Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN
Skema Hibah :
Peneliti/Pelaksana
NIDN : 1123088501
Rincian Penggunaan
2. Belanja Bahan
Satuan
Nama Barang Volume (Rp) Jumlah (Rp)
Uji Kandungan Kalium 9 280000 2520000
Uji Kandungan Natrium 9 280000 2520000
Blender 1 790000 790000
OVA meter 3 150000 450000
Pisang Kepok 1 20000 20000
Pisang Berlin 1 15000 15000
Pisang Barangan 1 25000 25000
Baterai 10 10000 100000
Kertas A4 2 25000 50000
iii
iv
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka Waktu
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Program Studi Sem/Tahun
Pendidikan Akademik
Struktur Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Perkembangan
Tumbuhan
Taksonomi Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Panerogamae
Fisiologi Sarjana Pendidikan Biologi Genap/2016-2017
Tumbuhan
Kultur Jaringan Sarjana Pendidikan Biologi Genap/2016-2017
Tumbuhan
v
PRODUK BAHAN AJAR
Mata Kuliah Program Jenis Bahan Ajar Sem/Tahun
Pendidikan Akademik
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Ang Sumber Dana
gota Tim
2016 Eksplorasi dan identifikasi spesies Ketua LPPM UM
Pontianak
pisang liar (Musa sp) di kecamatan batu
ampar kabupaten kubu raya
KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Pembicara
2015 International Departemen Pembicara
conference on Biologi IPB
biosciences
2016 International Universitas Pembicara
vi
Pontianak, 25 April 2017
vii
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka Waktu
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Program Studi Sem/Tahun
Pendidikan Akademik
Ekologi Lanjut Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Biologi Komputasi Sarjana Pendidikan Biologi Ganjil/2016-2017
Taksonomi Sarjana Pendidikan Biologi Genap/2016-2017
Cryptogamae
viii
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Ang Sumber Dana
gota Tim
KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/ Jurnal
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Pembicara
2014 Seminar Nasional FKIP Univ. Sebelas Pembicara
XI 2014 Maret
2016 International Universitas Pembicara
conference on Tanjungpura dan
biodiversity Masyarakat
Biodiversitas
Indonesia
ix
Pontianak, 25 April 2017
x
KRITERIA PENILAIAN
(Nama Lengkap)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. I
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN ............. ii
CURICULUM VITAE……………………………………………… iv
KRITERIA PENILAIAN x
DAFTAR ISI………………………………………………………... xi
RINGKASAN………………………………………………………. xii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 4
BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................... 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN............................... 9
REFERENSI…………....................................................................... 10
xii
RINGKASAN
Energy fosil merupakan sumber energy yang dominan digunakan di dunia saat ini.
Penggunaan energy fosil memiliki beberapa kekurangan yaitu jumlahnya terbatas, tidak
dapat terbarukan, dan merupakan sumber polutan bagi lingkungan. Pencarian energy
alterenatif yang dapat terbarukan dan ramah lingkungan perlu dilakukan untuk dapat
menggantikan energy fosil. Salah satu sumber energy alternative yang potensial untuk
dikembangkan yaitu sampah kulit pisang. Beberapa penelitian sebelumnya
menunjukkan kulit pisang mampu menghasilkan tegangan listrik, namun besar
tegangan yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis pisang yang digunakan. Sampah kulit
pisang kepok, berlin, dan barangan ketersediaannya cukup banyak di kota Pontianak
sehingga potensial dikembangkan menjadi sumber energy alternative khususnya
sumber energy listrik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besar kuat
arus, tegangan, dan daya listrik yang dihasilkan dari kulit pisang kepok, berlin, dan
barangan serta untuk mengetahui berapa kandungan natrium, dan kalium pada kulit
pisang kepok, berlin, dan barangan. Rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan
digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis pisang (kepok, berlin, dan barangan)
terhadap besar tegangan, arus, dan daya listrik. OVA meter digunakan untuk mengukur
besar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh masing-masing jenis kulit pisang.
Spektrofotometer serapan logam digunakan untuk mengukur kandungan logam kalium
dan natrium pada masing-masing jenis kulit pisang. Hasil penelitian ini merupakan
dasar untuk pengembangan energy listrik terbarukan dan ramah lingkungan berbasis
kulit pisang agar setiap daerah di Indonesia dapat memproduksi energy listrik sendiri.
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal Semesta Teknika milik Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan komponen penting bagi keberlangsungan hidup mahluk
hidup karena semua aktivitas sangat tergantung pada ketersediaan energy yang cukup.
Sumber energi utama yang digunakan saat ini masih terpusat dan sangat tergantung
pada sumber energy fosil. Di sisi lain, tingginya penggunaan energy fosil menyebabkan
semakin menipisnya cadangan sumber energy fosil dan meningkatnya pencemaran
lingkungan khususnya pencemaran udara.
Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mencari,
mengoptimalkan, dan menggunakan sumber energy alternative yang ramah lingkungan
sehingga dapat menggantikan penggunaan energy fosil. Penelitian untuk mencari dan
mengoptimalkan energy alternative yang ramah lingkungan telah dilakukan salah
satunya adalah pengembangan biobaterai. Biobaterai pertama kali dikembangkan oleh
Professor Kenji Kano menggunakan karbohidrat, glukosa, asam amino, dan enzim
(Siddiqui & Pathrikar, 2013:3).
Penemuan biobaterai memicu penelitian lain untuk menemukan sumber listrik
berbasis limbah buah. Traxler (2002:7) menyatakan bahwa limbah ampas kopi mampu
menghasilkan energi listrik sebesar 1,5-1,7 volt. Igharo (2012:22) melaporkan bahwa
singkong dapat menghasilkan tegangan sebesar 2,0 volt. Limbah kulit pisang Musa
acuminata Colla mampu menghasilkan listrik (Omprakash et al. 2014:320-327).
Fadilah et al. (2015:45-48) melaporkan limbah kulit pisang raja bulu mampu
menghasilkan listrik sebesar 1.28 volt. dan kulit pisang ambon mampu menghasilkan
listrik sebesar 1.12 volt (Muhlisin et al. 2015:137-147).
Kota Pontianak memiliki beberapa varietas pisang local yang sering dikonsumsi
oleh masyarakat. Beberapa varietas pisang lokal yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat Pontianak yaitu pisang nipah/kapok, pisang berlin/lampung, dan pisang
barangan. Pisang kepok merupakan pisang yang harus diolah terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi, sedangkan pisang berlin dan pisang barangan merupakan pisang meja
yang dapat dikonsumsi secara langsung. Tingginya konsumsi pisang kapok, berlin, dan
barangan menghasilkan limbah kulit pisang yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat
kota Pontianak. Pemanfaatan limbah kulit pisang kapok, pisang berlin, dan pisang
1
barangan sebagai bahan dasar biobaterai tidak hanya akan mengurangi limbah kulit
pisang di lingkungan namun dapat menjadikan limbah menjadi bermanfaat sebagai
sumber listrik. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui energy listrik yang dapat
dihasilkan dari limbah kulit pisang kepok, kulit pisang berlin, dan pisang barangan.
2
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kuat arus, tegangan, dan daya listrik yang dihasilkan dari kulit
pisang kepok, berlin, dan barangan
2. Bagaimana kandungan natrium, dan kalium pada kulit pisang kepok, berlin, dan
barangan
2.2 Baterai
Baterai berisi penuh bahan-bahan kimia yang dapat memproduksi elektron.
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan electron di dalam baterai disebut reaksi
elektrokimia. Baterai memiliki dua kutub, kutub pertama bertanda positif (+) dan kutub
kedua bertanda negatif (-). Pada tahun 1800, Alexandro Volta menemukan baterai.
Baterai merupakan sekumpulan sel-sel kimia yang masing-masing berisi dua elektron
logam yang dicelupkan dalam larutan penghantar yang disebut elektrolit.
Baterai adalah alat listrik yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya
dalam bentuk listrik. Sebuah baterai terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
1) Batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
2) Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3) Pasta sebagai elektrolit (penghantar)
4
2.3 Biobaterai
Biobaterai pertama kali dikembangkan oleh Professor Kenji Kano
menggunakan karbohidrat, glukosa, asam amino, dan enzim (Siddiqui & Pathrikar,
2013:3). Prinsip biobaterai pada dasarnya adalah transportasi elektron antara dua
elektroda yang dipisahkan oleh medium konduktif (elektrolit) yang memberikan
kekuatan gerak elektro berupa potensial listrik dan arus.
Pada elektrolit, elektron mengalir dibawa oleh ion-ion dan kemudian
mengalami elektrolisis. Elektrolisis berarti perubahan kimia yang diproduksi dengan
melewati arus listrik melalui elektrolit. Aliran elektron dari katoda melalui elektrolit ke
anoda. Katoda adalah elektroda negatif, seperti lempengan tembaga, dan anoda adalah
elektroda positif, seperti lempengan seng. Proses ini akan menghasilkan listrik dengan
cara yang sama sebagai baterai dari sel volta.
Penelitian tentang biobaterai berbahan dasar kulit pisang dan bahan organic lain
telah dilakukan. Traxler (2002:7) menyatakan bahwa limbah ampas kopi mampu
menghasilkan energi listrik sebesar 1,5-1,7 volt. Igaro (2012:22) melaporkan bahwa
singkong dapat menghasilkan tegangan sebesar 2,0 volt. Limbah kulit pisang Musa
acuminata Colla mampu menghasilkan listrik (Omprakash et al. 2014:320-327).
Fadilah et al. (2015:45-48) melaporkan limbah kulit pisang raja bulu mampu
menghasilkan listrik sebesar 1.28 volt. dan kulit pisang ambon mampu menghasilkan
listrik sebesar 1.12 volt (Muhlisin et al. 2015:137-147).
5
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tahap Penyiapan Baterai
Tiga buah baterai ukuran 1,5 volt disiapkan untuk masing-masing sampel kulit
pisang, sehingga total 9 baterai digunakan dalam penelitian ini. Baterai disiapkan
menurut metode Fadilah et al. (2015), tutup baterai dibuka dan elektrolit di dalam
baterai dikeluarkan, setelah itu cuci bagian dalam baterai dengan bersih lalu
keringkan.
3.2 Pembuatan Pasta Kulit Pisang
Tiga varietas kulit pisang disiapkan yaitu kulit pisang kapok, berlin, dan
barangan. Pembuatan pasta kulit pisang mengikuti prosedur Fadilah et al. (2015),
kulit pisang masing-masing varietas dipotong-potong kemudian dihaluskan
menggunakan blender. Setelah halus tambahkan 5 g pasta kulit pisang dari masing-
masing varietas ke dalam baterai.
3.3 Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik
Biobaterai dari masing-masing varietas pisang diukur tegangan dan kuat arus
yang dihasilkan menggunakan OVA meter. Setelah didapatkan tegangan dan arus
lirtrik biobaterai dari masing-masing varietas pisang, maka daya baterai tersebut
dapat dihitung.
3.3 Uji Kandungan Natrium dan Kalium (Rohman & Sumantri, 2007)
3.3.1 Pembuatan Larutan Baku Logam Natrium
Larutan baku kerja natrium 50 µg Na/mL (50 ppm Na) dengan memipet
25 ml larutan baku natrium kedalam labu takar 500 ml danditempatkan
sampai tanda batas dengan asam klorida 0,3 N. Sebanyak 5 ml larutan baku
natrium 50 ppm ini dipipet dan secara berturut-turut dimasukkan ke dalam
labu takar 50 ml, 100 ml, 250, 500 ml dan apabila diperlukan 1000 ml.
Penambahan larutan kalium 5% hingga 1000 µg K/mL, sehingga larutan
dalam labu takar mengandung 5,0, 2,5, 1,0, 0,5 dan 0,25 µg Na/mL.
3.3.2 Pembuatan Larutan Baku Logam Kalium
Larutan baku kalium 50 ppm dibuat dengan cara memipet 25 ml larutan
baku induk kalium 500 ppm ke dalam labu takar dan ditempatkan sampai
batas tanda dengan asam klorida 0,3 N. Sebanyak 5,0 ml larutan baku kerja
6
kalium 50 ppm dipipet dan secara berturut-turut dimasukkan ke dalam labu
takar 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml dan bila perlu 1000 ml. Larutan ini
selanjutnya ditambah larutan natrium 5% sehingga masing-masing larutan
baku tersebut mengandung 1000 µg Na/mL. Masing-masing larutan dalam
labu takar sekarang mengandung 5,0, 2,5, 1,0, 0,5 dan 0,25 µg K/mL. Alat
yang digunakan untuk mengukur absorbansi larutan adalah spektrofotometer
serapan atom yang dilengkapi dengan lampu katoda untuk masing-masing
logam. Pengoperasian alat dilakukan dengan cara memasang lampu katoda,
dinyalakan dan dikondisikan selama 15 menit, untuk panjang gelombang yang
diperlukan.
3.3.3 Penetapan Kadar Sampel
Penetapan kadar sampel buah pisang dilakukan dengan menggunakan
larutan abu sampel. Masing-masing sampel diencerkan sehingga
konsentrasinya berada dalam kisaran konsentrasi kerja logam yang akan
diuji. Blanko baku diaspirasikan ke dalam nyala Blanko sampel diaspirasikan
demikian juga dan dicatat serapannya. Kurva baku disiapkan dengan
membuat hubungan antara konsentrasi akhir masing-masing logam (x)
dengan absorbansi masing-masing (y).
3.3.4 Penghitungan Konsentrasi Logam
onsentrasi logam dalam sampel dihitung berdasarkan pada kurva baku
yang diperoleh dengan persamaan :
Konsentrasi logam (mg/100g)= (a-b) x V x fp x 100
10 B
Keterangan :
B = bobot sampel (g)
V = volume ekstrak (ml)
a = konsentrasi larutan sampel (μg/ml)
b = konsentrasi larutan blanko (μg/ml)
fp = factor pengenceran
7
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur Indikator
Baterai dan pasta kulit
Persiapan baterai dan
pisang tersedia
pasta kulit pisang
Baterai
Kulit Pisang
Besar Pengaruh Kultivar Pisang
Lab Terpadu UM terhadap besar arus, tegangan dan
Pontianak daya listrik
Tempat Luaran
8
BAB 4. Biaya Dan Jadwal Penelitian
4.1 Biaya Penelitian
9
REFERENSI
Fadilah, S., Rahmawati, R., Pkim, M. (2015). Pembuatan biomaterial dari limbah
kulit pisang (Musa Paradisiaca). Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains.
Igharo, K.O. (2012). Construction of a primary dry cell battery from cassava
juice extracts (The Cassava Battery Cell). Journal of Educational and Social Research.
2,(8), 18-23.
Koni, TNI. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Kulit Pisang yang Difermentasi
terhadap Karkas Broiler. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 18,(2), 153-157.
Muhlisin, M., Soedjarwanto, N., Komarudin, M. (2015). Pemanfaatan Sampah
Kulit Pisang dan Kulit Durian Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Pasta Batu Baterai.
ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9,(3), 137-147.
Omprakash, J., Prasad, N.V., Prasad, G., Krishnan, V.G., Kumar, G.S. (2014).
Electrical measurements on Musa Acuminata Colla. Universal Journal of Electrical and
Electronic Engineering. 2,(8), 320-327.
Rohman, A., Sumantri. (2007). Analisis Makanan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Siddiqui, U.Z., Pathrikar, A.K. (2013). The future of energy bio battery.
International Journal of Research in Engineering and Technology, 2(11), 99-111.
Traxler, Mischer. (2008). Project Nespresso Battery. Web
Tersedia:http://inhibitat.com/nespresso-batteries-made-from-used-coffeecapsules/.
10