You are on page 1of 16

STATUS PSIKIATRI

Nama : Elnisa Asritamara Tanda Tangan

NIM : 1620221201 ............................

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dokter Penguji : dr. Willy Steven, Sp.KJ ............................

dr. Safyuni, Sp.KJ ............................

Nama Pasien (Inisial) : Tn. S


Nama Dokter yang merawat : dr. Ismoyowati, Sp.KJ
Masuk RS pada tanggal : 21 Juli 2018
Ruang perawatan : Rawat Inap Bangsal Merak
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Diantar oleh Pegawai Keswamas Sukamulya
dan Pak RT Sukamulya
Riwayat perawatan : Terlampir di bawah

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. S
Umur : 35 tahun
Tempat dan Tanggal Lahir : 2 Agustus 1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SDN
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Kampung Bojong Nangka RT 03/02 Sukamulya-
Tangerang

1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis:
 Tanggal 31 Agustus 2018, pukul 16.30 WIB, di Bangsal MERAK RSJSH.
 Tanggal 1 September 2018, pukul 10.00 WIB, di Bangsal MERAK RSJSH.
 Tanggal 2 September 2018, pukul 10.00 WIB, di Bangsal MERAK RSJSH.

Alloanamnesis :
 Tanggal 1 September, pukul 12.30 WIB melalui telepon dengan Pegawai
Keswamas Sukamulya dan Pak RT yang mengantar pasien ke RSJSH
 Tanggal 2 September 2018 pukul 10.30 WIB melalui telepon dengan adik pasien

A. KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa oleh Pegawai Keswamas Sukamulya dan Pak RT karena
dipasung oleh keluarganya sejak 1 tahun yang lalu.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


Pasien dibawa oleh Pegawai Keswamas Sukamulya dan Pak RT karena
dipasung oleh keluarganya sejak 1 tahun yang lalu. Menurut pegawai keswamas, pasien
sudah dipasung sejak lama oleh keluarga dikarenakan pasien marah dan mengamuk
sampai melempar dan merusak perabotan di rumah tanpa alasan yang jelas. Karena
menurut keluarga, pasien tidak dapat dikontrol sehingga akhirnya pasien dipasung di
depan rumahnya untuk menghindari terjadinya hal yang berbahaya. Ini bukan pertama
kalinya terjadi. Pasien sering berbuat hal seperti ini. Saat mengamuk, pasien tidak
pernah melukai diri sendiri maupun orang lain. Menurut pak RT setempat, pasien juga
sering berperilaku aneh seperti saat diajak bicara pasien tiba-tiba lari sampai jatuh ke
selokan, masuk ke rumah tetangga, bicara kacau tanpa makna kalimat yang jelas.
Kegiatan pasien sehari-hari hanya di rumah saja, pasien lebih sering melamun dan
berbicara sendiri Menurut keluarga, pasien tidak pernah mencoba bunuh diri dan pasien
masih dapat tidur karena kondisi tersebut. Suatu ketika pasien pernah dilepas dari
pasungnya, tapi gejala pasien timbul lagi. Pasien tidak dapat mandi sendiri, namun
masih mau makan. Keluarga tidak langsung membawa pasien ke puskesmas atau rumah
sakit untuk perawatan lebih lanjut karena pasien hanya tinggal bersama kakaknya kakek
pasien yang umurnya sudah tua. Sudah tidak ada yang peduli dengan kondisi pasien

2
seperti itu karena keluarganya yang lain sudah menganggap pasien adalah aib keluarga
dan hanya menyusahkan saja.
Saat ditanya, pasien tidak banyak bicara dan tenang, namun terlihat pasien
sesekali berbicara sendiri dengan berbisik, lalu saat ditanya pasien berbicara dengan
siapa, pasien tidak menjawab. Saat ditanya apakah pasien mendengar bisikan atau ada
tyang berbicara dalam hati, pasien pura-pura tidak mendengar. Pasien membenarkan
jika ia merasa ada seseorang yang dendam dengannya. Namun pasien tidak dapat
menceritakan lebih banyak lagi, karena pasien cenderung hanya diam dan hanya bilang
“tidak tahu” dalam Bahasa sunda.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pertama kali, pasien timbul gejala marah dan mengamuk dan bicara kacau sejak
tahun 2006. Saat itu, menurut keluarga pasien, pasien didatangi oleh rentenir karena
hutang orangtuanya. Saat itu, yang dirumah hanya pasien saja. Setelah itu, pasien
mengaku diancam dan akan dibunuh jika belum bayar. Setelah kejadian itu,
keluarga pasien mengaku perilaku pasien mulai berubah. Latar belakang ekonomi
keluarga pasien yang memprihatinkan merupakan beban pasien juga sebagai anak
pertama. Ayah dan ibu pasien hanya menjual peyeum yang penghasilannya rata-
rata 30.000 perhari. Orangtua pasien sekarang sudah meninggal, selain itu keluarga
lain juga tidak peduli terhadap pasien, Oleh karena itu, pasien menarik diri, tidak
ada teman, pasien menjadi lebih pendiam dan lebih banyak memendam sendiri
perasaannya. Menurut Pak RT, pasien menjadi sensitif, lebih suka marah dan
mengamuk kadang karena alasan yang kecil atau tidak ada alasan sama sekali,
bicara kacau. Pasien sampai merusak barang-barang di rumah. Akhirnya, karena
perilaku itu, pasien dipasung oleh keluarganya dari tahun 2006-2016. Selama
dipasung, pasien hanya diberikan makanan seadanya, tidak ada niat bunuh diri
maupun membunuh oranglain. Namun, sikap memberontak pasien saat dipasung
masih ada. Pasien selama ini tidak pernah dibawa ke puskemas atau rumah sakit
karena kondisi ini. Akhirnya, setelah dilihat oleh pegawai keswamas setempat
kaena kondisi pasien yang memprihatinkan, pasien dibawa ke RSJ Grogol dan
dirawat inap selama sebulan. Setelah dirawat inap, keadaan pasien membaik. Pasien
jadi lebih tenang dan mau membantu, pasien sempat kontrol 2 bulan dan minum
obat teratur, sehabis itu pasien tidak pernah kontrol lagi karena tidak ada yang
mengantar pasien kontrol dan masalah biaya. Hingga gejala pasien muncul lagi
3
pada tahun 2017 dan akhirnya dipasung lagi oleh keluarganya selama 1 tahun.
Pasien pun dibawa lagi ke RSJSH oleh pegawai keswamas dan dirawat inap sudah
1 bulan lebih.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala yang menyebabkan penurunan
kesadaran. Riwayat kejang, infeksi otak maupun selaput otak disangkal. Gangguan
metabolik juga disangkal seperti diabetes melitus. Pasien tidak memiliki hipertensi.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Menurut adik pasien, pasien suka merokok dan bisa menghabiskan 10
batang rokok dalam 1 hari. Penggunaan NAPZA dan alkohol disangkal.

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Grafik Perjalanan Penyakit Tn.S

2018

2006 -2016

2017

Tahun 2006-bulan Juni Tahun 2017 Tahun 2018


2016 Gejala pasien mulai
Pasien dipasung oleh berkurang setelah dirawat Pasien dibawa ke
Awal Tahun 2006 keluarganya karena kondisi inap pasien beberapa kali ke RSJSH pada tanggal
Pasien awalnya sudah pasien yang sering marah, poli rawat inap dan minum 21 Juli 2018 karena
menunjukkan sikap mengamuk, dan bicara obat, tapi setelah beberapa dipasung keluarganya
menarik diri, tidak kacau. lama pasien sudah tidak selama setahun.
punya teman dekat. Selama 10 tahun itu, gejala minum obat. Hanya
Gejala mulai timbul pasien tidak berkurang. bertahan 2 bulan saja.
seperti sering marah Pasien tidak dibawa ke Pasien tidak kontrol dan
dan mengamuk tanpa Puskesmas atau Rumah Sakit minum obat lagi karena
alasan yang jelas, terdekat untuk mendapatkan tidak ada yang mengantar
bicara kacau obat dan perawatan lain. berobat dan masalah biaya.
Pada pertengahan tahun Akhrnya,
2016, pasien dibawa oleh Gejala pasien timbul lagi,
Keswamas setempat ke marah dan mengamuk tanpa
RSJSH dan dirawat sekitar 1 alasan yang jelas, dan
bulan. pasien dipasung lagi oleh
keluarganya sejak saat itu.
4
C. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Tidak ada masalah saat ibu
pasien mengandung maupun melahirkan. Pasien lahir dibidan, cukup bulan, dan
lahir secara normal. Riwayat tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak-anak
seusianya, dalam hal perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik maupun
sensorik.
2. Riwayat Perkembangan Fisik :
Tidak terdapat kelainan, pasien diakui berkembang baik secara berat badan
dan tinggi badan sesuai anak-anak seusianya.
3. Riwayat Perkembangan Kepribadian:
a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak yang diharapkan. Pasien cukup aktif dengan proses
tumbuh kembang sesuai dengan anak-anak seusianya, dalam hal perkembangan
berbicara, berjalan, bergerak motorik maupun sensorik. Kakak pasien
mengatakan bahwa pasien tidak pernah sakit parah sampai masuk ke RS atau
kejang saat kecil.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Pasien adalah anak yang pendiam, pasien masih mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolahnya walaupun tidak terlalu aktif. Pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan disekolahnya seperti mengikuti kegiatan Pramuka atau
kegiatan ekstrakulikuler yang lain. Pasien memiliki sedikit teman di sekolah.
Prestasi pasien di sekolah biasa saja.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien tidak melanjutkan sekolahnya ke SMP karena terhalang dalam segi
ekonomi. Kegiatan pasien hanya di rumah membantu usaha ayah dan ibunya
membuat dan menjual peyeum. Pasien orangnya pendiam cenderung tidak suka
menceritakan dan dipendam sendiri, juga cenderung ingin melakukan segala
sesuatu sendiri. Pasien merupakan orang yang kaku dan tidak mempunyai
teman dekat.
d) Masa Dewasa
Setelah beranjak dewasa, pasien hanya di rumah saja. Terlebih lagi, saat ibu
pasien meninggal, keadaan ekonomi pasien memburuk. Keluarga pasien terlilit
hutang. Pasien mulai menjadi orang yang sensitif, sering marah dan mengamuk

5
tanpa alasan yang jelas. Pasien sering bicara kacau dan berbicara sendiri. Pasien
juga kadang sering berperilaku aneh seperti tiba-tiba lari tanpa alasan yang jelas.
Pasien tidak mempunyai teman.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien merupakan lulusan SDN dan tidak pernah tinggal kelas. Sebelum
sakit, menurut keluarga, pasien merupakan anak yang baik dan penurut, prestasi
pasien biasa saja dibangku sekolah, tidak mengalami kesulitan tetapi juga tidak
terlalu menonjol.
5. Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus SD, pasien tidak bekerja sampai sekarang. Hanya membantu
ayah dan ibunya berjualan ketika masih hidup.
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Menurut keterangan Pak RT, pasien merupakan
anak yang rajin beribadah dan sering ke masjid sebelum dipasung.
7. Riwayat Perkawinan/psikoseksual
Pasien belum pernah menikah ataupun berhubungan seksual
8. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah
terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.

D. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien mempunyai 2
adik laki-laki dan 1 adik perempuan. Ibu pasien meninggal tahun 2014. Ayah pasien
meninggal pada tahun 2017.Nenek dan kakek dari ayah dan ibu pasien sudah meninggal
dunia. Pasien tinggal bersama kakak dari ayah pasien.

6
GENOGRAM

Keterangan:
Pasien Laki-laki Perempuan Meninggal Tinggal serumah

E. KEHIDUPAN SOSIOEKONOMI SEKARANG


Pasien tinggal bersama kakak dari ayah pasien. Pasien dan kakak ayah pasien
tidak bekerja, untuk memenuhi kebutuhan pasien, pasien dibantu dari anaknya,
cucunya, dan tetangga sekitar.

III. STATUS MENTAL (pemeriksaan dilakukan tanggal 1 September 2018)


A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki usia 35 tahun, tampak sesuai dengan usianya rambut hitam
pendek dengan panjang kurang lebih 1cm, menggunakan baju lengan pendek warna
abu-abu dan celana pendek selutut warna abu-abu muda, kulit sawo matang tampak
bekas luka pada tangan dan kakinya, menggunakan sandal jepit warna abu-abu,
pasien juga tampak kurang terawatt, kurang rapi, tidak sisiran. Kesan gizi baik,
dengan BB ± 55,7 kg, TB ± 169 cm, IMT : 19,5
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Perilaku dan psikomotor

7
a. Sebelum wawancara : Pasien keluar dari kamar inap, dengan ekspresi
terbatas.
b. Selama wawancara : Pasien duduk disamping kanan pemeriksa, ada kontak
mata, pemeriksa merasa pasien curiga kepada pemeriksa dari tatapannya,
selain itu pasien tidak bicara banyak dan kurang terbuka dengan pemeriksa.
Pasien kadang pergi begitu saja sebelum wawancara selesai.
c. Sesudah wawancara : Pasien berjalan kembali ke ruang rawat inap.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kurang kooperatif
5. Pembicaraan
 Cara berbicara : tidak spontan, volume dan intonasi cukup, artikulasi kurang
jelas.
 Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.

B. ALAM PERASAAN
a. Mood : Hipotim
b. Afek : Terbatas
c. Keserasian : Serasi

C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Auditorik (+) tetapi disangkal (?)
2. Ilusi : (-) Tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada

D. FUNGSI INTELEKTUAL
Taraf Pendidikan SMA
Pengetahuan
Sulit dinilai
Umum
Kurang baik ( Pasien hanya dapat Menyelesaikan
Kecerdasan
pendidikan SDN nya)
Kurang Baik (Saat ditanya, pasien kadang tiba-tiba
Konsentrasi dan
pergi dari pemeriksa, tapi masih dapat menjawab
Perhatian
pertanyaan pemeriksa)

8
Orientasi
Sulit dinilai
- Waktu
- Tempat
Sulit dinilai

- Orang Sulit dinilai

Daya Ingat
Kurang Baik (Pasien tidak dapat mengingat tanggal
- Jangka
pasien lahir)
Panjang
- Jangka
Sulit dinilai
Pendek

- Segera
Sulit dinilai

Pikiran Abstraktif Sulit dinilai


Baik (Pasien dapat menggambar jam sesuai instruksi
Visuospatial
pemeriksa)
Kemampuan
Kurang Baik (Pasien makan, minum, mandi dirawat
menolong diri
teman yang lain)
sendiri

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Kurang ide
b. Kontinuitas : Asosiasi longgar
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : waham kejar
b. Preokupasi : perlu eksplorasi
c. Obsesi : perlu eksplorasi
d. Fobia : perlu eksplorasi

F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat diwawancara, pasien tampak tenang ketika diwawancara.

9
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : sulit dinilai
2. Uji daya nilai : sulit dinilai
3. Daya nilai realitas : Terganggu

H. TILIKAN
Sulit dinilai.
I. RELIABILITAS
Dapat dipercaya. Walaupun pasien tidak berbicara banyak, tapi ketika ditanya pasien
mengangguk dengan yakin apa yang sedang dialaminya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


i. STATUS INTERNUS
 Keadaan umum :
o Kesan gizi : Gizi baik
o Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda vital :
o Tekanan darah : 130/80 mmHg
o Nadi : 69 x/m
o Pernapasan : 20 x/m
o Suhu : 36,50C
 Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembapan normal
 Kepala : Normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
 Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -
/-, sklera ikterik -/-
 Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
 Telinga : Normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
 Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
 Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid,
 Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi sela iga (-)

10
o Palpasi: gerakan dada simetris dalam keadaan dinamis, taktil fremitus
simetris kanan dan kiri
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru, tidak
terdapat ronkhi dan wheezing pada kedua paru
 Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus 12x/menit
 Ekstremitas: akral hangat, udem (-), capillary refill time < 2 detik

ii. STATUS NEUROLOGIK


 Saraf kranial : dalam batas normal
 Refleks fisiologis : dalam batas normal
 Refleks patologis : tidak ada
 Motorik : tidak terganggu
 Sensibilitas : dalam batas normal
 Fungsi luhur : tidak terganggu
 Gejala EPS : akatisia (-), dystonia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
resting tremor (-), tardive diskinesia (-)

V. PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang laki-laki usia 35 tahun, tampak sesuai usianya, penampilan
kurang terawat, tidak terlalu rapi, tidak berdandan. Pasien dibawa ke IGD RSJSH tanggal
21 Juli 2018 karena dipasung oleh keluargnya sudah sekitar 1 tahun. Pasien diantar oleh
Pegawai Keswamas Sukamulya dan Pak RT setempat. Pasien dipasung karena pasien
mudah marah dan mengamuk, masuk ke rumah orang lain, bicara kacau, pasien marah dan
mengamuk sampai merusak perabotan di rumah tapi tidak sampai melukai diri sendiri dan

11
orang lain. Menurut Pak RT, pasien dulu merasa ada yang dendam dengan pasien, kadang
pasien sering berbicara sendiri namun saat ditanya pasien tidak menjawab. Pasien lebih
sering diam dan tidak menceritakan secara terbuka apa yang dialaminya.
Pasien pernah dirawat inap di RSJSH tahun 2016 selama 1 bulan dengan
keluhan yang sama. Pasien dipasung oleh keluarganya sampai 10 tahun. Sehabis dirawat
inap selang setahun karena pasien tidak minum obat teratur, keluhan pasien kambuh lagi
dan akhirnya pasien dipasung kembali selama 1 tahun. Petugas Keswamas Sukamulya dan
Pak RT melihat kondisi pasien yang sangat memprihatinkan, akhirnya membawa pasien
ke RSJSH untuk mendapatkan perawatan.
Pada pemeriksaan psikiatri, didapatkan adanya gangguan alam perasaan, mood
hipotim, afek terbatas, selain itu gangguan arus pikir, yaitu produktivitas kurang ide,
kontinuitas asosiasi longgar. Gangguan arus pikir, menurut keterangan keluarga dari pak
RT pasien merasa ada yang dendam padanya menujukan ke arah adanya waham kejar,
selain itu pada gangguan persepsi, menurut keluarga, pasien kadang suka bicara kacau dan
berbicara sendiri, menunjukkan ke arah adanya halusinasi auditorik. Namun saat ditanya
apakah pasien masih mendengar suara, pasien tidak menjawab. Pengendalian impuls baik,
daya nilai sosial dan uji daya nilai harus dieksplorasi lebih lanjut, daya nilai realitas
terganggu, tilikan pasien harus dieksplorasi karena saat ditanya pasien tidak menjawab.
Dari hasil autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien memiliki ciri kepribadian
skizoid. Pasien orang yang cenderung pendiam, jika ada masalah tidak suka menceritakan
kepada orang lain, lebih senang jika sendiri, dan melakukan segala sesuatu sendiri. Tidak
terdapat kelainan dalam tumbuh kembang. Pasien memiliki kebiasaan merokok sehari 10
batang rokok. Berdasarkan hasil autoanamnesis dan alloanamnesis serta pemeriksaan fisik,
keluhan pasien tidak disebabkan oleh gangguan medik umum.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


 Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
 Gangguan/hendaya dan disabilitas: hendaya dalam fungsi sosial (tidak bekerja
dan menarik diri dari lingkungan) dan hendaya dalam fungsi sehari-hari (tidak
mau merawat diri seperti mandi)
12
 Distress/penderitaan: berbicara sendiri (halusinasi auditorik), sering marah-
marah, mengamuk, bicara kacau
2. Gangguan tidak termasuk dalam Gangguan Mental Organik, Gangguan Mental dan
Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif, karena:
 Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
penyakit vaskuler, neoplasma, trauma).
 Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
 Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
3. Termasuk gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya riwayat:
 Halusinasi auditorik
 Terdapat waham kejar
 Berlangsung lebih dari 1 tahun
 Terdapat penarikan diri dari pergaulan sosial, menurunnya kinerja sosial
dibuktikan dengan pasien tidak bekerja, sedikit teman dan jarang berinteraksi
dengan tetangga

Diagnosis kerja adalah Skizofrenia Paranoid, karena memenuhi kriteria diagnosis


Skizofrenia Paranoid, yang ditandai dengan :
 Memenuhi kriteria umum Skizofrenia
 Terdapat halusinasi dan waham kejar yang menonjol
 Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

 Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Dari hasil alloanamnesis dan autoanamnesis, pasien memiliki ciri kepribadian
skizoid. Pasien orang yang cenderung pendiam, jika ada masalah tidak suka
menceritakan, lebih senang jika sendiri, punya sedikit teman dan melakukan segala
sesuatu sendiri.
Pasien merupakan anak yang cukup aktif tidak ada gangguan retardasi mental.
Proses tumbuh kembang sesuai dengan anak-anak seusianya, dalam hal berbicara,
berjalan, bergerak motorik maupun sensorik.

13
 Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ada. (tidak ada manifestasi klinis, pemeriksaan fisik dalam batas
normal)

 Aksis IV: Problem Psikososial dan Lingkungan


- Masalah dengan keluarga (primary support group)
- Masalah Ekonomi
- Masalah Akses Pelayanan Kesehatan
- Masalah Psikososial

 Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global


GAF current : 40-31
GAF HLPY : 40-31
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
 Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
 Aksis II : Ciri Kepribadian Skizoid, perlu eksplorasi untuk retardasi mental
 Aksis III : Tidak ada
 Aksis IV : Masalah berkaitan dengan Primary Support Group (Keluarga pasien
tidak peduli terhadap keadaan pasien), Psikososial (mudah marah dan mengamuk,
menarik diri, tertutup) dan Ekonomi (Keadaan keluarga pasien yang memprihatinkan
dari segi ekonomi), masalah akses pelayanan kesehatan ( Pasien tinggal di daerah
pedalaman, sehingga diperlukan akses yang jauh untuk kontrol ke rumah sakit)
 Aksis V : GAF Current : 40-31
GAF HLPY : 40-31

VIII. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


 Faktor yang memperberat :
1. Tidak minum obat
2. Riwayat tidak memiliki pekerjaan
3. Perilaku menarik diri
4. Tidak ada teman dekat/istri
 Faktor yang memperingan :
1. Beribadah
2. Teratur minum obat

14
IX. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan organik pada pasien dan tidak
ditemukan faktor herediter pada keluarga pasien
B. Psikologik : Marah-marah dan mengamuk tanpa alasan yang jelas,
waham kejar (+), halusinasi auditorik (+)
C. Sosial dan Lingkungan :, Menarik diri dari lingkungan, jarang berinteraksi dengan
orang sekitar.

X. TERAPI
1. Rawat Inap, dengan indikasi:
 Mengganggu lingkungan sekitar
 Membahayakan diri sendiri
 Mencegah pasien melakukan tindakan kekerasan
 Perawatan di rumah tidak memadai
 Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
2. Medikamentosa (psikofarmaka)
 Risperidone 2 x 2 mg P.O
Alasan pemberian  Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada
pasien dengan gejala psikosis. Risperidon merupakan obat antipsikotik generasi
2 atau antipsikotik atipikal, yang bekerja sebagai antagonis reseptor serotonin
(terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine D2. Risperidon dapat digunakan
untuk mengobati baik gejala positif maupun negatif karena aktivitasnya sebagai
antagonis reseptor D2 yang tidak terlalu kuat sehingga efek samping terutama
efek samping ekstrapiramidal rendah, dan juga aktivitasnya terhadap reseptor
serotonin 5HT2 yang juga tinggi sehingga juga dapat digunakan untuk
mengobati gejala negatif.
3. Non-medikamentosa
 Psikoedukasi :
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana terapi yang diberikan, pilihan
obat, efek samping pengobatan dan prognosis penyakit.
o Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan pengarahan
kepada keluarga agar tetap memberi dukungan untuk perbaikan pasien..

15
o Edukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta dalam
mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi dan kontrol
rutin setelah pulang dari rumah sakit untuk memperbaiki kualitas hidup
pasien.
o Menjelaskan kepada keluarga tentang kemungkinan adanya efek samping
obat.
 Psikoterapi
o Ventilasi : Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan masalahnya
o Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya
akan berkurang atau dapat dikendalikan. Menyadarkan pasien bahwa
dampak dari gangguan menyebabkan disfungsi diri, hubungan dengan
keluarga, maupuan hubungan sosialnya.
o Reassurance: Memberitahukan kepada pasien bahwa kontrol teratur dan
minum obat sangat penting untuk perbaikan dirinya.
 Sosioterapi :
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psiokososial berupa latihan
keterampilan pekerjaan di RSJSH (daycare).
o Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain dan
berolahraga bersama.

XI. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Bonam
 Quo ad functionam : Dubia
 Quo ad sanationam : Dubia

16

You might also like