You are on page 1of 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional individu secara potimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan
perkembangan optimal individu-individu lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna, berupa
sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman, tidak
tentram, rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko
kematian, kesakitan, dan distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau delusi. Waham
atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak
cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan
biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan delusi/waham?
2. Apa saja jenis-jenis waham?
3. Bagaimana terjadinya waham?
4. Bagaimanakah ASKEP pada pasien dengan waham/delusi?
1.3 Tujuan
Dengan makalah ini, diharapkan mampu untuk:
1. Mengetahui pengertian dari delusi/waham
2. Mengetahui jenis-jenis waham
3. Mengetahui proses terjadinya waham
4. Mengetahui askep pada pasien dengan waham/delusi

BAB II
KONSEP DASAR

2.1 Pengertian Waham


1. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak
dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah
kehilangan control.
2. Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut
mungkin aneh (misal mata saya adalah komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh
hanya sangat tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang jelas
untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham
yang spesifik sering ditemukan pada skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
disorganisasi dan waham tidak sistematis .
3. Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Haber (1982) keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budayanya. Rawlin (1993) dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis (Cook and
Fontain 1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.
4. waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan
yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya, ketidak mampuan merespons
stimulus internal dan eksternal melalul proses interaksi/informasi secara akurat.
5. Seseorang yang mengliami waham berpikir bahwa la memiliki banyak kekuatan dan bakat serta tidak
merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangat terkenal. Hal ini sesuai dengan
penjelasan Vanarolls dalam Fundamental of Psychiatric Mental Health Nursing (2006:397): Grandeur:
Thinks he or she has powers and talents that are not possessed or is someone powerful or famous.
6. Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh
orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen. 1998).
7. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuaidengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat
dirubah secaralogisoleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan
control (DepKesRI,1994).

2.2 Jenis-Jenis Waham

Jenis-jenis waham antara lain,

a. Waham kebesaran
Meyakini_bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan.
Contoh: “saya titisan Bung-Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah diberbagai Negara dan bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit”.
b. Waham curiga
Meyakini bahwaada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/ mecederai dirinya, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster akan
meracuni makanan saya”.
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh: Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai pakaian putih
setiap hari agar masuk syurga.
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan.
Contoh: “Sumsum tulang saya kosong saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran,
tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang”.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggai, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang
ada di sini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia”.
f. Waham Berdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita percaya
sudah selayaknya ia di hukum berat.
g. Waham Dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau kelompok orang yang bermaksud
berbuat jahat padanya.
h. Waham Cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
i. Waham Pengaruh
Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau kekuatan.

2.3 Penyebab

Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.

2.4 Akibat

Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak
realistic, fight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang
kurang. Akibat lain yang ditimbulkan adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan biasanya
terjadi pada pasien dengan waham curiga.

2. 5 Manifestasi Klinis

1. Menolak makan
2. Tidak ada perhatian
3. Ekspresi wajah sedih/ gembira/ ketakutan.
4. Gerakan tidak terkontrol.
5. Mudah tersinggung.
6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
7. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.
8. Menghindar dari orang lain.
9. Berbicara kasar.
10. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
11. Mendominasi pembicaraan.

2.5 Proses Terjadinya Waham


1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis.Secara
fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat
terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasiyang salah. Ada juga klien yang secara social dan
ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang
sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya
pengakuan bahwa ia eksis didunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh
kembang (lifespanhistory).
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality
(kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar
lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingungan sudah banyak yang kaya,
menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang
luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya
sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh support system semuanya sangat
rendah.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesui dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi
klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap
penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa
sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adequate karena
besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi
tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang memercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa
didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran
karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan control diri dan tidak
berfungsinya norma (Super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta mengangap bahwa semua orang sama
yaitu akan memercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri diari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi
social ( isolasi sosial).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada
klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau
kebutuhan -kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk
mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa
apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi social.
Proses terjadinya waham menuerut Stuart dan Sundeen dapat dirangkum dalam pohon masalah sebagai
berikut:

Effect: RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN

Core Problem: GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM

Causa : ISOLASI SOSIAL

HARGA DIRI RENDAH KRONIS


BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN WAHAM

3.1 Pengkajian

Menurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan dasar proses keperawatan secara
menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan.
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. Isi pengkajiannya meliputi:

1. Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: Nama klien,
panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.
2. Keluhan utama / alasan masuk
Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang
telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.
3. Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah
melakukan, mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya gangguan:
 Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien.
 Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan perkembangan individu
pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
 Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang
terisolasi serta stress yang menumpuk.

2. Aspek fisik / biologis


Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan
dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
3. Aspek psikososial
 Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh.
 Konsep diri
 Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang disukai dan tidak
disukai.
 Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap status dan
posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan.
 Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan masyarakat dan kemampuan klien
dalam melaksanakan tugas tersebut.
 Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan penyakitnya.
 Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan orang lain terhadap
dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga diri
rendah.
 Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok yang diikuti
dalam masyarakat.
 Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
 Status mental
 Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, alam
perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung,
kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
 Kebutuhan persiapan pulang
 Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.
 Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan
merapikan pakaian.
 Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.
 Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
 Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum obat.
 Masalah psikososial dan lingkungan dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang
dimiliki klien.
 Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang dimiliki klien
disimpulkan dalam masalah.

4. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi psikomotor, terapi tingkah
laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu
refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar
dalam kehidupan bermasyarakat.

3.2 Diagnosis Keperawatan


Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari hasil pengkajian adalah:
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan
2. Gangguan isi pikir : Waham
3. Isolasi social
4. Harga diri rendah kronik

3.3 Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


Pasien mampu: Setelah…….x Sp 1
 Berorientasi pada pertemuan pasien  Identifikasi
realitas secara dapat memenuhi kebutuhan pasien
bertahap. kebutuhannya. yang terpenuhi
 Mampu berinteraksi  Bicara konteks
dengan orang lain realita
dang lingkungan  Latih pasien untuk
 Menggunakan obat memenuhi
dengan prinsip 6 kebuthan
benar. dasarnya.
 Masukan dalam
jadwa harian
pasien.
-

Setelah …..x Sp 2
pertemuan pasien  Evaluasi kegiatan
mampu: yang lalu (sp 1)
 Menyebutkan  Identifikasi
kegiatan yang potensi/kemampu
sudah dilakukan. an yang dimiliki.
 Mampu  Pilih dan latih
menyebutkan serta potensi atau
memilih kemampuan yang
kemampuan yang dimiliki.
dimiliki.  Masukan dalam
jadwal latihan
pasien.
Setelah …..x Sp 3
pertemuan pasien  Evaluasi kegiatan
dapat menyebutkan yang lalu (sp 1
kegiatan yang sudah dan 2)
dilakukan dan mampu  Pilih kemampuan
memilih kemampuan yang dapat
yang dimiliki. dilakukan.
 Pilih dan latih
potensi atau
kemampuan yang
dimiliki
 Masukan dalam
kegitan jadwal
klien.

Keluarga mampu: Setelah….x pertemuan Sp 1


 Mengidentifikasi keluarga mampu  Identifikasi
waham pasien mengidentifikasi masalah keluarga
 Memfasilitasi pasien masalah dan dan merawat
untuk memenuhi menjelaskan cara pasien.
kebutuhannya merawat pasien.  Jelaskan poses
 Mempertahankan terjadinya waham
program pengobatan  Jelaskan tentang
pasien secara cara merawat
optimal. pasien waham.
 Latih/stimulasi
cara merawat
 RTL
keluarga/jadwal
merawat pasien.
Setelah…..x Sp 2
pertemuan keluarga  Evaluasi kegiatan
mampu: yang lalu (sp 1)
 Menyebutkan  Latih keluarga
kegiatan yang cara merawat
sesuai dilakukan. pasien (langsung
 Mampu kepasien)
memperagakan cara  RTL keluarga
merawat pasien.

Setelah ….x Sp 3
pertemuan keluarga  Evaluasi
mampu kemampuan
mengidentifikasi keluarga (sp 2)
masalah dan mampu  Evaluasi
menjelaskan cara kemampuan
merawat pasien pasien
 RTL keluarga :
follow up,
Rujukan.

3.4 Evaluasi
1. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham
2. Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat ini
3. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham
4. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien
5. Klien menggunakan obat sesuai program
BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Ruang Rawat : Flamboyan

Tgl di Rawat : 17 September 2005

I. Identitas Klien

Insial : Tn B

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 28 tahun

Informan : Status, klien, keluarga

Tanggal pengkajian : 3 Oktober 2005

No. RM : 45738

II. Alasan Masuk

Tn. B masuk melalui instalasi gawat darurat diantar oleh keluarganya dengan keluhan karena
mengamuk di Gramedia dan berkelahi dengan tukang parkir disana dan sejak 4 hari sebelum masuk
klien suka tiap sebentar gonta ganti baju tanpa alasan yang jelas, keluar masuk rumah, emosi labil,
mengikuti kemauan sendiri, tidur malam tidak nyenyak, sering mandi tengah malam, marah-marah pada
orang lain jika kemauannya tidak dipenuhi. Berkelahi dengan orang

lain, memecahkan perabotan rumah tangga, berbicara dan senyum-senyum sendiri, terkadang menangis
tanpa sebab, keluarga kemudian mengurung klien dikamar karena klien mengamuk sampai memukul
anggota keluarga / orang lain yang ada didekatnya, karena tidak ada perubahan

± 1 hari maka keluarga membawa klien ke RS Jiwa HB. Sa’anin Padang.

III. Faktor Predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu

Masuk RS Jiwa kali ini bukanlah untuk yang pertama kalinya. Klien
mengatakan ini adalah yang kelima kalinya masuk RS Jiwa. Keluhan penyakit seperti

ini atau gangguan jiwa pada klien dirasakan lebih kurang 10 tahun yang lalu. Klien

mengatakan terakhir dirawat satu setengah tahun yang lalu pulang dengan tenang

(pengertian ada, kontak sosial baik ) dengan anjuran untuk kontrol teratur di

poliklinik atau puskesmas terdekat dan minum obat secara teratur. Klien mengatakan

sejak 1 minggu yang lalu tidak minum obat, ia yang memegang dan mengatur obatnya

serta ia sering kelupaan minumnya.

Klien telah lima kali masuk RS jiwa yaitu :

1. Rawat I pada tahun 2000

2. Rawat II pada tahun 2001

3. Rawat III pada tahun 2001

4. Rawat IV pada tahun 2004

5. Rawat V pada tahun 2005

Setiap kali masuk rumah sakit jiwa HB. Sa'anin Padang keluarga mengatakan klien datang
dengan emosi labil, suka mengamuk dan marah-marah dirumah, keluarga didekatnya dipukuli
sampai keluarga takut

2. Pengobatan sebelumnya

Klien mengatakan pergi lambat ke dokter jiwa, kedokter spesialis ataupun


ketempat praktek dan rumah sakit jiwa Prof. Dr. Hb Sa’anin Padang sampai klien
menceritakan kalau dirinya kenal dengan dokter Najmir, dr. Diana dan banyak lagi
yang disebutnya. Klien mengatakan biasanya mengambil obat ke poliklinik setiap 2
minggu sekali. Klien mengatakan juga pernah dibawa kedukun ataupun di beri
pengajian (rukiyat) dan hasilnya tidak begitu berarti.

3. Riwayat Aniaya/kekerasan

Klien mengatakan waktu kecil tidak pernah dianiaya atau mengalami kekerasan oleh
orang lain atau keluarga. Tetapi klien mengatakan setiap kemauannya tidak
terpenuhi klien suka marah-marah, melempar perabotan pada orang lain sampai
memukul keluarganya (menendang adiknya), klien juga mengatakan jika
kemauannya tidak dipenuhi maka emosinya akan meningkat dan ia tidak bisa
mengontrol emosinya tersebut. Selama dirawat klien pernah mengancam teman
sekamarnya jika tidak mau mengikuti perintahnya, ekspresi klien terlihat marah saat
mengancam, wajah tampak tegang.

MK : - Resiko tinggi mencederai orang lain/lingkungan

- Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif

4. Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan adik laki-laki ibunya pernah mengalami hal yang hampir sama,
tetapi hanya sekali mengalami kelainan jiwa kemudian dia bisa sembuh setelah
dibawa pada orang pintar

MK : Koping keluarga tidak efektif


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan ibunya sudah meninggal sejak tahun 2002. Klien


mengatakan ibunya adalah orang yang terdekat dengan dirinya dan belum
sempat membahagiakan ibunya, namun tuhan telah mengambilnya. Klien
mengatakan hal lain yang membuat dia bersedih dan menyesal sampai saat
ini adalah keinginan untuk berbuat baik dan memperhatikan adik
perempuannya. Klien mengatakan merasa bersalah telah menendang
adiknya karena disaat itu emosinya labil dan tidak tekontrol. Klien
mengatakan sering putus cinta dan ditinggal pacarnya yang kawin dengan
orang lain. Hasil observasi saat pengkajian, klien tampak bersedih saat
menceritakan pengalaman masa lalunya, klien tampak sedih saat sehari
sebelum puasa karena ingat ibunya yang telah meninggal, klien menulis
surat yang isinya penyesalan terhadap pacarnya. MK : Berduka disfungsional

IV. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda vital TD : 130 /100


mmHg N : 84 x/mnt

S : 370C

RR : 20 x/mnt

2. Ukur

TB : 165 cm

BB : 55 kg

3. Keluhan fisik

Klien mengatakan matanya sakit karena terjatuh didepan kamar, saat


observasi mata klien masih bengkak dan ada tanda lebam agak kehitaman
MK : Gangguan rasa nyaman : nyeri

V. Psikososial
1. Genogram

= Perempuan

Keterangan :

= Laki-laki

= Cerai/putus hubungan

= Orang yang tinggal 1 rumah


O

val:

= PerempuanX meninggal dunia

=X Laki-laki meninggal dunia

Klien adalah anak laki-laki dari 5 bersaudara, ia berasal dari


keluarga yang cukup berada, klien mengatakan ia tinggal bersama saudara
dan pamannya. Semenjak kecil ia diasuh oleh kedua orang tuanya dengan
penuh kasih sayang. Apapun kenginannya, keluarga selalu memenuhi, jika
tidak terpenuhi klien selalu merajuk atau marah.

Klien mengatakan bahwa keputusan dirumah diambil oleh ayahnya


termasuk keputusan untuk dirawat di RSJ, klien mengatakan pamannya
juga mengalami hal yang sama dengannya, klien mengatakan didalam
keluarga tidak terdapat diskusi untuk menyelesaikan suatu masalah,
komunikasi antara keluarga tertutup, dimana anggota keluarga tidak ada
bercerita sama lain jika ada masalah. Pengambilan keputusan dalam
keluarga oleh ayahnya tanpa didisusunkan dulu dengan anggoran keluarga
lain.Keluarga baru satu kali mengunjungi klien selama dirawat di RSJ. MK:
koping keluarga tak efektif

2. Konsep Diri

a. Citra diri

Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, tetapi yang paling


klen sukai adalah tangan kananya, karena lebih kuat

b. Indentitas diri

Klien mengatakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara. Sebelumnya bekerja di

penjahit sinar sebagai tukang membuat pola atau memakaikan kancing tetapi

yang paling cepat klien mengobras. Ia puas sebagai laki-laki

c. Peran

Klien mengatakan didalam keluarganya ia berperan sebagai anak yang sangat


menyayangi ibunya, dimasyarakat ia berperan sebagai masyarakat biasa yang

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.co.id/2016/07/asuhan-keperawatan-jiwa-waham-kebesaran.html 4/24
mengikuti aturan yang dimasyarakat. Sebelum dirawat ia bekerja

dipenjahit sinar yang saa hasilnya digunakan untuk diri sendiri

d. Ideal diri

Klien berharap cepat sembuh dan dapat bekerja kembali seperti semula,

setelah keluar ia berkeingian berziarah ke makan ibunya dan meminta

maaf pada adik perempuannya yang pernah ditendangnya.

e. Harga diri

Klien mengatakan ia merasa tak berharga, selalu menyusahkan orang lain dan
tidak mandiri dalam hal pekerjaan, klien mengatakan ia merasa tidak dihargai
oleh lingkungannya karena tidak ada yang mau mendengar apa yang ia ceritakan.
Klien tampak menunduk sambil mengurut dadanya ketika menceritakan tentang

harga dirinya.

MK: Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang paling berarti bagi dirinya adalah ibunya tapi sekarang
ibunya tak ada lagi, sehingga tidak ada seorang yang berarti bagi dirinya, sewaktu
ibunya masih hidup ia selalu menceritakan kepada ibunya dan sekarang tak ada
tempat ia bercerita lagi, klien mengatakan
dulu ia sering ikut kegiatan di
masyarakatnya, temannya banyak, selama dirawat di RSJ hubungan klien dengan
teman-temannya baik dan ikut serta membantu temannya bila ada kegiatan gotong
royong.
MK : -
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinannya

Menurut klien semua yang ada dibumi, dilangit adalah musik, sang
pencipta. Demikian juga dengan dirinya. Setiap yang terjadi adalah
kehendak Tuhan termasuk yang didalamnya sekarang

b. Kegiatan ibadah
Klien tahu dengan kewajibannya yaitu sholat tetapi ada dikerjakan dan
terkadang ditinggalkannya. Dilihat dari ceritanya, klien sepertinya
seorang yang tahu dengan ajaran agama menurut cerita klien dia dulu
sering mendapat juara sholat jenazah, lomba azan dll. Klien bisa menulis
ayat kursi dan sering membaca ayat-ayat pendek

MK : -

VI. Status Mental

1. Penampilan

Klien penampilan rapi, dengan baju yang selalu dimasukkan kedalam


celana, memakai ikat pinggang, rambut rapi selalu disisir, baju selalu
diganti. Klien
mengatakan selalu mandi pagi, kemarin baru potong kuku kecuali jempol

karena menurut klien tukang jahit harus panjang jempolnya biar mudah

menjahit Mk : -

2. Pembicaraan

Klien mengatakan kalau dirinya terlalu banyak bicara dan terlalu cepat, ia
susah mengatur percakapannya. Saat berbicara klien cepat, cadel,
pembicaraan sering terputus, bila berbicara topiknya selalu berubah-ubah
dari satu topik ke topik yang lain.

MK : Gangguan komunikasi verbal

3. Aktifitas Motorik

Klien dapat beraktivitas dengan baik, seperti membersihkan ruangan setiap

pagi klien adalah salah satu pasien yang bisa diharapkan untuk bekerja. MK

:-

4. Alam Perasaan

Pada saat ditanyakan klien kenapa murung pada hari Selasa tanggal 4

Oktober 2005 klien mengatakan dia sedih mengingat ibunya yang sudah

meninggal dan besok adalah puasa pertama, dia tak bisa berkumpul dengan

keluarga. Klien juga menunjukkan sebuah surat yang isinya berupa

penyesalan terhadap pacarnya MK : Berduka disfungsional

5. Afek

Saat diwawancarai dan menceritakan masalahnya baik pengalaman yang

menyenangkan maupun yang menyedihkan respon yang diperhatikan klien

sesuai dengan stimulus ketika ditanya klien dapat menjawab dengan serius.

MK : -
6. Interaksi selama wawancara

Selama interaksi kontak mata klien bagus, klien cukup kooperatif.

Walaupun terkadang klien memunculkan sifat defensifnya ia mengatakan

dirinya seorang yang pintar dan hebat, dia yang membuat bom molotof. MK

: Gangguan komunikasi verbal

7. Persepsi

Klien mengatakan bahwa ia tidak mendengar suara-suara atau melihat bayangan.

MK : -

8. Proses Pikir

Klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, terkadang dalam pembicaraan klien
suka berbelit-belit tapi sampai pada tujuan (sirkum stansial), tetapi ini hanya kadang-

kadang tidak sering dilakukan.

MK : -

9. Isi Pikir

Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa dia hebat dan pintar, klien
mengatakan dia bisa memerintahkan orang ditempat kerjanya, klien
mengatakan dia yang merakit bom molotof, klien juga mengatakan dia
kuliah di AIM, klien juga mengatakan dia lulusan universitas di New York,
klien mengatakan bisa membuat lampu dengan sekali tepuk. Klien tampak
membanggakan diri sambil membusungkan dadanya ketika bercerita bahwa
dia yang membuat bom molotof, semua yang dikatakan klien diulang
berkali-kali ( 2 –3 kali perhari ), klien mengatakan hal yang berbeda dengan
kenyataan secara berulang-ulang, klien sulit diorientasi ke realita, kalau
bercerita klien sering menguji orang lain kemudian mengatakan orang lain
bodoh dengan rawut wajah meremehkan orang lain.

MK : Gangguan isi pikir : waham kebesaran

10. Tingkat Kesadaran

Klien mengatakan bahwa ia sekarang berada di RS Jiwa Gadut diantar oleh


keluarganya karena suka mengamuk dan muntah-muntah dirumah, suka
memecahkan perabotan. Klien dapat menyebutkan tanggal, hari dan bulan
serta tahun pada saat dilakukan pengkajian.

MK : -

11. Memori

- Klien dapat mengingat kejadian sewaktu 6 bulan yang lalu ketika


merantau keperawang dan berdagang disana (kedai kelontong), klien
dapat mengingat kejadian-kejadian sebelum dibawa kerumah sakit jiwa
dan ketika dibawa kerumah sakit jiwa (diikat dan disuntik).
- Klien dapat mengingat nama perawat, klien dapat menceritakan
kehidupan klien sebelum masuk RS Jiwa klien merantau ke Batam,
perawang dan Jakarta

MK : -

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berkonsentrasi dengan apa yang sedang ia lakukan, kemampuan


berhitung sederhana seperti 3 x 3, 5 + 4, dan lain-lain.

MK : -

13. Kemampuan penilaian

Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana seperti saat ia muntah


dikamar dia tahu harus membersihkan ruangan tersebut walaupun perlu
diarahkan

MK : -

14. Daya Tilik Diri


Klien mengatakan dirinya tidak sakit, hanya dia tidak bsa mengontrol dirinya kalau

sedang emosi labil.

MK : -

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Kemampuan klien mampu memenuhi/menyediakan kebutuhan

Klien mampu memilih pakaian yang tepat dan menyimpan pakaian setelah
dicuci klien rapi dalam penampilan, bersih tidak acak-acakan.

2. Kegiatan Hidup Sehari-


hari a. Perawatan diri

Pada saat pengkajian (setiap pagi) klien tampak habis mandi, gigi
terlihat bersih klien mengatakan ia mandi 2-3 x sehari, pagi dan sore
kadang-kadang siang hari jika klien merasa gerah. Klien dapa
menyebutkan peralatan mandi yang ia gunakan seperti sabun, odol dan
sikat gigi dan handuk, klien juga mampu merapikan diri sesudah mandi
seperti menyisir rambutnya

b. Nutrisi

Frekuensi makan klien 3x/sehari yang ditambah dengan snack yang


disediakan oleh pihak RS. Menu makan terdiri dari nasi, lauk dan
sayuran serta buah yang bervariasi sesuai dengan yang disediakan dan
RS porsi makan habis, klien makan menggunakan tangan bersama klien
di meja makan

c. BAB dan BAK

Klien BAB 1-2 sehari, konsistensi lunak, BAK + 5x/sehari, klien mampu
menggunakan kamar mandi, BAB dan BAK

d. Tidur
Klien mengatakan ia tidur jam 10 atau 11 malam dna bangun pagi dalam keadaan segar

jam 5 Subuh, klien mengatakan ia jarang tidur siang. Sebelum tidur biasanya klien

mengisi waktunya dengan menonton TV, klien mengatakan ia tidur nyenyak dan sekali-

kali berminpi, tapi bukan mimpi menakutkan.

3. Kemampuan Klien

Klien mengatakan Di RS Jiwa ini klien teratur minum obat karena selalu
dikontrol oleh perawat, namun kalau dirumah klien tidak teratur minum
obat karena kelupaan, klien sendiri yang memegang dan mengetahui
obatnya

4. Klien mempunyai sistem pendukung

Klien mengatakan ia sangat senang, jika ada peluangnya yang datang, ia


merasa ini menunjukkan ia masih disayang keluarganya

5. Apakah klien menikmati pekerjaan/hobi

Klien mengatakan sebelum di rawat ia bekerja sebagai pedagang kelontong sewaktu


dirantau dan ketika kembali ke rumahnya ia ikut bekerja sebagai penjahit
dan pada usaha yang dimiliki oleh keluargnya. Namun klien mengatatakan
lebih senang berdagang daripada menjahit yang membuatnya cepat bersih.

VIII. Mekanisme Koping

Klien mengatakan jika ada masalah dia tidak bisa tenang, suka bicara sendiri, mondar-

mandir dan marah-marah pada orang lain Klien mengatakan. sulit untuk mengontrol

diri, kadang-kadang sampai memukul orang lain, Klien mengatakan suka sakit kepala

jika keinginannya tidak dipenuhi keluarga, dada terasa sesak dan sakit. Klien terlihat

marah-marah dengan teman sekamarnya, klien tampak mengomel ketika gotong royong

bila ada temannya yang tidak mau bekerja.

MK : Koping individu tidak efektif

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

 Masalah dengan dukungan kelompok

Klien mengatakan sekarang temannya tidak ada, apalagi sejak ia masuk RSJ, temannya tidak
ada satupun yang menjenguknya, sampai klien mengatakan “teman itu adanya disaat senang-
senang, dikala susah tidak ada seorangpun yang memperdulikannya”

 Masalah dengan Lingkungan

Klien mengatakan lingkungannya biasa saja, orang-orang disekelilingnya


dapat menerima kondisinya jika klien tenang,

 Masalah dengan Pekerjaan

Klien ingin cepat pulang agar bisa membelikan adiknya sebuah printer, klien
ingin berdagang karena hal tersebut tidak membosankan

 Masalah dengan Perumahan

Klien ingin segera berkumpul dengan keluarga yang ada dijalan damar,
klien mengatakan disana dia bisa membantu menjahit

 Masalah dengan dukungan Yankes


Klien mengatakan kalau klien pulang dia akan rajin minum obat dan akan
rajin kontrol ke poliklinik RSJ

X. Pengetahuan

Klien mengatakan ia tidak mengetahui tentang penyakitnya, tidak tahu apa itu
waham, klien mengatakan ia hanya tahu kalau penyakitnya itu muncul dan ia
tidak mampu mengontrol emosinya, Klien mengatakan bahwa waham itu
adalah melihat bayangan dan mendengar suara. Klien tampak terdiam dan
bingung saat ditanya tentang apa itu waham. Klien menjawab salah ketika
ditanya apa itu waham.

MK : Kurang pengetahuan

XI. Aspek Medis

Diagnosa Medis : Schizofrenia Paranoid

Pengobatan : Stelazine 3 x 5 mg

Clorpromazine (CPZ) 1 x 100 mg

Haloperidol (HLP) 3 x 1,5 mg

Bamgetol 3 x 200 mg

XII. ANALISA DATA

No Data Masalah

1 DS :
Klien mengatakan setiap kemauannya
- tidak Resiko mencederai orang
terpenuhi, klien suka marah-marah,
melempar lain/lingkungan
perabotan pada orang lain sampai
memukul
keluarganya ( menendang adiknya)

- Klien mengatakan jika kemauannya tidak


dipenuhi maka emosinya akan meningkat
dan ia tidak bisa mengontrol emosinya
tersebut

DO :

- Klien mengancam teman sekamarnya jika


tidak mau mengikuti perintahnya
- Ekspresi klien terlihat marah saat mengancam

- wajah tampak tegang

2 DS :

Gangguan isi
- Klien mengatakan dia hebat dan pintar pikir :
Klien mengatakan dia bisa memerintah Waham
- orang kebesaran
di tempat kerjanya

- Klien mengatakan dia yang merakit Bom


molotof
- Klien mengatakan dirinya tamat kuliah di AIM

- Klien mengatakan dia lulusan universitas


di New York
- Klien mengatakan bisa membuat lampu
dengan sekali tepuk

DO :

- Klien mengatakan hal yang berbeda dengan

kenyataan secara berulang-ulang

- Klien sulit di orientasi ke realita

- Klien tampak membanggakan diri sambil


membusungkan dada ketika bercerita bahwa dia

yang membuat bom molotof

- Semua yang dikatakan klien diulang berkali-


kali ( 2 – 3 x perhari )
- Kalau bercerita klien sering menguji orang
lain
dan mengatakan orang lain bodoh dengan
wajah
meremehkan orang lain

3 DS :
Klien mengatakan kalau dirinya terlalu
- banyak Gangguan komunikasi verbal
bicara dan terlalu cepat
- Klien mengatakan susah mengatur
percakapannya

DO :
- Klien berbicara cepat, cadel
- Pembicaraan sering terputus
- Bila berbicara topik selalu berubah — ubah
dari
satu topic ketopik yang lain

4 DS :
- Klien mengatakan ia merasa tidak berharga Gangguan konsep diri : HDR

- Klien mengatakan ia selalu menyusahkan orang lain


dan tidak mandiri dalam hal pekerjaan

- Klien mengatakan ia merasa tidak dihargai


oleh lingkungannya karena tidak ada yang
mau mendengar apa yang ia ceritakan

DO :
- Klien tampak menunduk sambil mengurut
dada
ketika menceritakan tentang harga dirinya

5 DS :
- Klien mengatakan jika ada masalah dia tidak Koping individu tidak efektif
bisa tenang, bicara sendiri, marah-marah
pada
orang lain
- Klien mengatakan suka sakit kepala jika
keinginannya tidak dipenuhi keluarga,
dada
terasa sesak dan sakit
- Klien mengatakan sulit mengontrol diri

DO :
- Klien terlihat marah ketika berbicara dengan
teman sekamarnya
Klien tampak mengomel ketika gotong
- royong
bila ada temannya yang tidak mau berkerja

6 DS :
- Klien mengatakan ini adalah yang kelima Penatalaksanaan regimen
terapeutik tidak
kalinya masuk RS Jiwa efektif

- Klien mengatakan dirumah ia yang memegang


dan mengatur obatnya dan ia sering kelupaan

minumnya

- Klien mengatakan waktu dirumah ±1 minggu

tidak minum obat

DO :

- Klien dirawat untuk kelima kalinya

7 DS :
Klien mengatakan ibunya sudah meninggal Berduka
- disfungsional
sejak tahun 2002 dulu
Klien mengatakan dia sedih mengingat
- ibunya
yang telah meninggal dan besok adalah puasa
pertama, dia tidak bisa berkumpul dengan
keluarga.
- Klien mengatakan sering putus cinta dan
ditinggal pacarnya yang kawin dengan orang
lain
- Klien mengatakan ibunya adalah orang yang
terdekat dengan dirinya dan belum sempat
membahagiakan ibunya dan tuhan telah
mengambil ibunya
- Klien mengatakan merasa bersalah telah
menendang adiknya

DO :
- Klien tampak sedih saat menceritakan
pengalaman masa lalu
- Klien membuat surat yang isinya penyesalan
terhadap pacarnya
8 DS :
Klien mengatakan bahwa keputusan dirumah Koping keluarga tidak
- efektif
diambil oleh ayahnya termasuk keputusan untuk
dirawat di RSJ
- Klien mengatakan pamannya juga mengalami
hal yang sama dengannya
- Klien mengatakan didalam keluarga tidak
terdapat diskusi untuk menyelesaikan suatu
masalah

DO :
- Keluarga baru satu kali mengunjungi klien
selama dirawat di RSJ

9 DS :
- Klien mengatakan ia tidak tahu tentang Kurang pengetahuan
penyakitnya, tidak tahu apa itu waham
- Klien mengatakan ia hanya tahu kalau
penyakitnya itu muncul ia tidak mampu
mengontrol emosinya
- Klien mengatakan bahwa waham itu adalah
melihat bayangan dan mendengar suara

DO :
- Klien tampak terdiam dan bingung ketika
ditanya apa itu waham
- Klien menjawab salah pertanyaan perawat
tentang waham

Daftar Masalah Keperawatan

1. Resiko mencederai orang lain/lingkungan

2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran

3. Gangguan komunikasi verbal

4. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

5. Koping individu tidak efektif

6. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif

7. Berduka disfungsional

8. Koping keluarga tidak efektif

9. Kurang pengetahuan
POHON MASALAH

Resiko mencederai

orang lain/lingkungan

Ggn komunikasi Perubahan isi pikir :

verbal waham kebesaran


Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Koping individu efekti Kuran pengetahua


tidak f g n

Berduka Penatalaksanaan
disfungsional regimen
terapeutik tidak efektif

Koping keluarga tidak efektif

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan b.d waham kebesaran

2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran b.d harga diri rendah


3. Gangguan konsep diri : HDR b.d koping individu tidak efektif

4. Koping individu tidak efektif b.d. berduka disfungsional

5. Koping individu tidak efektif b.d. kurangnya pengetahuan


6. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif b.d. koping keluarga tidak efektif

7. Perubahan isi pikir : waham kebesaran b.d. penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif

8. Gangguan komunikasi verbal b.d. waham kebesaran.


CATATAN PERKEMBANGAN

Inisial Klien : Tn. B


Umur : 28 tahun
Ruanga
n : Flamboyan
No.Mr : 45738

No.
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx

Dx.1 Senin, 1. Membina hubungan saling percaya S :


antara perawat dan
klien
Tik 1 3 Oktober 05 - “Selamat pagi bu”
- Menyapa klien dengan ramah
baik
jam 09.00 Wib- nama saya :BS”
verbal maupun non
verbal O
09.55 Wib “ Selamat pagi” sambil :
tersenyum”
Memperkenalka
- n diri dengan - Klien menatap
sopan “Nama saya Y, saya perawat dan
mahasiswa PSIK yang akan menjabat tangan
perawat kontak
bertugas disini selama 1 minggu, mata
nama Tn sapa ? (klien berada di (+) selama interaksi
balik teralis sambil berjabat A
tangan :
dengan jlien jaraknya + 75 cm) - Klien menunjukkan
penerimaan
- Menjelaskan tujuan berinteraksi terhadap
“Tn B karena saya disini + 1
minggu kedatangan perawat
sekaran
jadi kita g sampai P :
seterusnya bisa ngobrol-ngobrol
Tn. - Lanjutkan ke tujuan
khusus 2 Dx.
B” Tidak apa-apa khan ? kita 1
ngobrol usah lama-lama buat
hari
ini. Gimana, Tn B bersedia
ngobrol
dengan saya hari ini ? Jadi kalau
Tn. B ataupun teman lainnya
butuh
bantuan
saya,saya akan berusaha
membantu, saya setiap paginya
ada
disini sampai jam 2”
Konta
- k mata (+) selama
berinteraksi
- Menerima klien apa
adanya
- Menunjukkan sikap perhatian
memperhatika
pada klien dan n
kebutuhan klien

Dx.1 Selasa 2. Membantu klien mengenal waham S :


- Mengucapkan salam terapeutik.”
Tik 2 4 Oktober 05 - Membalas salam “
Selamat pagi
B”
jam 10.00Wib- Pagi juga Y”
- Membicarakan kontrak yang
10.30
Wib kemaren “B’, sesuai janji Y - Klien mengatakan
kemarin
kalau Y tanya dan cerita dan waha
cerita- m itu yang
suar
cerita sama B tentang waham, B’ dengar a dan
nanti dengar Ya biar B
tau” seperti lihat
bayangan
“iya”, pernahkah dengar atau
tahu
kan Y?”
mengenai
waham”
“pernah, waham itu delusikan ?”
yang ada lihat bayangan atau
suara O:
yang kita dengar”
- Klien terus
“Iya bukan itu ! waham artinya
mendengar dan
Keyakinan seseorang yang tidak
sesuai dengan kenyataan”. memperhatika
Waham n yang
itu ada waham agama., waham dijelaskan
kebesaran, waham somatik,
waham
- Kontak mata (+)
nihilistik, waham curiga
“B, waham itu bisa disebabkan
banyak faktor, bisa
karena A:
psikososial mungkin
karena - Klien telah mengenal
waha
hubungan dengan lingkungan, m
biologis karena memang otaknya
yang ada kelainan, genetik itu
jika
ada anggota keluarga P:
kemungkinan
besar keluarga lainnya juga bisa - Intervensi
dapat dilanjutkan ke tujuan
“Ngerti khan B ? ”kalau tandanya khusu
s selanjutnya
kaya yang B’ bilang tadi,
gejalanya
(Tik 3)
bisa banyak bicara, menghindari
orang lain, mudah tersinggung
tak
bisa membedakan yang nyata, isi
pembicaraan tidak sesuai

Klien menolak interaksi hari


Dx.1 Rabu ini
dengan alasan malas.
Tik 3 5 Oktober 05
Jam 11.00-
11.30
Wib

Dx 1 Kamis 3. Membantu klien mengenal cara S:


mengontrol waham
Tik 3 6 Oktober 05 - Membalas salam
- Mengucapkan salam terapeutik
Jam 11.00- “Siang juga Y”
“Selamat Siang B”
11.30 Iya, Y, kita
Wib - Mengingatkan kontrak” siang B - ngobrol
“B’ masih ingat yang kita tentang wahamkan
bicarakan ?”
kemaren kan?” - Iya Y, kemarenkan B
- Mengkaji cara klien mengatasi yang buat
bom
waham katanya kemaren B bisa
buat buka
- Y n tidak
bom, B yang pintar sendiri, terus
gimana tuch…. Apa yang B B’
lakukan percaya sama . B’
kan dulu suka
?” belajar
- Memberi reinforcement karena
kimia ST…. saat tahu
mau mengungkapkan perasaan masalah merakit
bom
- Membuat kontrak untuk besok”
“B, Y tahu B pintar, tapi apa yang
Y
bilang, kita tidak boleh O:
membicarakan yang tidak sesuai - Klien terdiam
dengan yang sesungguhnya B’ mendengarka
n apa
ingatkan….” yan
“B Besok kita masih ngobrol g dijelaskan dan
tentang
masalah B ini ya… tertunduk
terimakasih ya sudah mau cerita
sama Y, berarti B mau berbagi
A:
keluhan dengan Y, besok ya kita
- Klien mengenal
bahas lagi
mengontrol waham

P:
- Intervensi

dilanjutkan masih
TIK
3

Dx 1 Jum’at - Mengingatkan kontrak S:


- Mengucapkan salam terapeutik “
Tik 3 7 Oktober 05 - “hallo juga sie….
“Hallo B, gimana keadaan hari
ini….? Sarapa
08.00-09.00 n tadi abis
Sarapan abis tadi pagi ? tidurnya
tidurny
a nyenyak ga
nyenyak khan ? kemaren kita janji
nyambung lagi khan ada ???????
“jadi B sudah pikir apa yang harus
B - Iya, B bisa menjahit
lakukan yan
ini celana g B
- Mengkaji lagi cara mengatasi pakai yan
B g jahit
waham…
“B mengerti kan kalau waham itu
kita rapi kan, ada kantong
harus sesuai dengan kenyataan apa didalam biar orang ga
yang kita lakukan. Kalau ada
pikiran tau
Y….”
seperti itu, B harus ingat itu tidak
boleh, karena memang itu tidak
ada…B
kan masih punya kemampuan lain
kan O:
?” - Klien terdiam
- Memberi motivasi untuk berfikir dan
meningkatkan kemampuan jahitan
B menganggukka
n
“rapi….
kepala klien
Kemampuan B itu kan bagus bisa
menghasilkan sesuatu yang
berguna, tersenyum setelah
diberi
karya B dipakai orang, B harus pujian
bangga.”
- Memberi reinforcement (+)
“sekarang B mengerti, B banyak A:
yang
bisa dibanggakan, teruskan saja ya - Klien dapat
besok pekerjaannya kalau Sudah mengontrol
pulang.” wahamnya
P
:
- Lanjutkan atau beri
inforcement (+),
lanjutka
n intervensi
lai
n

Dx 1 Senin, - Menyapa klien dengan ramah baik S:


verbal dan non verbal. “klien mengatakan
10 Oktober 05 klien
“ Pagi, B…” dengan senyum ramah cemas dengan
09.00-09.20 prosedur
“gimana kabar B ?
- Mengingatkan kontrak ECT yang akan
“B, seperti janji kita hari jumat dilakukan”
kemarin, kita ngobrol lagi ya ?”
- Menanyakan keluhan (here & now) O
:
“gimana perasaan B hari ini? “ Klien tampak tegang
dan
(Interaksi tidak dilanjutkan karena
hari ini klien melaksanakan
prosedur takut.
ECT)
- Membuat kontrak untuk besok
“Ya, udah sekarang B di ECT dulu,
A:
tapi besok B jam 10.00 WIB ikut Y
ya. Interven
si tidak dapat
Y besok mau ujian mau kasih
penyuluhan tentang pemberian
obat dilanjutkan karena
untuk b. Besok ada dosen Y, juga kondisi klien tidak
sama ibuk E… . B tenang aja ya.
memungkinkan untuk
Jangan cemas.”
pelaksanaan TUK 5.
- Terminasi untuk sementara
Berjabat tangan untuk mengakhiri
pembicaraan. P:
Interven
si dilanjutkan
besok
.

Dx 1 Selasa, - Membuka interaksi dengan klien S:


Memberi salam menjawa
Tik 5 11 Oktober 05 Klien b salam
Memperkenalkan dosen
10.00-10.35 perawat
Membuat kontrak waktu
Klien dapat
Menjelaskan interaksi menyatakan
Mendiskusikan keluhan nama obat yang
digunakan, efek
- Mendiskusikan dan menggali samping
pengetahuan klien tentang : obat dan cara
mengatasi
Jenis obat yang digunakan ESO, prinsip 5 benar
dan
Manfaat obat yang digunakan
akiba
Menjelaskan efek samping obat t dari
Menjelaskan cara mengatasi efek menghentikan obat
samping obat secara
mendadak.
Menjelaskan akibat penghentian
obat
secara mendadak
O
- Memberikan reinforcement (+) :
terhadap jawaban klien. Kontak mata klien (+)
- Menyimpulkan dan menanyakan Klien berjabat tangan
keluhan setelah minum obat.
perawat dan dosen
- Mendiskusikan dan menjelaskan dapa
Klien t menjawab
prinsip 5 benar.
pertanyaan yang
diajukan
perawat.
A:
Klien mampu
menguasai
materi pemberian obat
P:
Intervens
i dilanjutkan
dengan
evaluasi TIK
sebelumnya.

Dx 1 Rabu, - Membuka interaksi dengan klien S:


Memberi salam menjawa
12 Oktober 05 Klien b salam
Mengingatkan kontrak
09.00-09.25 perawat
Menjelaskan interaksi
Klien mengatakan
Mendiskusikan keluhan klien
“Jadi, bagaimana kondisi B hari ini
? ingin pulang karena di
B sekarang punya keinginan apa?” bangsal seperti
- Mengakhiri interaksi dipenjara
.
“Ya sudah kalau B mau istirahat ga Klien mengatakan
tidak
apa-apa?
- Membuat kontrak untuk interaksi mau diwawancarai,
karen klie
besok a n merasa
bosan dan mau
istirahat
karen
a baru di ECT
untuk yang
kedua
O:
Klien tampak malas
Klien tampak ingin
sendiri untuk hari ini
A:
Intervens
i tidak dapat
dilanjutkan karena
kondisi klien yang
tidak
ingin diganggu.
P:
Intervens
i dilanjutkan
besok
.

Dx 1 Kamis, (Evaluasi cara mengontrol waham) S:


- Menyapa klien denagn ramah menjawa
13 Oktober 05 Klien b salam
- Mengingatkan kontrak
11.00-11.30 perawat
- Menanyakan keluhan
Klien mengatakan
- Mengevaluasi pengenalan waham
kondisiny
terhadap klien setelah dikenalkan a baik-baik
waham itu apa ? saja
- Pembagian waham
Klien mengatakan
Waham agama
waham itu adalah
Waham keberasan
gangguan
/ keyakinan
Waham somatic
waha
Waham nilistik dimana m itu
- Membuat kontrak untuk
berinteraksi berbeda dengan
selanjutnya kenyataan dan
dilakukan
- Mengakhiri interaksi dengan klien
berulang.
O:
Klien berjabat tangan
dengan
perawat
Klien mampu
menjawab
pertanyaa
n yang
diberikan
perawat
A:
Klie dapa
n t mengulang
topik yang telah
didiskusika
n
P:
intervensi dilanjutkan

Dx 1 Jumat, - Membuka interaksi dengan klien S:


Memberi salam Klie
14 Oktober 05 n menjawab salam
Mengingatkan kontrak
12.00-12.45 perawat
Menjelaskan tujuan interaksi
Klie
- Mendiskusikan cara mengontrol n mengatakan cara
mengontro
waham l waham
dengan
- Mendiskusikan kegiatan yang akan mengaji, sholat,
dilakukan setelah kembali kerumah
nonton, baca Koran
- Membuat kontrak untuk
berinteraksi Klie
n mengatakan
selanjutnya
kegiatannya kalau
- Mengakhiri interaksi dengan klien sudah
kembali kerumah
klien
akan
bekerja
O:
Klie
n tampak serius
membicarakan topik
ini
A:
mampu untuk
Klie
n
mengulang bagaimana
cara mengontrol
waham
P:
Intervensi dilanjutkan
untuk TIK selanjutnya.
BAB V
PENUTUP

You might also like