Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
baru. Infeksi berbagai kuman patogen dapat ditemukan pada kulit dimana kulit
dermatitis, impetigo dan selulitis. Adapun bakteri yang umumnya menginfeksi kulit
yaitu Staphylococcus aureus. Cara mudah melindungi kulit dari infeksi bakteri
memiliki senyawa antibakteri, sedangkan kulit buah naga pada saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal hanya terpaku pada daging buahnya saja, jika tidak
dimanfaatkan secara opti mal maka akan menjadi limbah bagi lingkungan disekitar.
Buah naga merah merupakan buah dari suku Cactaceae, yang mulai banyak
etanol kulit buah naga merah memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri gram
memiliki senyawa antibakteri, sedangkan kulit buah naga pada saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal hanya terpaku pada daging buahnya saja, jika tidak
dimanfaatkan secara opti mal maka akan menjadi limbah bagi lingkungan disekitar.
Buah naga merah merupakan buah dari suku Cactaceae, yang mulai banyak
etanol kulit buah naga merah memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri gram
rambut, dan tangan. Bakteri ini yang terdapat banyak dikulit yang dapat
menyebabkan kerusakan pada kulit dan bersifat patogen. Penggunaan sabun mandi
cair merupakan salah satu cara untuk melindungi kulit dari infeksi bakteri dan
mencegah infeksi kulit. Sabun cair memiliki banyak keuntungan dari pada sabun
padat, keuntungannya yaitu sabun cair mudah digunakan, lebih higienis, mudah
dibawa dan disimpan serta tidak mudah rusak atau kotor. Sabun cair efektif untuk
mengangkat kotoran yang menempel pada permukaan kulit baik yang larut air
Roziqin pada tahun 2017 dengan judul “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Streptococcus pyogenes.
Wahdaningsih and Eka Kartika Untari pada tahun 2014 dengan judul “Uji
penelitian Fraksi n-heksan kulit buah naga merah memiliki aktivitas antibakteri
fraksi n-heksan kulit buah naga merah pada staphylococcus aureus ATCC 25923
senyawa antibakteri dari kulit buah naga merah maka perlu formulai dalam
bentuk sediaan atau produk sabun cair yang memiliki aktivitas sebagai
bahan yang sesuai untuk menghasilkan sabun cair yang baik yang diujikan
1. Apakah formulasi sediaan sabun cair kulit buh naga merah ekstrak etanol
diformulasikan sebagai sediaan sabun cair dengan memiliki sifat fisik yang
baik?
3. Pada formulasi berapakah sedian ekstrak kulit buah naga merah yang paling
optimal ?
Adapun tujuan penelitian ini dapat diperoleh sediaan sabun cair ekstrak kulit
buah naga merah dengan sifat fisik yang baik, apakah sabun cair ekstrak kulit buah
naga merah memiliki aktivitas sebagai antibakteri, serta megetahui evaluasi dari
manfaat bagi:
costaricensis).
dan evaluasi sediaan sabun mandi cair ekstrak kulit buah naga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I.1 Klasifikasi
Gambar II.1
Ordo : Cactales
Famili : Cactaseae
(Kristanto D, 2008)
Buah naga atau Dragon Fruit (Hylocereus undatus (Haw.) Britt &
empat jenis buah naga yakni buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah
naga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga daging super merah
Buah naga atau dengan nama lain disebut buah pitaya memiliki
beragam manfaat. Buah ini mempunyai lima jenis varian dengan peluang yang
baik untuk dikembangkan di Indonesia, salah satunya adalah buah naga dengan
jenis buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus). Selain manfaat yang
ditemukan pada daging buahnya, kulit buah pitaya juga mengandung zat-zat
buahnya tidak dapat dimanfaatkan dan akhirnya dibuang. Padahal banyak sekali
manfaat yang bisa diambil dari kulit buah pitaya. Dewasa ini, telah dilakukan
tanaman buah naga yang diusahakan dan memiliki prospek baik. Keempat jenis
1. Hylocereus undatus
buah merah ini sangat kontras dengan warna daging buah. Pada
2. Hylocereus polyrhizus
dan Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan
3. Hylocereus costaricensis
4. Selenicereus megalanthus
karena memiliki senyawa antibakteri, sedangkan kulit buah naga pada saat ini
belum dimanfaatkan secara optimal hanya terpaku pada daging buahnya saja,
jika tidak dimanfaatkan secara optimal maka akan menjadi limb Gambar II.1
a. Akar
tetapi tidak tahan terhadap genangan air terlalu lama. Walaupun akar
50-60 cm.
bentuk lender. Bila sudah dewasa, batang akan berlapiskan lilin. Dari
batang buah naga tumbuh cabang yang bentuk dan warnanya sama
duri yang keras dan pendek. Duri ini terletak disiku-siku dan cabang
undutus yang memiliki batang hijau cerah. Pada batang tersebut akan
bakal buah.
dekat ujung cabang atau batang. Jumlahnya bisa lebih dari satu
Ketebalan kulit buah 2-3 cm. pada permukaan buah terdapat sirip
atau sisik berukuran 1-2 cm. kulit buahnya berwarna merah menyala
untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk
buah berwarna hitam, dan berwarna kuning untk buah naga kuning.
Biji berbentu bulat, berukurn kecil dan tipis, tetapi snagat keras. Biji
d. Bunga
Bunga mulai mekar pada sore hari. Mahkota bunga bagian luar yang
sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, bunga buah naga
menyebar bau yang harum dan aroma ini memikat kelelawar agar
terpenoid.
1. Flavonoid
inflamasi.
2. Alkaloid
sangat beracun tapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan.
3. Saponin
hidrofob. Pada saat digojok gugus hidrofil akan berikatan dengan air
kerangka karbon yang terdiri dari dua atau lebih unit C5 yang
II.3 Kulit
Kulit (kutis) merupakan pembungkus dan pelindung tubuh yang tahan air,
aureus yang merupakan bagian terbesar dari flora normal manusia termasuk
beberapa spesies yang bersifat patogen yang sangat penting untuk diketahui,
karena bakteri ini menyebabkan penyakit seperti bisul (Abu and Tandah, 2015)
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
1. Lapisan Epidermis
pada berbagai bagian tubuh yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya
pada telapak kaki dan telapak tangan, dan lapian yang tipis berukuran 0,1
milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis
Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti,
jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap
Kulit.
tipis, jernih, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
Memilik sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar
dan oval, setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut
protein. Cairan limfe asih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan
malphigi ini.
2. Lapisan Dermis
bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen
dan elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan
adneksa kulit seperti folikel rambut, papilla rambut, kelenjar keringat, saluran
keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan
ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak
dibawah kulit.
II.4 Ekstrasi
Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan dua atau lebih komponen
dengan menambahkan suatu pelarut yang tepat. Ekstraksi meliputi distribusi zat
terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Pelarut yang umum
dipakai adalah air dan pelarut organik lain seperti kloroform, eter, etanol, dan
Prosedur ekstraksi, zat-zat terlarut akan terdistribusi diantara lapisan air dan
apabila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada
dengan jumlah pelarut yang banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali. Pemisahan
secara ekstraksi ada dua macam yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair
bahan alam tergantung pada tekstur, kandungan senyawa, dan sifat senyawa yang
diisolasi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu, sokletasi, maserasi,
dan perkolasi. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode maserasi.
Teknik ini digunakan karena kandungan senyawa organik yang ada dalam bahan
cukup tinggi dan telah diketahui jenis pelarut yang dapat melarutkan senyawa yang
metabolit sekunder. Pemilihan pelarut yang digunakan untuk proses maserasi akan
bahan alam dalam pelarut akibat kontak langsung dan waktu yang cukup lama
yang lama untuk mencari pelarut organik yang dapat melarutkan dengan baik
senyawa yang akan diisolasi dan harus mempunyai titik didih yang tinggi pula
1. Cara Dingin
a. Maserasi
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka
b. Perkolasi
a. Refluks
b. Sokhletasi
c. Digesti
d. Infundasi
simplisia dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. Infundasi ini
proses yang umum digunakan untuk menyari zat aktif yang larut
dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini
menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman.
Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cair ini tidak boleh
e. Dekokta
selama 30 menit.
membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun yang ditambahkan surfaktan,
pengawet, penstabil busa, pewangi dan pewarna yang diperbolehkan, dan dapat
digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 1996). Sabun
cair memiliki bentuk yang menarik dan lebih praktis dibandingkan sabun dalam
bentuk padatan. Sabun antiseptik yang beredar di pasaran apabila sering digunakan
dalam rentang waktu yang lama dapat menyebabkan efek samping dan iritasi kulit
seperti sabun cuci, sabun mandi, sabun tangan dan sabun wajah. Selain itu,
berdasarkan konsistensinya, dikenal pula adanya sabun krim, sabun padat dan
sabun cair. Pada saat ini sabun cair semakin banyak digunakan karena praktis dan
menarik. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran pun kini sangat bervariasi.
Keberagaman sabun yang dipasarkan terlihat pada warna, jenis, manfaat dan wangi
yang ditawarkan. Salah satu jenis sabun yang saat ini banyak diproduksi karena
penggunaanya lebih praktis dan bentuk yang menarik dibandingkan bentuk sabun
lain adalah sabun cair. Kelebihan sabun cair jika dibandingkan dengan sabun mandi
padat yaitu sabun mandi cair mudah dibawa, mudah disimpan, tidak mudah rusak
atau kotor, dan penampilan kemasan yang eksklusif. Berdasarkan bentuk sediaan
1. Sabun batang
Sabun batang merupakan sabun padat yang berbentuk kotak atau bulat.
Sabun ini sudah ada sejak jaman dahulu. Karena sabun tersebut dibuat dari
2. Sabun cair
Sabun cair merupakan sabun yang memiliki kandungan pelembab yang baik
jika kita memiliki kulit kering maka sabun cair sangat cocok. Sabun jenis
ini juga lebih praktis dan higienis, karena mudah dibawa kemana-mana
3. Shower gel
Shower gel juga sabun cair namun lebih kental dari sabun cair, sabun jenis
4. Shower oil
minyaknya yang lebih banyak daro pada sabun cair dan shower gel.
5. Body scrub
Sabun jenis ini sangat berguna untuk mengangkat sel-sel kulit mati ditubuh.
teratur. S.aureus tidak memiliki kapsul dan spora, serta tidak diketahui adanya
anaerob fakultatif, tmbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerobic.
kulit dan selaput lendir hewan berdarah panas (Kimia et al., 2016)
terasa.
Inkompatibilitas :-
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin, lambat larut dalam
dipanaskan.
putih.
Kelarutan : mudah larut dalam benzene, karbon tetraklorida,
Konsentrasi : 1-20%
4. Aquadest
Pemerian : Cairan
Pka/pkb : 8,4
pH larutan :7
antibakteri.
atau bahkan membunuh bakteri. Cara kerja bahan antibakteri antara lain dengan
merusak dinding sel, merubah permeabilitas sel, merubah molekul protein dan
asam nukleat, menghambat kerja enzim, serta menghambat sintesis asam nukleat
diperlukan untuk mengatasi bakteri resisten tersebut. Resistensi sel mikroba ialah
suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini
obat sulit masuk kedalam sel; inaktivasi obat mikroba; mikroba membentuk jalan
2016)
bakteri tertentu. Salah satu metode pengujian tersebut dengan metode uji difusi.
pada diameter zona hambat akibat bakteri berdifusinya bahan uji dari titik
pemberian bahan uji pada media difusi. Metode ini dapat dilakukan dengan teknik
sumuran yakni dengan menginokulasikan bakteri uji pada media padat, kemudian
dibuat sumuran dengan diameter tertentu agak tegak lurus terhadap permukaaan
disekitar sumuran.
1. Pengamatan organoleptik
Uji organoleptik yang dilakukan merupakan uji fisik dari sabun mandi
2. Uji pH
universal.
3. Viskositas
4. Homogenitas
Diamati apakah sediaan homogen yaitu tersebar meratanya bahan aktif
dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
5. Tinggi busa
pengocokan sampel.
Roziqin pada tahun 2017 dengan judul “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
buah naga merah, semaikin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka
Streptococcus pyogenes.
Wahdaningsih and Eka Kartika Untari pada tahun 2014 dengan judul “Uji
fraksi n-heksan kulit buah naga merah pada staphylococcus aureus ATCC 25923
costaricensis)
1. Uji organoleptis
F1 25% 2. Uji pH
3. Uji viskositas
F2 50%
4. Uji homogenitas
F3 75% 5. Uji kesukaan
F1 : Formula 1
F2 : Formula 2
F3 : Formula 3
F4 : Formula 4
II.11 Hipotesa
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kulit
buah naga dapat dibuat sediaan sabun cair dan berefek sebagai antibakteri pada
konsentrasi berapakah.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah ektrak kulit buah
naga yang akan di buat sediaan sabun cair. Sediaan yang di hasilkan akan di uji
Organoleptis ( warna, bentuk,bau), Viakositas, pH, Uji iritasi, Uji Kesukaan, Uji
Subjek yang di gunakan pada penelitian ini adalah kulit buah naga
untuk memastikan bahwa simplisia yang di gunakan itu benar. Kemudian untuk
pembuatan ekstrak dengan cara maserasi dengan etanol 96% yang dilakukan di
batang pengaduk, kertas saring, peralatan gelas. (Pyrex®, IWAKI, Japan), cawan
meter (Ph- 888, BNQ), Pipet Tetes, kaca preparat, waterbath, viskometer
brookfield LV-DVE.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah naga,
1. Variabel Bebas
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah ekstrak kulit buah
naga merah dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% dalam formulasi
2. Variabel Terkait
adanya variabel bebas. Variabel yang terikat dalam penelitian ini adalah
sifat fisik sediaan sabun cair yang berupa organoleptis, Ph, uji bobot,
viskositas, daya sebar, uji tinggi busa, uji Iritasi dan uji Kesukaan.
menggunakan kulit buah naga untuk diolah menjadi ekstrakkulit bush naga yang
penggunaan ekstrak kulit buah naga memiliki senyawa antibakteri. Penelitian ini
1. Pengajuan judul
Tangerang.
2. Studi literatur
3. Pembuatan proposal
penulisan ini.
4. Izin penelitian
Muhammadiyah Tangerang.
masing sabun
dihasilkan sabun
sabun
diaplikasikan tidak
terhadap sediaan
sabun
7 Uji bobot jenis Bobot yang dihasilkan Berat jenis sabun Interval
oleh sabun
sabun
1. Pengumpulan Bahan
Sampel diambil dari kebun buah naga yang berada di Jambe sebanyak 5kg.
2. Determinasi Tanaman
3. Penyiapan Simplisia
Kulit buah naga segar dibersihkan dengan menggunakan air bersih yang
4. Pembuatan Ekstrak
Pengendapa dilakukan 1-2 hari agar pati dan air dari kulit buah naga
terpisah. Setelah dilakukan pengendapan pti dan air kult buah naga di
saring menggunakan kain saring agar pati dan air terpisah. Kemudin
endapan yang berupa pati tersebut dikeringkan didalam oven pada suhu
Annisa, W. (2018) ‘Seribu Manfaat pada Kulit Buah Naga Merah ( Hylocereus
Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Pontianak ( Citrus nobilis Lour . Var . microcarpa
Sari, R. and Ferdinan, A. (no date) ‘Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair
dari Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya Antibacterial Activity Assay of the Liquid
Soap from the Extract of Aloe vera Leaf Peel Abstrak’, 4(3), pp. 111–120.
Annisa, W. (2018) ‘Seribu Manfaat pada Kulit Buah Naga Merah ( Hylocereus
Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Pontianak ( Citrus nobilis Lour . Var . microcarpa
Sari, R. and Ferdinan, A. (no date) ‘Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair
dari Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya Antibacterial Activity Assay of the Liquid
Soap from the Extract of Aloe vera Leaf Peel Abstrak’, 4(3), pp. 111–120.