You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

P DENGAN GANGGUAN
SISTEM ENDORKIN DIABETES MELITUS DILINGKUNGAN IV GG.
BUNGA PANCUR SIWAH

PROPOSAL

NAMA : ERPINAWATI BR GINTING

NIM : 1502617

UTARA MEDAN 2017 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMTRA


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmat
shingga proposal Diabetes melitus ini dapat saya selesaikan.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahawa jauh dari sempurna serta masih
terdapat kekeurangan dan kekeliruan dalam penulisan proposal ini. Saya berharap masukan
perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan
layak sebagaimana mestinya.
DAFTRA ISI
Kata pegantar

Daftar isi

Bab I : Pendahuluhan

A. latar belakang
B. ruang lingkup penulisan
C. metode penulisan
D. sistematika penulisan

Bab II : Landasan teoritis

A. landasan teoritis medis


1. definisi
2. anatomi fisiologi
3. etologi
4. phatufisiologi
5. manifestasi klnis
6. komplikasi
7. pemerisaan diagonistik
8. penatalaksanan medis
B. landasan toritis keperawatan
1. pengkajian
2. diagonis keperawatan
3. intervensi
4. impelmentasi
5. eveluasi

Bab III : Tinjauan kasus

A. penkajian
B. diagonisa keperawatan
C. perncanan,impelmentasi,evaluasi

Bab IV : Pembahasan

1. diagonis pengkajian
2. perwatan
3. perncanan
4. pelaksanaan
5. evaluasi

Bab V : Kesimpulan dan Saran


A. kesimpulan
B. saran

Daftar pustaka

Lampiran : catatan perkembangan


Bab I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Diabetes malitus ( DM ) merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula
darah melibihi nilai normal ( hipergilmia ) kondisi ini timbul trutama disebabkan adanya
gangguan pada metabolisime karbihidrat ( gula ) didalam tubuh. Gangguan metabolisme
tersebut antara lain disebabkan oleh adanya gagguan fungsi harmon insulin didalam tubuh.
Pada penderita DM akan menybabkan pola pada metabolisme lemak yang ditandai dengan
meningkatnya kadar beberapa zat turunana lemak seprti triqliserida dan kolestrol.
peningkatan triqliserida dan kolestrol merupakan akibat penurnan pemecahan lemak, yang
kerjanya dipengaruhi oleh urin.

Oleh karna itu kondisi hiperglikimia yang terjadi didalam jangka waktu lama akan
menyebabkan perubahan fungsi dan metabolisme tubuh termasuk metabolisme lemak
perubahan – perubahan tersebut dapat menyebabakan kerusakan jaringan dan kerusakan
jarigan ini lah yang akan menimbulkan kopilikasi – komplikasi sementara itu komplikasi
koronik DM merupakan faktor resiko utama timbulnya penyakit jantung korner,
penyumbatan pembulu darah serebro – veskuler ( Strok ) gagal ginjal gangguan pengelihan
dan lain – lain

Oleh karna itu jika dibiarkan tidak terkendali, DM dapat menimbulkan penyakit atau
komplikasi. Komplikasi yang lain dapat berakibat fatal berbagai hasil penelitian menunjukan
bahwa peningkatan triqleserida dan peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Penderita
Dm tidak takut karna resiko timbulnya komplikasi, komplikasi diabetes dapat diantipasi
dengan jalan mengontrol dan mengendalikan kadar gula darah dalam kadar gula jangka
panjang pengendalian kadar gula darah secara ketat akan memperbaiki pula kadar
trigliserida dan kolestrol pada penderita DM sehingga faktor resiko tekanan komplikasi DM
dapat dikurangi.

Pemeriksan laboraturium merupakan bagian dalam menanggulangi DM baik untuk


menyemukan penyebabnya diagonis, pemantauan maupun deleksi diri adanya kompliksai.
Pemeriksan kadar gula darah di laboratrium yang bisa dilakukan selama ini umumnya hanya
mencerminkan kadar dan gula darah sehat, karna hasil pengukuran sangat dipegaruhi oleh
faktor makanan, olah raga, emosi, maupun oleh obat- obat yang di minum penentuan
seseorang menderita DM tidak dapat dilakukan dengan hanya dengan satu kali pemerikasan
kadar gula darah oleh karna itu doktor perlu melakukan pemantau melalui beberapa kali
pemeriksan, disamping juga anjuran untuk mengatur pola makan dan berolah raga.
Mengatur pla makan apalagi atau remkomendasi ahli gizi yang telah diperhitungkan sksama
bertujuan mengelolah kadar gula maupun kadar lemak darah sesuai kebutuhan tubuh.
Berolah raga secara teratur dapat juga membantu menurunkan kadar gula darah karana
dengan berolah raga gula darah dapat mudah metabolisme oleh sel sel tubuh.

Di dalam tubuh kita terdapat sel darah merah yang mengandung haemoglobin dengan
fungsi utama mengikt osigen yang sangat diperlkan tubuh dalam keadan normal
haemoglobin dalam kadar tertentu megikat pula bebagai macam zat lain, salah satunya
ialah mengikat glokosin ( gula darah ).

asuhan keperawatn pada diabetes melitus

1.3.1 Tujuan umun

Menjelaskan konsep dan proses asuhan keperawatan pada diabetes melitus

1.3.2 Tujuan kusus 1.4 Manfaat

1.4.1 Mahasiswa mengetahui dasar diabetes melitus

1.4.2 Mahasiwa mampu melakukan proses asuhan keperawatan pada diabetes melitus1.2
Rumus masalah

1.2.1 Bagaimana konsep diabetes melitus

1.2.2 Bagaimana proses

1. mengidentifiksi definisi dari diabetes melitus


2. mengidenifikasi klasifikasi diabetes melitus
3. mengidenfikasi tanda dan gejala dari diabetes melitus
4. mengidenfikasi manifestasi klinis dari diabetes melitus
5. mengidentifikasi proses keperwatan dari diabetes melitus

1.5 Sistemmatika penulisan

BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang tujuan ruang lingkup


metode

Penulisan dan sitematiaka penulisan

BAB II : Tujuan teoritis terdiri dari tinjauan teoritis medis dan


tinjauan

Teoritis medis dan tinjauan teoritis keperawatan

BAB III : laporan kasus terdiri dari hasil pengkajian, perumusan


diagnosa

Keperawatan, perencanan, implementasi , evaluasi dan


catatan

perkembangan

BAB IV : Pembahasan, terdiri dari pembahasan pengkajian diagnosa

Keperawantan, perencanaan, implementasi dan evaluasi


BAB V : Penutup meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MEDIS

2.1 Tinjauan teoritis

A. pengrtian

Diabetes melitus merupakan seklompok kelasan hetrogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Bunner dan suddarth, 2002 )

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabakan oleh karna adanya peningkatan kadar gula ( gulkosa ) darah akibat kekurangan
insulin baik abolut maupun relatif ( aljatmo, 2002 ).

B. klasifikasi

Klasifikasi diabetes melitus sebagai berikut

1. Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin


2. Tipe II : Diabetes melitus tidak tergantung insulin
3. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes melitus gestasional

C. Etiologi

1. Diabetes Tipe 1

a. Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecedrungan genetik kearah terjadinya DM tipe Ikecendrungan genetik ini
di temukan pada individu yang memeiliki tipe antigen. Keluhan yang sering muncul adalah
gangguan pengelihatan karna katarak, rasa kesemutan pada tangkai serta kelemahan otot (
neoropati prifer ) dan luka pada tunkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

Menurut supratodo gejala-gejala DM pada usia lanjut yang sering ditemukan antara lain :

1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus vulvea
6. Infelasi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neoropati prifer
10. Neoropati viseral
11. Amiotropi
12. Vlkus neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembulu darah perifer
15. Koroner
16. Penyakit pembulu darah otak
17. Tipertensi

Osmotik diversis akibat glukosuria tertunda disebabakan ambang ginjalyang tinggi, dan
dapat muncul kuluhan noktvia disertai gangguan tidur atau bahkan inkontinensia urin.
Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bearaksi
adekuat terhadap dehidrasi karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium
lanjut.

b. Faktor faktor imunologi

Adanya respon yang merupakan obnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara beraksi terhadap jaringan tersebut yang di angap seolah-olah sebagai
jaringan asing otoantibodi pulau langerhans dan insulin endoge.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otonium yang menimbulkan destruksi
selbeta.

2. diabetes tipe II

Mekanisme yang tepat yang meyebabkan resitensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe Iimasih belum diketahui faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinya resitensi insulin.

Faktor-faktor resiko :

a. Usia ( resitensi insulin cendrung mengikat pada usia diatas 65 tahun )


b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

D. Tanda dan gejala

Keluhan umum pasien DM seperti polivria polidpsi polifagia pada DM umumnya tidak ada
sebaliknya yang sering menggangu pasien adalah keluhan akibat komplikasi digonaratif
koronik pada pembulu darah dan saraf pada DM lansia terdapat perubahan profisiologi
akibat proses menua sehingga klinisnya beruariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Penyakit yang mula-mula rigan dan sedang saja yang biasa
terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba tiba apabila pasien mengalami
infleksi akut. Defesensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarng menjadi absoulut dan
timbul keadaan ketosidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi kesadaran
menurun dengan hiperglikimia, dehidrasi dan ketonemia gejala yang bisa terjadi pada
hipogolikemia apati rasa laparmenguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada
DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan
mendadak.

Pada usia lanjut reaksi vegatatif dapat menghilang sedangkan gejala kebingungan dan
koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.

E. Pemeriksaan penunjang

1. Gulkosa darah sewaktu

2. Kadar gulkosa darah puasa

Bukan DM Belum pasti DM DM


Kadar glukosa darah
sewaktu
Plasma vena
Darah Kapiler < 100 100 – 200 > 200
Kadar darah glukosa < 80 80 – 200 > 200
darah puasa
Plasma vena < 110 110 – 120 > 126
Darah kapiler < 90 90 – 110 > 110

Keriteria diagonistik WHO untuk diabetes melitus pada sedikitnya dua kali pemeriksaan :

1. Glukosa plasma sewaktu > 200 mg / dl ( II, 1 mmol / L )


2. Glukosa plasma puasa > 140 mg / dl ( 7,8 mmol / L )
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat ( 2 jam post prandial (pp) > 200 mg/ dl )

F. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes melitus adalah mencoba menormalkan ativitas insulin
dan kadar glukosa darara dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neouropati tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.

Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi gika diperlukan
5. Pendidikan

You might also like