You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan global. Dalam tiga dekade
terakhir terjadi peningkatan angka kejadian penyakit tersebut di berbagai negara yang dapat
menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1 %. Kejadian luar biasa penyakit telah sering
dilaporkan dari berbagai negara. Penyakit dengue terutama ditemukan di daerah tropis dan
subtropis dengan sekitar 2,5 milyar penduduk yang mempunyai risiko untuk terjangkit
penyakit ini. Diperkirakan setiap tahun sekitar 50 juta manusia terinfeksi virus dengue yang
500.000 di antaranya memerlukan rawat inap dan hampir 90 % dari pasien rawat inap adalah
anak-anak (UKK Infeksi dan Penyakit tropis IDAI, 2014).
Asia tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 milyar merupakan daerah endemis,
Indonesia bersama dengan Bangladesh, India, Maladewa, Myanmar, Sri lanka, Thailand dan
Timor leste termasuk ke dalam kategori endemik A (endemik tinggi). DI negara tersebut
penyakit dengue merupakan alasan utama rawat inap dan salah satu penyebab utama
kematian pada anak. (UKK Infeksi dan Penyakit tropis IDAI, 2014).
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.
Demam berdarah dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue
dan Dengue Syok Sindrom termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis
serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4.
Penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di
Indonesia Demam Berdarah Dengue pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun
1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia Angka
Kematian: 41,3 %. Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia
(Kemenkes RI, 2010).
Terjadinya Demam Berdarah Dengue di Indonesia berhubungan dengan berbagai
faktor risiko, yaitu: lingkungan yang masih kondusif untuk terjadinya tempat perindukan
nyamuk Aedes aegypti, pemahaman masyarakat yang masih terbatas mengenai pentingnya
pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus, perluasan daerah endemik akibat perubahan dan
manipulasi lingkungan yang terjadi karena urbanisasi dan pembangunan tempat pemukiman
baru, serta meningkatnya mobilitas penduduk. Untuk menekan terjadinya kejadian luar biasa
demam berdarah dengue, perlu membudayakan kembali pemberantasan sarang nyamuk 3M
Plus secara berkelanjutan sepanjang tahun dan mewujudkan gerakan 1 rumah 1 jumantik
(Kemenkes RI, 2016).

You might also like