You are on page 1of 5

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa
medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk
menentukan tindakan selanjutnya.
Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan
jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi
nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Merupakan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien sehingga
dibawa ke Rumah Sakit, seperti nyeri pada punggung, nyeri abdomen.
Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat perlu
mengidentifikasi :
 Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah), leher, dan
pinggang
 Berat badan menurun
 Biasanya diatas 45 tahun
 Jenis kelamin, sering pada wanita
 Pola latihan dan aktivitas

Keluhan utama
Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada area punggung,
nyeri abdomen akibat kifosis, susah untuk bergerak, dan beberapa ada
yang mengalami gangguan pernapasan
b.Riwayat penyakit dahulu
Dalam pengkajian merupakan riwayat penyakit yang pernah diderita pasien sebelum
diagnosis osteoporosis muncul seperti reumatik, Diabetes Mellitus, hiperparatiroid,
hipoparatiroid, hipogonade, gagal ginjal dan lain sebagainya.
c.Riwayat penyakit keluarga
Dalam pengkajian, perlu mengkaji riwayat penyakit keluarga pasien, yaitu apakah
sebelumnya ada salah satu keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama dengan
pasien seperti osteoporosis, diabetes melitus, maupun penyakit terkait genetik lainnya
yang berhubungan dengan sistem skeletal.
3. Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan
olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian,
makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk pribadi
yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu,
olahraga dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan
sendi. Lansia memerlukan aktifitas yang adekuat untuk
mempertahankan fungsi tubuh. Aktifitas tubuh memerlukan
Interaksi yang kompleks antara saraf dan muskuloskeletal.
Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan
menurunnya gerak persendian adalah
agility (kemampuan gerak cepat dan lancar) menurun, dan
stamina menurun.
4. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit
b. Kebiasaan minum alkohol, kafein
c. Riwayat keluarga dengan osteoporosis
d. Riwayat anoreksia nervosa, bulimia
e. Penggunaan steroid
5. Pola nutrisi metabolic
a. Inadekuat intake kalsium

6. Pola aktivitas dan latihan


a. Fraktur
b. Badan bungkuk
c. Jarang berolah raga
7. Pola tidur dan istirahat
1. Tidur terganggu karena nyeri
8. Pola persepsi kognitif
1. Nyeri punggung
9. Pola reproduksi seksualitas
1. Menopause
10. Pola mekanisme koping terhadap stress
1. Stres, cemas karena penyakitnya
11. Pemeriksaan Fisik
a. Dada
Ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang
belakang akibat kifosis. Taktil fremitus seimbang kanan dan
kiri. Suara resonan pada seluruh lapang paru. Namun,
biasanya pada beberapa pasien yang menderita osteoporosis
cenderung akan mengalami kifosis (bungkuk) yang dapat
mengakibatkan ekspansi paru tidak maksimal sehingga
pasien terkadang mengalami gangguan pernapasan seperti
sesak napas maupun dispneu akibat keterbatasan kebutuhan
oksigen yang didukung oleh usia lanjut.
b.Integumen
Pengisian kapiler (CRT) kurang dari 1 detik, sering terjadi
keringat dingin/basah dan pusing. Adanya pulsus perifer
memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau
edema yang berkaitan dengan efek penggunan obat.
c.ekstremitas
Pada Inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis, klien
osteoporosis sering menunjukkan kifosis atau ngibbus
(dowager’s hump) Dan penurunan tinggi badan dan berat
badan. Ada gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length
inequality, dan nyeri spinal. Lokasi fraktur sering terjadi
adalah antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3.
d.neurologi
Kesadaran biasanya komposmentis/sadar penuh. Pada kasus
yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.
Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal
yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya satu
fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra
e.pencernaan
Untuk kasus osteoporosis, apabila menyerang struktur tulang
dan fungsi dari tulang belakang maka perlu di kaji frekuensi,
konsistensi, warna, serta bau feses karena pasien dengan
kompresi saraf pencernaan vertebrae akibat osteoporosis
dapat mengalami konstipasi.
12. Aspek Penunjang
a. Radiologi
Gejala radiologi yang khas adalah densitas atau massa tulang
yang menurun yang dapat dilihat pada vertebra spinalis.
Dinding dekat korpus vertebra biasanya merupakan lokasi
yang paling berat. Penipisan korteks dan hilangnya trabekula
transversal merupakan kelainan yang sering ditemukan.
Lemahnya korpus vertebrae menyebabkan penonjolan yang
menggelembung dari nucleus pulposus kedalam ruang
intervertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf.
b. CT-Scan
Dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang
mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow
up. Mineral vertebra diatas 110 mg/cm3 biasanya tidak
menimbulkan fraktur vertebra atau penonjolan, sedangkan
mineral vertebra dibawah 65 mg/cm3 ada pada hampir semua
klien yang mengalami fraktur.

You might also like