You are on page 1of 12

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI KEHAMILAN


PARTUS LAMA/ KASEP

Di susun oleh :
Kelompok 3
1. Evatul Hasanah (14.401.16.024)
2. Evi agustin (14.401.16.025)
3. Faiz adibi (14.401.16.026)
4. Febby dwi rimayanti (14.401.16.027)
5. Febrian dwi catur permana (14.401.16.028)
6. Fida nur wulandari (14.401.16.029)
7. Fiona febrianti (14.401.16.030)
8. Firdaus (14.401.16.031)
9. Gidion oktavio pritidina (14.401.16.032)
10. Gilda fathia azizi (14.401.16.033)
11. Gita lara puspita (14.401.16.034)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGARAM STUDI DIII KEPERAWATAN
GLANMORE – KRIKILAN – BANYUWANGI
TAHUN 2018
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Askep ibu hamil dengan
Resiko Tinggi Kehamilan Partus Lama/ Kasep”.
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan tentang Konsep Askep ibu hamil
dengan resiko tinggi kehamilan partus lama/ kasep. Dengan adanya makalah ini harapkan
mahasiswa lain dapat memahami Konsep Askep ibu hamil dengan resiko tinggi Inersia uteri
dengan baik.
Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Anis Yuliastutik, S. Kep, Ns.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kesehatan Rustida
yang telah membantu dan menyediakan fasilitas.
2. Maulida Nur fazriyah, S.Kep,Ns.,M.PH selaku dosen mata kuliah keperawatan
pengembangan kepribadian dan karir
3. Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah membantu dan
menyelesaikan dalam penyusunan makalah ini
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari masih
banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran atau
kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca maupun kami.

Krikilan, 23 September 2018

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Partus kasep adalah suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung
lama sehingga timbul komplikasi pada anak, komplikasi pada ibu,atau didapatkan
adanya infeksi intrauterin. Proses persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor yang berperan
yaitu kekuatan mendorong janin keluar (power), yang meliputi his (kekuatan uterus),
kontraksi otot dinding perut, dan kontraksi diafragma. Faktor lain adalah faktor janin
(passanger), faktor jalan lahir (passage) dan faktor penolong serta faktor psikis.

Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, maka
proses persalinan akan berlangsung dengan baik. Namun apabila salah satu dari faktor
tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan his tidak adekuat,
kelainan pada bayi, kelainan jalan lahir, kelainan penolong ataupun gangguan psikis
maka persalinan tidak dapat berjalan secara baik. Persalinan yang mengalami kesulitan
untuk berjalan spontan normal jugadi pengaruhi berbagai faktor yang kompleks,
misalnya ketidaktahuan akan bahaya persalinan, keterampilan yang kurang, sarana yang
tidak memadai, masih tebalnya kepercayaan pada dukun serta rendahnya pendidikan
dan rendahnya keadaan sosial ekonomi rakyat.

Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia. Berdasar hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2002-2003 dilaporkan bahwa dari
seluruh persalinan, kejadian persalinan lama adalah sebesar 31%, perdarahan
berlebihan terjadi pada 7% persalinan, dan angkake jadian infeksi sebesar 5%.
Sementara ibu yang tidak mengalami komplikasi selama persalinan adalah sebesar
64%. Berdasarkan survei ini, maka pelayanan kesehatan ibu di Indonesia masih perlu
peningkatan pelayanan dan harus dibenahi dengan berbagai pendekatan.
1. 2 Batasan Masalah
Batasan masalah pada asuhan keperawatan ibu hamil resiko tinggi partus lama/ kasep
adalah mulai pengertian hingga konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil resiko partus
lama/ kasep.
1. 3 Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari partus lama/ kasep ?
b. Apa saja etiologi dari partus lama/ kasep ?
c. Apa saja manifestasi partus lama/ kasep ?
d. Apa saja komplikasi partus lama/ kasep ?
e. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Resiko Tinggi Partus Lama/
Kasep?
1. 4 Tujuan
a. Untuk memahami definisi dari partus lama/ kasep
b. Untuk memahami etiologi dari partus lama/ kasep
c. Untuk memahami manifestasi partus lama/ kasep
d. Untuk memahami komplikasi partus lama/ kasep
e. Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Resiko Tinggi
Partus Lama/ Kasep
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep penyakit
1. Definisi
Kehamilan lewat waktu (postterm) adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih
dari > 42 minggu. Kehamilan postterm ini disebut juga dengan kehamilan serotinus,
kehamilan lewat waktu,kehamilan lewat bulan prolonged pregnancy, extended pregnancy,
postdate/posdatisme atau pascamaturitas. Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minggu (249 hari ) atau lebih, dihitung dari hari pertama hari terkhir
menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. (maryunani, 2013)

2. Etiologi (LILIS LISNAWATI, 2013)


1. Pengaruh progesteron
a. Hormon progesteron merupakan komponen penting dalam memacu proses
biomolekuler pada persalinan dan meningkatan sensitivitas uterus terhadap oktosin.
b. Jika hormone ini masih terus berlangsung, maka tanda-tanda persalinan belum akan
muncul.
2. Teori oksitosin
a. Pemakaian oksitosin untuk individu persalinan pada kehamilan postterm memberi
kesan atau di percaya bahwa oksitosin memegang peranan penting.
b. Oksigen secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan
dan pelepasan oksitosin dari neurohiposis ibu hamil yang kurang faktor penyebab
kehamilan postterm.
3. Teori kortisol/ACTH janin
a. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone
berkurang dan perbesar sekresi esterogen, selanjutnya berpengaruh terhadap
meningkatkanya produksi prostaglandin.
b. Pada cacat bawaan janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak
adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak di
produksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.
4. Saraf uterus
a. Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan membangkitkan
kontraksi uterus.
b. Pada keadaan tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali
pusat pendek dan bagian bawah tinggi kesemuanya di duga sebagai penyebab
terjadinya kehamilan postterm.
5. Herediter
Seperti dikutip Cunningham,menyatakan bahwa bilamana seseorang ibu mengalami
kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak
perempuannya akan mengalami kehamilan postterm.

3. Komplikasi (maryunani, 2013)


1. Untuk ibu
a. rasa takut akibat terlambat lahir.
b. Rasa takut menjalani operasi dengan akibat : trias komplikasi ibu.
2. Untuk janin
a) oligohidramnion
jumlah air ketuban :
a. Air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu adalah 1000cc
b. Aterm 800 cc
c. Lebih dari 42 minggu 400 cc
b) Akibat oligohidramnion adalah
a. Amnion menjadi kental karena mekanium (di aspirasi oleh janin).
b. Asfiksia intrauterin (gawat janin)
c. Pada in partu (aspirasi air ketuban, nilai apgar rendah, sindrom gawat
paru, bronkus paru tersumbat sehingga menimbulkan atelektasis).
c) Diwarnai mekanium
a. Mekanium keluar karena refleks vagus terhadap usus
b. Peristaltik usus dan terbukanya sfingter ani membuat konium keluar.
c. Aspirasi air ketuban yang disertai mekorium dapat menimbulkan
pernafasan bayi atau janin, gangguan sirkulasi bayi setelah lahir dan
hipoksia intrauterin sampai kematian janin.
d) Makrosomnia
a. Dengan plasenta yang masih baik, dapat terjadi tumbuh kembang janin
dengan berat 4500 gram yang disebut makromnia.
b. Akibat terhadap persalinan adalah perlu dilakukannya tindakan operatif
seksio, dapat menjadi trauma persalinan karena distosia bahu yang
menimbulkan kematian bayi, atau trauma jalan lahir.

4. Manifestasi klinis
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara
subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10
kali/ 20 menit
b. Pada bayi akan ditemukan tanda – tanda lewat waktu yang terbagi menjadi
1. Stadium I
Kulit kehilangan verniks keseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh,
dan mudah mengelupas.
2. Stadium II
Seperti stadium satu disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di kulit.
3. Stadium III
Seperti stadium satu disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusar.
(SUJIYANTI, MUFDLILAH, & HIDAYAT, 2009)

5. Penatalaksanaan

Pada persalinan pervagina harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin post matur kadang-kadang besar dan kemungkinan CPP dan
distosia janin perlu perlu di pertimbangkan selain itu janin post date lebih perlu di
bawah pengawasan dokter anak. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan kehamilan postterm adalah sebagai berikut :
a. Menentukan apakah kehamilan memang telah berlangsung lewat bulan atau
bukan. Dengan demikian penatalaksanaan di tunjukan pada dua variasi dari
postterm ini.
b. Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin.
c. Periksa kematangan serviks dengan skor bishop.kematangan serviks ini tlah
memegang peranan penting dalm pengolahan kehamilan postterm. Sebagian
besar kepustakaan sepakat bahwa induksi persalinan dapat segera dilaksanakan
baik pada usia 41 maupun 42 minggu bilamana serviks telah matang.
d. Dan responnya terhadap suatu induksi persalinan, telah diketahui baha
serviksdengan skor bishop rendah (serviks belum matang) memberikan agka
kegagalan yang lebih tinggidi banding serviks yag matang.lima kondisi yang
dinilai dari serviks adalah:

a. Pembukaan (Dillatation)
b. Pendataran (Effacement)
c. Penurunan kepala janin (Station)
d. Konsistensi (Consistency)
e. Posisi ostium uteri (Position).
e. Tindakan operasi sectio caesarea
dapat dipertimbangkan pada infusiensi plasenta dengan keadaan serviks belum
matang, pembukaan yang belum lengkap, persalinan lam,dan terjadi tanda gawat
janin atau primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre eklamsia,
hipertensi menahun, infertilitas dan kesalahan letak janin. (LILIS LISNAWATI,
2013)
B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama,umur untuk mengetahui usia ibu apakan merupakan tinggi/tidak
(terlalu muda apabila <20 tahun atau terlalu tua > 35 tahun). Pendidikan serta
pekerjaan.
b. Keluhan Utama
Pada umunya klien mengeluh nyeri pada daerah, pinggang menjalar perut,
adanya his yang makin sering teratur, keluarnya lender dan darah, perasaan selalu
ingin berkemih, bila berkemih hanya sedikit-sedikit.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal yang dikaji meliputi riwayat kehamilan dan tanda-tanda menjelang
persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering,
teratur,kuat, adanya pengeluaran darah bercampur lender, kadang ketuban pecah
dengan sendirinya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya jantung,hipertensi, diabetes melitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin,
pembedahan yang pernah dialami dapat memperberat persalinan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya penyakit jantung hipertensi, diabtes militus, keturunan hamil kembar
pada klien.
f. Riwayat Obsetrtric
a. Riwayat haid
Meliputi menarche,lama haid, disminore, siklus, dan flour albus.
b. Riwayat kebidanan
Persalinan yang yang lalu dan kehamilan sekarang meliputi
HPHT,HPL,ANC, keluhan utama saat hamil,imunisasi dan konsumsi jamu atau
vitamin selama hamil.
g. Pola Kebutuhan Sehari – Hari
a. Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadap keinginan makan atau selera makan yang
menurun.
b. Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan/kiri tergantung pada letak
punggung janin, klien sulit tidur terutama kala I-IV.
c. Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas
ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak membuat klien cepat lelah atau
capek.
d. Eliminasi
Adanya perasaan sering/ susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
e. Personal hygiene
Menjaga kebersihan tubuh. Baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai, sepatu/alas kaki tidak menggunakan yang tinggi.
f. Seksual
terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual/fungsi dari
sex yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
2. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum :composmentis
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
TD : 130/80
N : 90x/menit
Suhu : 37,6 °C
RR : 22x/menit
1) Mata
a) Sklera : Tidak terjadi icterik apabila tidak terjadi
komplikasi

2) Mulut dan Tenggorokan


a) Gigi : Tidak terdapat karies gigi
b) Bibir : Mukosa bibir kering
c) Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
d) Vena jugularis : Tidak terjadi pembesaran vena jugularis
3) Dada dan aksila
a) Mamae : Membesar / tidak
b) Ariola mamae : Warna hitam / terjadi hiperpigmentasi
c) Papila mamae : Menonjol / datar / masuk
d) Colostrum : Keluar / tidak,warna kuning
e)
4) Pernafasan
a) Jalan napas :Normal ,keculi bila terjadi komplikasi
b) Suara napas :Tidak terdapat suara tambahan

5) Abdomen
Inspeksi bentuk abdomen, adanya garis striae dan linea, keadaan umbilicus,
ada tidaknya luka bekas operasi.
Palpasi .
Pemeriksaan leopold I : tinggi fundus uteri
Pemeriksaan leopold II : letak punggung janin
Pemeriksaan leopold III : bagian terendah janin
Pemeriksaan leopold IV : penurunan bagian terendah janin
Aukultasi pemeriksaan DJJ : DJJ normal antara 120-160x/menit. Keteraturan.
a.Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaikanya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan, dan setelah selaput ketuban pecah .
1. Pada setiap pemeriksaan dalam yang perlu dikaji yaitu :
Pembukaan,effacement, keadaan ketuban, bagian terendah janin,
penurunan bagian terendah janin, molase, hodge.
2. Jika serviks belum membuka pemeriksaan dalam pertama, diagnosis
inpartum belum dapat di tegakkan. Jika terdapat kontraksi yang menetap,
periksa ulang setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks, pada
tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka, maka berada dalam keadaan
inpartum, jika tidak terdapat perubahan maka diagnodsanya adalah
persalinan palsu.
6) Genetalia
a) Kotor, Perdarahan pervaginam
b) Ekstermitas(Integumen/Muskuloskeletal
c) Turgor kulit :Kembali<2detik/normal
d) Kelemahan dalam pergerakan :tidak terdapat paralise tetapi lemah
dalam beraktivitas

C. Diagnosa Keperawatan
1. Keluarnya Cairan Sehubungan Dengan Pemanjangan Persalinan Dan
Pembatasan Cairan/ Tidak Adekuatnya Intake Cairan
Tujuan :
Rehidrasi cairan pasien tercapai dalam proses persalinan
Intervens :
- pemberian cairan IV sesuai program pengobatan
rasional : cairan IV menggantikan cairan yang hilang dalam tubuh
- cek bibir pasien dan kekeringan membran mukosa dan turgor kulit
rasional : dengan pengkajian klinik tahu tanda-tanda dehidrasi
- monitor cairan pasien intake dan output
rasional : membantu untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
2. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Berhubungan Dengan Tidak Efektifnya
Dalam Mengikuti Proses Persalinan
Tujuan :
Pengurangan rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan
Intervensi :
- Bantu pasien untuk memberikan support dengan menunggu pasien.
Rasional : dengan kehadiran perawat secara kekeluargaan mengurangi rasa nyeri
- Pimpin pasien dalam teknik bernafas dan latihan relaksasi
Rasional : mengurangi rasa tidak nyaman
- Memberikan rasa nyaman, elusan pinggang dan penggantian posisi
Rasional : mengurangi ketidaknyamanan dan menolong untuk rileks
3. Gangguan Perfusi Jaringan Plasenta Fetal Distres Berhubungan Dengan
Memanjangnya Proses Persalinan
Tujuan :
perkembangan bunyi jantung janin baik
Intervensi :
- observasi tanda-tanda fetal distres
rasional : penurunan indikasi terjadinya fetal distres
- observasi warna campuran amnion
rasional : mekonium keruh atau tidak bersih indikasi fetal distres
- posisi klien miring ke posisi lateral
rasional : pasisi ini mengalirkan darah ke plasenta bertambah
DAFTAR PUSTAKA

LILIS LISNAWATI, S. (2013). ASUHAN KEBIDANAN TERKINI KEGAWATDARURATAN. JAKARTA TIMUR:


CV TRANS INFO MEDIA .

maryunani, a. (2013). asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. jakarta timur : CV TRANS
INFO MEDIA .

SUJIYANTI, MUFDLILAH, & HIDAYAT, A. (2009). ASUHAN PATOLOGI KEBIDANAN. SOROWAJAN BARU:
NUHA MEDIKA.

You might also like