Professional Documents
Culture Documents
P DENGAN GANGGUAN
SISTEM ENDORKIN DIABETES MELITUS DILINGKUNGAN IV GG.
BUNGA PANCUR SIWAH
PROPOSAL
NIM : 1502617
Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahawa jauh dari sempurna serta masih
terdapat kekeurangan dan kekeliruan dalam penulisan proposal ini. Saya berharap masukan
perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan
layak sebagaimana mestinya.
DAFTRA ISI
Kata pegantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuluhan
A. latar belakang
B. ruang lingkup penulisan
C. metode penulisan
D. sistematika penulisan
A. penkajian
B. diagonisa keperawatan
C. perncanan,impelmentasi,evaluasi
Bab IV : Pembahasan
1. diagonis pengkajian
2. perwatan
3. perncanan
4. pelaksanaan
5. evaluasi
Daftar pustaka
PENDAHULUAN
Diabetes malitus ( DM ) merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula
darah melibihi nilai normal ( hipergilmia ) kondisi ini timbul trutama disebabkan adanya
gangguan pada metabolisime karbihidrat ( gula ) didalam tubuh. Gangguan metabolisme
tersebut antara lain disebabkan oleh adanya gagguan fungsi harmon insulin didalam tubuh.
Pada penderita DM akan menybabkan pola pada metabolisme lemak yang ditandai dengan
meningkatnya kadar beberapa zat turunana lemak seprti triqliserida dan kolestrol.
peningkatan triqliserida dan kolestrol merupakan akibat penurnan pemecahan lemak, yang
kerjanya dipengaruhi oleh urin.
Oleh karna itu kondisi hiperglikimia yang terjadi didalam jangka waktu lama akan
menyebabkan perubahan fungsi dan metabolisme tubuh termasuk metabolisme lemak
perubahan – perubahan tersebut dapat menyebabakan kerusakan jaringan dan kerusakan
jarigan ini lah yang akan menimbulkan kopilikasi – komplikasi sementara itu komplikasi
koronik DM merupakan faktor resiko utama timbulnya penyakit jantung korner,
penyumbatan pembulu darah serebro – veskuler ( Strok ) gagal ginjal gangguan pengelihan
dan lain – lain
Oleh karna itu jika dibiarkan tidak terkendali, DM dapat menimbulkan penyakit atau
komplikasi. Komplikasi yang lain dapat berakibat fatal berbagai hasil penelitian menunjukan
bahwa peningkatan triqleserida dan peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Penderita
Dm tidak takut karna resiko timbulnya komplikasi, komplikasi diabetes dapat diantipasi
dengan jalan mengontrol dan mengendalikan kadar gula darah dalam kadar gula jangka
panjang pengendalian kadar gula darah secara ketat akan memperbaiki pula kadar
trigliserida dan kolestrol pada penderita DM sehingga faktor resiko tekanan komplikasi DM
dapat dikurangi.
Di dalam tubuh kita terdapat sel darah merah yang mengandung haemoglobin dengan
fungsi utama mengikt osigen yang sangat diperlkan tubuh dalam keadan normal
haemoglobin dalam kadar tertentu megikat pula bebagai macam zat lain, salah satunya
ialah mengikat glokosin ( gula darah ).
1.4.2 Mahasiwa mampu melakukan proses asuhan keperawatan pada diabetes melitus1.2
Rumus masalah
perkembangan
BAB II
A. pengrtian
Diabetes melitus merupakan seklompok kelasan hetrogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Bunner dan suddarth, 2002 )
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabakan oleh karna adanya peningkatan kadar gula ( gulkosa ) darah akibat kekurangan
insulin baik abolut maupun relatif ( aljatmo, 2002 ).
B. klasifikasi
C. Etiologi
1. Diabetes Tipe 1
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecedrungan genetik kearah terjadinya DM tipe Ikecendrungan genetik ini
di temukan pada individu yang memeiliki tipe antigen. Keluhan yang sering muncul adalah
gangguan pengelihatan karna katarak, rasa kesemutan pada tangkai serta kelemahan otot (
neoropati prifer ) dan luka pada tunkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut supratodo gejala-gejala DM pada usia lanjut yang sering ditemukan antara lain :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus vulvea
6. Infelasi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neoropati prifer
10. Neoropati viseral
11. Amiotropi
12. Vlkus neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembulu darah perifer
15. Koroner
16. Penyakit pembulu darah otak
17. Tipertensi
Osmotik diversis akibat glukosuria tertunda disebabakan ambang ginjalyang tinggi, dan
dapat muncul kuluhan noktvia disertai gangguan tidur atau bahkan inkontinensia urin.
Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bearaksi
adekuat terhadap dehidrasi karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium
lanjut.
Adanya respon yang merupakan obnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara beraksi terhadap jaringan tersebut yang di angap seolah-olah sebagai
jaringan asing otoantibodi pulau langerhans dan insulin endoge.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otonium yang menimbulkan destruksi
selbeta.
2. diabetes tipe II
Mekanisme yang tepat yang meyebabkan resitensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe Iimasih belum diketahui faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinya resitensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
Keluhan umum pasien DM seperti polivria polidpsi polifagia pada DM umumnya tidak ada
sebaliknya yang sering menggangu pasien adalah keluhan akibat komplikasi digonaratif
koronik pada pembulu darah dan saraf pada DM lansia terdapat perubahan profisiologi
akibat proses menua sehingga klinisnya beruariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Penyakit yang mula-mula rigan dan sedang saja yang biasa
terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba tiba apabila pasien mengalami
infleksi akut. Defesensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarng menjadi absoulut dan
timbul keadaan ketosidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi kesadaran
menurun dengan hiperglikimia, dehidrasi dan ketonemia gejala yang bisa terjadi pada
hipogolikemia apati rasa laparmenguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada
DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan
mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegatatif dapat menghilang sedangkan gejala kebingungan dan
koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
E. Pemeriksaan penunjang
Keriteria diagonistik WHO untuk diabetes melitus pada sedikitnya dua kali pemeriksaan :
F. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes melitus adalah mencoba menormalkan ativitas insulin
dan kadar glukosa darara dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neouropati tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi gika diperlukan
5. Pendidikan