You are on page 1of 29

Focus Group Discussion (FGD)

Skenario 3
Mutu Pelayanan Posyandu

Oleh kelompok A-4:

1. 16700057 Ketut Ayesha E. Prayoga


2. 16700059 Satya Yudhayana
3. 16700065 Putu Gede Aditya P. Sujana
4. 16700069 Sang Putu Hendy Erawan
5. 16700071 I Gede Angga Ariwijaya
6. 16700073 Ni Luh Putu Dea A. Maharani
7. 16700075 Novalinda Martha Thene
8. 16700077 Reyza Salam Asmara
9. 16700079 Ady Juwono Sudarsono
10. 16700081 Amalia Nadiasari
11. 16700083 Amel Stefany
12. 16700085 Dewa Aditya P. Nugraha

Pembimbing: Dr. Sudarso,Msc

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan tugas laporan focus group discussion (FGD) pada skenario 3 ini
mengenai “Mutu Pelayanan Posyandu”. Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas untuk
menjabarkan hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya.

Dalam penulisan laporan ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan
bagi kami secara khusus.

Surabaya, Mei 2017

Kelompok A-4

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................iii

Skenario ......................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................2

B. Rumusan Masalah .....................................................................3

C. Tujuan .......................................................................................3

BAB II ANALIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis .....................................................................................5

B. Fish Bone ...................................................................................17

C. Pembahasan ...............................................................................18

BAB III RENCANA PROGRAM ...............................................................20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...............................................................................24

B. Saran .........................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 26

iii
SKENARIO 3

Mutu Pelayanan Posyandu


Anda adalah seorang dokter Kepala Puskesmas Waringin di Kecamatan Waringin Kabupaten
Kota Hulu. Wilayah kerja anda terdiri dari 15 desa dengan luas 30 km2, dan jumlah penduduk
15000 jiwa. Berdasarkan laporan staf puskesmas dan kader, anda mendapatkan bahwa dari 15 desa
tersebut terdapat 3 desa dengan angka cakupan posyandunya rendah dengan urutan sebagai berikut
desa Kampar 50%, desa Kuring 55%, dan desa Candu 60%. Ketiga desa tersebut terletak di
perbatasan dengan kecamatan lain dan jarak tempuh ke puskesmas sekitar 20-25 km. Desa Kampar
sebagai yang paling rendah cakupannya sebagian besar wilayahnya adalah hutan yang cukup lebat.
Desa Kampar terdiri 10 dusun dengan jumlah penduduk 2000 jiwa dan jumlah balita sebanyak 200
orang. Penduduk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengandalkan hasil hutan yang dapat
dijual ke kota kecamatan. Pendidikan penduduk tertinggi adalah tamat SMP oleh karena SMA
hanya ada di kota kabupaten yang sangat jauh dari desa tersebut.
Bidan desa mengandakan posyandu sebulan sekali dibantu oleh perawat dari poskesdes. Di
desa Kampar ada 4 posyandu dan pada setiap kegiatan posyandu jumlah balita yang hadir rerata
100 balita (jumlah kehadiran dari 4 posyandu per bulan), dengan jumlah balita yang naik
timbangannya adalah 60 balita sementara 19 balita berada di BGM dan 2 balita dengan kurang
energi protein. Apakah indikator keberhasilan program posyandu anda, bagaimana meningkatkan
jumlah kunjungan posyandu di desa Kampar tersebut.

Learning objective:

1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menghitung indikator keberhasilan posyandu


2. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan dalam pelayanan posyandu
3. Mahasiswa mampu menyusun program untuk meningkatkan cakupan posyandu

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di


suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/RW.
Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M (Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan Gizi
(Penimbangan balita). Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur
(WUS), balita (Mubarak, 2000). Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam satu unit
posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga) yang di sesuaikan
dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat yang dibuka sebulan sekali,
dilaksanakan oleh kader Posyandu terlatih di bidang KB, yang bertujuan mempercepat
penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran (Depkes RI, 2000).
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara
keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan
masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan
pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas
jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari
masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan
sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak
hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat. Hal ini

2
merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh
pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka penurunan
tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan
Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan
ditujukan untuk kepentingan umum. Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di
Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita
dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan terakhir.
Tujuan didirikannya Posyandu adalah dalam upanya untuk menurunkan angka
kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan
sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini merupakan wadah titik temu antara
pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka
kematian bayi dan angka kelahiran. Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan
pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola
oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang
kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi.
Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan
terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada
lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang
mereka tidak kompeten memberikannya.
Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan terpilih yang
telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan
kesehatan dasar. Kader-kader ini diperoleh dari wilayah sendiri yang terlatih dan terampil
untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Untuk
mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan
kesehatan yang berkualitas oleh kader Posyandu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan cakupan posyandu di desa Kampar?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

3
Mengetahui cara meningkatkan cakupan posyandu di desa Kampar

b. Tujuan Khusus

1. Menjelaskan tentang posyandu


2. Menjelaskan manfaat dan tujuan posyandu
3. Menjelaskan sasaran pelayanan posyandu
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kunjungan posyandu
5. Mengetahui indikator keberhasilan posyandu
6. Menjelaskan cara meningkatkan cakupan posyandu di desa Kampar

4
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Shakira (2009) menyebutkan, Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program
Keluarga Berencana– Kesehatan di tingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat
dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
Istilah Posyandu yang dikenal sebagai Pos Pelayanan Terpadu adalah suatu tempat yang
kegiatannya tidak dilakukan setiap hari melainkan satu bulan sekali diberikan oleh pemberi
pelayanan kesehatan dan terdiri dari beberapa pelayanan kesehatan yaitu: Berdasarkan pelayanan
yang diberikan, sasaran Posyandu terdiri atas pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi
dan balita (Shakira, 2009).
a. Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
b. Pelayanan Imunisasi
c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Pelayanan Ibu berupa pelayanan ANC (Antenatal
Care), kunjungan pasca persalianan (Nifas) sementara Pelayanan Anak berupa Deteksi dan

5
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan maksud menemukan secara dini kelainan-
kelainan pada balita dan melakukan intervensi segera.
d. Pecegahahan dan Penanggulangan diare Dan Pelayanan Kesehatan lainnya (Arali, 2008).
Berdasarkan pelayanan yang diberikan, sasaran Posyandu terdiri atas pasangan usia subur,
ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita (Shakira, 2009).

2. Penyelenggara Posyandu
Pada hakikatnya Posyandu didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam mencapai
pelayanan kesehatan yang baik. Penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang telah dilatih di
bidang kesehatan dan KB dan keanggotaannya berasal dari PKK, tokoh masyarakat, dan pemuda
atau pemudi. Pengelola Posyandu sendiri adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang
berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di
wilayah tersebut (Effendy, 1998).
Kader kesehatan merupakan kader-kader yang dipilih masyarakat menjadi penyelenggara
Posyandu. Para ahli mengemukakan pendapat tentang kader kesehatan. Menurut Gunawan dalam
Hasdi (2007), kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehtan desa (prokes) adalah tenaga
sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Pendapat
ini diperkuat oleh pendapat Dirjen Depkes RI yang menyebutkan kader adalah warga masyarakat
setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Para kader
kesehatan masyarakat itu hendaknya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga
memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana.
Tujuan pembentukan kader adalah untuk mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan
bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah
dasar terbatasnya daya dan adanya dalam operasional Posyandu yang akan memanfaatkan sumber
daya yang ada di masyarakat secara optimal.
Tugas-tugas kader berbeda-beda antara satu tempat dan tempat yang lainnya. Tugas-tugas
tersebut meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi yang harus mereka
lakukan itu terbatas pada bidang-bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada mereka
(Heru, 1995).

6
3. Aktivitas Operasional Posyandu
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu antara lain:
a. Kesehatan Ibu dan Anak, yang termasuk didalamnya Pemeliharaan kesehatan ibu hamil,
melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah; Memberikan
nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori,
serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral; Pemberian nasehat
tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya; Penyuluhan kesehatan meliputi
berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
b. Keluarga Berencana, mencakup: Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia
subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi; Cara-cara penggunaan pil,
kondom dan sebagainya.
c. Immunisasi
a. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan
campak 1x pada bayi.
d. Peningkatan gizi dengan cara Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat;
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-
anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui; Memberikan kapsul vitamin
A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun.
e. Penanggulangan Diare (Hasdi, 2007).
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta
Krida Posyandu), yaitu: 1) Kesehatan Ibu dan Anak, 2) Keluarga Berencana, 3) Immunisasi, 4)
Peningkatan gizi, 5) Penanggulangan Diare, 6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih,
pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman, dan 7)
Penyediaan Obat essensial (Shakira, 2009).
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, tim penggerak PKK Desa/
Kelurahan dan petugas kesehatan dari Puskesmas. Kegiatan pelayanan masyarakat dilakukan
dengan sistem 5 (lima) meja, yaitu:
 Meja Pertama disebut meja pendaftaran

7
 Meja Kedua disebut meja penimbangan balita
 Meja Ketiga adalah meja pengisian KMS
 Meja Keempat adalah Penyuluhan Kesehatan
 Meja Kelima adalah Meja pemberian paket pertolongan gizi.
Untuk meja satu sampai empat dilakukan oleh kader kesehatan dan meja lima dilaksananak oleh
petugas kesehatan seperti, dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya (Arali, 2008).

4. Tujuan Posyandu
Adapun tujuan pelaksanaan Posyandu adalah sebagai berikut:
 Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan
dan nifas)
 Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
 Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera
 Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan
Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
 Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan
kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga serta mempercepat penurunan angka kematian ibu,
bayi, dan balita. Adapun lima kegiatan pokok posyandu adalah: KIA (Karti Ibu Dan Anak),
KB (Keluarga Berencana), Imunisasi, Penaggulangan Diare (Syafrudin, dkk. 2009:152-
153).

5. Manfaat Posyandu
Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat diantaranya:
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
 Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya
 Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna Biru (100.000 SI) (c)
 Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI)
 Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4
kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali

8
 Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif)
 Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI
 Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih
 Bayi/anak yang diare segera diberikan: ASI lebih sering dari biasa, Makanan seperti
biasa, Larutan Oralit dan minum air lebih banyak
 Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari
 Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan ditolong oleh
tenaga kesehatan
 Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
setelah melalui penapisan TT dan setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
 Ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI):1 kapsul segera setelah
persalinan, 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
 Ibu hamil, nifas, dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak saat sebelum
hamil
 Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak
 Keluarga mengkomsumsi pangan/makanan beragam, bergizi seimbang.
Dengan melaksanakan perilaku di atas maka diharapkan: (a) Balita naik berat badannya
setiap bulan (b) Balita tidak menderita kekurangan gizi (c) Bayi terlindung dari penyakit
berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi (d) Ibu hamil tidak menderita kurang
darah (e) Bayi lahir tidak menderita GAKI (f) Balita dan bufas tidak menderita kurang
vitamin A (g) WUS (Wanita Usia Subur) tidak menderita kurang energi kronis (h)
Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan (i) Menurunkan jumlah
kematian ibu dan balita.
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat sehingga:
 Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban
 Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari
 Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok (d) Keluarga
mencuci tangan pakai sabun
 Rumah bebas jentik nyamuk
 Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan

9
 Keluarga makan buah dan sayur setiap hari.
c. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dapat dicegah dengan
imunisasi, sehingga keluarga:
 Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria
 Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus dan Campak.
d. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga PUS (Pasangan Usia Subur):
 Menjadi peserta KB (Keluarga Berencana)
 Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang cocok dan
tepat penggunaan. (Kementerian Kesehatan RI 2011:3-6).

6. Sasaran Pelayanan Posyandu


Adapun yang menjadi sasaran pelayanan pada kegiatan Posyandu adalah yaitu:
 Bayi/Balita
 Ibu hamil/Ibu menyusui
 WUS (Wanita Usia Subur)
 PUS (Pasangan Usia Subur)
Adapun peserta Posyandu yang mendapat pelayanan meliputi:
a. Kesehatan ibu dan anak: (a) Pemberian pil tambah darah (ibu hamil) Pemberian
vitamin A dosis tinggi (pada bulan Februari dan Agustus) (b) Pemberian makanan
bergizi (c) Imunisasi (d) Penimbangan balita rutin dilakukan perbulan dengan
menandai/menarik garis grafik di KMS (Kartu Menuju Sehat) sesuai hasil berat balita,
keberhasilan penimbangan ini terlihat jika garis melewati garis merah, ditandai dengan
garis warna hijau.
b. KB (Keluarga Berencana), Penyuntikan alat kontrasepsi, Pemberian Pil, Pemasangan
Implan dan Spiral, yang paling banyak diminati oleh ibu-ibu adalah alat kontrasepsi
suntik, Pil, Implan menurut mereka alat kontrasepsi tersebut praktis dibandingkan
dengan alat kontrasepsi Spiral.
c. Pemberian Oralit dan pengobatan.
d. Penyuluhan kesehatan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh
kader Posyandu sekaligus kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar KMS

10
(Kartu Meniju Sehat) balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui
cakupan SKDN:
S: Semua balita diwilayah kerja Posyandu
K: Semua balita yang memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat).
D: Balita yang ditimbang.
N: Balita yang naik berat badannya

7. Indikator Keberhasilan Posyandu


Indikator Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu;
S : Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu.
K : Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS.
D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang.
N : Jumlah balita yang naik berat badannya
Indikator cakupan program Posyandu merupakan indikator pokok untuk mengukur
keberhasilan kegiatan program posyandu, antara lain :
a. Liputan Program ( K/S )
Liputan program merupakan indikator mengenai kemampuan program untuk
menjangkau balita yang ada di masing – masing wilayah, diperoleh dengan cara
menghitung perbandingan antara jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS dengan
seluruh jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu.
Rumus :
Liputan Program = K/S X 100%
Target Indonesia Sehat 2010 ( K/S ) = 80 %

b. Tingkat Kelangsungan Penimbangan ( D/K )


Indikator ini merupakan kemantapan pengertian dan motivasi orang tua balita untuk
menimbangkan anak secara teratur setiap bulannya, yaitu dengan cara menghitung
perbandingan jumlah balita yang datang dan ditimbang dengan jumlah balita yang terdaftar
dan memiliki KMS.
Rumus :
Tingkat Kelangsungan Penimbangan = D/K X 100%
Target Indonesia Sehat 2010 ( D/K ) = 60 %

11
c. Partisipasi masyarakat ( D/S )
Indikator ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam program kegiatan
posyandu, yaitu dengan menghitung perbandingan antara jumlah balita yang datang dan
ditimbang dengan jumlah seluruh balita yang ada diwilayah kerja Posyandu.
Rumus :
Partisipasi masyarakat = D/S X 100%
Target Indonesia Sehat 2010 ( D/S ) = 80 %

d. Dampak Program ( N/D )


Indikator dampak program dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah balita
yang naik timbangannya dengan balita yang datang dan ditimbang.
Rumus :
Dampak Program = N/D X 100%
Target Indonesia Sehat 2010 ( N/D ) = 80 %

e. Tingkat Pencapaian Program ( N/S )


Indikator ini diartikan sebagai keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai program
posyandu. Tingkat pencapaian program dapat di klasifikasikan menjadi dua kategori
Posyandu berhasil bila N/S lebih dari atau sama dengan 40% dan Posyandu kurang berhasil
bilai nilai N/S kurang dari 40%.
Rumus :
Tingkat pencapaian program = N/S X 100
Target Indonesia Sehat 2010 ( N/S ) = 40 %
Kemenkes (2012) menyatakan :
D/S merupakan indikator partisipasi masyarakat, dan
N/D merupakan indikator keberhasilan program

12
8. Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Posyandu
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam program kesehatan
seperti kepatuhan pengobatan dan kunjungan Posyandu menurut Zulkifli (2008) adalah:
1. Jenis atau Tipe Demografi, seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio
ekonomi, pendapatan dan pendidikan.
2. Indikator Outcome dari Program, seperti keparahan penyakit atau meningkatnya
kemampuan peserta posyandu setelah mengikuti kegiatan posyandu.
3. Kinerja Petugas
Petugas posyandu (kader maupun tenaga kesehatan) yang bertugas di posyandu akan
menentukan angka kunjungan posyandu, dalam hal ini keaktifan, hubungan dengan
peserta dan kompetensi petugas menentukan indikator tersebut.
4. Bentuk Program Kegiatan, seperti kompleksitas program dan bentuk keterpaduan
program posyandu yang kurang baik akan menentukan tingkat kunjungan posyandu.
5. Psikososial, seperti intelegensia, pengetahuan, sikap, dukungan lingkungan terhadap
pelayanan tenaga kesehatan, penerimaan atau penyangkalan terhadap penyakit,
keyakinan agama atau budaya dan biaya finansial dan lainnya akan turut mewarnai
kepatuhan dalam program kesehatan.
6. Dukungan Posyandu
Dukungan dalam kegiatan Posyandu menurut Depkes RI (2010) meliputi:
a. Dukungan Dari Puskesmas atau Petugas Kesehatan
Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:
1) Aspek komunikasi.
2) Teknik berpidato.
3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4) Proses pengembangan.
5) Teknik pergerakan peran serta masyarakat.
6) Memberikan pembinaan kepada kader setelah kegiatan Posyandu:
a) Cara melakukan pendataan atau pencatatan.
b) Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan kesehatan pada
masyarakat.
7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam Posyandu.

13
b. Dukungan dari Masyarakat
Masyarakat mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan
masyarakat di desa, termasuk upaya penurunan masalah yang diupayakan melalui
posyandu. Dukungan tersebut meliputi pembentukan, pelaksanaan dan pembinaan
(Zulkifli, 2008).
1) Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu meliputi:
a) Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakan
tugasnya di Posyandu dengan baik.
b) Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia
subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal.
2) Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu antara lain:
a) Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur setiap
bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.
b) Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap (KIA,
KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).
c) Memberikan saran kepada kepala desa dan kader agar Posyandu dapat berfungsi
secara optimal (agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan pelayanan lengkap). Saran
ini dapat diberikan tentang iuran untuk PMT.
d) Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu (kunjungan
rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.
e) Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat melakukan
pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita secara swadaya.
Faktor kunjungan posyandu mencakup berbagai aspek, menurut Notoatmodjo (2012) dalam
ranah psikomotor, kunjungan posyandu ditentukan oleh faktor perilaku kesehatan, yaitu;
1. Menurut Lawrence Green
Green (1991) dalam Notoatmodjo (2010) menyatakan konsep dan model rencana pengkajian
perilaku kesehatan dengan Konsep PRECEDE yaitu Predisposing, Reinforcing and Enabling
Construc in Health Education and Environtmental Diagnosis and Evaluation. Model ini
memberi gambaran luas untuk mengkaji perilaku kesehatan dan kualitas hidup serta untuk
merencanakan, implementasi dan evaluasi. Dalam mengkaji kesehatan, Green (1991)
menyatakan bahwa kesehatan individu dipengaruhi perilaku (behaviour causes) dan di luar

14
perilaku (non behaviour causes). Analisa tentang perilaku kesehatan ditentukan 3 faktor,
yaitu;
a. Faktor Predisposisi (Predispocing Factor)
Yaitu faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Yang
termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan yaitu hasil tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu sehingga memahami dan mampu
menginterpretasikan materi yang diterimanya, sikap merupakan reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus (objek), persepsi, kepercayaan yaitu objek
yang diwariskan oleh leluhur yang dianggap mempunyai nilai atau keistimewaan serta nilai
masyarakat atau sesuatu yang dianggap baik dan buruk.
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)
Yaitu faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku. Faktor ini adalah faktor yang
terwujud dalam lingkungan fisik yang meliputi tersedia atau tidak tersedianya fasilitas
kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun biaya dan sosial
serta adanya peraturan dan komitmen masyarakat yang memungkinkan sebuah perilaku
(Notoatmodjo, 2010).
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
Yaitu faktor yang memperkuat atau memperlunak terjadinya perilaku. Faktor penguat
meliputi pendapatan, dukungan, kritik, baik dari keluarga atau teman, termasuk sikap dan
perilaku petugas kesehatan sebagai kelompok referensi masyarakat. Faktor ini memberi
dukungan untuk mempertahankan perilaku sehat. Penguatan dapat berasal dari individu
atau kelompok dan institusi di masyarakat (Notoatmodjo, 2012).
2. Menurut Rogers
Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2012) menuliskan bahwa terbentuknya perilaku melalui
proses berurutan (akronim AIETA):
a. Awareness (kesadaran); keadaan menyadari untuk mengetahui dan memahami terlebih
dahulu tentang stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik); keadaan untuk tertarik terhadap stimulus (objek) yang ada.
c. Evaluation (menimbang-nimbang); keadaan menimbang tentang baik dan buruknya
stimulus bagi individu. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

15
d. Trial; tahap mencoba oleh subjek untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki stimulus.
e. Adoption; tahap dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

16
MASUKAN
Memenuhi kebutuhan
dengan mengandalkan
hasil hutan
Kurangnya
PROSES sumber
konsumsi
Kurangnya protein Pendidikan yang
Kurangnya
mengadakan rendah
Tenaga
posyandu sebulan
Kesehatan
sekali Jumlah penduduk
Posyandu
2000 jiwa dan jumlah
balita 200 orang
Rendahnya
cakupan
posyandu di
desa Kampar
Desa berbatasan Terdiri dari 10
dengan dusun
kecamatan lain

Sebagian wilayah Jarak tempuh ke


hutan yang cukup puskesmas
lebat sekitar 20-25 km

ENVIRONMENT

17
B. Pembahasan

1. Masukan
a. Masih rendahnya pendidikan warga di desa tersebut yang hanya sebatas SMP oleh
karena SMA hanya berada di kota Kabupaten saja dan sangat jauh dari desa tersebut
yang membuat warga yang berada di desa tersebut sulit untuk melanjukannya kejenjang
yang lebih tinggi, dan membuat warga desa hanya bermata pencarian hasil hutan yang
di jual ke kota kecamatan.
b. Rendahnya tenaga kerja medis yang ada di puskesmas tersebut yang membuat desa
tersebut menjadi cakupan posyandunya rendah walaupun di desa tersebut terdapat 4
buah posyandu akan tetapi dari jumlah balita yang datang selama sebulan ke masing-
masing posyandu tersebut hanya berjumlah 100 balita dari 200 orang balita yang
terdapat di desa tersebut, dengan jumlah balita yang naik timbangannya adalah 60 balita
sementara 19 balita berada di BGM dan 2 balita dengan kurang energi protein, dan
bahkan desa tersebut meminta bantuan tenaga medis yang berada di poskesdes untuk
membantu di ke-4 posyandu tersebut dan bahkan sebulan hanya dapat mengadakan
sekali.
c. kurangnya fasilitas alat-alat pada saat kegiatan posyandu dan fasiliatas dalam bentuk
transportasi antar puskesmas dan ke setiap posyandu yang mengakibatkan rendahnya
angka dari setiap pemeriksaan balita pada saat kegiatan posyandu yang di adakan oleh
tenaga medis.
2. Lingkungan
a. Dengan lokasi yang berada di tengah hutan membuat warganya masih bergantung
hidupnya dengan hasil yang mereka dapatkan dari tengah hutan yang mereka jual ke
kecamatan yang berbatasan dengan desa mereka, dan karena tidak ada perkerjaan lain
selain mencari hasil hutan karena meraka pun hanya sebatas berendidikan sekolah
menengah pertama (SMP)
b. Kurangnya bantuan dari pusat terhadap desa Kampar yang membuat desa tersebut
kurang dalam hal medis, dalam hal pendidikan, dan lain sebagainya, dan hal ini perlu
di tingkatkan karena ini penting bagi desa ini karena desa ini menjadi daerah dengan
tingkat posyandunya rendah ketimbang dengan 2 desa lainnya yaitu desa kuring 55%
dan desa candu 60%

18
3. Proses
a. Melakukan promosi kesetiap dusun yang berada di desa Kampar ini agar para warganya
terutama kepada para ibu-ibu dan balita untuk lebih rajin lagi datang ke posyandu,
untuk memeriksakan kandungan bagi ibu yang sedang hamil atau memereksakan para
balita mereka secara rutin agar mendapatkan penanganan yang tepat dan pemberian
vitamin rutin, dan mengajarkan kepada para ibu-ibu unutuk dapat lebih mengerti lagi
akan kesehatan janin dalam kandungannya dan juga para buah hati mereka, dan
mengajarkan kepada tenaga-tenaga kesehatan yang baru saja di angkat agar dapat
berkerja dengan efektif di setiap posyandu jan juga di puskesmas. Dan mengadakan
kegiatan posyandu di seluruh tempat posyandu agar seluruh balita dan ibu hamil yang
berada di desa Kampar dapat tertangani dengan merata.

19
BAB III

RENCANA PROGRAM

Rendahnya Cakupan Posyandu di Desa Kampar

A. Tabel Scoring

No. Masalah M I V C 𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉


P=
𝐶
1. Mengadakan 4 3 3 3 12
Penyuluhan dan
Sosialisasi
2. Melakukan 4 4 4 3 21,3
Promosi
Kesehatan
3. Meningkatkan 3 3 2 2 9
Kinerja Petugas
Kesehatan
Posyandu

Dari tabel tersebut dapat dilihat, nilai P paling tinggi adalah melakukan promosi kesehatan. Yang
mana menurut kami dengan melakukan promosi kesehatan (Promkes) dapat meningkatkan
kunjungan posyandu di desa Kampar.

20
A. Rincian Kegiatan Promosi Kesehatan

Volume Rincian Lokasi Tenaga Kebutuhan


No Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan Pelaksana pelaksanaan
1. Membentuk Dokter, 100% Seluruh  Menentukan Di Balai Dokter, bidan, Sebulan 2  Meja
kader Bidan, dan Dokter, petugas Desa Kampar dan perawat kali  Kursi
kesehatan Perawat Bidan, dan kesehatan yang sudah  Laptop dan
Posyandu di Perawat  Melaksanakan berpengalaman proyektor
Desa Posyandu di pelatihan  Pemateri
Kampar Desa  Alat tulis
Kampar

2. Pemberdayaan Seluruh 100% Seluruh  Memberikan Rumah warga Petugas Seminggu  Alat peraga
masyarakat masyarakat dan balai kesehatan yang 1 kali
penyuluhan  Media komunikasi
di desa di desa dengan desa telah
Kampar Kampar mendatangi ditentukan,
setiap rumah petugas LSM
warga
 Membentuk
kelompok

21
pemberdayaan
masyarakat

3. Bina Suasana Seluruh 100% Seluruh  Mengangkat Rumah Pemuka/tokoh Seminggu  Media komunikasi
masyarakat masyarakat kader dari warga, balai masyarakat, sekali dan  Alat tulis
di Desa di desa masyarakat desa, RT, RW, berkelanju
Kampar Kampar  Melakukan posyandu masyarakat tan
kontrol sosial umum
terhadap tiap
individu
kelompok
 Pengembanga
n kemitraan
dan
pemanfaatan
media-media
komunikasi,
seperti radio,
televisi, koran

4. Advokasi Stakeholder 100% Pihak-pihak  Memberikan Petugas- Dua bulan  Meja


s, tokoh- terkait yaitu sosialisasi Balai desa petugas sekali  Kursi

22
tokoh Stakeholder kepada pihak- kesehatan yang  Proyektor dan laptop
masyarakat, s, tokoh- pihak yang telah  Alat tulis
kelompok tokoh bersangkutan ditentukan
media masyarakat, mengenai
massa kelompok masalah yang
media dihadapi
massa  Membentuk
forum
kerjasama

5. Evaluasi Seluruh 100% Seluruh  Evaluasi Balai desa Seluruh Tiap  Meja
masyarakat masyarakat seluruh masyarakat selesai  Kursi
dan petugas dan petugas kegiatan yang dan panitia kegiatan  Alat tulis
kesehatan kesehatan telah terkait  Proyektor dan laptop
terkait terkait dilakukan

23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Ada 5 kegiatan pokok Posyandu antara lain: KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), Immunisasi, Peningkatan Gizi,
Penanggulangan Diare.
Adapun tujuan pelaksanaan dari Posyandu salah satunya ialah menghimpun potensi masyarakat
untuk berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga serta
mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita. Posyandu dibangun oleh pemerintah
agar dapat bermanfaat bagi masyarakat. Manfaat dari posyandu ialah, mendukung perbaikan
perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga, mendukung perilaku hidup bersih dan sehat,
mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dapat dicegah dengan imunisasi,
mendukung pelayanan Keluarga Berencana.
Adapun yang menjadi sasaran pelayanan pada kegiatan Posyandu adalah yaitu: Bayi/Balita, Ibu
hamil/Ibu menyusui, WUS (Wanita Usia Subur), PUS (Pasangan Usia Subur). Indikator
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu;
S : Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu.
K : Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS.
D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang.
N : Jumlah balita yang naik berat badannya
Indikator cakupan program Posyandu merupakan indikator pokok untuk mengukur keberhasilan
kegiatan program posyandu, antara lain : Liputan Program ( K/S ), Tingkat Kelangsungan
Penimbangan ( D/K ), Partisipasi masyarakat ( D/S ), Dampak Program ( N/D ), Tingkat encapaian
program ( N/S ). Kemenkes (2012) menyatakan : D/S merupakan indikator partisipasi masyarakat,
dan N/D merupakan indikator keberhasilan program.

24
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam program kesehatan seperti
kepatuhan pengobatan dan kunjungan Posyandu menurut Zulkifli (2008), antara lain : Jenis atau
Tipe Demografi, seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio ekonomi, pendapatan dan
pendidikan, Petugas posyandu (kader maupun tenaga kesehatan) yang bertugas di posyandu akan
menentukan angka kunjungan posyandu, dalam hal ini keaktifan, hubungan dengan peserta dan
kompetensi petugas menentukan indikator tersebut.
Dalam menanggapi masalah tentang rendahnya kunjungan posyandu di desa Kampar, maka
kelompok kami telah menyusun program untuk meningkatkan cakupan posyandu di desa Kampar
seperti yang telah tertera pada bab sebelumnya. Adapun program kami ialah PromKes (Promosi
Kesehatan) dengan kegiatannya sebagai berikut : membentuk kader kesehatan, pemberdayaan,
bina suasana, advokasi dan evaluasi.

B. Saran
Berikut ini saran saran yang kami berikan guna meningkatkan Mutu Pelayanan Posyandu adalah
sebagai berikut :
 Melakukan promosi kesehatan di masyarakat sekitar untuk menarik minat masyarakat
terhadap kesehatan agar tercapainnya kehidupan yang sehat di masyarakat karena
kesadaran hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri.
 Memeratakan keberadaan posyandu di daerah hingga daerah-daerah terpencil karena
keberadaan yang merata akan memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan.
 Memperbaiki pelayanan kesehatan di posyandu baik infrastruktur maupun kinerja dari
setiap tenaga kesehatan agar masyarakat dapat dilayani secara maksimal dan menekan
angka kematian ibu hamil dan anak anak.
 Meningkatkan kualitas dari kader-kader kesehatan yang ada di posyandu agar dapat dengan
maksimal memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat diwilayahnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan


Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Direktorat P2B2, Ditjen PP&PL. Jakarta 2011

http://eprints.ung.ac.id/97/3/2013-2-86207-153409059-bab2-10012014081212.pdf

(diunduh pada 02 Mei 2017 pukul 10:40 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19563/Chapter%20II.pdf;jsessionid=586
2F9488E4655C836E071FEE42F7A05?sequence=4

(diunduh pada 02 Mei 2017 pukul 11:00 WIB)

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-mujiatican-7537-3-babii.pdf

(diunduh pada 02 Mei 2017 pukul 20.00 WIB)

26

You might also like