Professional Documents
Culture Documents
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
1. Masalah Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan proses terjadinya inflamasi
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian obat melalui intravena
3. Rasional Tindakan
Pemberian obat intravena adalah Memberikan obat melalui suntikan kedalam
pembuluh darah vena yang dilakukan pada vena anggota gerak (DEPKES RI
1995 ). Tujuan dari pemberian obat itravena adalah mempercepat reaksi obat
sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah (DEPKES RI 1995 ).
4. Prinsip Tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
Persiapan Alat
Cara Kerja
6. Evaluasi Diri
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat mengatasi
nyeri.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
1. Masalah Keperawatan
Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2. Tindakan Keperawatan
Kolaborasi pemasangan infus Asering 14 tetes/menit
3. Rasional Tindakan
Pemasangan infus bertujuan untuk :
a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
4. Prinsip Tindakan
Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui
intravena (infus). Pemberian cairan infuse dapat diberikan pada pasien yang
mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini
membutuhkan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh
darah. Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena
(pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan
mediana kubiti), pada tungkai (vena safena), atau pada vena yang ada di
kepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak).
5. Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
a. Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode
tertentu
b. Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mengobsevasi tanda-tanda vital.
b. Menganjurkan klien untuk banyak minum dan makan makanan bergizi
selain itu juga mengkonsumsi buah-buah yang mengandung air.
7. Evaluasi Diri
Selama praktik di IRD anak suatu kebanggaan bagi saya dapat memasang
infuse pada anak usia 2 tahun dan itu berhasil tanpa bantuan dari perawat.
Bagi saya pemasangan infuse bukan mrpkan hal yang kecil sehingga tidak
dapat sembarangan melakukannya apa lagi pada pasien anak.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung.
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian obat melalui Intravena (Injeksi bolus) obat Ranitidine dan
Ketorolac
3. Rasional Tindakan
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga
obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam
pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu
waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,
lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan
kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
4. Prinsip Tindakan
Memberikan injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan
dengan menggunakan teknik steril. Seteleh jarum menembus kulit muncul
resiko infeksi.
Alat-Alat Bolus :
a. Obat dalam bentuk vial/ampul sudah di dalam spuit sesuai dengan dosis
yang di resepkan
b. Kapas alcohol
c. Bengkok
d. Tempat obat
Prosedur Tindakan Bolus :
a. Komunikasi
b. Persiapan alat
c. Cuci tangan, pakai sarung tangan
d. Offkan tetesan cairan infus
e. Klem selang infus
f. Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan yaitu
untuk titik penyuntikan atau ada juga terdapat lubang buka tutup khusus
untuk membolus.
g. Jika menggunakan lubang buka tutup khusus langsung memisahkan spuit
dengan jarum/nedelnya kemudiah spuit di masukan dan di putar sampai
pas jaka sudah dorong spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan
pasien agar pasien rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien
agar obat masuk dengan lancar. Dorong hingga habis
h. Jika menggunakan karet yang ada di selang infus maka harus menencari
titik penyuntikan yang sudah di beri tanda dengan lingkaran, jika sudah
ketemu tusukan perlahan jarum dan spuit di karet lalu dorong spuit secara
perlahan dan sealu kominikasi dengan pasien agar pasien rilexs, sengusap
ngusap pembuluh darah vena pasien agar obat masuk dengan lancar.
Dorong hingga habis
i. Cabut spuit/jarum bersihkan kembali dengan alcohol
j. Merapihkan alat.
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang Di lakukan
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing”
langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak
turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan
terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu
pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat
perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
6. Tindakan Lain Yang Dilakukan
a. Memonitor vital sign
b. Mengajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi (Teknik Relaksasi
Nafas Dalam)
7. Evaluasi Diri
Sebelum melakukan tindakan telah dilakukan prinsip 7 B sehingga
kemungkinan kesalahan pemberian obat tidak terjadi.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan neuromuskular (nervus
vagus)
2. Tindakan Keperawatan
Kolaborasi pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
3. Rasional Tindakan
Tujuan dilakukan pemberian nutrisi melalui NGT adalah agar nutrisi klien
terpenuhi. Menurut teori indikasi dan tujuan pemberian nutrisi melalui NGT
adalah karena gangguan menelan, penurunan tingkat kesadaran. Pada An. N
mengalami penurunan kesadaran yang mengakibatkan terjadinya gangguan
fungsi pada saraf vagus, sehingga menyebabkan klien sulit menelan bahkan
tidak mampu untuk menelan, oleh karena itu dilakukan pemasangan NGT
untuk pemberian makan melalui NGT.
4. Prinsip Tindakan
Prinsip tindakan yang dilakukan steril
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
a. Komplikasi mekanis : sondenya tersumbat atau dislokasi dari sonde.
b. Komplikasi pulmonal misalnya aspirasi
c. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnya kedudukan sonde.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
Memonitor vital sign dan pemberian nutrisi adekuat
7. Evaluasi Diri
Tindakan in idilakukan secara kolaborasi dan sudah sesuai dengan prosedur
yang ada. Mahasiswa harus lebih meningkatkan ilmu pengetahuan mengenal
prosedur pemasangan NGT dengan tepat untuk menghindari kemungkinan
kesalahn penempatan selang NGT.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan keletihan otot
pernapasan
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian Terapi Oksigen melalui Non Rebreathing Mask (NRM) 10
Liter/menit
3. Rasional Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2.
Pemberian oksigen lewat non rebreathing mask dimaksudkan untuk
mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan seluruh tubuh mencapai 80-90%.
4. Prinsip Tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui non rebreathing mask 10 L/menit:
1) Persiapan alat
a. Alat non rebreathing mask
b. Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan :
a. Cucitangan
b. Jelaskantindakan
c. Pasangkan alat non rebreathing mask kesaluran humidifier
d. Aturtekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10 L/menit
e. Pasangkanalat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan
mulut klien
f. Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran
pernapasan klien.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang
terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penularan penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mengobservasi tanda-tanda vital
b. Mempertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
c. Memantau saturasi oksigen
7. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah
pemasangan oksigen kaji respon klien.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
2. Tindakan Keperawatan
Memberikan Oksigen Nasal Kanul 3 Liter/menit
3. Rasional Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada
klien yang mengalami sesak napas akibat perubahan membran alveolar
kapiler. Terapi oksigen yaitu memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi sehingga konsentrasi
oksigen dalam darah meningkat. Tujuan pemberian yaitu:
a) Klien dengan kadar O2 rendah dari hasil Analisa Gas Darah
b) Klien dengan peningkatan kerja napas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernapasan,
c) Klien dengan peningkatan kerja miokard dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalu peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.
4. Prinsip Tindakan
1) Pemberian Posisi semifowler
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Memastikan selanag O2 tidak bocor
e. Humidifier berada pada level yang tepat
f. Jauh dari api
2) Persiapan alat
c. Tabung O2 / O2 sentral pada dinding
d. Selang O2
3) Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
Memberikan salam dan sapa pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
Menjaga privacy pasien
Mempersiapkan pasien
Mengatur posisi pasien semifowler
Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
Sesuaikan aliran O2 sesuai advise
Memakainkan nasal kanul pada pasien
Fiksasi selang O2
d) Tahap terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien
Mencuci tangan dan dokumentasi
5. Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus-menerus pada
klien dapat menyebabkan Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah
yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penulran penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalu secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
Pencegahan : Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengecek cairan humidifier apakah masih terisi dan selalu memonitor
pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
mencul secara periodic setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-
obatan tertentu, dan latihan fisik.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan
1) Memonitor status respirasi pasien
2) Fisioterapi dada
7. Evaluasi diri
Pemberian oksigen nasal kanul 3 liter/menit saya lakukan tanpa ditemani
perawat ruangan. Pada saat pemberian saya tidak sengaja memutar roll
humidifier secara cepat hingga 10 liter sehingga pasien menjadi kaget karena
aliran oksigennya begitu keras.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
2. Tindakan Keperawatan
Memberikan Posisi Semi-Folwer 45 derajat
3. Rasional Tindakan
Posisi semifowler dengan derajat kemiringan 45 derajat, yaitu dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan
mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma serta memberikan rasa
nyaman bagi pasien dalam beristirahat. Pemberian posisi semifowler
bermanfaat untuk memberikan kesempatan pada ekspirasi paru dan
meningkatkan ekspansi paru. Dilakukan tindakan pemberian posisi
semifowler karena pasien mengalami sesak napas, batuk berdahak dan secret
tidak bisa dikeluarkan dari jalan napas.
4. Prinsip Tindakan
1) Pemberian Posisi semifowler
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Cara/Prosedur tindakan
1) Persiapan alat
Bantal 1-3 buah
2) Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
Memberikan salam dan sapa pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
Menjaga privacy pasien
Mempersiapkan pasien
Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat
(30-45 derajat)
Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika
tubuh bagian atas klien lumpuh
Letakan bantal dibawah kepala klien sesuai dengan keinginan
klien, menaikkan lutut dari tempat tidur yang rendah
menghindari adanya tekanan di bawah jarak poplital (dibawah
lutut)
d) Tahap terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien
Mencuci tangan dan dokumentasi
5. Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Pemberian posisi yang tidak tepat berpengaruh pada sistem
fisiologi tubuh utamanya pada sistem otot dan skeletal, sistem persyarafan,
sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler. Terhadap sistem kardiovaskuler
ada tiga perubahan utama yaitu hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja
jantung.
Kontraindikasi : Posisi semifowler tidak bisa dilakukan pada pasien yang
post operasi servikalis vertebra, contusion serebri, dan comosio serebri.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan
1) Memberikan terapi oksigen
2) Memonitor status respirasi pasien
7. Evaluasi diri
Pada saat memberikan posisi semifowler saya menggunakan satu buah bantal
untuk menyokong punggung klien dengan head up tempat tidur pasien 45
derajat karena pasien menggunakan brankar orthopedic yang bisa disetel.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
1. Masalah Keperawatan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
2. Tindakan Keperawatan
Pemasangan infuse
3. Rasional Tindakan
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh
darah) atau mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang didasarkan
atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang
tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan
keseimbangan asam basa, memperbaiki volume komponen darah dan
memberikan nutrisi saat sistem pencernaan diistirahatkan.
4. Prinsip Tindakan
Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi
pecah atau membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi
7. Evaluasi Diri
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya dalam
keadaan sakit pola makan seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan
maupun minum. Padahal salah satu hal yang penting dalam mencapai
kesembuhan dari penyakit adalah factor nutrisi. Oleh karena itu untuk
mendapatkan tunjangan nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan adekuat
perlu dipasang infuse supaya pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi
kekurangan volume cairan.