You are on page 1of 4

KESEPIAN ATAU MERASA SEPI DALAM KERAMAIAN

?
yuyung-riana.blogspot.com/2013/12/kesepian-atau-merasa-sepi-dalam.html

KESEPIAN ATAU MERASA SEPI DALAM KERAMAIAN ?

Loneliness.....
Setiap dari kita pasti pernah merasa kesepian. Yang membuat perbedaan adalah
kadarnya, lamanya, penyebabnya dan tentu saja penanganannya. Kebanyakan orang
menghindari kesepian karena kesepian berkonotasi negatif, atau paling tidak menimbulkan
perasaan tidak menyenangkan.
Seseorang bisa saja memiliki banyak teman dan keluarga, tetapi jauh di dalam hatinya ia
tetap merasa sendiri. Penyebabnya, karena merasa tidak dimengerti, tidak didengarkan,
atau merasa berbeda dari orang lain. Semakin seseorang memikirkan kebahagiaan, rasa
kesepian itu pun semakin mendera.

Seiring perkembangan zaman, media sosialpun ikut berkembang secara pesat. Kini,
banyak orang mempunyai account facebook dan twitter, untuk tetap terhubung satu sama
lain, untuk bisa tahu apa yang tengah dilakukan temannya atau komunitasnya. BbM, YM,
instant messenger menjadi sarana penghubung yang tak kenal cuaca, waktu (waktu kerja,
waktu keluarga maupun waktu berdoa, bahkan - waktu tidur sekali pun). Memang tidak
semua orang ber - accounttwitter dan facebook maupun melakukan online chat adalah
orang-orang kesepian. Premisnya tidaklah demikian. Namun faktanya, hampir semua orang
sepertinya ingin menyapa dan disapa, berkomentar dan dikomentari; ingin menjadi bagian
dari komunitas. Mall, cafe dan resto makin ramai dikunjungi bukan sekedar untuk
mengenyangkan perut, namun sebagai kesempatan untuk networking, reuni dan
menyambung rasa. Keinginan untuk keep in touch menjadi kebutuhan yang tidak ada
hentinya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal ini, namun persoalannya, ternyata banyak
orang yang tetap merasa kesepian di tengah kongkow-kongkow, di tengah keramaian
maupun di tengah tingginya frekuensi lalu lintas komunikasi via chatting online. Kesepian
tidak dialami orang yang tinggal di puncak gunung atau desa terpencil, karena mereka
yang hidup di kota besar yang padat penduduk dan hingar bingar hiburan pun ternyata
lebih banyak yang merasa kesepian.

Perasaan Kesepian
Menurut definisi wikipedia, "Loneliness is an unpleasant feeling in which a person
experiences a strong sense of emptiness and solitude resulting from inadequate levels of
social relationships. However, it is a subjective experience.[1] Loneliness has also been
described as social pain - a psychological mechanism meant to alert an individual of
undesired isolation and motivate her/him to seek social connections.[2]

Perasaan kesepian memang sering di korelasikan dengan tiadanya teman dan kurangnya
1/4
kasih sayang. Menurut James Park, seorang filsuf beraliran eksistensialis mengatakan
bahwa perasaan kesepian tidak selalu disebabkan oleh kurangnya cinta dan teman, namun
karena sering disalahartikan dan tidak dipahami, maka segala jenis kesepian lantas diatasi
dengan cara bersosialisasi, pacaran, menikah, dsb yang semua berkaitan dengan
interpersonal relationship. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini ada uraian singkat mengenai
penyebab kesepian yang ternyata bukan melulu urusan cinta.

Penyebab Kesepian
Anak-anak, remaja, orang muda hingga manula, pernah mengalami rasa kesepian. Anak-
anak merasa kesepian ketika ditinggal pergi orangtua mereka. Istri/suami yang kesepian
karena kehilangan pasangan, akibat kematian atau perpisahan. Seorang gadis atau
pemuda kesepian setelah putus dari pacar. Ibu yang kesepian karena anak-anaknya
tinggal di luar kota. Atau seseorang yang karena sakit harus tinggal di rumah atau di rumah
sakit, terisolasi dari teman-teman dan keluarga. Pindah rumah atau pindah sekolah bisa
juga menyebabkan kesepian karena tercabut dari komunitasnya dan harus menghadapi
komunitas baru.

Kesepian yang disebabkan perubahan sosial atau pun perubahan kondisi eksternal
dikatakan bersifat temporer dan relatif lebih mudah diatasi. Sementara itu ada jenis
kesepian lain yang disebutkan di atas, yakni merasa kesepian di tengah keramaian, berada
di pesta, sedang berkumpul dengan teman, berada di tengah keluarga. Jadi dalam situasi
dan lingkupan apapun, perasaan kesepian itu tetap ada. Inilah yang dikatakan existential
loneliness. Seseorang yang mengalami eksistensial loneliness, tidak peduli sebanyak dan
setinggi apapun frekuensi outing, dating dan chatting-nya, akan tetap merasa kesepian.
Menurut artikel dari Associate Press, "quantity of contact does not translate into quality of
contact".[3]

Existential Loneliness/kesepian eksistensial


Kesepian eksistensial kerap menjadi sesuatu yang bersifat kronis karena sudah terjadi
dalam jangka waktu lama tanpa disadari atau memang sengaja diabaikan. Artinya,
perasaan kesepian itu disadari namun tidak ditindaklanjuti karena berpikir perasaan itu
disebabkan karena faktor lingkungan.

Kesepian yang bersifat kronis ini menimbulkan perasaan hampa yang menyedihkan,
sehingga banyak yang tidak tahan dan mengalami depresi. Kehampaan yang bersumber
dari dalam jiwa ini terjadi karena sebab yang bermacam-macam, bisa karena hidup tanpa
arah dan tujuan, sehingga dari hari ke hari seperti robot, hanya mengikuti irama rutinitas.
Ada yang belum menemukan makna, karena hidupnya sangat terbatas, bukan miskin - tapi
terlalu steril, flat, datar karena terlalu takut mengambil resiko sehingga tidak berani
mengarungi kesempatan dan kemungkinan. Ada pula yang merasa kosong, karena tidak
menemukan hal baik dan positif dari dirinya, sehingga tidak tahu apa gunanya dia
dilahirkan, apa gunanya kehidupan ini dan apa gunanya ia bagi orang lain.

Ada yang berusaha menghilangkan rasa sepi, hampa dan kosong dengan bergaul
2/4
sebanyak dan sesering mungkin. Ada pula yang mencari cinta, karena dipikirnya, cinta
seseorang akan melengkapi kekosongan jiwa. Seperti kata Tom Cruise dalam film Jerry
McGuire, yang berkata "you complete me". Secara filosofis dan psikologis, kehampaan jiwa
tidak mungkin diatasi dengan menanam cinta/import cinta dari luar, dan hal ini menurut
para filsuf adalah tindakan ilusi yang "tidak nyambung". Maka, ganti pasangan, mencari
cinta baru yang dianggap dan diharapkan bisa mengatasi kekosongan - adalah tindakan
mustahil. Karena solusinya tidak bisa dengan menambal kehampaan dari luar.
Pertumbuhan itu harus dari dalam.

Dampak dari kesepian


Perasaan kesepian jika berkepanjangan bisa menimbulkan berbagai persoalan lanjutan.
Problem adaptasi sosial, sulit berteman, suka menyendiri bahkan hambatan akademik
yang membuat prestasinya jauh dari optimal, merupakan dampak dari perasaan kesepian
panjang yang dialami oleh anak-anak. Bahkan, menurut Marano, anak-anak kesepian
karena social rejection, diabaikan dan disingkirkan dari lingkungan sosial (ataupun
keluarga), merupakan salah satu penyebab putus sekolah; karena dalam kesehariannya,
mereka cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan apa yang diistilahkan sebagai
kenakalan, serta bentuk perilaku antisosial lainnya. Di kalangan dewasa, kesepian
dikatakan sebagai penyebab depresi serta adiksi, baik itu adiksi terhadap relationship
(co-dependent) , sex, belanja (shopaholic), kerja (workaholic), alkohol /minuman keras,
maupun obat-obatan terlarang (substantabuse).

Secara medis juga memperlihatkan dampak kesepian terhadap kesehatan. John Cacioppo
dari University of Chicago meneliti dampak kesepian ini dan secara mengejutkan
menemukan bahwa:
Orang yang kesepian dilaporkan mempunyai tingkat stress yang lebih tinggi, bahkan
di saat rileks dibandingkan dengan orang-orang yang tidak kesepian.
Kesepian meningkatkan sirkulasi hormon stress dan meningkatkan tekanan darah.
Pengaruhnya kepada sistem sirkulasi jantung yang bekerja lebih keras dan
menghadapi potensi kerusakan akibat tekanan yang tidak stabil.
Kesepian mengganggu kualitas dan efektivitas tidur sehingga menghambat proses
restorasi fisik maupun psikologis yang diperlukan tubuh. Orang-orang yang
mengalami kesepian lebih sering terbangun malam hari dan tidur lebih sedikit
dibandingkan mereka yang tidak kesepian.

Indahnya kesepian
Kesepian tidak selalu berdampak buruk. Kesepian eksistensial, yakni kesepian yang tidak
disebabkan persoalan interpersonal merupakan alarm dari situasi yang harus segera di
hadapi atau diselesaikan.
Dengan demikian, perasaan kesepian yang dialami perlu di pertanyakan. Tidak semua bisa
di obati dengan cara bersosialisasi atau pun mencari cinta yang baru. Perasaan kesepian
bisa jadi pertanda bahwa ada kebutuhan mendesak yang harus kita tanggapi dalam diri
sendiri, entah itu untuk menyelesaikan persoalan yang tertunda, menanggapi tantangan
hidup, harus mengembangkan potensi diri, membuat keputusan akan masa depan dan
menjalaninya dengan berani, atau untuk menginggalkan pola hidup selama ini yang tidak
3/4
produktif, dsb. Intinya, perasaan kesepian adalah awal dari pertumbuhan. Maka, adalah
keliru jika orang berusaha menghindari kesepian karena dalam sepi lah kita bisa bertemu
dengan diri sendiri dan berdialog secara jujur untuk menemukan apa yang terbaik dan
harus kita lakukan saat ini dan di masa mendatang. Persoalan berikutnya adalah,
bagaimana menjalankan apa yang sudah seharusnya dan sudah saatnya untuk kita
laksanakan. Semakin ditunda, semakin jauh kita dari perjalanan menemukan diri dan
menumbuhkan kepribadian yang sesuai dengan tujuan & panggilan hidup kita. ( Jacinta F.
Rini )
Jadi kesepian tidak selalu membunuh khan ?. Temukan jati diri kita dalam kesepian kita.

4/4

You might also like