You are on page 1of 23

PROPOSAL

HIBAH PENELITIAN MUHAMMADIYAH ABAD KEDUA

PEMANFAATAN SAMPAH KULIT PISANG SEBAGAI


ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

DISUSUN OLEH:

Ketua Tim : Ari Sunandar, S.Pd, M.Si (Universitas Muhammadiyah Pontianak)


Anggota : Adi Pasah Kahar, M.Pd (Universitas Muhammadiyah Pontianak)

i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN

Judul : Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang

Sebagai Energi Listrik Terbarukan

Skema Hibah :

Peneliti/Pelaksana

Nama Ketua : Ari Sunandar, S.Pd.,M.Si

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak

NIDN : 1123088501

Nama Anggota : Adi Pasah Kahar, M.Pd

Tahun Pelaksanaan : 2017

Dana Mulai DiterimaTanggal :

Rincian Penggunaan

1. HONOR OUTPUT KEGIATAN


Satuan Honor/Jam Total
Item Honor Volume (Jam) (Rp) (Rp)
Ketua 15 7 18000 1890000
Anggota 15 7 10000 1050000
Sub Total 2940000

2. Belanja Bahan
Satuan
Nama Barang Volume (Rp) Jumlah (Rp)
Uji Kandungan Kalium 9 280000 2520000
Uji Kandungan Natrium 9 280000 2520000
Blender 1 790000 790000
OVA meter 3 150000 450000
Pisang Kepok 1 20000 20000
Pisang Berlin 1 15000 15000
Pisang Barangan 1 25000 25000
Baterai 10 10000 100000
Kertas A4 2 25000 50000

iii
iv
CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI

Nama : Ari Sunandar


Nomor Peserta :
NIP/NIK : 010163230885003
Tempat dan Tanggal lahir : Sintang, 23 Agustus 1985
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Golongan/Pangkat : IIIb/Penata Muda Tk I
Jabatan Akademik :
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Alamat : Jl. A. Yani No.111 Pontianak
Telp/Fax : (0561)764571
Alamat Rumah : Jl. Harapan Jaya No.14ª Pontianak
Telp/Fax : 085213809534
Alamat email : arisunandar@unmuhpnk.ac.id

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI


Tahun Lulus Program Perguruan Tinggi Jurusan/Bidang
Pendidikan Studi
2008 Sarjana Universitas Pendidikan Biologi
Tanjungpura
2015 Magister Institut Pertanian Biologi Tumbuhan
Bogor

PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka Waktu

PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Program Studi Sem/Tahun
Pendidikan Akademik
Struktur Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Perkembangan
Tumbuhan
Taksonomi Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Panerogamae
Fisiologi Sarjana Pendidikan Biologi Genap/2016-2017
Tumbuhan
Kultur Jaringan Sarjana Pendidikan Biologi Genap/2016-2017
Tumbuhan
v
PRODUK BAHAN AJAR
Mata Kuliah Program Jenis Bahan Ajar Sem/Tahun
Pendidikan Akademik

PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Ang Sumber Dana
gota Tim
2016 Eksplorasi dan identifikasi spesies Ketua LPPM UM
Pontianak
pisang liar (Musa sp) di kecamatan batu
ampar kabupaten kubu raya

2017 Eksplorasi dan identifikasi spesies Ketua LPPM UM


Pontianak
pisang liar (musa sp) di kecamatan bonti
kabupaten sanggau

KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal

B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara

C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal

KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Pembicara
2015 International Departemen Pembicara
conference on Biologi IPB
biosciences
2016 International Universitas Pembicara

vi
Pontianak, 25 April 2017

vii
CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI

Nama : Adi Pasah Kahar


Nomor Peserta :
NIP/NIK : 0151632406880009
Tempat dan Tanggal lahir : Lahat, 24 Juni 1988
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Golongan/Pangkat : IIIa/Asisten Ahli
Jabatan Akademik :
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Alamat : Jl. A. Yani No.111 Pontianak
Telp/Fax : (0561)764571
Alamat Rumah : Perumnas II Pontianak
Telp/Fax : 08981392734
Alamat email : adipasahkahar@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI


Tahun Lulus Program Perguruan Tinggi Jurusan/Bidang
Pendidikan Studi
2011 Sarjana Universitas Pendidikan Biologi
Tanjungpura
2014 Magister UPI Pendidikan Biologi

PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka Waktu

PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Program Studi Sem/Tahun
Pendidikan Akademik
Ekologi Lanjut Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Biologi Komputasi Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Taksonomi Sarjana Pendidikan Biologi Genap/2016-2017
Cryptogamae

PRODUK BAHAN AJAR


Mata Kuliah Program Jenis Bahan Ajar Sem/Tahun
Pendidikan Akademik

viii
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Ang Sumber Dana
gota Tim

KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal

B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara

C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal

KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Pembicara
2014 Seminar Nasional FKIP Univ. Sebelas Pembicara
XI 2014 Maret
2016 International Universitas Pembicara
conference on Tanjungpura dan
biodiversity Masyarakat
Biodiversitas
Indonesia

KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat

JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI


Peran/Jabatan Institusi Jangka Waktu

ix
Pontianak, 25 April 2017

x
KRITERIA PENILAIAN

Judul Riset : Pemanfaatan Sampah Kulit Pisang


Sebagai Energi Listrik Terbarukan
Skema Hibah :
Peneliti Utama/Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Ari Sunandar
b. Alamat Surel (email) : arisunandar@unmuhpnk.ac.id
c. Nomor Hp : 085213809534
d. Nama Lembaga : Universitas Muhammadiyah Pontianak
e. Alamat Lembaga : Jl. Ahmad Yani No.111 Pontianak
Lama Riset Keseluruhan : 1 Tahun
Biaya Riset Keseluruhan : Rp. 10.000.000
No Kriteria Penilaian Bobot (%) Skor Nilai
1 Kejelasan Roadmap/Kerangka Penelitian, Kesesuaian 30%
Tema
2 Mutu Usulan Riset (Kemuktahiran, inovasi, dan 40%
metode), dan kecukupan referensi
3 Kelayakan usulan riset (biaya, sumber daya peralatan, 20%
dan sumber daya manusia/track record tim peneliti)
4 Luaran yang akan diperoleh 10%
JUMLAH 100%
Keterangan:
Skor: 1,2,3,7,8,9 (1=buruk,2=sangat kurang,3=kurang,7=cukup,8=baik,9=sangat baik)
Nilai = bobot x skor
Komentar Penilai :
…………………………………………………………………………………………
Kota, tanggal-bulan-tahun
Penilai

(Nama Lengkap)
xi
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. I
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN ............. ii
CURICULUM VITAE……………………………………………… iv
KRITERIA PENILAIAN x
DAFTAR ISI………………………………………………………... xi
RINGKASAN………………………………………………………. xii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 4
BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................... 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN............................... 9
REFERENSI…………....................................................................... 10

xii
RINGKASAN

Energy fosil merupakan sumber energy yang dominan digunakan di dunia saat ini.
Penggunaan energy fosil memiliki beberapa kekurangan yaitu jumlahnya terbatas, tidak
dapat terbarukan, dan merupakan sumber polutan bagi lingkungan. Pencarian energy
alterenatif yang dapat terbarukan dan ramah lingkungan perlu dilakukan untuk dapat
menggantikan energy fosil. Salah satu sumber energy alternative yang potensial untuk
dikembangkan yaitu sampah kulit pisang. Beberapa penelitian sebelumnya
menunjukkan kulit pisang mampu menghasilkan tegangan listrik, namun besar
tegangan yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis pisang yang digunakan. Sampah kulit
pisang kepok, berlin, dan barangan ketersediaannya cukup banyak di kota Pontianak
sehingga potensial dikembangkan menjadi sumber energy alternative khususnya
sumber energy listrik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besar kuat
arus, tegangan, dan daya listrik yang dihasilkan dari kulit pisang kepok, berlin, dan
barangan serta untuk mengetahui berapa kandungan natrium, dan kalium pada kulit
pisang kepok, berlin, dan barangan. Rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan
digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis pisang (kepok, berlin, dan barangan)
terhadap besar tegangan, arus, dan daya listrik. OVA meter digunakan untuk mengukur
besar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh masing-masing jenis kulit pisang.
Spektrofotometer serapan logam digunakan untuk mengukur kandungan logam kalium
dan natrium pada masing-masing jenis kulit pisang. Hasil penelitian ini merupakan
dasar untuk pengembangan energy listrik terbarukan dan ramah lingkungan berbasis
kulit pisang agar setiap daerah di Indonesia dapat memproduksi energy listrik sendiri.
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal Semesta Teknika milik Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan komponen penting bagi keberlangsungan hidup mahluk
hidup karena semua aktivitas sangat tergantung pada ketersediaan energy yang cukup.
Sumber energi utama yang digunakan saat ini masih terpusat dan sangat tergantung
pada sumber energy fosil. Di sisi lain, tingginya penggunaan energy fosil menyebabkan
semakin menipisnya cadangan sumber energy fosil dan meningkatnya pencemaran
lingkungan khususnya pencemaran udara.
Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mencari,
mengoptimalkan, dan menggunakan sumber energy alternative yang ramah lingkungan
sehingga dapat menggantikan penggunaan energy fosil. Penelitian untuk mencari dan
mengoptimalkan energy alternative yang ramah lingkungan telah dilakukan salah
satunya adalah pengembangan biobaterai. Biobaterai pertama kali dikembangkan oleh
Professor Kenji Kano menggunakan karbohidrat, glukosa, asam amino, dan enzim
(Siddiqui & Pathrikar, 2013:3).
Penemuan biobaterai memicu penelitian lain untuk menemukan sumber listrik
berbasis limbah buah. Traxler (2002:7) menyatakan bahwa limbah ampas kopi mampu
menghasilkan energi listrik sebesar 1,5-1,7 volt. Igharo (2012:22) melaporkan bahwa
singkong dapat menghasilkan tegangan sebesar 2,0 volt. Limbah kulit pisang Musa
acuminata Colla mampu menghasilkan listrik (Omprakash et al. 2014:320-327).
Fadilah et al. (2015:45-48) melaporkan limbah kulit pisang raja bulu mampu
menghasilkan listrik sebesar 1.28 volt. dan kulit pisang ambon mampu menghasilkan
listrik sebesar 1.12 volt (Muhlisin et al. 2015:137-147).
Kota Pontianak memiliki beberapa varietas pisang local yang sering dikonsumsi
oleh masyarakat. Beberapa varietas pisang lokal yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat Pontianak yaitu pisang nipah/kapok, pisang berlin/lampung, dan pisang
barangan. Pisang kepok merupakan pisang yang harus diolah terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi, sedangkan pisang berlin dan pisang barangan merupakan pisang meja
yang dapat dikonsumsi secara langsung. Tingginya konsumsi pisang kapok, berlin, dan
barangan menghasilkan limbah kulit pisang yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat
kota Pontianak. Pemanfaatan limbah kulit pisang kapok, pisang berlin, dan pisang
1
barangan sebagai bahan dasar biobaterai tidak hanya akan mengurangi limbah kulit
pisang di lingkungan namun dapat menjadikan limbah menjadi bermanfaat sebagai
sumber listrik. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui energy listrik yang dapat
dihasilkan dari limbah kulit pisang kepok, kulit pisang berlin, dan pisang barangan.

1.2 Identifikasi Masalah


Energi merupakan komponen penting dalam kehidupan. Semua aktivitas
mahluk hidup memerlukan ketersedian energy yang cukup. Manusia sangat
bergantung kepada energi fosil untuk menjalankan aktivitasnya. Penggunaan
energy fosil akan menyebabkan pencemaran lingkungan selain ketersediannya yang
terus berkurang dan tidak dapat diperbaharui. Energy alternative yang ramah
lingkungan dan terbarukan perlu dikembangkan untuk menjamin ketersediaan
energy di masa depan.
Kulit pisang merupakan limbah organik yang dihasilkan dari konsumsi buah
pisang. Berdasarkan hasil penelitian, kulit pisang memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi sumber energy listrik yang ramah lingkungan dan
terbarukan. Namun, jenis kulit pisang yang digunakan akan menentukan berapa
besar tegangan listrik yang dapat dihasilkan. Sehingga perlu diadakan penelitian
untuk mengetahui berapa tegangan listrik, kuat arus, dan daya yang dihasilkan dari
kulit pisang kepok pisang, berlin, dan barangan.

1.3 Pembatasan Masalah


Penelitian ini menggunakan kulit pisang kapok, kulit pisang berlin, dan kulit
pisang barangan yang didapatkan dari penjual buah pisang yang ada di Kota
Pontianak. Penelitian ini akan mengukur kuat arus, tegangan, dan daya listrik yang
dihasilkan dari kulit pisang kepok dan berlin. Penelitian ini juga akan mengukur
kandungan natrium, dan kalium pada kulit pisang kepok, berlin, dan barangan.

2
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kuat arus, tegangan, dan daya listrik yang dihasilkan dari kulit
pisang kepok, berlin, dan barangan
2. Bagaimana kandungan natrium, dan kalium pada kulit pisang kepok, berlin, dan
barangan

1.5 Signifikasi Penelitian


Penduduk dunia sangat tergantung kepada energy fosil yang tidak dapat
diperbaharui, ketersediaannya semakin berkurang, dan menimbulkan pencemaran
lingkungan. Perlu dilakukan pengembangan energy alternative yang dapat
diperbaharui dan ramah lingkungan. Pengembangan kulit pisang sebagai sumber
energy alternative yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan perlu dilakukan
untuk menjamin ketersedian energy di masa depan khususnya energy listrik.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, jenis pisang mempengaruhi besarnya
tegangan listrik yang dihasilkan. Penelitian untuk mencari jenis pisang yang dapat
menghasilkan tegangan listrik terbesar penting untuk dilakukan karena Indonesia
masih mengalami krisis listrik. Di sisi lain, Indonesia memiliki 200 kultivar pisang
yang berpotensi untuk dikembangkan untuk mendapatkan sumber energy listrik.
1.6 Kajian Riset Sebelumnya
Biobaterai pertama kali dikembangkan oleh Professor Kenji Kano menggunakan
karbohidrat, glukosa, asam amino, dan enzim (Siddiqui & Pathrikar, 2013:3).
Penemuan biobaterai memicu penelitian lain untuk menemukan sumber listrik
berbasis limbah buah. Traxler (2002:7) menyatakan bahwa limbah ampas kopi
mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1,5-1,7 volt. Igaro (2012:22)
melaporkan bahwa singkong dapat menghasilkan tegangan sebesar 2,0 volt.
Limbah kulit pisang Musa acuminata Colla mampu menghasilkan listrik
(Omprakash et al. 2014:320-327). Fadilah et al. (2015:45-48) melaporkan limbah
kulit pisang raja bulu mampu menghasilkan listrik sebesar 1.28 volt. dan kulit
pisang ambon mampu menghasilkan listrik sebesar 1.12 volt (Muhlisin et al.
2015:137-147).
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit Pisang
Pada dasarnya kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, kulit pisang
kepok (Musa paradisiaca) mengandung protein kasar 3,63%, lemak kasar 2,52%, serat
kasar 18,71%, calsium 7,18% dan Phospor 2,06% (Koni, 2009:153-157). Kulit pisang
mengandung karbohidrat dan kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor,
klorida, kalsium, dan besi. Karbohidrat mengandung glukosa, apabila glukosa
dicampur dengan air dan didiamkan dalam ruang kedap udara selama beberapa hari
maka akan terjadi fermentasi sehingga dapat diperoleh etanol.
Etanol lama-kelamaan akan teroksidasi menjadi asam etanoat atau asam asetat.
Asam asetat merupakan salah satu jenis zat elektrolit. Dalam kulit pisang yang sudah
difermentasi memiliki sifat asam yang berasal dari kandungan asam asetat. Kulit pisang
juga mengandung zat elektrolit lain seperti kalium dan garam klorida. Kalium dan
garam klorida bereaksi membentuk garam kalium klorida. Garam kalium klorida dalam
air dapat menghantarkan listrik karena dapat terionisasi (Muhlisin et al. 2015:137-147).

2.2 Baterai
Baterai berisi penuh bahan-bahan kimia yang dapat memproduksi elektron.
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan electron di dalam baterai disebut reaksi
elektrokimia. Baterai memiliki dua kutub, kutub pertama bertanda positif (+) dan kutub
kedua bertanda negatif (-). Pada tahun 1800, Alexandro Volta menemukan baterai.
Baterai merupakan sekumpulan sel-sel kimia yang masing-masing berisi dua elektron
logam yang dicelupkan dalam larutan penghantar yang disebut elektrolit.
Baterai adalah alat listrik yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya
dalam bentuk listrik. Sebuah baterai terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
1) Batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
2) Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3) Pasta sebagai elektrolit (penghantar)

4
2.3 Biobaterai
Biobaterai pertama kali dikembangkan oleh Professor Kenji Kano
menggunakan karbohidrat, glukosa, asam amino, dan enzim (Siddiqui & Pathrikar,
2013:3). Prinsip biobaterai pada dasarnya adalah transportasi elektron antara dua
elektroda yang dipisahkan oleh medium konduktif (elektrolit) yang memberikan
kekuatan gerak elektro berupa potensial listrik dan arus.
Pada elektrolit, elektron mengalir dibawa oleh ion-ion dan kemudian
mengalami elektrolisis. Elektrolisis berarti perubahan kimia yang diproduksi dengan
melewati arus listrik melalui elektrolit. Aliran elektron dari katoda melalui elektrolit ke
anoda. Katoda adalah elektroda negatif, seperti lempengan tembaga, dan anoda adalah
elektroda positif, seperti lempengan seng. Proses ini akan menghasilkan listrik dengan
cara yang sama sebagai baterai dari sel volta.
Penelitian tentang biobaterai berbahan dasar kulit pisang dan bahan organic lain
telah dilakukan. Traxler (2002:7) menyatakan bahwa limbah ampas kopi mampu
menghasilkan energi listrik sebesar 1,5-1,7 volt. Igaro (2012:22) melaporkan bahwa
singkong dapat menghasilkan tegangan sebesar 2,0 volt. Limbah kulit pisang Musa
acuminata Colla mampu menghasilkan listrik (Omprakash et al. 2014:320-327).
Fadilah et al. (2015:45-48) melaporkan limbah kulit pisang raja bulu mampu
menghasilkan listrik sebesar 1.28 volt. dan kulit pisang ambon mampu menghasilkan
listrik sebesar 1.12 volt (Muhlisin et al. 2015:137-147).

2.4 Roadmap Penelitian

2017 2018 2019 2020


Potensi Kulit Fermentasi Kulit Pasta anti kering Prototype baterai dengan
Pisang sebagai Pisang sebagai pasta kulit pisang
pasta baterai pasta baterai

5
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tahap Penyiapan Baterai
Tiga buah baterai ukuran 1,5 volt disiapkan untuk masing-masing sampel kulit
pisang, sehingga total 9 baterai digunakan dalam penelitian ini. Baterai disiapkan
menurut metode Fadilah et al. (2015), tutup baterai dibuka dan elektrolit di dalam
baterai dikeluarkan, setelah itu cuci bagian dalam baterai dengan bersih lalu
keringkan.
3.2 Pembuatan Pasta Kulit Pisang
Tiga varietas kulit pisang disiapkan yaitu kulit pisang kapok, berlin, dan
barangan. Pembuatan pasta kulit pisang mengikuti prosedur Fadilah et al. (2015),
kulit pisang masing-masing varietas dipotong-potong kemudian dihaluskan
menggunakan blender. Setelah halus tambahkan 5 g pasta kulit pisang dari masing-
masing varietas ke dalam baterai.
3.3 Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik
Biobaterai dari masing-masing varietas pisang diukur tegangan dan kuat arus
yang dihasilkan menggunakan OVA meter. Setelah didapatkan tegangan dan arus
lirtrik biobaterai dari masing-masing varietas pisang, maka daya baterai tersebut
dapat dihitung.
3.3 Uji Kandungan Natrium dan Kalium (Rohman & Sumantri, 2007)
3.3.1 Pembuatan Larutan Baku Logam Natrium
Larutan baku kerja natrium 50 µg Na/mL (50 ppm Na) dengan memipet
25 ml larutan baku natrium kedalam labu takar 500 ml danditempatkan
sampai tanda batas dengan asam klorida 0,3 N. Sebanyak 5 ml larutan baku
natrium 50 ppm ini dipipet dan secara berturut-turut dimasukkan ke dalam
labu takar 50 ml, 100 ml, 250, 500 ml dan apabila diperlukan 1000 ml.
Penambahan larutan kalium 5% hingga 1000 µg K/mL, sehingga larutan
dalam labu takar mengandung 5,0, 2,5, 1,0, 0,5 dan 0,25 µg Na/mL.
3.3.2 Pembuatan Larutan Baku Logam Kalium
Larutan baku kalium 50 ppm dibuat dengan cara memipet 25 ml larutan
baku induk kalium 500 ppm ke dalam labu takar dan ditempatkan sampai
batas tanda dengan asam klorida 0,3 N. Sebanyak 5,0 ml larutan baku kerja
6
kalium 50 ppm dipipet dan secara berturut-turut dimasukkan ke dalam labu
takar 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml dan bila perlu 1000 ml. Larutan ini
selanjutnya ditambah larutan natrium 5% sehingga masing-masing larutan
baku tersebut mengandung 1000 µg Na/mL. Masing-masing larutan dalam
labu takar sekarang mengandung 5,0, 2,5, 1,0, 0,5 dan 0,25 µg K/mL. Alat
yang digunakan untuk mengukur absorbansi larutan adalah spektrofotometer
serapan atom yang dilengkapi dengan lampu katoda untuk masing-masing
logam. Pengoperasian alat dilakukan dengan cara memasang lampu katoda,
dinyalakan dan dikondisikan selama 15 menit, untuk panjang gelombang yang
diperlukan.
3.3.3 Penetapan Kadar Sampel
Penetapan kadar sampel buah pisang dilakukan dengan menggunakan
larutan abu sampel. Masing-masing sampel diencerkan sehingga
konsentrasinya berada dalam kisaran konsentrasi kerja logam yang akan
diuji. Blanko baku diaspirasikan ke dalam nyala Blanko sampel diaspirasikan
demikian juga dan dicatat serapannya. Kurva baku disiapkan dengan
membuat hubungan antara konsentrasi akhir masing-masing logam (x)
dengan absorbansi masing-masing (y).
3.3.4 Penghitungan Konsentrasi Logam
onsentrasi logam dalam sampel dihitung berdasarkan pada kurva baku
yang diperoleh dengan persamaan :
Konsentrasi logam (mg/100g)= (a-b) x V x fp x 100
10 B

Keterangan :
B = bobot sampel (g)
V = volume ekstrak (ml)
a = konsentrasi larutan sampel (μg/ml)
b = konsentrasi larutan blanko (μg/ml)
fp = factor pengenceran

7
3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur Indikator
Baterai dan pasta kulit
Persiapan baterai dan
pisang tersedia
pasta kulit pisang

Besaran arus, tegangan dan daya


Pengukuran arus, dari masing-masing kulit pisang
tegangan dan daya

Kandungan Na dan K dari masing-


Pengukuran masing kulit pisang
kandungan Na dan K

Baterai
Kulit Pisang
Besar Pengaruh Kultivar Pisang
Lab Terpadu UM terhadap besar arus, tegangan dan
Pontianak daya listrik

Besar Pengaruh Kultivar


Lab Scufindo Pisang terhadap kandungan
Na dan K

Tempat Luaran

8
BAB 4. Biaya Dan Jadwal Penelitian
4.1 Biaya Penelitian

No Jenis Anggaran Besar Anggaran


1 Honor Tim Peneliti Rp 2.940.000
2 Belanja Bahan Rp 6.560.000
3 Belanja Bahan Non Operasional Rp 500.000
Total Rp 10.000.000

4.2 Jadwal Penelitian


No Uraian Kegiatan Jun Jul Agu Sep Okt
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Pengukuran Tegangan, arus,
dan daya yang dihasilkan dari
biobaterai
3 Analisis kandungan logam K
dan Na
4 Analisis data
5 Penyusunan laporan
6 Publikasi

9
REFERENSI

Fadilah, S., Rahmawati, R., Pkim, M. (2015). Pembuatan biomaterial dari limbah
kulit pisang (Musa Paradisiaca). Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains.
Igharo, K.O. (2012). Construction of a primary dry cell battery from cassava
juice extracts (The Cassava Battery Cell). Journal of Educational and Social Research.
2,(8), 18-23.
Koni, TNI. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Kulit Pisang yang Difermentasi
terhadap Karkas Broiler. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 18,(2), 153-157.
Muhlisin, M., Soedjarwanto, N., Komarudin, M. (2015). Pemanfaatan Sampah
Kulit Pisang dan Kulit Durian Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Pasta Batu Baterai.
ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9,(3), 137-147.
Omprakash, J., Prasad, N.V., Prasad, G., Krishnan, V.G., Kumar, G.S. (2014).
Electrical measurements on Musa Acuminata Colla. Universal Journal of Electrical and
Electronic Engineering. 2,(8), 320-327.
Rohman, A., Sumantri. (2007). Analisis Makanan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Siddiqui, U.Z., Pathrikar, A.K. (2013). The future of energy bio battery.
International Journal of Research in Engineering and Technology, 2(11), 99-111.
Traxler, Mischer. (2008). Project Nespresso Battery. Web
Tersedia:http://inhibitat.com/nespresso-batteries-made-from-used-coffeecapsules/.

10

You might also like