetujuan pengakhiran pelaksanaan manajemen pelayanan pasien
dengan pasien maupun pemangku kepentingan lain.
c. Dilakukan Dokumentasi setiap proses pengakhiran manajemen pelayanan pasien
tersebut.

BAB IV
DOKUMENTASI

MPP mendokumentasi kegiatan-kegiatannya dalam rekam medis pasien secara benar dan
tepat waktu. Terdapat 3 formulir yang digunakan terkait MPP, yaitu :

1. Formulir Indentifikasi, skrining pasien MPP

11
Digunakan sejak pasien masuk di IGD bila ditemukan kriteria pasien yang memerlukan
pelayanan MPP. Formulir diisi oleh dokter IGD atau dr Ruangan dan diverifikasi oleh
DPJP.
2. Formulir A
Digunakan untuk identifasi pasien, asesmen untuk manajemen pelayanan pasien,
identifikasi masalah-risiko-kesempatan
3. Formulir B
Pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, fasilitasi, koordinasi,
komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, terminasi manajemen pelayanan
pasien

Lampiran :

1. Formulir Identifikasi, Seleksi / Skrining Pasien Untuk Manajemen Pelayanan


Pasien
2. Formulir Manajer Pelayanan Pasien (MPP) : A. Evaluasi Awal MPP
3. Formulir Manajer Pelayanan Pasien (MPP) : B. Catatan Implementasi MPP

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 10 Juli 2018

DIREKTUR UTAMA,

dr. HASMORO

12

You might also like