Professional Documents
Culture Documents
Halaman
LEMBAR JUDUL.................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 2
BAB 2 LAPORAN KASUS.................................................................................. 4
BAB 3 PEMBAHASAN....................................................................................... 11
BAB 4 KESIMPULAN......................................................................................... 27
Daftar Pustaka .............................................................................................. 28
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan mempelajari beberapa
menurut tahap berkelanjutan yang dapat diperkirakan dengan peranan motivasi, pengajaran
ketertinggalan secara signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau
Seorang anak dengan developmental delay akan tertunda dalam mencapai satu atau lebih
adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan
perkembangan pada usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari populasi anak
di dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki kelemahan padasemua tahapan
kemampuannya. Global Delay development merupakan keadaan yang terjadi pada masa
perkembangan dalam kehidupan anak (lahir hingga usia 18 bulan). Ciri khas GDD
biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah daripada anak seusianya disertai
hambatan dalam berkomunikasi yang cukup berarti, keterbatasan kepedulian terhadap diri
dirinya.
abnormalitas perkembangan dan proses destruksi otak selama masa janin dan awal masa
bayi. Ukuran kepala lebih dari 3 standart deviasi di bawah rata-rata. Atau mikrosefali
2
adalah kasus malformasi kongenital otak yang paling sering dijumpai. Ukuran otak
pada kasus ini relatif amat kecil, dan karena pertumbuhannya terhenti maka
ukuran tengkorak sebagai wadahnya pun juga kecil (sebenarnya nama yang lebih tepat
adalah mikroensefalus.. Perbandingan berat otak terhadapt badan yang normal adalah 1:30,
sedangkan pada kasus mikrosefalus perbandingannya dapat menjadi 1:100. Bila pada kasus
bisa hidup sampai usia dewasa, biasanya berat otaknya hanya kurang dari 900gram
(bahkan ada yang hanya 300 gram). Otak mikrosefalik selalu lebih ringan, dapat serendah 25
f r o n t a l i s a d a l a h y a n g p a l i n g p a r a h , s e r e b e l u m s e r i n g k a l i membesar
tak seimbang. Pada mikrosefali akibat penyakit perinatal dan postnatal dapat terjadi
memperlihatkan dahi yang landai kebelekang dan telinga yang besar tak
sebanding. P e r k e m b a n g a n m o t o r i k s e r i n g k a l i b a i k , t e t a p i r e t a r d a s i
Dari uraian di atas, akan dibahas sebuah kasus tentang global delay development
pada An B, 12 bulan yang datang di poli anak RSML. Tujuan membahas kasus ini adalah
agar dapat mengetahui penyabab dan cara untuk mengantisipasi agar tidak terjadi
3
BAB II
LAPORAN KASUS
Anak B, perempuan berumur 12 bulan, datang ke poli anak bersama keluarganya.
adalah anak pertama dari Tn Safi’I dan Ny Anik, berasal dari suku Jawa bangsa Indonesia.
Orang tua anak B sama-sama bekerja di Mojokerto sebagai penjual baju dan penjual
makanan.
Pasien datang ke Poli Anak diantarkan oleh orangtuanya, pada Hari Minggu
tanggal 02-12-2012 jam 09.39 WIB. Dengan keluhan, si anak sudah berumur 1 tahun
namun mengalami keterlambatan dalam gerakan (aktifitas). Salah satu keluarganya yang
ikut mengantarkan ke poli menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang jelas dalam bidang
gerakan si anak dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Pada umur 12 bulan ini si
anak hanya bisa tengkurap, sedangkan pada anak-anak lain, dengan usia 12 bulan rerata
sudah bisa berdiri. Menurut penjelasan dari orangtua nya bahwa anak tidak pernah
menderita batuk, panas badan, hanya pernah menderita pilek namun sembuh sendiri.
Riwayat sosial pasien adalah Pasien sejak lahir di asuh oleh neneknya karena
orang tua pasien sama-sama bekerja di luar kota, sebagai penjual baju dan penjual
makanan. Pasien tidak pernah di beri ASI oleh ibunya. Nenek pasien sering
memperlakukan pasien dengan cara di bedong ketat sampai dengan umur 6 bulan. Saat ini
biaya pengobatan ditanggung sendiri oleh keluarga, kesan sosial ekonomi kurang.
Riwayat kehamilan dan kelahiran pasien adalah, Selama hamil, ibu pasien rutin
melakukan ANC di bidan desa selama 9 kali setiap sebulan sekali. Ibu penderita tidak
4
pernah mengeluhkan sakit berat sampai lahir lah Anak pertama, secara Spt B dengan BBL
2900 gram. 40-41 minggu + KPD menangis beberapa saat, ketuban jernih.
Berikut ini adalah tabel data ANC ibu penderita selama 9 bulan di Polindes
pusing folat,caviple
minggu su
pusing
minggu
minggu kep
persalinan
5
Riwayat Imunisasi pasien:
1 HB-0 6-9-11
2 BCG 15-10-11
3 Polio-1 15-10-11
4 DPT/HB-1 12-2-12
5 Polio-2 12-2-12
6 DPT/HB-2 12-3-12
7 Polio-3 12-3-12
8 DPT/HB-4 12-4-12
9 Polio-4 12-4-12
10 Campak 8-8-12
Riwayat nutrisi pasien: Setelah lahir, sampai usia 4 bulan si anak diberi susu
formula (anjuran dari bidan) dan tidak pernah diberi ASI karena menurut penjelasan
keluarganya, asinya tidak bisa keluar. Umur 4 bulan sampai sekarang, si anak diberi susu
formula, bubur Sun, bubur pisang, bubur nasi dan terkadang sudah diberi nasi
Status Perkembangan pada pasien ini adalah untuk motorik kasar: pada usia 12
bulan mulai bisa mengangkat kepala namun agak lemah dan sudah bisa tengkurap,
sedangkan motorik halus: Usia 10 bulan mulai bisa memegang benda-benda kecil seperti
pensil atau bola-bolaan. Usia 11-12 bulan mulai bisa berbicara “au-au”.
Status Antropometri
6
An. Biyati, 12
Bulan
Status Gizi pasien ini adalah ( Moderate Malnutrition) buruk, Ketika diukur di
poli anak, didapatkan TB aktual: 73 cm, BB aktual: 6,8 kg, BB ideal: 9,2 kg. % status gizi:
Cukup, Tanda vital nadi: 115 x / menit, kuat angkat, Suhu: 36,5 ‘C, RR: 24 x / menit,
7
spontan Kulit: tidak didapatkan ikterik , turgor baik, Kepala: Bentuk mikrosefali, UUB
dbn
Mata: tidak didapatkan Konjungtiva anemis , atau sklera ikterik , refleks cahaya
dalam batas normal, diameter pupil3 mm/ 3 mm, tidak didapatkan strabismus . Telinga:
Bentuk aurikula normal, tidak ada sekret, cairan, luka maupun perdarahan.Fungsi
pendengaran masih baik, Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada deviasi,
mukosa tidak hiperemis, tidak ada edema konka. Tidak terdapat sekret pada kedua lubang
hidung, epistaksis tidak didapatkan, Mulut: Bibir tampak normal, tidak ada sianosis dan
tidak ada deviasi. TIdak ditemukan deviasi pada lidah, Leher: Tidak tampak adanya luka
maupun benjolan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening. Thorax:
Inspeksi :Pada keadaan statis dada terlihat simetris kanan dan kiri, padapergerakan/dinamis
dinding dada terlihat simetris kanan dan kiri, tidak adayang tertinggal, tidak terdapat
retraksi atau penggunaan otot pernapasan tambahan. Pulsasi ichtus kordis tidak terlihat.
Palpasi: Fremitus raba sama kuat kanan dan kiri. Ichtus kordis tidak teraba. Perkusi: Pada
lapangan paru didapatkan bunyi sonor. Batas paru ± hati didapatkan pada ICS 6 sebelah
Incisura costalis space 6Batas kanan : ICS 6 linea parasternal kanan Batas kiri : ICS 6 linea
midclavikula kiri, Auskultasi: Bunyi paru vesikuler , ronki tidak didapatkan, wheezing tidak
didapatkan. Bunyi jantung S1, S2 murni. Murmur tidak didapatkan. G allop tidak
didapatkan, Abdomen: Inspeksi: Supel, turgor baik, dinding abdomen simetris, tidak terlihat
penonjolan massa ataupun adanya luka. Tidak tampak rash, Palpasi: Tidak Teraba
pembesaran hepar, Lien tidak teraba. Tidak terdapat nyeri tekan epigastrium. Tidak Nyeri
perut menjalar ke punggung , tidak didapatkan distensi abdomen. Perkusi : tidak didapatkan
8
asites Auskultasi : Bising Usus Normal, Ekstremitas atas dan bawah: Akral hangat, tidak ada edema
Resume: Pasien datang ke Poli Anak diantar keluarganya dengan keluhan sudah
umur 12 bulan pasien belum bisa beridiri sendiri. Salah satu keluarganya menjelaskan
bahwa terdapat perbedaan antara si pasien dengan teman sebayanya. Dengan usia nya yang
sekarang pasien hanya bisa mengangkat kepala, walaupun sangat lemah. Dan hanya bisa
mengucapkan kata-kata “Au-au” saja, pasien belum bisa mengucapkan kata, “ma-ma”, atau
“pa-pa”, berat badan pasien 6.8 kg, panjang badan 73 cm dengan lingkar kepala 39 cm.
menurut pengakuan orangtua pasien, sejak lahir hingga umur sekarang, di asuh oleh
neneknya, karena orangtua pasien sama-sama bekerja, ibu pasien bekerja di Mojokerto
sebagai penjual baju dan bapak pasien bekerja sebagai penjual makanan. Orang tua pasien
berkunjung ke rumah neneknya yang di lamongan untuk menjenguk pasien sekitar 1 bulan
Karena sejak lahir sudah di asuh oleh neneknya, pasien tidak mendapatkan ASI
ekslusif, sehingga hanya minum susu formula saja, hingga umur 4 bulan, kemudian
diberikan makanan pendamping seperti bubur sun, bubur pisang, ataupun bubur nasi,
sesekali diberikan nasi pula. Jika dirumah pasien dibedong oleh neneknya terus-menerus
sampai usia 6 bulan, neneknya menjelaskan karena jika tidak dibedong pasien akan
menangis.
Sejak lahir sampai sekarang, pasien tidak pernah menderita sakit berat, pasien
hanya pernah menderita sakit panas, pilek, ataupun batuk, dan biasanya berobat ke
puskesmas didekat desa. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan di tubuh
pasien, hanya ukuran lingkar kepala tidak sesuai dengan umur pasien. Orang tua pasien
9
tidak begitu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan pasien terutama lingkar
kepalanya.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini di dapatkan hasil anamnesa bahwa anak B, perempuan 12 bulan
mengalami Global delay development dan disertai kelainan ukuran lingkar kepala kecil
kromosom.
2. Faktor eksternal:
a. Faktor prenatal
b. Faktor persalinan
1. Gerak kasar atau motorik kasar: aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar
11
2. Gerak halus atau motorik halus: aspek yang berhubungan dengan kemampuan
lingkungannya dsb.
Global delay development adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian
besar hingga semua tahapan perkembangan pada usianya. Ciri-ciri dari global delay
development adalah:
12
Hal ini sesuai dengan gejala pada anak B, yaitu: pada usia 12 tahun ini anak B
belum mampu untuk duduk sendiri tanpa bantuan orang lain, belum mampu merangkak,
anak B belum mampu berbicara ma-ma, pa-pa, hanya mampu mengeluarkan kata au-au.
yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Nama “Denver” menunjukkan bahwa uji skrining ini dibuat di University of Colorado
1. DDS1 adalah metode skrining untuk masalah perkembangan anak usia 0-6 tahun;
sosial;
DDST.
d. Melakukan tes terhadap semua item yang dilalui garis usia dan 3 item
13
e. Jika diperoleh skor G, M, atau Tak, melanjutkan tes pada item-item di
sebelah kiri garis usia sampai didapat skor lulus 3 kali berutur-turut.
kita perlu melakukan langkah-langkah persiapan, diantaranya persiapan alat tes, formulir
Denver II, pedoman pelaksanaan pengujian, baru dilanjutkan dengan penghitungan usia
5. Kubus (dengan rusuk 2,5 cm) berjumlah 8 buah, berwarna merah, biru, kuning, dan
8. Lonceng kecil
9. Bola tenis
keterlambatan pada sector motorik kasar, 1 keterlambatan pada sector bahasa, dan 2
keterlambatan pada sector motorik halus. Sehingga dapat ditarik kesimpulan penilaian pada
14
anak B adalah abnormal, dengan kata lain, anak B ini mengalami keterlambatan
Pada pemeriksaan tes screening deteksi dini keterlambatan tumbuh kembang anak
juga digunakan KPSP ( Kuisioner Pra Screening Perkembangan) , dimana KPSP ini
adalah Formulir alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. KPSP dibagi ke dalam beberapa usia anak: 3, 6, 9, 12, 18, 21, 24, 30, 36, 42,
15
Terdapat beberapa prosedur dalam menerapkan KPSP, yaitu:
1. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari
usia anak. Contoh: Bayi umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini
2. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh bayi umur 3 bulan
16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan
5. Hitung Jawaban TIDAK (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
6. Bila jawaban YA =9 -10, perkembangan anak sesuai dengan tahan perkembangan (S)
Hasil KPSP dari anak B, dengan menggunakan KPSP khusus untuk usia 12 bulan,
karena anak tersebut menangis, yang dilakukan pada tanggal 28 Desember 2012 ketika
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan
16
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan
pada kursi/meja?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: “ma-ma”,
anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? la
7. Apakah anak dapat mengambil Benda kecil seperti kacang atau kismis,
dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia
17
Pada pertanyaan nomer 1 ( pasien tidak dapat mengharapkan saya, kesan cuek), Pada
pertanyaan nomer 2 ( saya dapat mengambil pensil dari tangan pasien dengan mudah),
pada pertanyaan nomer 3 ( pasien tidak dapat berdiri), pada pertanyaan nomer 4 ( pasien
tidak dapat mengucapkan kata ma-ma atau da-da), pada pertanyaan nomer 5 ( pasien tidak
dapat melakukan yang diperintahkan), pada pertanyaan nomer 6 ( Tidak dapat dikoreksi),
pada pertanyaan nomer 7( pasien mampu melakuan perintah), pada pertanyaan nomer 8
( pasien tidak dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain), pada pertanyaan nomer 9
( pasien tidak dapat menirukan perintah), pada pertanyyaan nomer 10 ( tidak dapat
dikoreksi), jadi total pertanyaan yang dapat terjawab atau dapat dilaksanakan oleh pasien
berjumlah 1 pertanyaan, sedangkan 7 pertanyaan tidak dapat dilakukan oleh pasien, dan 2
pertanyaan sisanya tidak dapat dievaluasi karena pasien menangis. Sehingga kita dapat
abnormalitas perkembangan dan proses dekstruksi otak selama masa janin atau awal masa
bayi. Ukuran kepala lebih kecil dari 3 standar deviasi dibawah rata-rata.
Hal ini sesuai dengan tanda klinis dari anak B, bahwa didapatkan anak B ukuran kepala
18
Pada anak B, 12 bulan, ukuran kepala: 39 cm, seharusnya dengan usia 12 bulan
Etiologi dari mikrosefali adalah cacat perkembangan otak, infeksi intra uteri,
anoxia intrauterine atau neonatal, malnutrisi berat pada awal bayi, infeksi virus herpes
neonatal. Hal ini sesuai dengan kondisi anak B yang mengalami malnutrisi berat pada awal
bayi, bahwa ditinjau dari segi social didapatkan setelah lahir, sampai usia 4 bulan si anak
diberi susu formula (anjuran dari bidan) dan tidak pernah diberi ASI karena menurut
penjelasan keluarganya, asinya tidak bisa keluar, padahal ASI pertama dari ibu yang
mengandung kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi. Berikut kandungan kolostrum yang
1. Imunitas. Bahan imunitas dalam kolostrum mampu memberikan proteksi pada bayi agar
19
2. Antibodi dan imunoglobin. Zat ini sangat bermanfaat untuk menghambat
mikroorganisme yang masuk dalam usus agar tidak sampai masuk ke jaringan tubuh.
3. Laktoferin. Zat ini bermanfaat untuk mengangkut zat besi untuk sel darah merah, serta
4. Proline rich polipeptide. Zat ini berfungsi untuk mengatur dan menunjang sistem kerja
di otak dan sirkulasi oksigen dan replikasi DNA seperti DHA dan AA , zat besi, taurin,
kolin dan zinc. Sumber nutrisi yang utama berbagai kandungan tersebut banyak didapatkan
di dalam ASI. Sehingga pemberian ASI tidak bisa disangkal lagi tidak bisa dikalahkan oleh
Kemudian, Umur 4 bulan sampai sekarang, si anak diberi susu formula, bubur
Sun, bubur pisang, bubur nasi dan terkadang sudah diberi nasi.
Sampai usia 12 bulan ini anak B mengalami gizi buruk, hal ini ditinjau dari data
yang didapatkan tinggi badan: 73 cm, dan berat badan: 6,8 cm, kemudian diolah dengan
20
Tanda-tanda mikrosefali
Mikrosefali
-
-Small head -High-pitched Developmental -Increased
circumference, cry, delays movement of
the arms and
-Large face -Poor feeding -Mental legs (spasticity)
retardation
21
Diagnosis mikrosefali
Untuk mendiagnosis kelainan ukuran kepala, dapat dilakukan dengan gejala atau
cara mengukur Berat badan , Tinggi badan , dan lingkar kepala dengan rutin.
1. Genetik (keturunan)
4. Aktivitas fisik
volume otak. Lingkar kepala yang lebih kecil dari normal (mikrosefali) biasanya
menunjukkan retardasi mental. Lingkar kepala yang lebih besar (makrosefali) sebagian
besar (88%) menunjukkan IQ yang normal, 5%retardasi mental ringan, dan 7% retardasi
mental berat.
22
Berikut Patofisiologi dari mikrosefali dan development delay
Morbili
Penyinaran
Sifilis
Geneti
Antenat
k Toksoplasm
al
osis
Etiolog
Intranat
i Kelainan sirkulasi
al darah janin
Perdarahan
Anoksia
Ensefalitis
Trauma
kepala
Malnutrisi
Global Delay
development
Malnutrisi
23
Perlakuan dibedong
ketat selama 6 bulan
Asfiksia
Neonatorum
Gangguan SSP
Ensefalopat
i
Hipoksia Iskemik
Perfusi darah
Glukosa Glukosa
Glikogenolisis Glukogenolisis
Glikolisis
Glikolisis
Glikolisis
ATP ATP
Kelainan Neurologis
Nekrosis Kortikal
Nekrosis Multifokal
Nekrosis fokal
24
MIKROSEFALI
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian syrup Ferrokid dan syrup
berkonsultasi ke rehab medis adalah untuk dapat melatih anak yang mengalami
keterlambatan tumbuh, kembang dan fungsional yang seharusnya sesuai dengan usia anak
tersebut. Stimulasi tetap diberikan pada bayi risiko tinggi mungkin baik oleh orangtua
maupun tenaga profesional yang terlatih. Kebutuhan dasar atau stimulasi dasar yang
hygiene dan sanitasi, ASIH – kebutuhan hubungan ibu-anak, emosi, psikososial dan kasih
Stimulasi yang diberikan tenaga profesional meliputi fisioterapi, terapi okupasi, terapi
wicara, terapi bermain, terapi pijat, terapi suara, latihan persepsi motorik,psikoterapi dan
edukasi. Stimulasi yang diberikan orangtua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori
kembang adalah anak dengan keterlambatan tumbuh kembang akan berprognosis buruk
jika tidak di berikan terapi baik berupa stimulan, latihan sedini mungkin serta pemberian
25
support dari orangtua, jika dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan anak mengalami
gagal tumbuh.
BAB IV
KESIMPULAN
Anak B, 12 bulan, dengan Berat badan 6,8 kg, tinggi badan 73 cm, merupakan
anak dengan gizi buruk, dimana didapatkan pula masalah seperti pada usianya ini, pasien
belum bisa berdiri sendiri, dan hanya bisa mengucapkan kata-kata “ Au-Au” hal ini jelas
terlihat sebagai bentuk keterlambatan dalam tumbuh kembang, atau global development
delay. Sedangkan keterlambatan ini juga dipengaruhi oleh ukuran kepala dari pasien ini,
dimana pasien juga mengalami mikrosefali, sehingga volume otak mengecil pula.
Oleh sebeb itu untuk mencegah agar tidak terjadi hal tersebut maka Pencegahan
sejak dini untuk menghindari terjadinya kelainan-kelainan gangguan lingkar kepala dan
otak. Melakukan konseling sebelum menikah sejak merencanakan untuk punya anak
sangat penting. Kontrol secara teratur ke dokter kandungan untuk mendeteksi adanya
kelainan kehamilan sejak dini khususnya infeksi TORCH, memperbaiki nutrisi baik bagi
ibu maupun bayinya, serta selalu rutin mengkontrolkan anaknya untuk diukur mulai dari
Bayi risiko tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk terjadinya gangguan
tumbuh kembang anak di kemudian hari. Deteksi dini baik yang dilakukan oleh orangtua
Stimulasi dini diberikan pada bayi dalam bentuk Stimulasi Integrasi Sensori. Deteksi dan
26
stimulasi dini pada bayi risiko tinggi akan memberikan hasil terbaik guna tercapainya
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson W.E. Kesehatan Anak. In: Behrman R.E, Kliegman R,Arvin A.M, editors Ilmu
Kesehatan Anak. 15 th.ed. Vol 1. Jakarta: ECG; 2000. p. 203
2. Soetjiningsih. Perlakuan salah pada anak. In: Ranuh IGNG, Editor. Tumbuh
KembangAnak. Jakarta: EGC;1995. p.166,245,191-7
3. Camp Bonnie W, Headley Roxan: Developmental Delay Under 6 years of age, in
Pediatric Decision making, editing by Berman, 2nd edition, B.C. Decker Inc, Philadelphia,
1991,pp. 360-362.
4. Departemen Kesehatan R.I.: Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan intervensi Dini
Tumbuh kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, 2005
5. Lissauer Tom, Clayden Graham: Emotions and behavior, in Pediatric, Ilustrated
Textbook, 2 nd edition, mosby, B. Saunders, 2001,pp.313.
6. Aminullah A. Konsekuensi kelainan sistemik berbagai organ tubuh akibat hipoksia dan
iskemia neonatus. Dalam: Suradi R, Monintja HE, Amalia P, Kusumowardhani D,
penyunting. Penanganan mutakhir bayi prematur: memenuhi kebutuhan bayi prematur
untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Naskah Lengkap
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI XXXVIII. FKUI;
1997 7-8 April;
7. Wayenberg JL, Dramaix N, Vermeylen D, Bormans J, Pardou A. Neonatal out come after
birth asphyxia: early indicators of prognosis. Prenat Neonat Med 1998; 3:482-
8. Kliegman RM, Behrman RE. Hypoxia-ischemia. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM,
Nelson WE, Vaughan III VC, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-14.
Philadelphia: Saunders; 1992. h. 458-9. Portman RJ, Carter BS, Gaylord MS, Murphy
MG,
27
9. Thieme RE, Merenstein. Predicting neonatal morbidity after perinatal asphyxia: A
scoring System. Am J Obstet Gynecol 1990; 162:174-82.
10. Glucman PD, Tan W, Mallard C, Williamms CE. Pathophysiology of perinatal asphyxia.
Dalam: Shankaran S, penyunting. Clinics in perinatology perinatal asphyxia.
Philadelphia: Saunders; 1993. h. 305-26. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1997. h. 165-84.
11. Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
Intervensi Diri Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayyanan Kesehatan Dasar
12. http://www.tumbuh-kembang.com/pages/index/id/6/articleId/546
13. http://yumizone.wordpress.com/2008/11/20/deteksi-dini-gangguan-tumbuh-kembang-
bayi-risiko-tinggi/
14. http://www.scribd.com/doc/49075622/TUMBUH-KEMBANG-ANAK
15. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23475/3/Chapter%20II.pdf
16. http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/5-2-6.pdf
28