Professional Documents
Culture Documents
MENU
SKIP TO CONTENT
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. N G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 11-12 MINGGU
DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI PAINAN PADA TANGGAL26 –
27 JANUARI 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan Angka kematian ibu menjadi
102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari seluruh pihak baik
pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan
rawannya derajat kesehatan ibu. Angka kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyabab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
(tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas
tanpa memperhitungkan lama kehamilam per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas,2013).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012-2013, angka kematian ibu
(yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga.
Berdasarkan survei kedokteran tahun 2012, Angka kematian Sumatera Barat masih 212 per 100.000
kelahiran hidup. Sementara sesuai target MDGs Angka kematian ibu harus diturunkan sampai 102 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka kematian bayi sampai 23 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Sumbar,
2012).
Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (27%), pre-eklampsia atau
eklampsia (23%) kemudian infeksi (11%), abortus (5%), komplikasi puerperium (5%), trauma obstetrik
(5%), emboli obtetrik (5%), partus lama (5%) dan lain-lain (11%) (Riskesdas,2013).
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia
kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus (WIknjosastro,2010).
Diwilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan
setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat abortus
tidak aman di wilayah Asia Tenggara di perkirakan antara satu sampai 250, Negara maju hanya satu dari
3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah abortus di Indonesia masih cukup tinggi
( Lusa, 2012).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010).
Macam abortus ada 4 yaitu abortus spontan, abortus infeksiosa, Missed Abortion, dan abortus
habitualis. Abortus spontan sendiri meliputi abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkomplit, dan
abortus komplit (Wiknjosastro,2010)
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Terjadi ketika plasenta tidak dikeluarkan bersama janin
pada saat terjadi aborsi (Varney, 2007). Komplikasi abortus jika tidak ditangani dapat terjadi perdarahan,
perforasi, infeksi dan syok. Bila terjadi perdarahan yang hebat akibat abortus inkomplit dianjurkan segera
melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya
kontraksi uterus segera dikeluarkan. Kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa
berhenti. Selanjutnya dilakukan tindakan kuretase.
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal Januari 2015.
Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian ibu hamil “N” G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus
Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.
Mampu menganalisa dan menginterpretasikan untuk menentukan diagnosa aktual pada ibu hamil “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.
Mampu mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa/ masalah potensial pada ibu hamil “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.
Mampu melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada ibu hamil “N” G2P1A0H1 usia kehamilan 11-
12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati Painan Tanggal 26-27 Januari
2015.
Mampu mengintervensikan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada ibu hamil “N”
G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati
Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.
Mampu mengimplementasikan secara langsung dari rencana tindakan yang telah disusun pada ibu hamil
“N” G2P1A0H1 usia kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata
Hati Painan Tanggal 26-27 Januari 2015.
Mampu mengevaluasi efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil “N” G2P1A0H1 usia
kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati Painan Tanggal
26-27 Januari 2015.
Manfaat Penulisan
Bagi penulis
Penulisan studi kasus ini berguna untuk menambah dan meningkatkan kompetensi penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkomplit.
Penulis berharap bahwa studi kasus ini dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan
perbandingan untuk studi kasus selanjutnya di perpustakaan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kehamilan
Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Wiknjosastro,2010).
Menurut Wulanda (2011) kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga
merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa
terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi.
Banyak hal dan banyak organ yang terlibat selama proses kehamilan. Sedangkan menurut Manuaba
(2012) proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
Pembagian Kehamilan
Kehamilan fisiologi
Merupakan masa kehamilan dimulai hasil dari konsepsi sampai lahirnya janin tanpa adaya komplikasi
maupun kelainan yang berhubungan langsung dengan kehamilan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin,2006).
Kehamilan patologi
Menurut Suparyanto (2011), Patologi kehamilan adalah penyulit atau komplikasi yang menyertai ibu saat
hamil. Komplikasi yang berhubungan dalam kehamilan yaitu
Hyperemesis gravidarum
Mola hidatidosa
Kehamilan ganda
Abortus
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi
patologi (Kusmiyati,2008). Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis
adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin
terjadi selama hamil muda.
Menurut Cibermed (2006) kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada
trimester pertama kehamilan yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat
rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Menurut Manuaba (2008) gawat darurat pada hamil muda
antara lain terjadi hyperemesis gravidarum, abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.
Menurut Salmah (2006) yang perlu diketahui pasien dan keluarga untuk mengenal tanda bahaya
kehamilan pada trimester 1 dan 2 yaitu perdarahan yang keluar dari jalan lahir, hiperemesis, preeklamsi
dan eklamsia, ketuban pecah dini, dan gerakan janin yang tidak dirasakan. Adapun salah satu tanda
bahaya yang penulis uraikan di sini adalah perdarahan yang keluar dari jalan lahir, yang bisa terjadi
pada trimester 1 dan 2 kehamilan dapat dibedakan menjadi: abortus imminens, abortus insipien,
abortus inkomplit, abortus komplit, abortus infeksius, missed abortion.
Abortus
Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
(Wiknjosastro,2010).
Macam-Macam Abortus
Abortus Spontan
Adalah terminasi kehamilan sebelum periode viabilitas janin atau sebelum gestasi minggu ke 20 atau
berat badan 500 gram (Varney, 2007).
Abortus Imminens
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu
kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin,
2006).
Abortus Insipiens
Ialah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi servik
uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. (Varney, 2007).
Abortus Inkompletus
Ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Terjadi ketika plasenta tidak dikeluarkan bersama janin pada saat terjadi aborsi
(Varney, 2007).
Abortus Kompletus
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri
(Saifuddin, 2006).
Abortus Infeksiosa
Adalah abortus yang diserta komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau toksin kedalam sirkulasi
dan kavum peritoneum dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau peritonitis. Atau disebut juga
abortus yang disertai infeksi pada genetalia sedang (Wiknjosastro, 2010).
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8
minggu atau lebih. Kematian janin berusia 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8
minggu atau lebih (Wiknjosastro,2010)
Abortus Habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut (Manuaba, 2012).
Abortus Inkomplit
Pengertian
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus
dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum
uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum, perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa
banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site
masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus (Saifuddin, 2010).
Etiologi
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai
berikut :
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang
menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena:
Kelainan kromosom
Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi dan kemungkinan pula
kelainan kromosom seks (Wiknjosastro, 2008).
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga pemberian zat-
zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan
hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen (Wiknjosastro, 2010).
Kelainan pada placenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan
muda misalnya karena hipertensi menahun. (Sarwono, 2008) Gangguan pembuluh darah placenta, di
antaranya pada DM (Manuaba, 2010).
Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan
abortus toxic, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, toksoplasmosis juga dapat
menyebabkan abortus walaupun lebih jarang (Sarwono, 2008).
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawah uterus dapat menyebabkan abortus.Tetapi harus
diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan
penting. Sebab lain abortus ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan
pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit.
gambaran klinis
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tapak lemah, kesadaran menurun, tekanan darah normal atau
menurun, tekanan nadi cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
Rasa mulas atau kram perut di daerah sympisis, sering nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
Pemeriksaan dalam :
Tes kehamilan mungkin masih positif akan tetapi kehamilan tidak dapat dipertahankan (Manuaba, 2010).
Patofsiologis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut (Nugroho, 2010).
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih
dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi
keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya
(blighted ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus
papiraseus ( Mochtar, 2001).
Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperrentrofleksi.
Infeksi
Pada abortus septic virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium dan
peritoneum. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis dan
kemungkinan diikuti oleh syok.
Syok
Pada abortus biasanya terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (Sarwono,
2008).
Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada
kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis
untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik
yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. Standar 7 langkah varney
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang biasa disebut dengan 7 langkah Varney yang
berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu karangan lengkap
yang dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ketujuh langkah tersebut adalah
sebagai berikut :
Langkah I (Pertama) : Pengumpulan Data Dasa
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:
Data Subjektif
Keluhan utama pada pasien dengan abortus inkomplit adalah perut bagian bawah terasa nyeri dan
keluar darah bergumpal.
Riwayat kesehatan untuk mengkaji riwayat kesehatan pasien saat ini yang merupakan resiko tinggi
terhadap abortus inkomplit yaitu hipertensi, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, diabetes mellitus,
dan
Data Objektif
Keadaan umum: keadaan umum pada pasien dengan abortus inkomplit adalah baik, sedang atau cukup
Pemeriksaan fisik:
Genetalia: pada pasien abortus inkomplit, pada pemeriksaan inspekulo terlihat Ostium uteri Eksternum
(OUE) terbuka dan terlihat darah mengalir.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik dan apabila
ditemukan masalah dapat segera ditentukan kebutuhan yang diperlukan berdasarkan masalah.
Berdasarkan tanda dan gejala serta hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka dapat ditentukan: ny…
G..P..A..H..usia kehamilan…minggu dengan abortus inkomplit.
Dasar : ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan keluar darah bergumpal dari jalan lahir.
Masalah : masalah pada pasien abortus inkomplit adalah perasaan cemas karna ada rasa nyeri pada
perut bagian bawah dan perdarahan banyak.
Kebutuhan : Berikan ibu dukungan psikologis dan penjelasan tentang abortus inkomplit.
Pada masalah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan
asuhan yang aman.
Pada kasus abortus inkomplit adalah terjadinya perdarahan terus-menerus yang dapat menyebabkan
syok, kekurangan darah, menyebabkan infeksi dan abortus inkomplit.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah
keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Mengumpulkan dan mengevaluasi data yang menunukkan situasi yang memerlukan tindakan segera.
Meliputi: penanganan perdarahan, penanganan syok, dilakukan curetage, penanganan infeksi, pasang
infus, beri cairan kistoloid isotonik dengan kecepatan 30-40 tetes permenit, beri antibiotika.
Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu evaluasi dapat dilakukan secara
digital atau dengan cunam ovum.
beri ergometrin 0,2 mg Im atau misoprostol 400 Mcg per oral dan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml
cairan IV.
beritahu pada pasien dan keluarga bahwa tindakan medis telah selesai dilakukan tetapi pasien masih
memerlukan perawatan.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau tim
kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar
terlaksana).
Pelaksanaan pada pasien abortus inkomplit dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
No MR :16106
Pengkajian
Identitas / Biodata
Ibu
Nama : Ny. N
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : PT
Pekerjaan : Guru
Suami
Nama : Tn. F
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : PT
Pekerjaan : PNS
Nama : Ny. E
Anamnesa
Keluhan Utama :Pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari kemaluannya disertai nyeri perut
sejak dua hari yang lalu, dan pernah keluar bercak darah dari kemaluannya satu bulan yang lalu.
Siklus : 28 Hari
Lamanya : 7 Hari
Dimenorrhoe : Tidak
1 3, 5 Tahun Aterm Spontan Pervaginam BPS Tidak ada Tidak ada Bidan
40 cm/ 3400 gram/ Laki-laki Baik Normal Lancar
5L : Tidak ada
menerus
tungkai
dan kaki
jamu-jamuan yang
dikonsumsi
Imunisasi
TT 1 TT 2 TT 3
Ibu mengeluh keluar darah bergumpal disertai nyeri sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat Alergi
DM : Tidak Ada
Riwayat Psikososial
kehamilan ini
keluarga terhadap
kehamilan ibu
suami /keluarga
tetangga dan
masyarakat
Riwayat Perkawinan
Keadaan Ekonomi
Penghasilan Perbulan : Rp. 7.000.000
yang ditanggung
Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
dalam
Sebelum Hamil
BAK BAB
Pola Istirahat
Aktivitas Sehari-hari
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : CMC
Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : Bersih tidak berketombe, rambut hitam
kelenjar limfe
Genetalia : Terlihat darah yang bergumpal keluar dari vagina, pada pemeriksaan inspekulo terlihat
OUE terbuka.
Pemeriksaan Penunjang
USG :terlihat sisa-sisa plasenta tidak utuh lagi,. Dan terlihat Kantong kehamilan tidak utuh
lagi, terlihat sisa-sisa jaringan dalam cavum uteri.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. N G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 11-12 MINGGU
DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI PAINAN
Data Dasar
Interpretasi Data
Diagnosa/Masalah Potensial
Tindakan
Segera
Data subjektif
Ibu mengatakan:
– Satu bulan yang lalu Keluar bercak darah dari kemaluan ibu, dan keluar darah bergumpal disertai
nyeri perut sejak 2 hari yang lalu.
– Menstruasi terakhir ibu tanggal 04 november 2014
Data objektif
· TTV
– TD : 110/60 mmHg
– S : 36, 9°C
– P : 24 x/menit
– N : 85 x/imenit
· BB : 55 kg
· TB : 159 cm
Pemeriksaan fisik
· Inspeksi :
Tampak pengeluaran darah bergumpal saat dilakukan pemeriksaan genetalia
· Pemeriksaan penunjang
USG :
Diagnosis
Ibu G2P1A0H1 Usia Kehamilan 11-12 minggu dengan Abortus Inkomplit, keadaan umum ibu sedang.
Dasar
3. ibu mengatakan perutnya terasa mules, keluar darah bercak satu bulan yang lalu, dan keluar
bongkahan darah dua hari yang lalu.
4. Pada saat melakukan pemeriksaan genetalia terlihat keluar bongkahan darah dari kemaluan ibu.
5. Hasil USG terlihat sisa-sisa plasenta tidak utuh lagi, Kantong kehamilan tidak utuh lagi, sisa-sisa
jaringan dalam cavum uteri.
Masalah :
Abortus sepsis.
Currettage
5. Berikan surat persetujuan (informed consent) kepada keluarga pasien untuk menyetujui tindakan
yang dilakukan.
11. Me ritahu keluarga, ibu boleh pulang 6 jam post kuret atau tunggu keadaan ibu stabil.
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu telah mengalami keguguran.
2. Menginformasikan pada ibu penyebab keluhan yang dialami karena hasil konsepsi yang sudah keluar
dari rahim ibu sehingga tempat penanaman hasil konsepsi juga ikut luruh dan menimbulkan nyeri yang
hebat.
4. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang masih
tersisa
5. Memberikan surat persetujuan (informed consent) kepada keluarga pasien untuk menyetujui
tindakan yang dilakukan.
a. Set kuret
b. Set infuse
c. Underpad
d. Kapas cebok
e. Com betadin
f. Kapas alcohol
h. Oksigen
i. Spuit
e.
8. Berkolaborasi dengan Dokter Spesialis Kandungan (SpOG) dalam melakukan tindakan currettage.
11. memberitahu keluarga, ibu boleh pulang 6 jam post kuret atau tunggu keadaan ibu stabil.
7. ibu sudah disiapkan, infus sudah terpasang. Dan teraphy sudah diinjeksikan
8. currettage telah dilakukan mulai jam 18.10 – 18.30 WIB, oksitosin telah diinjeksikan 10 IU.
9. Perdarahan 20 cc, keadaan ibu baik.
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Data Dasar
Interpretasi Data
Diagnose /
Masalah Potensial
Tindakan
Segera
Data subjektif
Ibu mengatakan:
Data objektif
· TTV
– TD : 110/70 mmHg
– S : 36, 5°C
– P : 22 x/menit
– N : 78 x/imenit
· BB : 55 kg
· TB : 159 cm
Pemeriksaan fisik
· Inspeksi :
Diagnosis
Ibu P1A1H1 post currettage hari kedua, keadaan umum ibu baik.
Dasar
Ibu mengatakan :
Pemeriksaan fisik
· Inspeksi :
Tidak ada
Tidak ada
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa saat ini keadaan ibu sudah baik.
2. Ibu diperbolehkan pulang setelah okter melakukan visite pada pukul 10.00 WIB.
Advertisements
Report this ad
Report this ad
Share this:
TwitterFacebookGoogle
Related
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment
Name *
Email *
Website
POST COMMENT
Advertisements
Report this ad
Search for:
Search …
Archives
February 2015
December 2014
September 2014
August 2014
July 2014
June 2014
Meta
Register
Log in
CREATE A FREE WEBSITE OR BLOG AT WORDPRESS.COM.
Follow
:)
ilmu kebidanan
AQ BERJALAN DENGAN LAMBAT,, akn TetApi,,,Aq BeluM perNah BerJalN MunduR WAlau 1
LangkahPun,,,,(ABRAHAM LINCOLN)
BAB IV
TINJAUAN KASUS
TAHUN 2010
Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 Juni 2010 pukul 13.00 WIB di Bangsal Kebidanan Rumah Sakit
Umum Daerah Sekayu oleh Mahasiswi Poltekkes Depkes Palembang Jurusan Kebidanan.
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Alamat : Ngulak 3
2. Alasan Datang
Tanggal 1 Juni 2010 pukul 13.00 WIB Os Masuk Rumah Sakit,mengaku hamil 2 bulan anak ke-6 Ibu
mengeluh keluar darah pervaginam sejak sore kemarin, darah bergumpal-gumpal. Ganti pembalut ± 6
kali atau ganti kain ± 4 kali sehari.
3. Data Kebidanan
a. Riwayat Haid
b. Riwayat Perkawinan
Lamanya : 25 tahun
NO
Umur
Kehamilan
Jenis Persalinan
Ditolong Oleh
Penyulit
Tahun Persa
linan
Nifas/
Laktasi
Anak
JK
PB
BB
Keadaan
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Ini
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
1986
1989
1992
1995
Baik
Baik
Baik
Baik
Lk
Pr
Pr
Pr
47
48
49
48
3000
2800
2900
3250
JTM
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
TM I : Tidak ada
TM II : Tidak ada
4. Riwayat KB
5. Data Kesehatan
SC : tidak ada
a. Pola Nutrisi
Sebelum hamil
Selama hamil
Sebelum hamil
Selama hamil
Tidur siang : -
Tidur siang :
Aktivitas : IRT
Aktivitas : IRT
c. Pola Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
- BAB
Frekuensi : 2x /hari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
- BAB
Frekuensi : 2 x /hari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
- BAK
Frekuensi : 2x / hari
Warna : kuning
- BAK
Frekuensi : 3x / hari
Warna : kuning
d. Personal Hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
Mandi : 2 x /hari
Mandi : 2 x /hari
7. Data Psikososial
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Suhu : 36,9 ◦C
RR : 23 x/ menit
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. inspeksi
· Kepala
· Leher
· Dada
Mammae : Simetris
Colostrums : (-)
· Abdomen
Pembesaran : Simetris
Striae livide : Tidak ada
Genetalia eksterna : tidak ada oedema, tidak ada varises dan keluar darah pada vagina
seperti ati ayam (gumpalan)
· Ekstremitas
b. Palpasi
3. Pemeriksaan Penunjang
- Lab
· Darah
HB : 9,6 gr %
Gol darah :A
· Urine
PT :+
Protein : tidak dilakukan
4. Therapy
· Pre operasi
· Post operasi
Masalah : Ibu merasa nyeri dan sakit pada daerah bawah perut
- KIE pada ibu tentang tanda bahaya apabila keluar darah lebih banyak
- KIE pada ibu tentang penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan
1V. PERENCANAAN
1. Informed consent
3. Observasi perdarahan
6. Memberikan semangat dan keyakinan kepada ibu bahwa operasi akan berjalan lancar.
8. Memberi tahu ibu bahwa ibu harus puasa sebelum dan sesudah operasi
V. IMPLEMENTASI
KU : Sedang
Kesadaran : CM
TD : 130/70 mmHg
RR : 24x/ menit
Suhu : 37,5 C
TD :130/90 mmHg
RR : 26 x/m
Suhu : 37 C
TD :120/80 mmHg
RR :28 x/m
Suhu :36,5 C
Hb : 9,6 gr %
Golongan darah :A
8. Opersai dilakukan mulai pukul 23.30 wib sampai selesai pukul 23.40 wib
DATA OBJEKTIF :
Vital sign
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x/ menit
Suhu : 36,5 C
ANALISA
PERENCANAAN
1. Mengobservasi Tanda-tanda vital Ibu
EVALUASI
Vital sign
TD : 130/80 mmHg
RR : 23x/ menit
Suhu : 36 C
SUBJEKTIF : ibu merasa sakit yang hebat pada bagian bawah perutnya.
OBJEKTIF :
Vital Sign :
● TD : 120/70 mmHg
● Nadi : 88 x/menit
● Suhu : 36,7
● RR : 20 x/menit
● TD : 110/80 mmHg
ASSESMENT :
PLANNING
1. Observasi TVI,perdarahan
2. Mobilisasi dini
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1. hasil tanda vital Ibu :
Vital Sign
● TD : 120/70 mmHg
● Nadi : 88 x/menit
● Suhu : 36,7
● RR : 20 x/menit.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu hamil Ny “R” Juni 2010 pukul 13.00 WIB di Rumah Sakit
Umum Daerah Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin provinsi sumatera selatan, didapatkan informasi
bahwa nyonya “R” keadaan umumnya sedang, tekanan darahnya 130 / 80 mmHg , RR = 23x/menit, suhu
= 36,5 C dan Nadi 84x/menit. Berdasarkan hasil anamnesa HPHT = 29 Maret 2010, dan TP = 05 januari
2011, ibu mengaku hamil kurang lebih 2 bln, ibu hamil anak ke 6, nafsu makan menurun kurang lebih 1
bulan, nyeri perut (+) , sakit pinggang (+), keluar darah bergumpal dari kemaluan ibu.
Pada pemeriksaan fisik hasil inspeksi terlihat keluar flek dari vagina, dan yang lainnya tidak ada
kelainan, tidak teraba ballottement . diagnose Ny “R” G6P4A1 Hamil 9 minggu 1 hari dengan Abortus
Inkomplet.
Abortus Inkomplet adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian)
tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus
inkomplet ( Obstetri Williams, hlm 581 tahun 2002 ).
Penatalaksanaan Abortus Inkomplet pada buku kapita selekta jilid I, tahun 2005:
· Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat (RL) dan
selekas mungkin di transfuse darah.
· Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan egometrin 0,2
mgintramuskular.
· Bila janin sudah keluar, tapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual
Penatalaksanaan Abortus Inkomplet pada buku pelayanana kesehatan maternal dan Neonatal tahun
2006 :
● Tentukan besar uterus ( tafsiran usia kehamilan ), kenali dan atasi setiap komplikasi ( perdarahan
hebat, syok, infeksi/sepsis)
● hasil konsepsi yang terperangkap pada servik yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat
dikeluarkan secara xdigital/ cuman ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:
- Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg/oral
- Bila perdaranan terus berlangsung evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K ( pilihan
tergantung dari usia kehamilan, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin )
● bila tak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksi (ampisilin 500 mg/oral atau doksisiklin 100
mg)
● bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidazon 500 mg setiap 8 jam
● bila terjadi perdarahan hebat dan usia kehamilan dibawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan
AVM
● bila pasien tampak anemik, beri sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu ( anemia sedang ) atau
tranfusi darah ( anemia berat ).
Pada beberapa kasus, abortus inkomplet erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu,
perhatikan hal-hal berikut ini :
1. Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cedera intra-abdomen
( mual, muntah, nyeri punggungm, demam, perut kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang,
nyeri berlanjut.
2. Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari region
genetalia.
3. Berikan boster tetanus toksoi 0,5 mg bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis servisis
dan pasien pernah diimunisasi
4. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, beri sirup anti tetanus (ATS) 1500 unit IMdiikuti dengan
pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu
Penatalaksanaan pada Ny “R” untuk menentukan diagnosa Abortus Inkomplet adalah dengan
pemeriksaan penunjang yaitu dengan cara USG, Rontgen, chek labor. Sedangkan menurut buku kapita
selekta tahun 2005, ada 3 macam yaitu, dari anamnesis , dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Penatalaksanaan pada ibu hamil ny “R” yaitu dengan memberikan terapi IVFD Ringer Laktat gtt xx
x/menit. Selanjutnya dilakukan observasi perdarahan sebelum operasi , mempuasakan pasien selama 8
jam. kemudian melakukan persiapan operasi yaitu persiapan alat, obat dan darah.
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beranda
MENGENAI SAYA
Foto saya
Yulia Fransischa