You are on page 1of 39

F A K T A DAN A N A L I S A

RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

sebanyak 27 hari. Sementara pada periode sebelumnya, tinggi curah hujan mencapai 331
DATA DAN INFORMASI mm dengan jumlah hari hujan mencapai 24 hari.
WILAYAH PERENCANAAN
Sejalan dengan tingkat kelembaban daerah lainnya di Jawa Timur, tingkat
kelembaban udara di Kota Batu hampir sama dengan rata-rata daerah lainnya di Jawa
3.1 Gambaran Umum Kota Batu Timur yaitu berkisar diantara 33 persen (minimun) pada bulan Oktober dan yang tertinggi
3.1.1 Kondisi Fisik Dasar pada bulan Maret sebesar 98 (maksimum).
A. Letak Geografis dan Administrasi Tabel 3.1.
Banyak Hari Hujan dan Curah Hujan dirinci Menurut Bulan
Secara geografis Kota Batu terletak pada posisi antara 7 055`30`` sampai dengan
Kota batu Tahun 2005
7057`30`` Lintang Selatan dan 115017`0`` sampai dengan 118019`0`` Bujur Timur. Kota Batu Curah Hujan
Hari Hujan
merupakan salah satu bagian Wilayah Propinsi Jawa Timur, mempunyai luas 20. 280 No Bulan (mm)
2004 2005 2004 2005
hektar dan berbatasan dengan: 1 Januari 20 14 271 212
 Sebelah Utara: Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan 2 Februari 22 10 300 161
3 Maret 24 15 331 189
 Sebelah Timur: Kabupaten Malang 4 April 3 11 52 99
 Sebelah Selatan: Kabupaten Blitar dan Malang 5 Mei 1 2 2 8
6 Juni 1 3 1 30
 Sebelah Barat : Kabupaten Malang 7 Juli 1 3 4 35
Secara administrasi Kota Batu terbagi menjadi 3 kecamatan, 23 desa/ kelurahan, 218 8 Agustus - 1 - 5
9 September 1 4 25 28
RW dan 1.019 RT. Dilihat komposisi jumlah desa/kelurahan, Kecamatan Batu dan
10 Oktober 2 10 14 113
Kecamatan Bumiaji memiliki jumlah desa/kelurahan terbanyak yaitu masing-masing 8 11 November 14 8 291 143
12 Desember 17 27 286 312
desa/kelurahan.
Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005

B. Keadaan Topografi dan Klimatologi C. Keadaan Geologi dan Hidrologi


Keadaan topografi Kota Batu memiliki dua karakteristik yang berbeda, yaitu Struktur tanah di Kota Batu dapat dibagi menjadi 4 jenis tanah. Pertama jenis tanah
sebelah Utara dan Barat merupakan daerah ketinggian yang bergelombang dan berbukit, Andosol, berupa lahan tanah yang paling subur meliputi Kecamatan Batu seluas 1.831,04
sedangkan daerah Timur dan Selatan merupakan daerah yang relatif datar meskipun ha, Kecamatan Junrejo seluas 1.526,19 ha dan Kecamatan Bumiaji seluas 2.873,89 ha. Kedua
masih berada pada ketinggian 700m dari permukaan laut. jenis Kambisol, berupa jenis tanah yang cukup subur meliputi Kecamatan Batu seluas
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kota Batu mengikuti perubahan putaran 2 889,31 ha, Kecamatan Junrejo 741,25 ha dan Kecamatan Bumiaji 1395,81 ha. Ketiga tanah
iklim, musim hujan dan musim kemarau. Pada Tahun 2005, musim hujan dimulai pada alluvial, berupa tanah yang kurang subur dan mengandung kapur meliputi Kecamatan
bulan Oktober dan diakhiri pada bulan Mei. Kondisi cuaca tahun 2005 relatif lebih kering Batu seluas 239,86 ha, Kecamatan Junrejo 199,93 ha dan Kecamatan Bumiaji 376,48 ha. Dan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sebab jumlah curah hujan maupun hari hujan yang terakhir jenis tanah Latosol meliputi Batu seluas 260,34 ha, Kecamatan Junrejo 217,00
mengalami penurunan. Rata-rata curah hujan pada tahun 2005, tercatat pada pengamatan ha dan Kecamatan Bumiaji 408,61 ha.
stasiun Klimatologi Karangploso tertinggi mencapai 312 mm dengan rata-rata hari hujan Potensi Ketersediaan air di Kota Batu dapat dilihat sebagai berikut:

Pemerintah Kota Batu Bab II - 1


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

1. Ketersediaan air aliran permukaan (air hujan dan air sungai), Ketersediaan air hujan
dapat dihitung dari ketersediaan air sungai berdasarkan curah hujan mencapai 10.361
liter/detik, mengalami peningkatan 37,5% dari keadaan kemarau. Ketersediaan air
sungai diperoleh dari 5 (lima) buah sungai yang keseluruhannya bermuara pada
Sungai Brantas yang mampu mengaliri daerah-daerah sekitarnya.
2. Ketersediaan sumber-sumber mata air yang cukup potensial, baik dikonsumsi oleh
masyarakat Kota Batu sendiri maupun wilayah sekitarnya seperti Malang. Debit air
yang dikelola PDAM sebanyak 144.984 m3.

Gambar 3. 1.
D. Pola Penggunaan Tanah Luas Wilayah Menurut Kecamatan (Ha)
Tahun 2005
Pola penggunaan tanah di Kota Batu dibagi dalam 5 jenis penggunaan, yaitu lahan
dengan peruntukan pekarangan seluas 2.867,29 ha, lahan tegalan atau kebun seluas
Tabel 3.3.
5.711,21 ha, hutan seluas 6.570,96 ha, semak seluas 2.270,60 ha dan peruntukan lahan lain- Luas Lahan Bukan Sawah Dirinci Menurut Kecamatan
lain seluas 170.94 ha. Kota Batu Tahun 2005
No Kecamatan Pekarangan Tegal/Kebun Hutan Lain-Lain
Apabila dirinci menurut penggunaan perkecamatan, penggunaan lahan dapat dibagi
1 Batu 870.72 1,284.84 - 1,743.25
ke dalam 2 jenis, yaitu penggunaan sawah dan bukan sawah. Data penggunaan tersebut 2 Junrejo 411.19 838.09 - 190.74
3 Bumiaji 1,482.41 2,356.68 6,425.00 1,692.80
dapat dilihat sebagai berikut.
Kota Batu 2,764.32 4,479.61 6,425.00 3,626.79
Data penggunaan lahan per kecamatan : Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005

Tabel 3.2.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan (Ha)
Tahun 2005
Luas Wilayah
No Kecamatan
(ha)
1 Batu 4.454,81
2 Junrejo 2.525,02
3 Bumiaji 12.797,89
Total Kota Batu 19.908,72
Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005

Gambar 3. 2.
Luas Lahan Bukan Sawah Menurut Kecamatan (Ha)
Tahun 2005

Pemerintah Kota Batu Bab II - 2


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

umum yang terdaftar dan melayani masyarakat Kota Batu terdiri dari :
3.1.2 Kondisi Fisik Buatan  Mikrolet & MPU (angkutan dalam dan luar kota) sebanyak 352 unit.
A. Jaringan Transportasi/Perhubungan  Minibus jalur Malang – Kediri, dan Malang – Jombang sebanyak 86 buah yang
Jaringan transportasi yang ada di Kota Batu adalah transportasi darat yang transit di terminal..
menggunakan jaringan jalan. Jaringan jalan yang ada adalah sebagai berikut : Jumlah armada angkutan umum yang ada di Terminal Batu saat ini berjumlah 307
unit mikrolet, 45 unit Mobil Penumpang Umum, dan 86 minibus yang transit setiap hari di
Tabel 3.4. terminal. Adapun data mengenai jaringan trayek angkutan umum yang melayani di
Panjang Jalan Dirinci Menurut Kondisi Permukaan Jalan
Kota Batu Tahun 2005 Terminal Batu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5.
Nasional Propinsi Jaringan Trayek Angkutan Umum Penumpang
Katagori / Category State Road Province Kotamadya/Regency
Jenis
(km) Road (km) No. Jurusan/Trayek Jumlah Armada
Kendaraan
(1) (2) (3) (4) BS (Batu – Songgoriti) A
I. Jenis Permukaan/Kinds of Surface: 1 38
BS (Batu – Songgoriti) B
1. Aspal/Asphalted - 39.50 242.96 2 BSS (Batu – Selecta – Sumber Brantas) 70
2. Kerikil/Gravel - - 117.13
3 BB (Batu – Bumiaji) 8
3. Tanah/Earth - - -
4 Mikrolet BG (Batu – Gunungsari) 7
4. Tidak Dirinci/Non Detail 38.99
Jumlah - 39.50 399.08 5 BK (Batu – Karangploso) 55
II. Kondisi Jalan/Road Condition: 6 BJL (Batu – Junrejo – Landungsari) 25
1. Baik/Goods - 39.50 79.82 7 BTL (Batu – Torongrejo – Landungsari) 20
2. Sedang/Medium - - 99.77 8 BL (Batu – Pendem – Landungsari) 84
3. Rusak ringan/ - - 119.72 BPNK (Batu – Pujon – Ngantang –
9 MPU 45
4. Rusak berat/Sureusly - - 33.77 Kasembon)
Jumlah - 37.07 399.08 Minibus Malang – Batu – Kediri
III 10 86
Kelas Jalan/Road Class Malang – Batu – Jombang
. Sumber : Kantor Perhubungan Kota Batu, 2005
1. Kelas I/Class I - 39.50 16.54
2. Kelas II/Class II - - 226.42
3. Kelas III/Class III - - -
Prasarana transportasi yang ada di Kota Batu adalah prasarana transportasi darat
4. Kelas IIIA/Class IIIA - - -
5. Kelas IIIB/Kelas IIIB - - - berupa terminal angkutan penumpang yang terdapat 1 (satu) buah di Jalan Dewi Sartika.
6. Kelas IIIC/Kelas IIIC - - -
Tidak Dirinci/Class
7. - - 156.12
Nondetail B. Perindustrian
Jumlah - 39.50 399.08
Berdasarkan data Batu Dalam Angka Tahun 2005, profil industri di Batu cenderung
Sumber: Kota Batu Dalam Angka Tahun 2005
masih didominasi oleh industri kecil. Dominasi tersebut dapat dilihat dari persentase
Selain itu, Kota Batu juga memiliki terminal kota dengan kualifikasi tipe C dan jumlah industri kecil yang mencapai lebih dari 95 persen. Walaupun porsi jumlah
berfungsi sebagai transit regional yang menghubungkan Malang-Jombang/kediri. perusahaan industri besar/sedang di Kota Batu kurang dari 5 persen saja, namun dilihat
Berdasarkan data statistik Dinas Perhubungan 2005, sarana transportasi angkutan dari kemampuan dalam menyerap tenaga kerja peranan industri besar dan sedang tidak

Pemerintah Kota Batu Bab II - 3


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

dapat diabaikan. Kelompok industri besar dan sedang terbukti telah mampu menyerap Berikutnya CV sebanyak 42 usaha, PT sebanyak 16 usaha dan sisanya badan hukum
2.803 tenaga kerja disektor industri pengolahan. koperasi.
Pada periode yang sama, golongan industri kecil dan kerajinan rumah tangga telah
mengalami perkembangan yang cukup tinggi baik dilihat dari jumlah usaha, tenaga kerja D. Pariwisata
maupun nilai tambahnya. Pertumbuhan ini tercermin dari meningkatnya jumlah sentra Penggunaan lahan untuk kegiatan pariwisata didominasi oleh kegiatan
industri yang sangat significant yaitu dari 83 sentra menjadi 169 sentra. Ini berarti memanfaatkan potensi alam seperti pemandian, dan pemandangan bentang alam yang
mengalami peningkatan sebesar 103,61 persen dibanding periode yang sama pada tahun indah, sehingga penyebarannya pun mengikuti sifatnya. Sebagai contoh adalah kawasan
sebelumnya. Peningkatan ini tentu saja diikuti juga oleh meningkatnya jumlah tenaga kerja wisata Songgoroti, Coban Talun, Cangar dan beberapa kawasan lainnya. Sedangkan
yang diserap yaitu dari 198 orang menjadi 439 orang. Lebih jelas data mengenai industri kawasan wisata yang mempunyai ciri khas adalah agrowisata yang menekankan kepada
dapat dilihat pada tabel berikut. wisata perkebunan dan Jatim Park yang menekankan pada bidang hiburan dan
pendidikan.
Tabel 3.6.
Banyaknya Industri Dirinci Menurut Kecamatan
E. Perhotelan
Kota Batu Tahun 2005
Perusahaan/Industri Pertumbuhan sektor wisata di Kota Batu tidak lepas dari perkembangan fasilitas-
No Kecamatan
Kecil Rumah Tangga fasilitas penunjang sektor wisata atau “fasilitas ikutan” dari kegiatan wisata. Salah satu
1 Batu 229 97
2 Junrejo 358 168 bagian dari fasilitas tersebut adalah hotel atau penginapan yang keberadaaanya di Batu
3 Bumiaji 46 13 cukup banyak dan menyebar di berbagai kawasan. Pola penyebaran yang umum adalah di
Kota Batu 633 278
Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005 sepanjang jalur transportasi utama dan dekat dengan obyek-obyek wisata. Adapun
pengelompokan hotel dan penginapan terlihat cukup mencolok di sepanjang Jl. PB Jend.

C. Perdagangan dan Jasa Sudirman dan kawasan wisata Songgiriti.

Manurut data Batu Dalam Angka Pada tahun 2004, jumlah usaha perdagangan di
Kota Batu yang memiliki SIUP berjumlah 170 usaha. Dari jumlah tersebut sekitar 109 usaha Tabel 3.7.
Banyaknya Akomodasi Hotel Dirinci Menurut Kecamatan
merupakan usaha kecil, 48 usaha menengah dan sisanya usaha besar. Walaupun jumlah Kota Batu Tahun 2005
usaha perdagangan besar di Kota Batu hanya 7,65 persen, namun dilihat dari kemampuan Akomodasi
No Kecamatan
Hotel Kamar Tempat Tidur
dalam menyerap tenaga kerja peranannya tidak dapat diabaikan. Hal ini terlihat dari 1 Batu 242 2.324 3.689
jumlah tenaga kerja yang diserap usaha perdagangan yang memiliki ijin SIUP pada Tahun 2 Junrejo 3 96 158
3 Bumiaji 16 568 1.106
2002 yang mencapai 6.590 tenaga kerja. Tentu saja dari jumlah tersebut proporsi tenaga
Kota Batu 261 2.988 4.953
kerja usaha perdagangan besar yang paling besar. Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005
F. Aspek Utilitas
Pada periode yang sama, jumlah usaha yang berbadan hukum perorangan
 Jaringan Listrik
merupakan jumlah usaha perdagangan yang memiliki ijin SIUP terbanyak. Pada tahun
Kebutuhan akan nergi listrik di Kota Batu dilayani oleh PLN dengan sumber
2002 jumlah usaha yang berbadan hukum perorangan tercatat sebanyak 107 usaha.

Pemerintah Kota Batu Bab II - 4


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

pembangkit Bendungan Selorejo. Semua desa-desa yang ada di Kota Batu sudah Banyaknya Pelanggan Telepon
Kota Batu Tahun 2005
terjangkau oleh jaringan listrik yang telah ada. Jumlah pelanggan keseluruhan Kota Batu
Tahun
mencapai 52.714 pelanggan dengan pemakaian 64.704.528 watt. Lebih jelas dapat dilihat Golongan
No (sambungan)
Pelanggan
pada tabel berikut. 2004 2005
1 Sosial 18.605 19.161
2 Rumah Tangga 90 93
Tabel 3.8. 3 Bisnis 1.497 1.507
Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Listrik 4 Public Phone
Kota Batu Tahun 2005 TUC 91 91
Golongan Perusahaan/Industri TUK 79 79
No
Pelanggan Jumlah Pelanggan Pemakaian Telepon 0 0
1 Sosial Wartel A 101 40
S1 13 8.025 Wartel B 1.336 1.487
S2 1.129 2.576.636 Warnet 0 5
S3 - - Kota Batu 21.781 22.463
2 Rumah Tangga Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005
R1 48.642 44.132.719
R2 364 1.397.843
R3 43 585.744  Jaringan Air Bersih
3 Bisnis Sumber air bersih di Kota Batu sangat berlimpah, mengingat Kota Batu terdiri dari
B1 1.943 8.583.451
B2 301 1.329.706 perbukitan dengan hutan yang masih cukup luas. Sumber air di Kota Batu tidak hanya
4 Industri dikonsumsi masyarakat Kota Batu saja, sebab sebagian wilayah Kota Malang dan
I1 57 852.364
Kabupaten Malang dipasok dari sumber mata air yang ada di Kota Batu, sementara itu
I2 31 1.576.249
I3 - aliran Sungai Brantas yang berhulu di Dusun Sumber Brantas Desa Tulungrejo mampu
5 Pemerintah
menyuplai kebutuhan air berih atau untuk pertanian di sepanjang daerah aliran sungai
P1 83 1.595.164
P2 108 2.075.636 (DAS) Brantas mulai Kota Batu sampai ke Kota Malang. Pelayanan Perusahaan Air Minum
Kota Batu 52.714 64.704.528 (PDAM) mampu melayani rumah tempat tinggal 8.524 saluran. Dengan kapasitas
Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005
maksimum air bersih yang dapat disalurkan sebanyak 145. 398 m3.
Untuk lebih jel;as dapat dilihat pada tabel berikut.
 Jaringan Telepon
Pelayanan jaringan telepon sampai dengan tahun 2005 sudah mencapai 22.463 yang
terdiri dari sosial, rumah tangga, bisnis dan pemakaian umum/jasa. pelanggan dan setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Penggunaan terbesar adalah sambungan untuk
Tabel 3.10.
kegiatan sosial dan rumah tangga, yaitu sebesar 20.091 sambungan. Lebih jelas dapat Banyaknya Pelanggan dan Volume Pemakaian Air Bersih
dilihat pada tabel dibawah. Kota Batu Tahun 2005

Tabel 3.9.

Pemerintah Kota Batu Bab II - 5


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemakaian Batu 20,290 82,911


No Bulan Jumlah Pelanggan Volume Jun Rejo 10,899 41,687
(m3) Bumiaji 13,386 52,658
1 Januari 8.550 161.036
2 Februari 8.562 162.306 Kota Batu 44,575 177,256
3 Maret 8.570 160.779
4 April 8.572 157.624 Sumber : Batu Dalam Angka
5 Mei 8.530 165.247
6 Juni 8.526 163.354
7 Juli 8.533 164.525
8 Agustus 8.524 165.688
9 September 8.531 165.864
10 Oktober 8.534 167.933
11 November 8.528 159.348
12 Desember 8.524 163.725
Rata-Rata 8.524 1.957.429
Sumber : Batu Dalam Angka Tahun 2005

G. Kependudukan
 Laju dan Perkembangan
Tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Batu dalam 5 (lima) tahun terakhir yaitu
dari tahun 1995-1999 relatif lebih kecil dibandingkan pertumbuhan nasional maupun Gambar 3.3.
Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kota Batu
pertumbuhan propinsi, yaitu rata-rata 1,83% pertahun. Pada tahun 2002, jumlah penduduk
Kota Batu mencapai 177.256 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tersebar dalam 3 (tiga)
3.2 Tinjauan Wilayah Perencanaan Blok Perencanaan Bagian Unit Lingkungan II
kecamatan, antara lain Kecamatan Batu berjumlah 82.911 jiwa dengan 20.290 KK,
(Kelurahan Temas)
Kecamatan Junrejo berjumlah 41.687 jiwa dengan 1.899 KK, Kecamatan Bumiaji berjumlah
3.2.1 Kedudukan Wilayah Perencanaan Terhadap Kota Batu
52.6584 Jiwa dengan 13.386 KK. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Secara umum, wilayah perencanaan termasuk dalam wilayah kota, tepatnya di
Kelurahan Temas Kecamatan Kota Batu. Dalam struktur pembagian wilayah
pengembangan dan hierarki pelayanan tata ruang kota, wilayah perencanaan termasuk
Bagian Wilayah Kota (BWK) I dengan pusat di Batu. Secara hierarki pelayanan BWK,
Wilayah Perencanaan termasuk dalam Unit Lingkungan (UL) II dengan pusat pelayanan di
Genangan.
Kedudukan wilayah perencanaan memiliki peran yang sangat penting bagi Kota Batu
Tabel 3.11.
Jumlah Penduduk Kota Batu secara umum. Beberapa hal yang dapat dijadikan tolak ukur adalah adanya salah satu
Kecamatan Rumah Tangga Penduduk pusat kegiatan ekonomi dan transportasi. Kegiatan ekonomi yang menunjang Kota Batu
(1) (2) (3)
adalah adanya kegiatan perdagangan (Pasar Tradisional) yang menjadi pusat perbelanjaan

Pemerintah Kota Batu Bab II - 6


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

masyarakat. Selain itu, terdapat terminal kota yang berfungsi sebagai simpul pergerakan Kondisi Geologi berdasarkan perwilayahan Propinsi Jawa Timur, Kota Batu
orang dan kendaraan. Peranan penting terminal ini adalah sebagai transit regional bagi terletak pada sebelah barat Kota Malang dengan dikelilingi oleh pegunungan dan
wilayah yang menjadi perbatasan Kota Batu dan menjadi penghubung utama antara Kota perbukitan menyebabkan Kota Batu mempunyai potensi yang berpengaruh bagi
Malang dengan wilayah Jombang dan Kediri. propinsi Jawa Timur.
Beberapa kegiatan yang dapat dijabarkan dalam wilayah perencanaan antara lain : Berdasarkan keadaan geologi yang ada pada Kota Batu dan sekitarnya yang
1. Pasar Induk di Jalan Dewi Sartika secara garis besar terdiri dari batuan alluvial (lempung dan pasir), batuan breksi
2. Perdagangan dan jasa intensitas sedang – tinggi di Jalan dan batuan endapan teras (pasir,krikil dan krakal), maka terdapat potensi
Pattimura, Dewi Sartika dan Imam Bonjol kandungan air tanah pada batuan alluvial yang berupa pasir dan lempung. Jenis
3. Fasilitas umum dan sosial di Jalan Wukir dan Dewi akifer atau lapisan pembawa air sifatnya berada di antara butiran – butiran yang
Sartika ada dan relatif merata pada seluruh formasi. Kondisi geologi tersebut merata di
4. Subterminal di jalan Dewi Sartika seluruh kawasan perencanaan terutama di sekitar Jl. Dewi Sartika Atas.
5. Permukiman intensitas sedang – tinggi di wilayah Oro- c Hidrologi
Oro Ombo, Gelongong, Besul, Temas Barat dan Genting. Dilihat dari kondisi hidrologi, kawasan perencanaan termasuk dalam BWK I
Kaitannya dengan pembahasan RTRK/RTBL, kedalaman lokasi perencanaan adalah Batu yang banyak terdapat sumber mata air sehingga tidak akan kekurangan air
di dalam wilayah Unit Lingkungan, yaitu dalam batasan blok perencanaan. Batas yang bersih. Dalam BWK I Batu banyak terdapat sungai dan anak sungai sehingga sedikit
digunakan dalam perencanaan menggunakan batas fisik, yaitu batas jalan. Batas-batas kemungkinan terjadinya banjir, namun tidak ada sungai yang melalui kawasan
jalan yang ditetapkan antara lain Batas Jalan Koridor Dewi Sartika, Jalan Pattimura, Jalan perencanaan. Terdapat beberapa sungai yang melintasi kawasan perencanaan, yaitu
Jalan Imam Bonjol Atas, Jl. Agus Salim, Jalan Oro-Oro Ombo, Jalan Oro-Oro Ombo Atas terdapat 3 buah sungai yang sekaligus menjadi batas wilayah perencanaan. Kondisi
dan Jalan Sekitar Belakang Pasar Induk. sungai tersebut merupakan sungai kering dengan kedalaman yang beragam mulai
3.2.2 Kondisi Fisik dari kedalaman kurang lebih 5 meter hingga 10 meter dan dengan kelerengan rata-
a Topografi rata 0.05.
Secara umum Kecamatan Batu merupakan daerah dataran yang berada pada d Iklim dan curah hujan
ketinggian antara 885 - 945 meter diatas permukaan laut. Secara fisiologi kawasan Kawasan perencanaan terletak di Kota Batu yang memiliki suhu udara antara
perencanaan memiliki kemiringan beragam. Wilayah perencanaan bagian UL II 17o C hingga 25,6o C dengan curah hujan yang cukup yaitu 875 – 3000 mm pertahun.
Kelurahan Temas, memiliki kemiringan sebesar 15 - 40% sedangkan koridor jalan Selain itu Kota Batu tidak memiliki perubahan musim yang drastis antara musim
lainnya dalam kawasan perencanaan merupakan daerah yang relatif datar dengan kemarau dan musim penghujan dengan curah hujan rata-rata 298 mm per bulan
kemiringan lahan sebesar 0 – 5 %. Kemiringan yang besar terdapat di sekitar dengan hari hujan rata-rata 6 hari per bulan. Secara umum kondisi iklim dan curah
kawasan pasar dan terminal, yaitu antara Jl. Dewi Sartika dan Jalan Patimura hujan wilayah perencanaan sama dengan wilayah Kota Batu.
bawah. Kemiringan agak datar terletak di sekitar Jl. Dewi Sartika Atas dan Imam e Kemampuan Lahan
Bonjol Atas. Kawasan perencanaan sekitar terminal dan pasar, memiliki kelas kemampuan
b Geologi lahan dengan klasifikasi kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan sudut

Pemerintah Kota Batu Bab II - 7


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

kemiringan lahan sekitar 15 – 40 %. Kondisi sekitar kawasan termasuk wilayah Blok IV 1715 772 943 1715 142,44
Total 2054 2511 4565 72,45
dengan daya resap tanah baik, bebas erosi dan tidak terjadi genangan air (RDTRK
Sumber : Hasil Survey Primer, 2006
BWK I Kota Batu 2003-2008).
Berdasarkan kondisi kemampuan lahan tersebut, maka guna menunjang dan 3.3 Kondisi Fisik Bangunan
mempermudah dalam perencanaan, wilayah perencanaan dibagi dalam beberapa 3.3.1 Nilai Intensitas Bangunan
blok perencanaan (menyesuaikan dengan analisis) dengan pembagian : A. Data Pemanfaatan Lahan
Data pemanfaatan lahan pada Masing-masing koridor jalan Patimura, Jalan Dewi
Tabel 3.12. Sartika, Jalan KH. Agus Salim dan Jalan Oro-oro Ombo adalah :
Luas Lahan Wilayah Perencanaan
Bagian UL II Luas Lahan  Jalan Pattimura
Batas Wilayah
Kelurahan Temas (ha) Penggunaan lahan disepanjang koridor Jalan Pattimura adalah untuk
Kawasan belakang pasar dengan batas
Blok I 25,33 penggunaan perumahan dan perdagangan. Penggunaan lahan untuk
sungai
Kawasan belakang terminal dengan batas perdagangan mempunyai luasan sebesar 7900 m2 sedangkan penggunaan
Blok II 10,04
sungai
Kawasan belakang Barat pasar dan terminal lahan untuk perumahan adalah sebesar 7435,52 m2.
Blok III 15,59
dengan batas jalan
 Jalan Dewi Sartika
Kawasan belakang pasar dengan batas
Blok IV 12,04
sungai Dominasi penggunaan lahan untuk Koridor Jalan Dewi Sartika adalah untuk
Kawasan belakang pasar dengan batas
Total 63,01 penggunaan perdagangan jasa dan fasilitas umum. Penggunaan lahan untuk
sungai
Sumber : Hasil Survey Primer, 2006 perdagangan jasa dengan luas penggunaan lahan sebesar 66481 m2 dan
penggunaan lahan untuk fasilitas umum adalah sebesar 8747,5 m2.
3.2.3 Kependudukan  Jalan KH. Agus Salim
Penduduk untuk wilayah UL II Kelurahan Temas tahun 2006 (tengah semester) Penggunaan lahan untuk disepanjang koridor Jalan KH. Agus Salim adalah
berjumlah 12.336 jiwa. Wilayah perencanaan memiliki kapasitas jumlah penduduk 4565 untuk penggunaan perdagangan serta lahan kosong. Penggunaan lahan untuk
jiwa. Jumlah penduduk ini terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 2054 jiwa dan perdagangan dengan luas penggunaan sebesar 2083 m2 sedangkan
perempuan 2511 jiwa. Jumlah penduduk ini menduduki 16 % (sekitar 63.01 ha) dari luas penggunaan lahan untuk RTH 442,8 m2.
wilayah UL II Kelurahan Temas.

Tabel 3.13.  Jalan Oro-oro Ombo


Luas Lahan Wilayah Perencanaan
Jumlah Penggunaan lahan pada koridor Jalan Oro-oro Ombo sebagian besar untuk
Laki-Laki Perempuan Jumlah Kepadatan
No Penduduk adalah sebagai lahan kosong dan beberapa perdagangan. Penggunaan lahan
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa/Ha)
(jiwa)
Blok I 1775 799 976 1775 70,08 untuk lahan kosong memiliki luasan sebesar 4007,25 m2 sedangkan
Blok II 905 407 498 905 90,14 penggunaan lahan untuk fasilitas perdagangan 2671,5 m2.
Blok III 170 77 94 170 10,90

Pemerintah Kota Batu Bab II - 8


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.14.
Data Pemanfaatan Lahan Koridor Jl. Patimura (segmen I)

Pemerintah Kota Batu Bab II - 9


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.15.
Data Pemanfaatan Lahan Koridor Jl. Dewi Sartika (segmen II)

Pemerintah Kota Batu Bab II - 10


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.17.
Data Pemanfaatan Lahan Koridor Jl. Oro-oro Ombo (segmen IV)

Tabel 3.16.
Data Pemanfaatan Lahan Koridor Jl. KH Agus Salim (segmen III)

Sedangkan untuk data pemanfaatan lahan pada masing-masing wilayah Blok


Perencanan I, II, III dan IV adalah :
 Blok Perencanaan I
Dominasi penggunaan lahan untuk wilayah Blok Perencanaan I adalah untuk
penggunaan perdagangan dan jasa serta perumahan. Penggunaan lahan untuk
perumahan penduduk dengan luas penggunaan sebesar 116.518 m2 sedangkan
penggunaan lahan untuk lahan kosong adalah 101.320 m2.

Pemerintah Kota Batu Bab II - 11


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

 Blok Perencanaan II
Penggunaan lahan untuk wilayah Blok Perencanaan II sebagian besar adalah
untuk perdagangan dan jasa serta perumahan. Penggunaan lahan untuk
perumahan penduduk dengan luas penggunaan sebesar 9.036 m2 dan
penggunaan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa 6.024 m2 .
 Blok Perencanaan III
Penggunaan lahan pada wilayah Blok Perencanaan III rata-rata adalah
perumahan dan fasilitas perdagangan jasa. Adapun untuk penggunaan lahan
sebagai perumahan penduduk mempunyai luasan sebesar 134.083 m2 dan
penggunaan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa adalah 15.591 m2.
 Blok Perencanaan IV
Penggunaan lahan pada kondisi eksisting Blok Perencanaan IV didominasi oleh
kegiatan perumahan dan lahan kosong/tegalan. Peruntukan lahan perumahan
penduduk yaitu sebesar 0.76% dari luas total. Kemudian untuk lahan
RTH/tegalan menggunakan lahan seluas 2.889 m2. Untuk fasilitas penunjang
lainnya, perdagangan dan jasa dengan luas 24.08 m2, fasilitas umum seluas
12.04 m2.

Tabel 3.18.
Data Pemanfaatan Lahan Wilayah Blok Perencanaan I

Pemerintah Kota Batu Bab II - 12


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 13


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 14


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 15


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 16


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.19.
Data Pemanfaatan Lahan Wilayah Blok Perencanaan II

Pemerintah Kota Batu Bab II - 17


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 18


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.21.
Data Pemanfaatan Lahan Wilayah Blok Perencanaan IV

Tabel 3.20.
Data Pemanfaatan Lahan Wilayah Blok Perencanaan III

Pemerintah Kota Batu Bab II - 19


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 20


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 21


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

B. Data Kondisi Bangunan


Kondisi bangunan yang dimaksud meliputi luas kapling Lahan, Luas Kapling
bangunan, GSB (Garis Semapadan Bangunan), GMB (Garis Muka Bangunan), KDB
(Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan) dan Tinggi Lantai
Bangunan (TLB). Berikut disajikan data kondisi fisik bangunan di kawasan perencanaan
yang meliputi Jalan Patimura, Jalan Dewi Sartika, Jalan KH. Agus Salim dan Jalan Oro-oro
Ombo, kemudian wilayah blok perencanaan I, II, III dan IV. Keterangan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel kondisi bangunan di masing-masing ruas jalan dan blok
perencanaan.

Tabel 3.22.
Data Kondisi Bangunan Koridor JL. Pattimura (Segmen 1)

Tabel 3.23.
Data Kondisi Bangunan Koridor JL. Dewi Sartika (Segmen 2)

Pemerintah Kota Batu Bab II - 22


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.24.
Data Kondisi Bangunan Koridor JL. KH. Agus Salim (Segmen 3)

Tabel 3.25.
Data Kondisi Bangunan Koridor JL. Oro-oro Ombo (Segmen 4)

Pemerintah Kota Batu Bab II - 23


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.26.
Data Kondisi Bangunan Wilayah Blok Perencanaan I

Pemerintah Kota Batu Bab II - 24


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 25


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 26


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 27


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.27.
Data Kondisi Bangunan Wilayah Blok Perencanaan II

Pemerintah Kota Batu Bab II - 28


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.28.
Data Kondisi Bangunan Wilayah Blok Perencanaan III

Pemerintah Kota Batu Bab II - 29


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.29.
Data Kondisi Bangunan Wilayah Blok Perencanaan IV

Pemerintah Kota Batu Bab II - 30


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pemerintah Kota Batu Bab II - 31


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.31.
Data Kondisi Jaringan Jalan Pada Blok Perencanaan I

3.3.2 Kondisi Fisik Lingkungan


a) Jaringan Jalan
Kondisi jaringan jalan di wilayah perencanaan terdiri dari jaringan jalan kolektor
primer dan jalan kolektor sekunder serta jalan lokal. Yang termasuk Jalan kolektor
primer antara lain : Jalan Raya Oro-Oro Ombo, Jalan Patimura dan Jalan Dewi
Sartika. Sedangkan Jalan Kolektor Sekunder adalah Jalan KH. Agus Salim. Adapun
untuk jalan yang terdapat pada masing-masing blok perencanaan termasuk dalam
Tabel 3.32.
jalan lingkungan/lokal. Ukuran dimensi jalan pada masing-masing ruas jalan yang Data Kondisi Jaringan Jalan Pada Blok Perencanaan III
ada di wilayah perencanaan adalah :
Tabel 3.30.
Data Kondisi Jaringan Jalan Pada Koridor Jalan Utama

Pemerintah Kota Batu Bab II - 32


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tabel 3.33. Merupakan integrasi dari berbagai kegiatan fungsional. Kita mengenal adanya
Data Kondisi Jaringan Jalan Pada Blok Perencanaan IV
komponen Wisma (tempat tinggal), Karya (tempat bekerja), Marga (kegiatan
Panjang Jarak Sempadan
No Lokasi Hierarki Jalan Jalan
Lebar Median
Perkerasan
Jumlah
(m) fungsional yang berkaitan dengan pergerakan), Suka (tempat rekreasi) dan
(m) (m) Jalur
(m) Kanan Kiri Kondisi
Penyempurna (tempat pelayanan sosial dan utilitas). Kawasan-kawasan ini
1 Jl. Merpati Jalan Lingkungan 20 4 2 Aspal Rusak 2 1 1 Baik
2 Jl. Nuri Jalan Lingkungan 50 4 2 Aspal Baik 2 1 1 Baik berlokasi pada bagian-bagian wilayah kota sesuai dengan fungsinya. Lokasi ini
3 Jl. Kasuari Jalan Lingkungan 36 4 2 Aspal Baik 2 0,5 0,5 Baik
4 J. Kutilang Jalan Lingkungan 36 3 1,5 Aspal Rusak 2 1 1 Baik didasarkan kepada pertimbangan fungsi pelayanan, pertimbangan strategis,
5 Jl. Kaka Tua Jalan Lingkungan 36 3 1,5 Aspal Rusak 2 1,5 1,5 Baik
6 Jl. Cendrawasih Jalan Lingkungan 36 3,5 1,75 Aspal Rusak 2 0,75 0,75 Baik jenis kegiatan fungsional serta intensitas perkembangannya.
7 Jl. Merak Jalan Lingkungan 28 3 1,5 Aspal Baik 2 1 1 Baik
Bagian kawasan perencanaan yang dikategorikan sebagai district adalah
8 Jl. Sriti Jalan Lingkungan 202,5 3 1,5 Aspal Sedang 2 0,5 0,5 Sedang
10 Jl. Dewi Sartika G. IIIQ Jalan Lingkungan 170 3 1,5 Tanah 2 0,75 0,75 Sedang kawasan blok perencanaan I, II, III dan IV.
11 Jl. Dewi Sartika G. IIIP Jalan Lingkungan 121 3 1,5 Tanah 2 0,5 0,5 Sedang
12 Jl. Dewi Sartika G. IIIO Jalan Lingkungan 120 3 1,5 Aspal Sedang 2 0 0 Sedang  Edge / batas
13 Jl. Dewi Sartika G. IIIN Jalan Lingkungan 80,5 3 1,5 Aspal Sedang 2 0,5 0,5 Sedang
14 Jl. Dewi Sartika G. IIIL Jalan Lingkungan 82,9 3 1,5 Aspal Sedang 2 0,5 0,5 Sedang Suatu bagian pinggiran suatu kawasan fungsional yang memisahkan dari
15 Jl. Dewi Sartika G. IIIL1 Jalan Lingkungan 50 5 2,5 Aspal Sedang 2 0,5 0,5 Baik
kawasan fungsional lainnya. Dikatakan edge apabila antara kawasan yang satu
16 Jl. Dewi Sartika G. IIIL2 Jalan Lingkungan 138,6 4,27 2,135 Aspal Sedang 2 0,25 0,25 Baik
17 Jl. Dewi Sartika G. IIIL3 Jalan Lingkungan 132 5 2,5 Aspal Sedang 2 1 1 Baik dengan yang lainnya terlihat perbedaan atau perubahan yang jelas, misalnya
18 Jl. Dewi Sartika G. IIIL4 Jalan Lingkungan 123 1,618 0,809 Batako 2 0,5 0,5 Baik
antara kawasan terbangun (built up area) dengan kawasan hutan atau kawasan
pantai, yaitu antara daratan dan laut.

b) Identitas Lingkungan Unsur lingkungan yang dikategorikan sebagai batas pada kawasan perencanaan

Untuk mengenali kota dari segi desain kota, maka dikemukakan lima unsur dasar adalah batas antara kawasan terbangun (perumahan) di blok perencanaan IV

sebagai indikator lingkungan (Prof. Kevin Lynch, 1969). Kelima unsur tersebut dengan lahan kosong dan beberapa sungai yang menjadi batas wilayah

merupakan indikator fisik dan visual di dalam menelaah dan mengenali fungsi, perencanaan yang terdapat pada blok perencanaan I, II dan IV.

struktur, bentuk dan penampilan kota. Kelima unsur ini juga merupakan dasar  Landmark / ciri

pertimbangan di dalam menilai kota dari segi desain kota (urban design). Adapun Merupakan feature / rupa visual yang menonjol dari kota yang juga merupakan

kelima unsur dasar tersebut antara lain : suatu struktur fisik yang bersifat dominan dan akan menjadi perhatian utama

 Pathway / jaringan jalan dalam suatu lingkungan kota. Landmark juga merupakan elemen penting dari

Merupakan rute-rute sirkulasi yang biasa digunakan orang untuk melakukan bentuk kota karena membantu orang-orang untuk mengorientasikan diri di

pergerakan atau juga dapat dikatakan sebagai jaringan pergerakan dari suatu dalam kota dan membantu mengenal suatu daerah kota. Landmark lebih banyak

kawasan fungsional tertentu ke kawasan fungsional lainnya, dimana jaringan ini memiliki dominasi fisik, dan bisa juga karena mempunyai nilai seni/sejarah/

menentukan bentuk dan struktur kota. penampilan yang khas. Landmark juga dicirikan antara lain arah pandangan,

Jaringan jalan pada kawasan perencanaan berupa ruas jalan yang merupakan bentuk bangunan, arsitekktural dan tata letak.

lingkup kawasan perencanaan, yaitu Jalan Patimura, Jalan Dewi Sartika, Jalan Landmark yang dimaksud disini berupa bangunan kunci sebagai identitas/ciri

KH. Agus Salim dan Jalan Oro-oro Ombo. pengenal yang mempunyai ciri khas tertentu yang terdapat pada suatu koridor

 District / kawasan jalan. Landmark ini dapat ditemui pada kawasan perencanaan, antara lain :

Pemerintah Kota Batu Bab II - 33


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Pasar Induk dan Terminal Kota Batu yang terdapat di Jalan Dewi Sartika dan terpenuhi dengan baik. Di masing-masing blok perencanaan sebagian besar lampu
Taman rekreasi Jatim Park pada blok perencanaan III. jalan disediakan sendiri oleh masyarakat dengan penerangan yang belum optimal.
 Nodes / Cores 5. Zebra Cross
Merupakan suatu bagian dari kota yang secara fungsional menonjol dalam arti Zebra cross dapat dijumpai pada koridor jalan Patimura dan Dewi Sartika. Kondisi
sebagai suatu konsentrasi / pemusatan kegiatan manusia dan lebih banyak zebra cross pada masing-masing jalan cukup baik. Karena walaupun ada bagian cat
didominasi oleh kegiatan atau fungsi. yang menghilang namun masih dapat terlihat cukup jelas oleh pengguna jalan.
Node yang ada pada koridor Jalan Patimura – Jalan Dewi Sartikan dan Jalan Jumlah zebra cross di Jalan Patimura sebanyak 2 buah Sedangkan pada ruas Jalan
Dewi Sartika – Jalan Dewi Sartika Atas – Jalan Oro-oro Ombo – Jalan KH. Agus Dewi Sartika terdapat 2 buaht zebra cross yang terdapat di depan Pasar Induk dan
Salim adalah perempatan sebagai titik temu kedua koridor jalan tersebut. satu unit di pertigaan Jalan Dewi Sartika dan Jalan Patimura.
6. Halte
3.3.3 Unsur-unsur Penunjang Bangunan Dari hasil pengamatan di lapangan, untuk kawasan perencanaan belum disediakan tempat
a) Street Furniture pemberhentian jenis halte atau shelter. Tetapi terdapat banyak sekali tempat pemberhentian
1. Tempat sampah kendaraan terutama angkutan umum di jumpai di Jalan Dewi Sartika.
Tempat sampah terdapat di Koridor Jalan Patimura dan Jalan Dewi Sartika,
letaknya diatas trotoar. Tetapi keberadaan tempat sampah pada koridor jalan masih
sangat terbatas. Sedangkan untuk masing-masing blok perencanaan secara umum
tempat sampah yang ada bersifat privat disediakan oleh masing-masing bangunan,
dengan ukuran maupun bentuk tempat sampah sangat bervariasi.
2. Boks telepon umum
Hanya terdapat dua unit boks telepon yang terletak pada ruas Jalan Patimura dan
Jalan Dewi Sartika, beratap dengan ketinggian kurang lebih 3 meter namun
kondisinya rusak sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
3. Traffict light
Tersedia Traffic Light pada ruas Jalan Pattimura dan KH. Agus Salim. dengan
ketinggian antara 9-10 meter yang masih berfungsi dengan baik Sedangkan untuk
ruas Jalan yang lain terdapat lampu peringatan tanda hati-hati yang terdapat di
pertigaan Jalan Dewi Sartika – Jalan Patimura..
4. Lampu jalan A. Kondisi Utilitas
Lampu jalan berfungsi sebagai penerang jalan pada malam hari. Lampu jalan di 1. Listrik
koridor Jalan Patimura dan Jalan Dewi Sartika sudah terpenuhi dengan baik,
Tabel 3.34.
sedangkan untuk koridor Jalan KH. Agus Salim dan Oro-oro Ombo belum Kondisi Jaringan Listrik Wilayah Blok I

Pemerintah Kota Batu Bab II - 34


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Tahun 2006 1 Jl. Imam Bonjol Atas 12 17+1 gardu 30 kiri 90 220 baik Badan jalan
Tinggi tiang Jarak 2 Jl. Dewi Sartika Atas 12 8 30 kiri 90 220 baik Badan jalan
No Nama Jalan Jumlah Tiang Letak Sudut Daya / Voltase Kondisi
(m) (m) 3 Gg. Dewi Sartika Atas 12 3 30 kiri 90 220 baik Badan jalan
1 A 7 2 30 kiri 90 220 baik 4 Gg. Oro – oro Ombo I - - - kiri 90 220 baik -
2 B 7 1 30 kiri 90 220 baik 5 Gg. Oro – oro Ombo II 12 3 30 kiri 90 220 baik Badan jalan
3 C 7 1 30 kiri 90 220 baik 6 Gg. Dewi Sartika 12 2 30 kiri 90 220 baik Badan jalan
4 D 7 1 30 kiri 90 220 baik Sumber : Hasil Survei Tahun 2006
5 E 7 1 30 kiri 90 220 baik
6 F 7 1 30 kiri 90 220 baik
7 G 7 1 30 kiri 90 220 baik
8 H 7 1 30 kiri 90 220 baik 2.
9 I 7 1 30 kiri 90 220 baik Kondisi Jaringan Listrik Wilayah Blok III
10 J 7 1 30 kiri 90 220 baik Tahun 2006
11 K 7 1 30 kiri 90 220 baik
12 L 7 1 30 kiri 90 220 baik
13 M 7 1 30 kiri 90 220 baik
14 N 7 1 30 kiri 90 220 baik
15 O 7 1 30 kiri 90 220 baik Tabel 3.36.
16 P 7 1 30 kiri 90 220 baik Kondisi Jaringan Listrik Wilayah Blok IV
17 Q 7 1 30 kiri 90 220 baik Tahun 2006
18 R 7 1 30 kiri 90 220 baik
Jumlah
19 S 7 1 30 kiri 90 220 baik
20 T 7 1 30 kiri 90 220 baik
T
21 U 7 1 30 kiri 90 220 baik
Tinggi i Jarak Daya /
No Lokasi Tiang a (m) Arah Sudut
Voltase
Kondisi Letak
22 V 7 1 30 kiri 90 220 baik (m)
23 W 7 1 30 kiri 90 220 baik n
24 X 7 1 30 kiri 90 220 baik g
(unit)
25 Y 7 1 30 kiri 90 220 baik
Badan
26 Z 7 1 30 kiri 90 220 baik 1 Jl. Merpati 6 1 - Kiri 90 220 Sedang
Jalan
27 AA 7 1 30 kiri 90 220 baik
Badan
28 AB 7 1 30 kiri 90 220 baik 2 Jl. Nuri 6 4 10 Kiri 90 220 Sedang
Jalan
29 AC 7 1 30 kiri 90 220 baik
Badan
30 AD 7 1 30 kiri 90 220 baik 3 Jl. Kasuari 6 1 - Kiri 90 220 Sedang
Jalan
31 AE 7 3 30 kiri 90 220 baik Badan
32 AF 7 3 30 kiri 90 220 baik 4 J. Kutilang 6 2 10 Kiri 90 220 Sedang
Jalan
33 AG 7 3 30 kiri 90 220 baik Badan
5 Jl. Kaka Tua 6 1 - Kiri 90 220 Sedang
34 AH 7 2 30 kiri 90 220 baik Jalan
35 AI 7 3 30 kiri 90 220 baik Badan
6 Jl. Cendrawasih 6 2 10 Kiri 90 220 Sedang
36 AJ 7 1 30 kiri 90 220 baik Jalan
37 AK 7 3 30 kiri 90 220 baik Badan
7 Jl. Merak 6 1 - Kiri 90 220 Sedang
Sumber : Hasil Survei Tahun 2006 Jalan
Badan
8 Jl. Sriti 6 1 - Kiri 90 220 Sedang
Jalan
Tabel 3.35. Badan
Kondisi Jaringan Listrik Wilayah Blok II 10 Jl. Dewi Sartika G. IIIQ - - - Kiri - 220 -
Jalan
Tahun 2006 Badan
11 Jl. Dewi Sartika G. IIIP - - - Kiri - 220 -
Tinggi Jumlah Jarak
Jalan
No Nama Jalan tiang Arah Sudut Daya / Voltase Kondisi Letak Badan
Tiang (m) 12 Jl. Dewi Sartika G. IIIO - - - Kiri - 220 -
(m) Jalan
13 Jl. Dewi Sartika G. IIIN 6 2 15 Kiri 90 220 Sedang Badan

Pemerintah Kota Batu Bab II - 35


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Jalan Tinggi tiang Jumlah Tiang Jarak


No Nama Jalan Letak Sudut Kondisi
Badan (m) (unit) (m)
14 Jl. Dewi Sartika G. IIIL 6 2 20 Kiri 90 220 Sedang
Jalan 30 AD 6 1 25 kiri 90 baik
Badan 31 AE 6 3 25 kiri 90 baik
15 Jl. Dewi Sartika G. IIIL1 6 1 Kiri 90 220 Sedang
Jalan 32 AF 6 3 25 kiri 90 baik
Badan 33 AG 6 3 25 kiri 90 baik
16 Jl. Dewi Sartika G. IIIL2 6 4 30 Kiri 90 220 Sedang
Jalan 34 AH 6 2 25 kiri 90 baik
Badan 35 AI 6 3 25 kiri 90 baik
17 Jl. Dewi Sartika G. IIIL3 6 4 30 Kiri 90 220 Sedang
Jalan
36 AJ 6 1 25 kiri 90 baik
Badan
18 Jl. Dewi Sartika G. IIIL4 6 4 20 Kiri 90 220 Sedang 37 AK 6 3 25 kiri 90 baik
Jalan
Sumber : Hasil Survei Tahun 2006 Sumber : Hasil Survei Tahun 2006

3. Kondisi Jaringan Telepon

b. c.
Kondisi Jaringan Telepon Wilayah Blok II
Kondisi Jaringan Telepon Wilayah Blok I
Tahun 2006
Tahun 2006
Tinggi tiang Jumlah Tiang Jarak
Tinggi tiang Jumlah Tiang Jarak No Nama Jalan Letak Sudut Kondisi
No Nama Jalan Letak Sudut Kondisi (m) (unit) (m)
(m) (unit) (m)
1 Jl. Imam Bonjol Atas 6 20 25 kiri 90 Baik
1 A 6 2 25 kiri 90 baik
2 B 6 1 25 kiri 90 baik 2 Jl. Dewi Sartika Atas 6 11 25 kiri 90 Baik
3 C 6 1 25 kiri 90 baik 3 Gg. Dewi Sartika Atas 6 2 25 kiri 90 Baik
4 D 6 1 25 kiri 90 baik 4 Gg. Oro – oro Ombo I - - - kiri 90 -
5 E 6 1 25 kiri 90 baik 5 Gg. Oro – oro Ombo II 6 4 25 kiri 90 Baik
6 F 6 1 25 kiri 90 baik 6 Gg. Dewi Sartika 6 6 25 kiri 90 Baik
7 G 6 1 25 kiri 90 baik Sumber : Hasil Survei Tahun 2006
8 H 6 1 25 kiri 90 baik
9 I 6 1 25 kiri 90 baik
10 J 6 1 25 kiri 90 baik
d.
Kondisi Jaringan Telepon Wilayah Blok III
11 K 6 1 25 kiri 90 baik
Tahun 2006
12 L 6 1 25 kiri 90 baik
13 M 6 1 25 kiri 90 baik
14 N 6 1 25 kiri 90 baik
e.
15 O 6 1 25 kiri 90 baik
Kondisi Jaringan Telepon Wilayah Blok IV
Tahun 2006
16 P 6 1 25 kiri 90 baik
Jumlah Tiang Tinggi Tiang Jarak
17 Q 6 1 25 kiri 90 baik No Lokasi Letak Sudut Kondisi
(unit) (m) (m)
18 R 6 1 25 kiri 90 baik
1 Jl. Merpati 1 8 - kiri 90 Baik
19 S 6 1 25 kiri 90 baik 2 Jl. Nuri 2 8 20 kiri 90 Baik
20 T 6 1 25 kiri 90 baik 3 Jl. Kasuari 1 8 - kiri 90 Baik
21 U 6 1 25 kiri 90 baik 4 J. Kutilang 2 8 10 kiri 90 Baik
22 V 6 1 25 kiri 90 baik 5 Jl. Kaka Tua 1 8 - kiri 90 Baik
23 W 6 1 25 kiri 90 baik 6 Jl. Cendrawasih 1 8 - kiri 90 Baik
24 X 6 1 25 kiri 90 baik 7 Jl. Merak 2 8 10 kiri 90 Baik
25 Y 6 1 25 kiri 90 baik 8 Jl. Sriti 2 8 24 kiri 90 Baik
26 Z 6 1 25 kiri 90 baik 10 Jl. Dewi Sartika G. IIIQ - - - kiri - -
27 AA 6 1 25 kiri 90 baik 11 Jl. Dewi Sartika G. IIIP - - - kiri - -
12 Jl. Dewi Sartika G. IIIO - - - kiri - -
28 AB 6 1 25 kiri 90 baik
13 Jl. Dewi Sartika G. IIIN 2 8 5 kiri 90 Baik
29 AC 6 1 25 kiri 90 baik

Pemerintah Kota Batu Bab II - 36


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Jumlah Tiang Tinggi Tiang Jarak Ukuran / Dimensi (m) Jembatan


No Lokasi Letak Sudut Kondisi No Nama Jalan Perkerasan Hierarki Bentuk Bahan
(unit) (m) (m) Panjang Lebar Kedalaman Panjang Lebar Konstruksi
14 Jl. Dewi Sartika G. IIIL 2 8 10 kiri 90 Baik 25 Y tanah x x x x x x x x x
15 Jl. Dewi Sartika G. IIIL1 1 8 kiri 90 Baik 26 Z tanah x x x x x x x x x
16 Jl. Dewi Sartika G. IIIL2 4 8 25 kiri 90 Baik 27 AA paving beton 15 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
17 Jl. Dewi Sartika G. IIIL3 4 8 25 kiri 90 Baik 28 AB paving beton 10 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
18 Jl. Dewi Sartika G. IIIL4 2 8 20 kiri 90 Baik 29 AC tanah x x x x x x x x x
Sumber : Hasil Survei Tahun 2006 30 AD tanah x x x x x x x x x
31 AE aspal 60 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x
1. Drainase 32 AF paving beton 27,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
33 AG aspal 45 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x
f. 34 AH aspal 30 0,3 0,3 tersier tertutup (gorong-gorong) beton x x x
Kondisi Drainase dan Jembatan Koridor Jalan (Kanan Jalan) 35 AI aspal 50 0,3 0,4 tersier terbuka (persegi) beton x x x
Tahun 2006 36 AJ makadam 27,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x
Ukuran / Dimensi (m) Jembatan 37 AK paving beton 60 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
No Nama Jalan Panjang Lebar Kedalaman Hierarki Bentuk Bahan Volume Panjang Lebar Konstruksi Sumber : Hasil Survei Tahun 2006
1 Jl. Pattimura 0,82 0,5 1 Drainase sekunder terbuka (persegi) Beton cor 2,32 10 8 Beton
2 Jl. Dewi Sartika 0,83 0,5 1 Drainase Sekunder tertutup (persegi) Beton cor 0,415 12 10 Beton
3 Jl. Agus Salim x x x x x x x x x x h.
4 Jl. Oro-Oro Ombo x x x x x x x x x x Kondisi Jaringan Drainase Wilayah Blok II
Tahun 2006
Ukuran / Dimensi (m) Jembatan
No Nama Jalan Perkerasan Panjang Lebar Kedalaman Hierarki Bentuk Bahan Volume Panjang Lebar Konstruksi
g. 1 Jl. Imam Bonjol Atas aspal 950 0,5 0,75 Tersier Trapesium Cor 356,25 x x x
Kondisi Jaringan Drainase Wilayah Blok I 2 Jl. Dewi Sartika Atas makadam 1000 0,3 0,5 Tersier Trapesium Tanah 150 x x x
Tahun 2006 3 Gg. Dewi Sartika Atas paving beton x x x x x x x x x x
Ukuran / Dimensi (m) Jembatan 4 Gg. Oro – oro Ombo I makadam 275 0,2 0,3 Tersier Trapesium Tanah 16,5 x x x
No Nama Jalan Perkerasan Hierarki Bentuk Bahan
Panjang Lebar Kedalaman Panjang Lebar Konstruksi 5 Gg. Oro – oro Ombo II aspal 375 0,2 0,4 Tersier Segi empat Cor 20 x x x
1 A aspal x x x x x 5 2 beton 6 Gg. Dewi Sartika tanah 575 0,2 0,4 Tersier Segi empat Cor 46 x x x
2 B makadam 15 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x Sumber : Hasil Survei Tahun 2006
3 C paving beton 12,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
4 D makadam 13,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x
i.
5 E aspal 15 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x
Kondisi Jaringan Drainase Wilayah Blok III
6 F tanah x x x x x 5 2 beton Tahun 2006
7 G paving beton 16 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton 5 1 bambu
8 H paving beton 15 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton 5 1 bambu j.
9 I paving beton 16 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton 6 1 bambu Kondisi Jaringan Drainase Wilayah Blok IV
10 J paving beton 16,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton 6,5 1 bambu
Tahun 2006
11 K paving beton 17,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton 7,5 1 bambu
Dimensi Jembatan
12 L paving beton 22,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x No Nama Jalan Perkerasan Hierarki Bentuk Bahan
Panjang Lebar Kedalaman Kedalaman Panjang Lebar
13 M makadam 20,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x 1 Jl. Merpati Paving Beton 20 0,15 0,25 Tersier Trapesium Cor x x x
14 N makadam 25 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah x x x 2 Jl. Nuri Paving Beton 50 0,15 0,25 Tersier Trapesium Cor x x x
15 O paving beton 27,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x 3 Jl. Kasuari Paving Beton 36 0,15 0,25 Tersier Trapesium Cor x x x
16 P paving beton 15 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x 4 J. Kutilang Paving Beton 36 0,15 0,25 Tersier Trapesium Cor x x x
5 Jl. Kaka Tua Paving Beton 36 0,15 0,25 Tersier Trapesium Cor x x x
17 Q paving beton 27,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
6 Jl. Cendrawasih Paving Beton 36 0,15 0,25 Tersier Trapesium Cor x x x
18 R paving beton 7,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
7 Jl. Merak Paving Beton 28 0,15 0,25 Tersier Trapesium Cor x x x
19 S aspal 10 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) tanah 2,5 1 beton 8 Jl. Sriti Paving Beton 202,5 0,4 1 Sekunder Trapesium Cor x x x
20 T paving beton 7,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton 2,5 1 beton Jl. Dewi Sartika Paving Beton
10 170 x x x x x x x x
21 U paving beton 10 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x G. IIIQ
22 V paving beton 12,5 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x Jl. Dewi Sartika Paving Beton
11 121 x x x x x x x x
G. IIIP
23 W paving beton 10 0,2 0,3 tersier terbuka (persegi) beton x x x
12 Jl. Dewi Sartika Paving Beton 120 0,15 0,02 Sekunder Trapesium Cor x x x
24 X tanah x x x x x x x x x

Pemerintah Kota Batu Bab II - 37


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

No Nama Jalan Perkerasan


Dimensi
Hierarki Bentuk Bahan
Jembatan tipe C, yaitu terminal yang hanya berfungsi untuk melayani angkutan dalam kota sesuai
G. IIIO
11
Jl. Dewi Sartika Paving Beton
80,5 0,15 0,02 Cor
fungsi yang diterapkan dahulu saat Batu masih berstatus kecamatan maka terminal hanya
G. IIIN Sekunder Trapesium x x x
13
Jl. Dewi Sartika Paving Beton
82,9 0,15 0,02 Cor melayani angkutan pedesaan. Kedudukan terminal saat ini adalah satu-satunya terminal
G. IIIL Sekunder Trapesium x x x
15
Jl. Dewi Sartika Paving Beton
50 0,2 0,02 Cor angkutan penumpang yang ada di Kota Batu yang melayani 8 (delapan) trayek mikrolet, 1
G. III L1 Sekunder Trapesium x x x
16
Jl. Dewi Sartika Paving Beton
138,6 0,2 0,02 Cor (satu) trayek MPU, dan dilewati 2 (dua) trayek minibus. Daerah pelayanan angkutan-
G. III L2 Sekunder Trapesium x x x
Jl. Dewi Sartika Paving Beton angkutan umum tersebut adalah seluruh kota terdiri dari 3 (tiga) kecamatan, daerah luar
17 132 0,2 0,02 Cor
G. III L3 Sekunder Trapesium x x x
Jl. Dewi Sartika Paving Beton
18
G. III L4
123 0,2 0,02
Sekunder Trapesium
Cor
x x x
kota seperti Kota Malang, Karangploso, Ngantang, Kasembon, Kediri, dan Jombang.
Sumber : Hasil Survei Tahun 2006 Lokasi Terminal Batu berada di tengah Kota Batu, tepatnya terletak di :

B. Kondisi Fasilitas Utama Wilayah Perencanaan - Jalan : Jl. Dewi Sartika

i. Pasar Kota Batu - Kelurahan : Temas

Lokasi Pasar Kota Batu terletak di Jalan Dewi Sartika Kelurahan Temas dan - Kecamatan : Batu

berhadapan langsung dengan letak Terminal Kota Batu. Pasar Kota Batu termasuk pasar Lingkungan di sekitar terminal :

lokal. Namun demikian, dalam kenyataan sehari-hari pelayanan pasar termasuk pelayanan - Sebelah Utara : Lahan kosong dan sungai kering (curah)

skala regional. Hal ini dapat dilihat adanya masyarakat Kota Malang dan sekitarnya - Sebelah Selatan : Jalan kolektor primer

berbelanja di Kota Batu. Selain itu, dalam kondisi tertentu seperti waktu liburan atau - Sebelah Timur : Pertokoan (kawasan perdagangan)

kegiatan perjalanan wisata lagi musim, Pasar Batu menjadi salah satu tujuan belanja bagi - Sebelah Barat : Pertokoan (kawasan perdagangan)

mereka. Berdasarkan kondisi tersebut, lokasi Terminal Batu termasuk dalam Model Central

Kegiatan perdagangan yang menarik dan menguntungkan di Pasar Batu adalah Terminating, dimana model ini mengembangkan satu terminal terpadu di tengah kota

kegiatan perdagangan sayur mayur dan buah-buahan. Kegiatan perdagangan ini termasuk yang melayani semua jenis angkutan di kota tersebut. Model ini lebih menguntungkan

kegiatan perdagangan grosir, hal ini disebabkan lokasi pemasaran sayuran dan buahan karena tingkat aksesibilitas yang lebih baik, yaitu : dekat dengan pusat aktivitas,

dari petani banyak ke Pasar Batu. Berdasarkan data PDRB Kota Batu Tahun 2002, sektor mengurangi transfer, dan kemudahan pencapaian oleh penumpang, sehingga model ini

perdagangan menyumbang sebesar 35 % dari total pendapatan yang ada. disarankan untuk dikembangkan di “kota baru”/sub urban.

Selain perdagangan grosir, jenis perdagangan yang lain terdiri dari perdagangan jenis Terminal Batu memiliki luasan 9300 m2, dan memiliki fasilitas terminal baik berupa

pakaian, bahan makanan dan rempah-rempah, barang-barang properti rumah tangga, fasilitas utama dan penunjang. Adapun fasilitas yang terdapat di Terminal Batu meliputi

barang loakan dsb. Beberapa fasilitas penunjang pasar antara lain area parkir kendaraan, ruang tunggu penumpang, telpon umum, WC, serta usaha jasa toko dan warung makanan.

pedagang kaki lima, fasilitas jasa keuangan (Bank, Bengkel).


Luasan Fasilitas yang Terdapat di Terminal Batu
A. Kendaraan Terminal Batu
ii. Terminal Kota Batu Ruang Parkir AKDP -
Terminal Kota Batu berlokasi di Jalan Dewi Sartika Kelurahan Temas dan terletak di Ruang Parkir ADK 1999,20
Ruang Parkir Angdes
kawasan perdagangan dan jasa. Terminal Batu berperan melayani sistem pergerakan
Ruang Parkir Pribadi 323,40
angkutan umum dalam kota dan luar kota di Batu. Terminal ini tergolong dalam terminal Ruang Service -

Pemerintah Kota Batu Bab II - 38


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006
F A K T A DAN A N A L I S A
RTRK/RTBL Kawasan Pasar dan Terminal

Sirkulasi Kendaraan 5435,37 madura jaya, toko bangunan sumber rejeki, bengkel las, warung makan, koperasi citra
Bengkel -
abadi, showroom, meubel sejati, counter HP, meubel makmur, pecel madiun, bengkel
Ruang Istirahat 88,20
Gudang - motor awang, koperasi pertanian Batu, koperasi mandiri, ylianto las, warung soto
Ruang Parkir Cadangan - medan, warung sate hot plate, wartel tiara dan wisma nala.
B. Pemakai Jasa
Ruang Tunggu 15,68 ii. Jalan Dewi Sartika : toko eceran famili, warung,
Sirkulasi Orang # koperasi kusuma jaya, bengkel, BPR Bumi Rinjani, Bank Krisna Mandala, Bank BRI
Kamar Mandi 17,64
Kios 368,97 Unit I Batu, Meubel sejati, dermaga kencana motor, kios buah, bengkel honda, toko
Musholla - listrik cahaya abadi, dealer kanzen, toko listrik santoso, Bank Jatim, BNI, Columbia
C. Operasional
Credit, Pegadaian, krisna motor, Bank Danamon, toko besi sumber jaya, koperasi
Ruang Informasi
Loket simpan pinjam arta karya, Bank Mandiri, Toko alat rumah tangga surya kencana,
Peron 7,84
depot, sanjaya motor, kios oleh-oleh kentang suyper, wisma nala.
Ruang Pengawas
Retribusi iii. Jalan Imam Bonjol : Hotel Imam Bonjol, toko
Ruang P3K - ismaniaya, warung, bengkel, toko kain barokah, bengkel motor, wartel, kios buah, toko
Ruang Administrasi dan Perkantoran 249,90
D. Ruang Luar (tidak efektif) kain mulyo dan salon liana.
Luas Total 793,80 iv. Jalan Raya Oro-Oro Ombo : Toko Kayu
Cadangan Pembangunan 1932,56
Kebutuhan Lahan 11232,56 kalimantan, warung, bengkel.
Kebutuhan Lahan untuk disain (Ha) 1,2
Sumber :UPT Terminal Batu

iii. Fasilitas Penunjang Sekitar Kawasan Pasar dan Terminal


Jenis fasilitas penunjang di sekitar kawasan terminal dan pasar di dominasi oleh
kegiatan perdagangan dan jasa. Kegiatan ini berlokasi sepanjang jalan Dewi Sartika. Jenis
kegiatan perdagangan antara lain pertokoan dan warung. Sedangkan kegiatan jasa terdiri
dari bengkel, perbankan, shoorum kendaraan dan koperasi. Fasilitas umum yang
berdekatan dengan lokasi pasar dan terminal adalah adanya fasilitas pendidikan (SLTA).
Selain itu, beberapa fasilitas perkantoran yang terdapat di sekitar kawasan pasar dan
terminal antara lain kantor perhubungan DLLAJ Kota Batu.
Secara detail, beberapa fasilitas di sekitar kawasan perencanaan (Pasar dan terminal)
adalah :
i. Jalan Patimura : restoran sate kelinci, wartel,
pembuatan batako, panti pijat Rini Jaya, restoran bebek kwall, cuci mobil, wisma

Pemerintah Kota Batu Bab II - 39


Badan Perencanaan Daerah
Tahun 2006

You might also like