Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan masalah
1. Apa epistimologi dari pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidian multikultural ?
3. Apa fungsi ilmu pendidikan ?
4. Apa dasar tujuan penyelenggraan pendidikan ?
5. Apa prinsip penyelenggaraan pendidikan ?
6. Apa fungdi pedidikan ?
7. Bagaimana paradigma baru pendidikan dalam UU sisdiknas ?
8. Bagaimana Urgensi Pendidikan Multikultural Di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah .....
D. Manfaat
1. Mengetahui epistimologi dari pendidikan
2. Mengetahui maksud pendidian multikultural
3. Mengetahui fungsi ilmu pendidikan
4. Mengetahui dasar tujuan penyelenggraan pendidikan
5. Mengetahui paradigma baru pendidikan dalam UU sisdiknas
6. Mengetahui Urgensi Pendidikan Multikultural Di Indonesia
2
BAB II ISI
A. Epistimologi pendidikan
Dalam kajian khazananh dua istilah penting yang sering digunakan dalam
dunai pendidikan yaitu “ pedagogi “ dan pedagogik” . pedagogi adalah pendidikan
sedangkan pedagogik adalah ilmu pendidikan . pedagogik atau ilmu pendidikan
berarti ilmu yang menyelidiki dan merenungkan tetang gejala perbuatan mendidik .
secara sederhana dan umum , pendidikan bermakna sebagai usaha untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmanai maupu
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Ada banyaka tafsiran dari berbagai pakar mengenai definisi pendidikan diantaranya
definisi yang dikemukakan oleh prof.lavengeld pakar pendidikan dari belanda
mengemukakan bahwa pendidikan ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orng
dewasa kepada anak-anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan yaitu
kedewasaan.
Dalam dictionary of education dikemukakan bahwa definisi pendidikan adalah proses
dimana seseorang menegmbangkan kemampuan sikap dan bntuk-bentuk tingkah laku
lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup , proses sosial dimana ia dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol ( khususnya yang datang dari
sekolah ) sehingga ia mampu memperoleh atau mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan keamampuan individu yang optimum
Dari berabagai definisi tenang pendidikan , dapat diikhtisarkan bahwa definisi
pendidikan adalah :
1. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan
2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan yang diberikan kepada
anakanak dalam pertumbuhannya
3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang
dikehendaki oleh masyarakat.
4. Suatu pembentukan karakter , kepribadian dan kemampuan anak-anak dalam
menuju kedewasaan.
3
B. Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural adalah merupakan suatu gerakan pembaharuan dan proses
untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang setara untuk seluruh siswa. Sebagai
sebuah gerakan pembaharuan, istilah pendidikan multicultural masih dipandang
asing bagi masyarakat umum, bahkan penafsiran terhadap definisi maupun pengertian
pendidikan multicultural juga masih diperdebatkan di kalangan pakar pendidikan.
4
4. Prinsip keempat : berdasarkan analisis kritis ini, maka tujuan pendidikan
multikultural adalah menyediakan bagi setiap siswa jaminan memperoleh
kesempatan guna mencapai prestasi maksimal sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
5. Prinsip kelima : pendidikan multikultural adalah pendidikan yang baik untuk
seluruh siswa, tanpa memandang latar belakangnya.
5
Dalam cabang bidang ilmu pengetahuan dapat terjadi adanya sekelompok cabang
ilmu yang mempunyai objek formal yang sama, misalnya manusia, tetapi setiap
cabang ilmu mempunyai objek material yang berbeda misalnya: antropologi
mempunyai objek material asal-usul perkembangan, ciri,ciri spesies, atau ras
manusiawi ( wolman:27)
Objek formal ilmu pendidikan adalah pendidikan yang dapat iartikan secara
mahaluas ,sempit dan luas terbatas. Dalam pengertian maha luas pendidikan adalah
hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang memengarhi pertumbuhan
seseorang. Dalam pengertian mahaluas, tempat berlangsungnya pendidikan tidak
hanya terbatas dalam satu jnis lingkungan hidup tertentu dalam bentuk sekolah. Tetapi
berlangsung dalam segala bentuk ligkungan hidup manusia . kemahaluasan
pendidikan tersirat dalam tujuannya. Tujuan pendidikan tidak berada diluar
pengalaman belajar, tetapi terkandung dan melekat didalamnya. Misi atau tujuan
penidikan yang tersirat dalam pengalaman beljar memberi hikmah tertentu bagi
pertumbuhan seseorang. Dengan demikian , pendidikan sebagai keseluruhan
pengalaman belajar daam hidup berada dalam harmoni dengan cita-cita yang
diharapkan oleh kebudayaan hidup. Singkatnya tujuan hidup dalam pengertian luas
adalah pertumbuhan.
6
sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU no 20 tahun 200 adalah
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang mha esa , berakhlak mulia sehat, berilmu,
cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Pancasla dan UUD 1945 , mengenai tujuan penyelenggaraan pendidikan dinegeri
ini secara yuridis , telah mengalami banyak perubahan . adapun perubahan –
perubahan yang dilmaksud tercantum dalam bebrapa point dibawh ini
1. Rumusan tujuan pendidikan menurut UU No 4 tahu 1950. Tercantum dalam bab II
pasal 3 “ tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang
cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyarakat ditanah air”
2. Rumusan tujuan pendidikan menurut MPRS No II tahun 1960. “ tujuan
pendidikan ialah mendidik anak kearah terbentuknya manusia yang berjiwa
pancasila da bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis
indonesia yang adil dan makmur material spiritual.
3. Rumusan tujuan pendidikan menurut sitem pendidikan nasional pancasila dengan
penetapan preside No. 19 tahun 1965 “ tujuan pendidikan nasional kita,baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta , dari pendidikan pra-sekolah
sampai pendidikan tinggi, supaya melahirkan warganegara –warganegara sosialis
indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat
sosialis indonesia, adil makmur baik spiritual maupun material dan yang berjiwa
pancasila yaitu ketuhanan yang maha Esa. Perikemanusiaan yang adil dan beradab,
kebangsaan , kerakyatan, keadilan sosial , seperti yang dijelaskan dalam
masnipol/usdek”
4. Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPRS no XXVII tahun 1966
“ tujuan pendidikan ialah membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang dikehndaki oleh pembukaan undang-undnag dasar 1945
5. Tujuan pendidikan naional menurut UU no 20 tahun 200 adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman da
bertakwa kepada tuhan yang maha Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
7
Perubahan-perubahan terseut dimungkinkan akan terus terjadi akibat dari
perkemangan zaman dan seiring dengan perubahan iklim politik atau rezim
pemerintahan yang berkuasa. Tentu saja kita berharap perubahan-perubahan tersebut
meurujuk pada arah yang lebih sempurna dan berpijak pada prinsip keadilan dalam
segala aspek kehidupan .
E. Prinsip penyelenggaraan pendidikan
Prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional secara jelas diuraikan dalam undang
undang republik indonesia no 20 tahun 2003 tenatang sistem pendidikan nasional
(sisdiknas )pasal 4 bahwa
1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskrimintaif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia , nilai keagamaan, nilai
kultural dan kemajukan bangsa
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem
terbuka dan multimakna
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pendidikan diseenggarakan dengan mengembangkan budaya membaa, menulis,
dan berhitung bagi segenap warga masayarakat
5. Pendidikan diselenggarakan dengan memeberdayakan semua komponen
masyarakat melali pera serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan
F. Fungsi penidikan
1. Secara mikro ( sempit )
Pendidikan berfungsi untuk membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan
rohani peserta didik
2. Secara makro (luas)
Pendidikan berfungsi sebagai pengembangan pribadi, pengembangan warga
ngara , pengembangan kebudayaan dan pengembangan bangsa .
8
Selain dua fungsi diatas pendidikan juga bisa berfungsi sebagai investasi jangka
panjang . ada dua alasan pemerintah indonesia mulai melirik pendidikan dan
memberikan anggran tetap dari APBN atau APBD untuk anggara pendidikan yang
minimalnya 20%
9
Konsep demokratis dalam pengelolaan pendidikan tercantum dalam UU
sisdiknas 2003 bab II tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan pasal 4 ayat 1
dan 3 diatas . pemerintah pusat bersama daerah juga wajib memberikan layanan
dan kemudahan serta menjamin terselnggaranya pendidikan bermutu bagi warga
negara tanpa diskrimansi (pasal 11 ayat 1) . konsekuensinya pemerintah pusat dan
pemerintah daerah wajib wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun (pasal 11 ayat 2)
yang menyebutkan , minimal wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpa
dipungut biaya , wajib belajar adalah tanggung jawab negara yang diselnggarakan
pemerintah, daerah pusat dan masyarakat (pasal 34 ayat 2). Dalam pasal 31 ayat
(4) UUD negara RI tahun 1945 ( negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional ) –(pasal 46 ayat 2). Sumber pendanaan
pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan , kecukupan dan
berkelanjutan (pasal 47 ayat 1)
Meskipun terjadi desentralisasi namun tanggung jawab pengelolaan sistem
pendidikan nasional tetap berada ditangan menteri yang diberi tugas oleh presiden
(pasal 50 ayat 1) yaitu menteri pendidikan nasional. Dalam hal ini pemerintah
(pusat) menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk
menjamin mutu pendidikan nasional (pasal 50 ayat 2)
10
pelayanan pendidikan (pasal 54 ayat 1) masyarakat tersebut dapat berperan
sebagai sumber ,pelaksana, dan oengguna hasil pendidikan (pasal 54 ayat 2) .
partisipasi masyarakat tersebut kemudian dilembagakan dalam bentuk dewan
pendidikn dan komite sekolah / madrasah. Komite sekolah / madrasah adalah
lembaga mandiri yang terdiri dari unsur orang tua/wali peserta didik, komunitas
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan (pasal 1 butir 24 dan 25)
H. Urgensi Pendidikan Multikultural Di Indonesia
Menurut Gibson ( 1997 ), sebagaimana dikutip Djohar ( 2003: 85 )
menyatakan bahwa masa depan bangsa memiliki kriteria khusus yang ditandai oleh
hiper kompetisi, suksesi revolusi teknologi serta dislokasi dan konflik sosial,
menghasilkan keadaan yang non-linier dan sangat tidak dapat diperkirakan dari
keadaan masa lampau dan masa kini. Masa depan hanya dapat dihadapi dengan
kreativitas, meskipun posisi keadaan sekarang memiliki peranan penting untuk
memicu kreativitas. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perubahan keadaan yang non-linier
ini tidak akan dapat diantisipasi dengan cara berpikir linier. Pemikiran linier dan
rasional yang sekarang kita kembangkan tidak lagi fungsional untuk mengakomodasi
perubahan keadaan yang akan terjadi. Keadaan ini mestinya dapat mendorong kita
untuk memiliki disain pendidikan masa depan yang memungkinkan peserta didik dan
pelaku praksis pendidikan dapat mengaktualisasikan dirinya.
11
Melalui pembelajaran yang berbasis multikultur, siswa diharapkan tidak
tercerabut dari akar budayanya, dan rupanya diakui atau tidak pendidikan
multikultural sangat relevan di praktekkan di alam demokrasi seperti saat ini.
Spektrum kultur masyarakat Indonesia yang amat beragam memang merupakan
tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan untuk mengolah bagaimana ragam
perbedaan tersebut justru dapat dijadikan asset, bukan sumber perpecahan. Di era
globalisasi ini pendidikan multikultural memiliki tugas ganda, yaitu selain
menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari berbagai macam budaya tersebut, juga
harus menyiapkan bangsa Indonesia untuk siap menghadapi arus budaya luar yang
masuk ke negeri ini. Pendidikan multikultural juga dapat dimanfaatkan untuk
membina siswa agar tidak tercerabut dari akar budayanya, sebab pertemuan antar
budaya di era globalisasi ini bisa jadi dapat menjadi ancaman serius bagi anak didik
kita. Dalam kaitan ini siswa perlu diberi penyadaran akan pengetahuan yang beragam,
sehingga mereka memiliki kompetensi yang luas akan pengetahuan global, termasuk
aspek kebudayaan.
Sekolah harus dipandang sebagai suatu masyarakat, masyarakat kecil; artinya, apa
yang ada di masyarakat harus ada pula di sekolah. Perspektif sekolah sebagai suatu
masyarakat kecil ini memiliki implikasi bahwa siswa dipandang sebagai suatu
individu yang memiliki karakteristik yang terwujud dalam bakat dan minat serta
aspirasi yang menjadi hak siswa. Pada level sekolah, dengan adanya berbagai
perbedaan yang dimiliki masing-masing individu, maka sekolah harus
memperhatikan : a) setiap siswa memiliki kebutuhan perkembangan yang berbeda-
beda, termasuk kebutuhan personal dan sosial, b) kebutuhan vokasi dan karier, c)
kebutuhan psikologi dan perkembangan moral spiritual.
13
Dari perspektif hasil pembelajaran, pendidikan multikultural memiliki tiga sasaran yang
dikembangkan pada diri setiap siswa;
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sedang marak-maraknya
diberdayakan oleh pemerintah indonesia
2. Pendidikan multikultural di Indonesia masih menjadi wacana baru yang perlu
direspon untuk menjaga keutuhan bangsa yang kaya akan multi kultur.
3. Pendidikan multikultural merupakan wujud kesadaran tentang keanekaragaman
kultural, hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan jenis
prasangka atau prejudice untuk suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju.
Pendidikan multikultural juga dapat dijadikan instrumen strategis untuk
mengembangkan kesadaran atas kebanggaan seseorang terhadap bangsanya.
4. Dalam menghadapi pluralisme budaya, diperlukan paradigma baru yang lebih
toleran dan elegan untuk mencegah dan memecahkan masalah benturan-benturan
budaya tersebut, yaitu perlunya dilaksanakan pendidikan multicultural.
5. Oleh karenanya praktek pendidikan multikultural di Indonesia dapat dilaksanakan
secara fleksibel dengan mengutamakan prinsip-prinsip dasar multikultural.
6. Pendidikan multikultural juga sangat relevan dengan pendidikan demokrasi di
masyarakat plural seperti Indonesia, yang menekankan pada pemahaman akan
multi etnis, multi ras, dan multikultur yang memerlukan konstruksi baru atas
keadilan, kesetaraan dan masyarakat yang demoktratis
B. Saran
Sehubungan dengan masih banyaka nya kesalahan dan kekurangan baik dalm
penulian maupun informasi yang terkandung didalamnya kami penulis terbuka untuk
menrima saran pembangun untuk tlisan kami selnajutnya
15
DAFTAR PUSTAKA
Banks, James A. 1993. Teaching strategies for ethnic studies. Boston: Allyn and
Bacon Inc.
16