Professional Documents
Culture Documents
1. Percobaan pertama
Selajutnya menghangatkan labu erlenmeyer pipa samping yang telah berisi larutan
NaNO2 dan membuka kran dari corong pemisah yang telah berisi larutan NH4Cl dengan
hati-hati ketika labu Erlenmeyer sudah mengembun. Setelah larutan NH4Cl menetes ke
dalam larutan NaNO2 maka dihasilkan larutan tidak berwarna dan timbul gas yang
mengalir ke dalam gelas ukur 100 mL yang berisi air penuh dengan posisi berdiri terbalik
dalam wadah air. Volume gas yang dihasilkan adalah sebesar 10 mL dan gas yang
terbentuk tidak lain adalah gas nitrogen (N2), persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut:
Secara teori gas yang dihasilkan seharusnya sebanyak 100mL. Namun pada
percobaan ini gas N2 yang dihasilkan tidak sesuai dengan teori karena pada percobaan ini
hanya dihasilkan gas N2 sebanyak 10 mL. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih adanya
gas yang terperangkap di dalam selang yang tidak masuk ke dalam tabung. Sehingga
volume gas yang dihasilkan sedikit berkurang.
Kemudian gas yang telah tertampung pada gelas ukur di uji nyala dengan
menggunakan bara api. Setelah diamati ternyata sebilah kayu yang mula-mula memiliki
bara setelah dialiri gas yang tertampung pada gelas ukur nyala apinya menjadi padam,
sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
Hal ini membuktikan bahwa salah satu sifat gas nitrogen yaitu sangat tidak reaktif
jika direaksikan dengan unsur atau senyawa lainnya. Sehingga sebilah kayu yang
memiliki nyala api ketika dialiri dengan gas nitrogen akan langsung padam karena sifat
ketidakreaktifan yang dimiliki gas nitrogen.
2. Percobaan kedua
Kemudian larutan dalam tabung reaksi tersebut dibagi menjadi 2 bagian sama
banyak dan dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama larutan
NaNO2 ditambahkan 2 tetes H2SO4 1M yang berupa larutan tidak berwarna ternyata
setelah diamati ternyata terbentuk uap putih dan pada dinding tabung menjadi berwarna
kuning. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
+3 oksidasi +2
Dari reaksi di atas terjadi reaksi reduksi dan oksidasi, dimana senyawa NaNO2
mengalami reaksi reduksi menjadi NO, yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi
dari +3 menjadi +2, sedangkan KI mengalami oksidasi menjadi I2 yang ditandai dengan
perubahan bilangan oksidasi dari -1 menjadi 0. Gas yang terbentuk sesuai reaksi diatas
adalah gas NO. I2 akan bereaksi dengan KI membentuk senyawa KI3 yang akan bereaksi
dengan amilum membentuk kompleks (amilum-iodin) yang berwarna biru pekat.
3. Percobaan ketiga
4. Percobaan keempat
Larutan NH4OH 2M setelah dialiri gas H2S tetap tidak berwarna, sesuai dengan
persamaan reaksi berikut:
Setelah ditambah 1 mL NH4OH dan dikocok dengan bunga belerang yang berupa
serbuk berwarna kuning, larutan berubah warna menjadi kuning dan ada endapan yang
juga berwarna kuning. Setelah disaring dihasilkan filtrat berupa larutan berwarna kuning
dan residu berupa endapan kuning (sisa bunga belerang yang belum bereaksi), dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
5. Percobaan kelima
Pada percobaan kelima yang bertujuan untuk mengidentifikasi gas amonia (NH3)
yang bersifat basa dari reaksi garam amonium klorida (NH4Cl) dengan serbuk Ca(OH)2.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan larutan NH4Cl 4 M yang
berupa larutan tidak berwarna kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan seujung
sendok kecil Ca(OH)2 yang berupa serbuk berwarna putih sehingga dihasilkan larutan
yang keruh. Kemudian larutan tersebut dipanaskan yang menghasilkan gas, kemudian gas
tersebut diuji dengan kertas lakmus merah serta pengaduk yang telah dicelupkan dalam
HCl pekat. Saat dipanaskan, larutan berwarna putih keruh dan timbul gelembung gas,
yakni gas NH3 yang dapat membirukan kertas lakmus merah yang artinya gas tersebut
bersifat basa. Proses pemanasanan juga menghasilkan bau yang menyengat yang
menandakan terbentuknya gas NH3. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
6. Percobaan keenam
Percobaan keenam bertujuan untuk membuat gas ammonia (NH3) dalam skala
laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas ammonia, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengambil sebanyak 5 mL NH4OH 2 M yang berupa larutan tidak
berwarna kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer pipa samping dan dipanaskan
perlahan-lahan sehingga menghasilkan larutan tidak berwarna, dan terbentuk gas selama
beberapa menit, sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
dipanas kan
NH4OH(aq) NH3↑(g) + H2O(l)
Gas yang terbentuk selanjutnya ditampung dalam tabung reaksi kering yang
ditutup dengan karet penutup yang dihubungkan dengan selang. Setelah gas terbentuk
maka dilakukan pengujian yang pertama diuji dengan menggunakan pengaduk kaca
(spatula kaca) yang sudah dicelupkan ke dalam HCl pekat. Hasilnya timbul asap putih.
Hal tersebut membuktikan bahwa dalam tabung reaksi tersebut terdapat gas NH3.
Persamaan reaksinya adalah :
Pengujian yang kedua adalah dengan mengalirkan gas yang dihasilkan ke dalam
aquades yang sebelumnya telah ditambahkan 3 tetes PP yang berupa larutan tidak
berwarna. Ternyata setelah diamati aquades berubah dari tidak berwarna menjadi merah
muda. Hal ini menunjukkan bahwa NH3 bersifat basa, dimana gas NH3 akan larut dalam
air membentuk larutan NH4OH, sehingga indikator PP akan bereaksi dengan NH4OH
membentuk larutan berwarna merah muda
dipanaskan
NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(l)
NH3(g) + H2O(l) NH4OH (aq)