You are on page 1of 61

desiarianti22

MENU

SKIP TO CONTENT

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. N G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 11-12 MINGGU
DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI PAINAN PADA TANGGAL26 –
27 JANUARI 2015

FEBRUARY 19, 2015 LEAVE A COMMENT

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan Angka kematian ibu menjadi
102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari seluruh pihak baik
pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan
rawannya derajat kesehatan ibu. Angka kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyabab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
(tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas
tanpa memperhitungkan lama kehamilam per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas,2013).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012-2013, angka kematian ibu
(yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga.

Berdasarkan survei kedokteran tahun 2012, Angka kematian Sumatera Barat masih 212 per 100.000
kelahiran hidup. Sementara sesuai target MDGs Angka kematian ibu harus diturunkan sampai 102 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka kematian bayi sampai 23 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Sumbar,
2012).
Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (27%), pre-eklampsia atau
eklampsia (23%) kemudian infeksi (11%), abortus (5%), komplikasi puerperium (5%), trauma obstetrik
(5%), emboli obtetrik (5%), partus lama (5%) dan lain-lain (11%) (Riskesdas,2013).

Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia
kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus (WIknjosastro,2010).

Diwilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan
setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat abortus
tidak aman di wilayah Asia Tenggara di perkirakan antara satu sampai 250, Negara maju hanya satu dari
3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah abortus di Indonesia masih cukup tinggi
( Lusa, 2012).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010).
Macam abortus ada 4 yaitu abortus spontan, abortus infeksiosa, Missed Abortion, dan abortus
habitualis. Abortus spontan sendiri meliputi abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkomplit, dan
abortus komplit (Wiknjosastro,2010)

Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Terjadi ketika plasenta tidak dikeluarkan bersama janin
pada saat terjadi aborsi (Varney, 2007). Komplikasi abortus jika tidak ditangani dapat terjadi perdarahan,
perforasi, infeksi dan syok. Bila terjadi perdarahan yang hebat akibat abortus inkomplit dianjurkan segera
melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya
kontraksi uterus segera dikeluarkan. Kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa
berhenti. Selanjutnya dilakukan tindakan kuretase.

Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal Januari 2015.
Tujuan Khusus

Mampu melakukan pengkajian ibu hamil “N” G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus
Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.

Mampu menganalisa dan menginterpretasikan untuk menentukan diagnosa aktual pada ibu hamil “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.

Mampu mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa/ masalah potensial pada ibu hamil “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.

Mampu melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada ibu hamil “N” G2P1A0H1 usia kehamilan 11-
12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati Painan Tanggal 26-27 Januari
2015.

Mampu mengintervensikan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada ibu hamil “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.

Mampu mengimplementasikan secara langsung dari rencana tindakan yang telah disusun pada ibu hamil
“N” G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata
Hati Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.

Mampu mengevaluasi efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil “N” G2P1A0H1 usia
kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati Painan Tanggal
26-27 Januari 2015.

Manfaat Penulisan

Bagi penulis

Penulisan studi kasus ini berguna untuk menambah dan meningkatkan kompetensi penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkomplit.

Bagi institusi pendidikan

Penulis berharap bahwa studi kasus ini dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan
perbandingan untuk studi kasus selanjutnya di perpustakaan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.

Bagi Institusi Pelayanan


Dapat dijadikan perbandingan sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat untuk pasien pada kasus
kehamilan dengan Abortus Inkomplit.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Kehamilan

Definisi

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Wiknjosastro,2010).

Menurut Wulanda (2011) kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga
merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa
terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi.
Banyak hal dan banyak organ yang terlibat selama proses kehamilan. Sedangkan menurut Manuaba
(2012) proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

Pembagian Kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2010) kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu :

Triwulan I : kehamilan antara 0-12 minggu.

Triwulan II : kehamilan antara 13-27 minggu.

Triwulan III : kehamilan antara 28-40 minggu.


Macam-macam kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi 2, yaitu :

Kehamilan fisiologi

Merupakan masa kehamilan dimulai hasil dari konsepsi sampai lahirnya janin tanpa adaya komplikasi
maupun kelainan yang berhubungan langsung dengan kehamilan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin,2006).

Kehamilan patologi

Menurut Suparyanto (2011), Patologi kehamilan adalah penyulit atau komplikasi yang menyertai ibu saat
hamil. Komplikasi yang berhubungan dalam kehamilan yaitu

Hyperemesis gravidarum

Mola hidatidosa

Kelainan lamanya kehamilan

Kehamilan ganda

Kelainan air ketuban

Abortus

Kehamilan ektopik terganggu

Hipertensi dan pre eklampsia atau eklampsia

Tanda Bahaya Kehamilan

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi
patologi (Kusmiyati,2008). Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis
adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin
terjadi selama hamil muda.
Menurut Cibermed (2006) kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada
trimester pertama kehamilan yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat
rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Menurut Manuaba (2008) gawat darurat pada hamil muda
antara lain terjadi hyperemesis gravidarum, abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.

Menurut Salmah (2006) yang perlu diketahui pasien dan keluarga untuk mengenal tanda bahaya
kehamilan pada trimester 1 dan 2 yaitu perdarahan yang keluar dari jalan lahir, hiperemesis, preeklamsi
dan eklamsia, ketuban pecah dini, dan gerakan janin yang tidak dirasakan. Adapun salah satu tanda
bahaya yang penulis uraikan di sini adalah perdarahan yang keluar dari jalan lahir, yang bisa terjadi
pada trimester 1 dan 2 kehamilan dapat dibedakan menjadi: abortus imminens, abortus insipien,
abortus inkomplit, abortus komplit, abortus infeksius, missed abortion.

Abortus

Pengertian

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
(Wiknjosastro,2010).

Macam-Macam Abortus

Abortus Spontan

Adalah terminasi kehamilan sebelum periode viabilitas janin atau sebelum gestasi minggu ke 20 atau
berat badan 500 gram (Varney, 2007).

Abortus spontan dibagi menjadi:

Abortus Imminens
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu
kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin,
2006).

Abortus Insipiens

Ialah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi servik
uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. (Varney, 2007).

Abortus Inkompletus

Ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Terjadi ketika plasenta tidak dikeluarkan bersama janin pada saat terjadi aborsi
(Varney, 2007).

Abortus Kompletus

Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri
(Saifuddin, 2006).

Abortus Infeksiosa

Adalah abortus yang diserta komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau toksin kedalam sirkulasi
dan kavum peritoneum dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau peritonitis. Atau disebut juga
abortus yang disertai infeksi pada genetalia sedang (Wiknjosastro, 2010).

Missed Abortion (Retensi Janin Mati)

Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8
minggu atau lebih. Kematian janin berusia 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8
minggu atau lebih (Wiknjosastro,2010)

Abortus Habitualis

Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut (Manuaba, 2012).
Abortus Inkomplit

Pengertian

Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus
dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum
uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum, perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa
banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site
masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus (Saifuddin, 2010).

Etiologi

Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai
berikut :

Faktor pertumbuhan hasil konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang
menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena:

Kelainan kromosom

Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi dan kemungkinan pula
kelainan kromosom seks (Wiknjosastro, 2008).

Lingkungan kurang sempurna

Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga pemberian zat-
zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.

Pengaruh dari luar

Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan
hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen (Wiknjosastro, 2010).
Kelainan pada placenta

Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan
muda misalnya karena hipertensi menahun. (Sarwono, 2008) Gangguan pembuluh darah placenta, di
antaranya pada DM (Manuaba, 2010).

Penyakit ibu

Penyakit mendadak seperti tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan
abortus toxic, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, toksoplasmosis juga dapat
menyebabkan abortus walaupun lebih jarang (Sarwono, 2008).

Kelainan tractus genitalis

Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawah uterus dapat menyebabkan abortus.Tetapi harus
diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan
penting. Sebab lain abortus ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan
pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit.

gambaran klinis

Terlambat haid atau amenorrhea kurang dari 20 minggu.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tapak lemah, kesadaran menurun, tekanan darah normal atau
menurun, tekanan nadi cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.

perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.

Rasa mulas atau kram perut di daerah sympisis, sering nyeri pinggang akibat kontraksi uterus

Pemeriksaan dalam :

Servik masih membuka, mungkin teraba jaringan sisa


Perdarahan mungkin bertambah setelah pemeriksaan dalam

Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan

Tes kehamilan mungkin masih positif akan tetapi kehamilan tidak dapat dipertahankan (Manuaba, 2010).

Patofsiologis

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut (Nugroho, 2010).

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih
dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.

Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi
keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya
(blighted ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus
papiraseus ( Mochtar, 2001).

Komplikasi

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.

Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.

Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperrentrofleksi.
Infeksi

Pada abortus septic virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium dan
peritoneum. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis dan
kemungkinan diikuti oleh syok.

Syok

Pada abortus biasanya terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (Sarwono,
2008).

Manajemen Asuhan Kebidanan

Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada
kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis
untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik
yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. Standar 7 langkah varney

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang biasa disebut dengan 7 langkah Varney yang
berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu karangan lengkap
yang dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ketujuh langkah tersebut adalah
sebagai berikut :
Langkah I (Pertama) : Pengumpulan Data Dasa

Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:

Data Subjektif

Keluhan utama pada pasien dengan abortus inkomplit adalah perut bagian bawah terasa nyeri dan
keluar darah bergumpal.

Riwayat kesehatan untuk mengkaji riwayat kesehatan pasien saat ini yang merupakan resiko tinggi
terhadap abortus inkomplit yaitu hipertensi, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, diabetes mellitus,
dan

Data Objektif

Keadaan umum: keadaan umum pada pasien dengan abortus inkomplit adalah baik, sedang atau cukup

Pemeriksaan fisik:

Tanda-tanda vital meliputi : Tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu

Genetalia: pada pasien abortus inkomplit, pada pemeriksaan inspekulo terlihat Ostium uteri Eksternum
(OUE) terbuka dan terlihat darah mengalir.

Langkah II (Kedua) : Interprestasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik dan apabila
ditemukan masalah dapat segera ditentukan kebutuhan yang diperlukan berdasarkan masalah.
Berdasarkan tanda dan gejala serta hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka dapat ditentukan: ny…
G..P..A..H..usia kehamilan…minggu dengan abortus inkomplit.

Dasar : ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan keluar darah bergumpal dari jalan lahir.

Masalah : masalah pada pasien abortus inkomplit adalah perasaan cemas karna ada rasa nyeri pada
perut bagian bawah dan perdarahan banyak.

Kebutuhan : Berikan ibu dukungan psikologis dan penjelasan tentang abortus inkomplit.

Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada masalah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan
asuhan yang aman.

Pada kasus abortus inkomplit adalah terjadinya perdarahan terus-menerus yang dapat menyebabkan
syok, kekurangan darah, menyebabkan infeksi dan abortus inkomplit.

Langkah IV (Keempat) : Identifikasi Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah
keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.

Mengumpulkan dan mengevaluasi data yang menunukkan situasi yang memerlukan tindakan segera.
Meliputi: penanganan perdarahan, penanganan syok, dilakukan curetage, penanganan infeksi, pasang
infus, beri cairan kistoloid isotonik dengan kecepatan 30-40 tetes permenit, beri antibiotika.

Langkah V ( kelima ) : Merencanakan Asuhan Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya apa yang sudah diidentifikasikan dari kondisi klien atau
dari siapa masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial,
ekonomi, kultural atau masalah psikologis. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah
merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

Asuhan yang direncanakan pada pasien abortus inkomplit adalah:

Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu evaluasi dapat dilakukan secara
digital atau dengan cunam ovum.

beri ergometrin 0,2 mg Im atau misoprostol 400 Mcg per oral dan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml
cairan IV.

observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan

beritahu pada pasien dan keluarga bahwa tindakan medis telah selesai dilakukan tetapi pasien masih
memerlukan perawatan.

Langkah VI (Enam) : Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau tim
kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar
terlaksana).

Pelaksanaan pada pasien abortus inkomplit dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Langkah VII (Ketujuh) : Evaluasi


Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif sedangkan sebagiannya lagi belum efektif (Dian, 2012).

BAB III

TINJAUAN KASUS

No MR :16106

Pengkajian

Identitas / Biodata

Ibu

Nama : Ny. N

Umur : 32 Tahun

Suku / Bangsa : Minang

Agama : Islam

Pendidikan : PT
Pekerjaan : Guru

Alamat :Cerocok Anau, Tarusan

No. Telepon : Tidak Ada

Suami

Nama : Tn. F

Umur : 30 Tahun

Suku / Bangsa : Minang

Agama : Islam

Pendidikan : PT

Pekerjaan : PNS

Alamat : Cerocok Anau, Tarusan

No. Telepon : 081374614612


Keluarga Terdekat Yang Bisa Dihubungi

Nama : Ny. E

Alamat : Cerocok Anau, Tarusan

No. Telepon : Tidak Ada

Anamnesa

Pada Tanggal :26 Januari 2015

Keluhan Utama :Pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari kemaluannya disertai nyeri perut
sejak dua hari yang lalu, dan pernah keluar bercak darah dari kemaluannya satu bulan yang lalu.

Menarche : Umur 14 Tahun

Siklus : 28 Hari

Banyaknya : 3 Kali ganti duk/hari

Lamanya : 7 Hari

Dimenorrhoe : Tidak

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

No Tgl Lahir Usia Kehamilan Jenis Persalinan Tempat Persalinan Komplikasi


Penolong Bayi Nifas
Ibu Bayi PB/BB/JK Keadaan Lochea Laktasi

1 3, 5 Tahun Aterm Spontan Pervaginam BPS Tidak ada Tidak ada Bidan
40 cm/ 3400 gram/ Laki-laki Baik Normal Lancar

Kontrasepsi yang pernah digunakan : Suntik 1 bulan, 1 tahun yang lalu

Riwayat Kehamilan Sekarang

Hari Peratama Haid Terakhir : 04-11-2014

Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu

5L : Tidak ada

Mual dan muntah terus : Tidak ada

menerus

Nyeri perut : Ada, sejak 6 hari yang lalu

Demam Tinggi : Tidak ada

Sakit kepala berat : Tidak ada

Penglihatan kabur : Tidak ada

Rasa nyeri BAK : Tidak ada

Gatal pada vulva : Tidak ada


Pengeluaran pervagiam : Ada, keluar bercak darah 1 bulan yang lalu, dan keluar darah yang
bergumpal 2 hari yang lalu.

Nyeri dan kemerahan pada : Tidak ada

tungkai

Bengkak pada wajah, tangan : Tidak ada

dan kaki

Obat/ suplemen termasuk : Tidak ada

jamu-jamuan yang

dikonsumsi

Imunisasi

TT 1 TT 2 TT 3

Catin Hamil 1, TM 2 Hamil 1, TM 3

Riwayat Kesehatan Ibu

Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengeluh keluar darah bergumpal disertai nyeri sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu

Jantung : Tidak Ada Asma : Tidak Ada


Hipertensi : Tidak Ada TBC : Tidak Ada

Ginjal : Tidak Ada Epilepsi : Tidak Ada

DM : Tidak Ada PMS/IMS : Tidak Ada

Riwayat Alergi

Jenis makanan : Tidak Ada

Jenis obat-obatan : Tidak Ada

Riwayat transfusi darah : Tidak Ada

Riwayat operasi dinding rahim : Tidak Ada

Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak Ada

Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat Penyakit Kronis

Jantung : Tidak Ada Asma : Tidak Ada

Hipertensi : Tidak Ada Epilepsi : Tidak Ada

DM : Tidak Ada

Riwayat keturunan kembar : Tidak Ada

Riwayat Psikososial

Kehamilan ini : Direncanakan


Respon ibu terhadap : Ibu senang dengan kehamilan ini

kehamilan ini

Respon suami dan : Baik

keluarga terhadap

kehamilan ibu

Hubungan dengan : Baik

suami /keluarga

Hubungan dengan : Tidak ada masalah

tetangga dan

masyarakat

Kekhawatiran khusus : Tidak ada

Riwayat Perkawinan

Menikah Umur : 25 Tahun

Setelah menikah berapa : 2,5 tahun

lama baru hamil

Keadaan Ekonomi
Penghasilan Perbulan : Rp. 7.000.000

Jumlah anggota keluarga : 3 ( Tiga ) Orang

yang ditanggung

Penghasilan perkapita : Rp. 3.500.000

Kebiasaan Hidup Sehari-hari

Personal Hygiene

Mandi : 2x sehari

Sikat gigi : 2x sehari

Keramas : 1 kali dalam dua hari

Ganti pakaian : Setiap kali basah

dalam

Pola Makan dan Minum

Sebelum Hamil

Pagi : 1 piring sedang pical + air putih


Siang : 1 piring sedang nasi + lauk + 2 sdk makan

sayur + air putih

Malam : 1 piring sedang nasi + lauk + air putih

Saat Hamil Sekarang

Pagi : 1 piring nasi + lauk + air putih

Siang : 1 piring sedang nasi + lauk + 2 sdk makan

sayur + air putih

Malam : 1 piring sedang nasi + lauk + air putih

Masalah atau gangguan pencernaan : Tidak Ada

Perubahan pola makan yang dialami : Ada, ibu


mengidam makan-makanan
yang masam.

pada kehamilan ( Termasuk ngidam,

nafsu makan, dan lain-lain)


Pola Eliminasi

BAK BAB

Frek : 4-5 kali sehari Frek : 1-2 kali sehari

Warna : Kuning Jernih Warna : Kuning emas

Keluhan : Tidak ada Konsistensi : Lunak

Keluhan : Tidak ada

Pola Istirahat

Istirahat Siang : Jarang

Istirahat Malam : 6-8 Jam

Aktivitas Sehari-hari

Beban Kerja : Pekerjaan rumah tangga

Olah raga : Jarang

Kegiatan Spiritual : Shalat 5 waktu, kadang-kadang mengaji

Hubungan Seksual : Tidak Ada Keluhan

Kebiasaan yang merugikan kesehatan


Kebiasaan merokok, minuman : Tidak Ada

keras, konsumsi obat-obatan terlarang

Budaya yang merugaikan kesehatan : Tidak Ada

Persiapan untuk kegawatdaruratan

Pengambil keputusan yang berhubungan : Suami

dengan kesehatan ibu

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum

Kesadaran : CMC

TD : 110/60 mmHg BB sebelum : 55 kg

Nadi : 85x/menit hamil

Suhu : 36,90C BB sekarang : 55 kg

Pernafasan : 24x/menit TB : 159 cm

Pemeriksaan Khusus

Inspeksi
Kepala : Bersih tidak berketombe, rambut hitam

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik

Muka : Tidak oedema

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid atau

kelenjar limfe

Payudara : Simetris Ki/Ka, areola mammae

hiperpigmentasi, papilla mammae menonjol

Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi

Genetalia : Terlihat darah yang bergumpal keluar dari vagina, pada pemeriksaan inspekulo terlihat
OUE terbuka.

Ekstremitas : Tidak ada oedema

Pemeriksaan Penunjang

Plano Test : (+)

USG :terlihat sisa-sisa plasenta tidak utuh lagi,. Dan terlihat Kantong kehamilan tidak utuh
lagi, terlihat sisa-sisa jaringan dalam cavum uteri.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. N G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 11-12 MINGGU
DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI PAINAN

PADA TANGGAL26 – 27 JANUARI 2015

Data Dasar

Interpretasi Data

Diagnosa/Masalah Potensial

Tindakan

Segera

Intervensi Implementasi Evaluasi

Tanggal : 26 Januari 2015

Pukul : 16.00 WIB

Data subjektif

Ibu mengatakan:

– Satu bulan yang lalu Keluar bercak darah dari kemaluan ibu, dan keluar darah bergumpal disertai
nyeri perut sejak 2 hari yang lalu.
– Menstruasi terakhir ibu tanggal 04 november 2014

Data objektif

· Keadaan umum : Composmentis

· TTV

– TD : 110/60 mmHg

– S : 36, 9°C

– P : 24 x/menit

– N : 85 x/imenit

· BB : 55 kg

· TB : 159 cm

Pemeriksaan fisik

· Inspeksi :
Tampak pengeluaran darah bergumpal saat dilakukan pemeriksaan genetalia

· Pada pemeriksaan inspekulo terlihat OUE terbuka.

· Plano Test ( + ) Positif

· Pemeriksaan penunjang

USG :

Terlihat gumpalan darah.

Diagnosis

Ibu G2P1A0H1 Usia Kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit, keadaan umum ibu sedang.
Dasar

1. ibu mengatakan ini kehamilan ke duanya.

2. ibu mengatakan HPHTnya tanggal 04 November 2014.

3. ibu mengatakan perutnya terasa mules, keluar darah bercak satu bulan yang lalu, dan keluar
bongkahan darah dua hari yang lalu.

4. Pada saat melakukan pemeriksaan genetalia terlihat keluar bongkahan darah dari kemaluan ibu.

5. Hasil USG terlihat sisa-sisa plasenta tidak utuh lagi, Kantong kehamilan tidak utuh lagi, sisa-sisa
jaringan dalam cavum uteri.

Masalah :

Ibu merasa cemas dengan perdarahan yang dialaminya

dan adanya rasa

nyeri pada perut bagian bawah.

1. Kebutuhan Memberi dorongan moral kepada ibu.


2. Memberi informasi tentang keadaan ibu.

Abortus sepsis.

Currettage

1. Informasikan hasil pemeriksaan.

2. Informasikan penyebab sakit keluhan yang dialami.

3. Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan untuk melakukan tindakan.

4. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan currettage.

5. Berikan surat persetujuan (informed consent) kepada keluarga pasien untuk menyetujui tindakan
yang dilakukan.

6. Siapkan alat untuk tindakan currettage.

7. Siapkan ibu untuk tindakan currettage.

8. Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Kandungan (SpOG)


9. Pantau keadaan ibu, dan perdarahan..

10. pindahkan ibu keruang rawat.

11. Me ritahu keluarga, ibu boleh pulang 6 jam post kuret atau tunggu keadaan ibu stabil.

Pukul : 18.00 WIB

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu telah mengalami keguguran.

2. Menginformasikan pada ibu penyebab keluhan yang dialami karena hasil konsepsi yang sudah keluar
dari rahim ibu sehingga tempat penanaman hasil konsepsi juga ikut luruh dan menimbulkan nyeri yang
hebat.

3. Dokter spesialis mengistruksikan untuk melakukan tindakan currettage.

4. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang masih
tersisa

5. Memberikan surat persetujuan (informed consent) kepada keluarga pasien untuk menyetujui
tindakan yang dilakukan.

6. menyiapkan alat serta perlengkapan currettage :

a. Set kuret

b. Set infuse
c. Underpad

d. Kapas cebok

e. Com betadin

f. Kapas alcohol

g. Obat-obatan essensial, yaitu oksitosin, ergometrin,ketorolac, Kentamin, Atropin

h. Oksigen

i. Spuit

7. Menyiapkan ibu untuk dilakukan tindakan currettage yaitu:

a. Pasang infuse RL.

b. Injeksikan 2 Ampul Atropin, dan Ketorolac 6 cc.

c. Pasang oksigen 4 Liter

d. Injeksikan Kentamin o,1 cc.

e.
8. Berkolaborasi dengan Dokter Spesialis Kandungan (SpOG) dalam melakukan tindakan currettage.

9. Pantau keadaan ibu, dan perdarahan selama 2 jam.

10. Memindahkan ibu ke ruang rawat.

11. memberitahu keluarga, ibu boleh pulang 6 jam post kuret atau tunggu keadaan ibu stabil.

1. Ibu mengerti dengan informasi yang diberikan.

2. Pasien mengerti dengan yang disampaikan

3. Dokter siap untuk melakukan tindakan currettage.

4. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

5. Keluarga sudah menandatangani surat persetujua

6. peralatan sudah disiapkan.

7. ibu sudah disiapkan, infus sudah terpasang. Dan teraphy sudah diinjeksikan

8. currettage telah dilakukan mulai jam 18.10 – 18.30 WIB, oksitosin telah diinjeksikan 10 IU.
9. Perdarahan 20 cc, keadaan ibu baik.

10. ibu sudah dipindahkan keruang rawat.

11. keluarga terlihat mengerti dan paham.

CATATAN PERKEMBANGAN 1

Data Dasar

Interpretasi Data

Diagnose /

Masalah Potensial

Tindakan

Segera

Intervensi Implementasi Evaluasi

Tanggal : 27 Januari 2015

Pukul : 08.00 WIB

Data subjektif

Ibu mengatakan:

– Post currettage hari kedua


– Tidak ada keluhan

– Pengeluaran darah dari vagina tidak terlalu banyak

Data objektif

· Keadaan umum : Composmentis

· TTV

– TD : 110/70 mmHg

– S : 36, 5°C

– P : 22 x/menit

– N : 78 x/imenit

· BB : 55 kg

· TB : 159 cm

Pemeriksaan fisik
· Inspeksi :

Tampak pengeluaran darah pervaginam 10 cc

Diagnosis

Ibu P1A1H1 post currettage hari kedua, keadaan umum ibu baik.

Dasar

Ibu mengatakan :

– Post Currettagetase hari pertama

– Tidak ada keluhan


– Pengeluaran darah dari vagina tidak terlalu banyak

Pemeriksaan fisik

· Inspeksi :

Tampak pengeluaran darah pervaginam 10 cc

Tidak ada

Tidak ada

1. Informasikan hasil pemeriksaan.

2. Siapkan ibu untuk pulang.

3. Kolaborasi dengan doketer untuk pemberian terapy.

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa saat ini keadaan ibu sudah baik.

2. Mempersiapkan ibu untuk pulang.

3. Memberikan ibu terapi oral berupa ceftriaxone, asam mefenamat dan

1. Ibu mengerti dengan yang dijelaskan.

2. Ibu diperbolehkan pulang setelah okter melakukan visite pada pukul 10.00 WIB.

3. Terapi telah diberikan yaitu:


Ceftriaxone XX/2×1

Asam mefenamat XV/3×1

Advertisements

Report this ad

Report this ad

Share this:

TwitterFacebookGoogle

Related

ASUHAN KEBIDANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

pemeriksaan fisik pada ibu nifas

tanda bahaya pada masa kehamilan

Post navigation← ASUHAN KEBIDANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUMLAPORAN KASUS MANAJEMEN


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “D” G6P5A0H5 USIA KEHAMILAN 35-36 MINGGU DENGAN
IUFD DI RUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN PAINAN →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *
Email *

Website

POST COMMENT

Notify me of new comments via email.

Advertisements

Report this ad

Search for:

Search …

Archives

February 2015

December 2014

September 2014

August 2014

July 2014

June 2014

Meta

Register

Log in
CREATE A FREE WEBSITE OR BLOG AT WORDPRESS.COM.

Follow

:)

ilmu kebidanan

AQ BERJALAN DENGAN LAMBAT,, akn TetApi,,,Aq BeluM perNah BerJalN MunduR WAlau 1
LangkahPun,,,,(ABRAHAM LINCOLN)

JUMAT, 08 APRIL 2011

contoh asuhan kebidanan pada Abortus incompletus

BAB IV

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABOTRUS INKOMPLET NY”R“

DI BANGSAL KEBIDANAN RSUD SEKAYU MUSI BANYUASIN

TAHUN 2010

Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 Juni 2010 pukul 13.00 WIB di Bangsal Kebidanan Rumah Sakit
Umum Daerah Sekayu oleh Mahasiswi Poltekkes Depkes Palembang Jurusan Kebidanan.

A. DATA SUBJEKTIF

1. Biodata

Nama : Ny.”R” Nama suami : Tn.”R”

Umur : 37 tahun Umur : 39 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA


Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswsta

Alamat : Ngulak 3

2. Alasan Datang

Tanggal 1 Juni 2010 pukul 13.00 WIB Os Masuk Rumah Sakit,mengaku hamil 2 bulan anak ke-6 Ibu
mengeluh keluar darah pervaginam sejak sore kemarin, darah bergumpal-gumpal. Ganti pembalut ± 6
kali atau ganti kain ± 4 kali sehari.

3. Data Kebidanan

a. Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun Warna : Merah Kehitaman

Siklus : 28 hari Jumlah : 2x ganti pembalut

Lamanya : 7 hari Dismenorhoe : (-)

b. Riwayat Perkawinan

Kawin : 1x dengan suami sekarang

Lamanya : 25 tahun

Umur waktu kawin : 12 tahun

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan,dan Nifas yang lalu

NO

Umur

Kehamilan

Jenis Persalinan

Ditolong Oleh

Penyulit
Tahun Persa

linan

Nifas/

Laktasi

Anak

JK

PB

BB

Keadaan

Aterm

Aterm

Aterm

Aterm

Aterm

Ini

Spontan

Spontan

Spontan

Spontan
Spontan

Bidan

Bidan

Bidan

Bidan

Bidan

1986

1989

1992

1995

Baik

Baik

Baik

Baik

Lk

Pr
Pr

Pr

47

48

49

48

3000

2800

2900

3250

JTM

Hidup

Hidup

Hidup

Hidup

d. Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 29-03-2010 Tablet FE :-

TP : 05-01-2011 ANC : 1x Kebidan

Usia Kehamilan : 9 minggu 1 hari TT :-

Keluhan selama hamil

TM I : Tidak ada
TM II : Tidak ada

TM III : Tidak ada

4. Riwayat KB

Pernah mendengar tentang KB : Pernah

Pernah menjadi akseptor KB : Pernah

Jenis kontrasepsi yang terakhir digunakan : Suntik

Lama menjadi akseptor KB : 12 tahun(pil), 2 tahun (suntik)

Alasan berhenti : Ibu tahu ia hamil

5. Data Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita pasien

Menahun ( TBC, jantung, hipertensi ) : tidak ada

Menular ( TBC, HIV/AIDS, sifilis ) : tidak ada

Keturunan ( hipertensi, DM, jantung ) : tidak ada

b. Riwayat penyakit yang diderita keluarga

Menahun ( TBC, jantung, hipertensi ) : tidak ada

Menular ( TBC, HIV/AIDS, sifilis ) : tidak ada

Keturunan ( hipertensi, DM, jantung ) : tidak ada

c. Riwayat operasi yang pernah dijalani

SC : tidak ada

Appendiksitis : tidak ada

d. Riwayat keluarga / keturunan

Gemelli : tidak ada


6. Pola kebiasaan sehari – hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum hamil

Selama hamil

Pagi : 1 piring nasi+1 butir telur

Pagi: 1/5 piring nasi + dan air teh hangat

Siang: 1 piring nasi+1 mangkuk sayur+tahu

Siang: sepiring nasi + 1 mangkuk sayur + 1 potong ikan goreng

Malam: 1 piring nasi+1 mangkuk sayur+tahu

Malam: 1/5 piring nasi dan semangkuk sayur asam

Minum : 8 gelas / hari

Minum : 10 gelas/ hari

b. Pola Aktivitas dan Istirahat

Sebelum hamil

Selama hamil

Tidur siang : -

Tidur siang :

Tidur malam: 7 jam / hari

Tidur malam: 7 jam / hari

Aktivitas : IRT

Aktivitas : IRT

c. Pola Eliminasi
Sebelum hamil

Selama hamil

- BAB

Frekuensi : 2x /hari

Warna : kuning

Konsistensi : lembek

Penyulit : tidak ada

- BAB

Frekuensi : 2 x /hari

Warna : kuning

Konsistensi : lembek

Penyulit : tidak ada

- BAK

Frekuensi : 2x / hari

Warna : kuning

Penyulit : tidak ada

- BAK

Frekuensi : 3x / hari

Warna : kuning

Penyulit : tidak ada

d. Personal Hygiene

Sebelum hamil

Selama hamil
Mandi : 2 x /hari

Gosok gigi : 2 x /hari

Ganti pakaian dalam :2 x /hari (sehabis mandi)

Mandi : 2 x /hari

Gosok gigi : 2 x /hari

Ganti pakaian dalam : 3 x /hari (sehabis mandi),ganti jika lembab

7. Data Psikososial

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik

Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini : senang

Pengambil keputusan dalam keluarga : musyawarah

Adat / kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : tidak ada

Rencana tempat bersalin : rumah sakit

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik

a) TB : 150 cm d) Tanda-tanda vital


b) BB KU : sedang

Sebelum Hamil : 54 kg Kesadaran : Compos Menthis

Sekarang : 54 kg TD : 130/80 mmhg

c) LILA : 23,5 cm Pulse : 84 x/ menit

Suhu : 36,9 ◦C

RR : 23 x/ menit

2. Pemeriksaan Kebidanan

a. inspeksi

· Kepala

Rambut : Bersih dan tidak rontok

Hidung : Tidak ada polip

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

Mulut : Tidak ada caries

Muka : Tidak ada cloasmagravidarum

· Leher

Pembengkakan kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran

Pembengkakan kelenjar lymfe : Tidak ada pembengkakan

· Dada

Mammae : Simetris

Areola mammae : Hyperpigmentasi

Puting susu : Menonjol

Colostrums : (-)

· Abdomen

Pembesaran : Simetris
Striae livide : Tidak ada

Linea nigra : Ada

Luka bekas operasi : Tidak ada

Genetalia eksterna : tidak ada oedema, tidak ada varises dan keluar darah pada vagina
seperti ati ayam (gumpalan)

· Ekstremitas

Atas : simetris, tidak ada oedema

Bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises

b. Palpasi

Tinggi Fundus Uteri : tidak teraba

Nyeri tekan :(-)

c. Perkusi : tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang

- Lab

· Darah

HB : 9,6 gr %

Gol darah :A

· Urine

PT :+
Protein : tidak dilakukan

· USG : terlihat adanya sisa janin dalam cavum uteri.

4. Therapy

· Pre operasi

· Misoprostol 2x2 tab

· Post operasi

· Amoxicillin 3x1 tab

· Mefenamat acid 3 x 1 tab

· Methargin 3x1 tab

III. ANALISA DATA

Diagnosa : Abortus inkomplet

Masalah : Ibu merasa nyeri dan sakit pada daerah bawah perut

Keluar gumpalan darah seperti hati ayam

Kebutuhan : - KIE mengatasi nyeri

- KIE pola nutrisi

- KIE pada ibu tentang tanda bahaya apabila keluar darah lebih banyak

- KIE pada ibu tentang penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan
1V. PERENCANAAN

1. Informed consent

2. Observasi tanda vital ibu

3. Observasi perdarahan

4. Pemasangan Infus RL Gtt xx x/m

5. Persiapan pemeriksaan laboratorium

6. Memberikan semangat dan keyakinan kepada ibu bahwa operasi akan berjalan lancar.

7. Persiapan operasi dari pihak pasien, dokter, alat, dan tempat.

8. Memberi tahu ibu bahwa ibu harus puasa sebelum dan sesudah operasi

9. Memberi tahu ibu tentang tindakan operasi.

V. IMPLEMENTASI

1. Melakukan informed consent kepada keluarga sebelum operasi

2. Melakukan observasi tanda vital ibu

3. Melakukan observasi perdarahan

4. Mengambil sampel darah untuk di uji lab.

5. Pemasangan infuse dengan gtt xx x/ menit

6. Menjelaskan kepada ibu mengenai prosedur operasi

7. Melakukan persiapan operasi

8. Manganjurkan keluarga Ibu untuk memberikan semangat dalam menghadapi operasi.


VI. EVALUASI

1. Inform consent telah dilakukan dan keluarga setuju.

2. Hasil Observasi keadaan ibu,

KU : Sedang

Kesadaran : CM

Vital sign pukul 13.00 wib

TD : 130/70 mmHg

Pulse : 102x/ menit

RR : 24x/ menit

Suhu : 37,5 C

Vital sign pukul 18.00 wib

TD :130/90 mmHg

Pulse : 110 x/m

RR : 26 x/m

Suhu : 37 C

Vital sign pukul 23.00 wib

TD :120/80 mmHg

Pulse :100 x/m

RR :28 x/m

Suhu :36,5 C

3. Perdarahan tidak aktif


4. Ibu mulai puasa pre operasi sejak pukul 15.00 wib

5. Hasil lab telah diketahui

Hb : 9,6 gr %

Golongan darah :A

6. Infuse telah terpasang pukul. 15.00 WIB

7. Bedrest telah dilakukan ibu

8. Opersai dilakukan mulai pukul 23.30 wib sampai selesai pukul 23.40 wib

DATA PERKEMBANGAN PADA TANGGAL 1 JUNI 2010 PUKUL : 23.45 wib

DATA SUBJEKTIF : Ibu masih dalam pengaruh diazepam.

DATA OBJEKTIF :

Keadaan umum : sedang

Vital sign

TD : 110/70 mmHg

Pulse : 78x/ menit

RR : 20x/ menit

Suhu : 36,5 C

ANALISA

- Diagnosa : P4A0 Post kuretase atas indiksasi abortus incompletus

- Masalah: : ibu merasa lemas karena masih pengaruh diazepam.

- Kebutuhan : - KIE Perbaikan KU ibu

- KIE tentang nutrisi ibu

PERENCANAAN
1. Mengobservasi Tanda-tanda vital Ibu

2. Melakukan observasi perdarahan

3. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi obat.

EVALUASI

1. Observasi keadaan ibu,

Vital sign

TD : 130/80 mmHg

Pulse : 84x/ menit

RR : 23x/ menit

Suhu : 36 C

2. Perdarahan tidak aktif

3. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi:

- Infus RL masih terpasang gtt xx x/menit

4. Setelah diberikan terapi, KU Ibu membaik

DATA PERKEMBANGAN TANGGAL 02 JUNI 2010

SUBJEKTIF : ibu merasa sakit yang hebat pada bagian bawah perutnya.

OBJEKTIF :

· Pukul 00.00 WIB

Keadaan umum : sedang

Kesadaran : compos mentis

Vital Sign :

● TD : 120/70 mmHg

● Nadi : 88 x/menit
● Suhu : 36,7

● RR : 20 x/menit

Pukul. 06.00 WIB

● TD : 110/80 mmHg

ASSESMENT :

- Diagnosa : P4A0 post kuret hari ke-1 atas indikasi inkomplet

- Masalah : Ibu masih merasa lemas setelah kuretase

- Kebutuhan : -KIE tentang Nutrisi

-KIE tentang istirahat

PLANNING

1. Observasi TVI,perdarahan

2. Mobilisasi dini

3. IVFD RL gtt XX tetes/menit

4. Therapy oral diteruskan

IMPLEMENTASI

1. Observasi TVI dilakukan pada pukul 00.00 wib

2. Menganjurkan Ibu mobilisasi

3. IVFD RL gtt XX tetes/menit

4. Memberikan Therapy oral

EVALUASI
1. hasil tanda vital Ibu :

· Pukul 00.00 WIB

K eadaan umum : sedang

Kesadaran : compos mentis

Vital Sign

● TD : 120/70 mmHg

● Nadi : 88 x/menit

● Suhu : 36,7

● RR : 20 x/menit.

2. Ibu mampu melakukan mobilisasi.

3. IVFD RL gtt xx tetes/menit telah dilakukan.

4. Therapy oral telah diberikan.

· Amoxicillin 3x1 tab

· Mefenamat acid 3 x 1 tab

· Methargin 3x1 tab

Pukul 10.00 wib pasien sudah diizinkan pulang ke rumah.

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu hamil Ny “R” Juni 2010 pukul 13.00 WIB di Rumah Sakit
Umum Daerah Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin provinsi sumatera selatan, didapatkan informasi
bahwa nyonya “R” keadaan umumnya sedang, tekanan darahnya 130 / 80 mmHg , RR = 23x/menit, suhu
= 36,5 C dan Nadi 84x/menit. Berdasarkan hasil anamnesa HPHT = 29 Maret 2010, dan TP = 05 januari
2011, ibu mengaku hamil kurang lebih 2 bln, ibu hamil anak ke 6, nafsu makan menurun kurang lebih 1
bulan, nyeri perut (+) , sakit pinggang (+), keluar darah bergumpal dari kemaluan ibu.

Pada pemeriksaan fisik hasil inspeksi terlihat keluar flek dari vagina, dan yang lainnya tidak ada
kelainan, tidak teraba ballottement . diagnose Ny “R” G6P4A1 Hamil 9 minggu 1 hari dengan Abortus
Inkomplet.

Abortus Inkomplet adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian)
tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus
inkomplet ( Obstetri Williams, hlm 581 tahun 2002 ).

Penatalaksanaan Abortus Inkomplet pada buku kapita selekta jilid I, tahun 2005:

· Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat (RL) dan
selekas mungkin di transfuse darah.

· Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan egometrin 0,2
mgintramuskular.

· Bila janin sudah keluar, tapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual

· Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi

Penatalaksanaan Abortus Inkomplet pada buku pelayanana kesehatan maternal dan Neonatal tahun
2006 :

● Tentukan besar uterus ( tafsiran usia kehamilan ), kenali dan atasi setiap komplikasi ( perdarahan
hebat, syok, infeksi/sepsis)

● hasil konsepsi yang terperangkap pada servik yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat
dikeluarkan secara xdigital/ cuman ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:

- Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg/oral

- Bila perdaranan terus berlangsung evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K ( pilihan
tergantung dari usia kehamilan, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin )
● bila tak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksi (ampisilin 500 mg/oral atau doksisiklin 100
mg)

● bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidazon 500 mg setiap 8 jam

● bila terjadi perdarahan hebat dan usia kehamilan dibawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan
AVM

● bila pasien tampak anemik, beri sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu ( anemia sedang ) atau
tranfusi darah ( anemia berat ).

Pada beberapa kasus, abortus inkomplet erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu,
perhatikan hal-hal berikut ini :

1. Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cedera intra-abdomen
( mual, muntah, nyeri punggungm, demam, perut kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang,
nyeri berlanjut.

2. Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari region
genetalia.

3. Berikan boster tetanus toksoi 0,5 mg bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis servisis
dan pasien pernah diimunisasi

4. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, beri sirup anti tetanus (ATS) 1500 unit IMdiikuti dengan
pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu

5. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

Penatalaksanaan pada Ny “R” untuk menentukan diagnosa Abortus Inkomplet adalah dengan
pemeriksaan penunjang yaitu dengan cara USG, Rontgen, chek labor. Sedangkan menurut buku kapita
selekta tahun 2005, ada 3 macam yaitu, dari anamnesis , dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

Penatalaksanaan pada ibu hamil ny “R” yaitu dengan memberikan terapi IVFD Ringer Laktat gtt xx
x/menit. Selanjutnya dilakukan observasi perdarahan sebelum operasi , mempuasakan pasien selama 8
jam. kemudian melakukan persiapan operasi yaitu persiapan alat, obat dan darah.

Yulia Fransischa di 20.56

Berbagi
Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

MENGENAI SAYA

Foto saya

Yulia Fransischa

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like