You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Definisi Keluarga
keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992).
keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman
1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang
perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau
lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak
diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa
sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara
yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga .
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan
mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarga , interaksi, dan tinggal dalam
suatu rumah
Ciri, ciri struktur keluarga : 1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain 2.
Ada keterbatasan, 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
Struktur keluarga (ikatan darah) : 1.Patrilineal, keluarga sedarah terdiri
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari
jalur ayah 2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu 3. Matrilokal,
suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri 4. Patrilokal, suami istri tinggal
pada keluarga sedarah suami 5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
1. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan
dasar
a. Prasejatera, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran
agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat
memenuhi salah satu /lebih indikator KS tahap I.
b. Keluarga sejahtera (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi
lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap
keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa
kesarana kesehatan
c. Keluarga sejahtera II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai
agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah,
kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru
setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir,
Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur
10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup
2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
d. Keluarga sejahtera III
Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama,
pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem,
anggota melaksanakan ibadah, daging/telur seminggu sekali,
memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2
perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.
e. KS Tahap III Plus, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,
pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III +
(ditambah), memberikan sumbangan.
2. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan
mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan
petunjuk dalam pemecahan masalah.
c. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan
anak dan meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga
nya dan kepentingan di masyarakat.
e. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

B. Tipe dan Tugas Keluarga


Tipe – tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2)

1. Keluarga inti ( Nuclear family )


Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
2. Keluarga besar ( Exstended family )
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.
3. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau
kehilangan pasangannya
4. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya,
5. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
6. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone)
7. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosecual cohabiting family)
8. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).

Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut


Suprajitno (1004:3). Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap
perkembangan, keluargapun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai
tugas perkembangan masing-masing. Tahap–tahap perkembangan itu antara lain:

1. Tahap perkembangan keluarga baru menikah

a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.


c. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi
orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.

2. Keluarga dengan anak baru lahir


a. Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga,
hubungan seksual dan kegiatan
c. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi,
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar
keluarga
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah.
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja.
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi
b. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan
d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa
a. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga
besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
d. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.
7. Keluarga dengan usia pertengahan.
a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
b. Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebaya
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga usia tua.
a. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangan
b. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
d. Melakukan life review masa lalu.

C. Masalah keperawatan kesehatan keluarga


1. Komunikasi keluarga disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua,
konflik peran orangtua
3. Perubahan penampilan peran
4. Gangguan citra tubuh
5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial
peningkatan koping keluarga
6. risiko terhadap tindak kekerasan
7. perilaku mencari bantuan kesehatan,
8. gangguan tumbuh kembang,
9. risiko penularan penyakit,

D. Proses Keperawatan keluarga


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi
semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja,
dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman
dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga , identifikasi masalah
keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan,
implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut
Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan
keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan
maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina
komunikasi dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga
terdiri dari lima langkah dasar meliputi :

1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan
sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu
(bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
dan tipe keluarga .
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
3) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga .
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan
yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu
pengobatan tradisional.
4) Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu
penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .
5) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir
hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang
terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh
terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
6) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh
terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .
7) Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai
rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai
faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
c. Karakteristik Lingkungan
d. Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
8) Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan
keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress
psikologik.
c. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.

9) Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya
agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor
tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.
b. Fungsi sosialisasi .
keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi:
pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah ;
(1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah
(2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami
(4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
(5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan.
(6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada.
(7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan.
(8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara
lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang
ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah;
(1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan
perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
kesehatan/ penyakit.
(2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan.
(3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang
diperlukan memadai.
(4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap
perawatan yang diperlukan
(5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri
sendiri dalam keluarga
(6) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan
dalam memelihara lingkungan dimasa mendatang.
(7) Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit
(8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan
dan bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
(9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).
(10) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
d. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah :
(1) Berapa jumlah anak
(2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga
(3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga .
e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
(1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan
(2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga .

10) Stress dan Koping keluarga


a. Stressor jangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang dari 6 bulan.
(2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan.
(3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
(4) Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
berespon terhadap situasi/stressor.
(5) Strategi koping yang digunakan
(6) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
(7) Strategi adaptasi disfungsional
(8) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan
b. Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan
koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress
anggota keluarga yang berkepanjangan.
b. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Sebagaimana prosedur pengkajian yang
komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung
rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga . Setelah ditemukan
masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas
sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Prioritas Masalah:
No Kriteria Skor Bobot Nilai
1 Sifat masalah 1
- Tidak/Kurang sehat 3
- Ancaman 2
- Krisis keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah 2
Dapat diubah dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Retensi masalah u/ dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya msalah
Masalah berat yg harus segera diatasi 2
Masalah dirasakan, tapi tidak perlu 1 1
segera
Masalah diatasi
tidak dirasakan 0

You might also like