You are on page 1of 24

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Indonesia
Student Log Book

Widi Marsha Fadila


1506668795
IKGMP PBL 4
Diskusi Kelompok I Skenario
Nama Mahasiswa : Widi Marsha Fadila
Nama Fasilitator : Dr. drg. Febriana Setiawati M.Kes.
Tanggal / Jam Diskusi :

Pada DK1 yang diharapkan :

1. Identifikasi Istilah yang belum diketahui :


Istilah yang belum diketahui:
1) SKRT
2) IPKESGIMI
3) AFDOKGI
4) Diseminasi
Keywords:
1)Survei kesgimul terdahulu tidak menggunakan metode yang telah disepakati oleh WHO
2)Survei RISKESDAS hanya menggambarkan hasil status kesehatan tingkat nasional
3)Perlu disusun strategi baru dalam pelayanan kesehatan gigi masyarakat berbasis data
4)Data digunakan untuk menganalisis dan menetapkan besarnya permasalahan yang akan
digunakan untuk menyusun kebutuhan pelayanan kesgimul dan target perubahannya
5) Pengumpulan data membutuhkan metode yang efektif dan efisien
6) Kaidah yang telah ditetapkan WHO: desain sampling, besar sampel, pengorganisasian dan
pelaksanaan survei
7) Semua parameter status kesgimul (OHI) digunakan dalam pengukuran
8) Diperlukan tenaga pemeriksa yang terkalibrasi dengan baik
9) Perlu dilihat tren status kesgimul dengan menetapkan indikator yang relevan berdasarkan
kelompok usia & data surveilens global yang menginformasikan kualitas hidup masyarakat
2. Rumusan Masalah
1)Apa definisi serta tujuan dari survei dan surveilens? Jelaskan perbedaannya!
2) Apa saja jenis survei? Jelaskan jenis yang digunakan oleh WHO! (index age & age group)
3) Apa saja parameter yang digunakan dalam survei kesgimul? Jelaskan yang digunakan oleh
WHO!
4) Apa saja metode sampling dan bagaimana cara memilihnya?
a. Desain
b. Besar sampel
5) Bagaimana pengorganisasian (protokol, perizinan, budgeting, penjadwalan, emergency
plan) dan penatalaksanaan survei kesgimul?
a. Sebelum (strategi, kalibrasi  eksaminator, eksnominator)
b. Saat (implementing the survey  termasuk control infeksi, cara periksa)
c. Setelah (analisis, pembuatan laporan hasil)
6) Apa definisi dari valid, reliabel, dan efisien?
7) Bagaimana merancang survei agar mendapatkan data serta instrumen yang valid dan
reliabel?
8) Apakah yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan gigi masyarakat berbasis data?
9) Apa saja model pelayanan kesehatan?
10) Bagaimana cara menyusun pelayanan kesehatan gigi masyarakat berbasis data?
11) Apa saja indikator yang mempengaruhi perubahan kualitas hidup masyarakat atau IPM?
12) Bagaimana tren dapat mempengaruhi perubahan kualitas hidup masyarakat atau IPM?
3. Analisis Masalah
MANDIRI
I. Analisis Data1
Terdapat beberapa hal yang harus diketahui sebelum memulai analisis data, di antaranya :
a. Jenis Data

Rasio
Numerik
Interval
Data
Ordinal
Kategorik
Nominal /
Polinominal
 Numerik (kuantitatif)  hasil penghitungan (deskrit) dan pengukuran (kontinyu)
o Rasio : Ada tingkatan, diketahui besar beda antar tingkatan, ada kelipatan dan
nol mutlak. BB, TB, ranking
o Interval : Ada tingkatan, diketahui besar beda antar tingkatan, bukan kelipatan
dan tidak ada nol mutlak. Suhu
 Kategorik (kualitatif)  hasil pengklasifikasian/penggolongan
o Ordinal : Ada tingkatan, tidak diketahui besar beda antar tingkatan. Stadium
penyakit, pangkat
o Nominal/Polinominal : Tidak ada peningkatan. Jenis kelamin, golongan darah.
b. Struktur Data
 Simple Survey Data Structure
o Data dari survei single-round dianalisis dengan referensi terbatas pada
informasi lain , sering dianggap file persegi panjang “datar” berisi angka,
jumlah atau pengukuran, kode, atau campurannya. Survei terstruktur yang
berisi sejumlah pertanyaan, file “datar” memiliki kolom untuk tiap pertanyaan,
baris untuk tiap respon. Jika data membentuk persegi panjang sempurna
dengan setiap angka pada setiap cell, analisis akan relative mudah, tetapi
banyak alasan kenapa bentuknya menjadi tidak komplit atau iregular :
 Survei terkadang melibatkan pertanyaan “skip” karena tidak relevan.
Misal, adanya “contingent question” yang tidak semua orang
berkualifikasi untuk menjawab menghasilkan hasil yang tidak
konsisten. Jika ukuran sampel secara keseluruhan adekuat, maka
individu yang berkualifikasi menjawab pertanyaan contigent akan
terlalu kecil untuk dianalisis.
 Jika responden tidak mengisi beberapa pertanyaan (item non-
response), akan ada lubang di persegi panjangnya. Jika jumlahnya
sedikit maka bisa diabaikan. Namun jika banyak, harus ada informasi
lebih lanjut kenapa adanya item non-response.
 Hierarchical Data Structure
o Jenis yang biasa terlihat dalam bentuk hirarki dimana beberapa pertanyaan
ditanyakan pada beberapa anak di rumah tangga, dikombinasikan dengan
kuisoner rumah tangga, dan mungkin data dikumpulkan pada tingkat
komunitas.

Langkah Analisis
 Exploratory Data Analysis (EDA) : melihat file berisi data sebelum semua data
terkumpul atau masuk, untuk mendapatkan gambaran apa yang terdapat di sana.
Dapat menuntun dalam pengambilan data yang lebih banyak jika dibutuhkan, atau
berhenti mengambil data ketika hasil yang ada sudah jelas atau terbukti tidak terpakai.
 Deriving the Main Findings : secara ideal dimulai dengan versi jelas perpotongan
dari data sehingga analisis file konsisten antara satu dan lainnya, serta setiap ketidak
konsistenan mampu dijelaskan. Harus menghasilkan kesimpulan temuan, hubungan,
model, interpretasi dan naratif, serta rekomendasi yang dibutuhkan untuk memulai
pemanfaatan hasil.
 Archiving : penyimpan data menyimpan datanya, mungkin dalam bentuk CD. Yang
harus disimpan adalah :
o Instrumen pengumpulan data
o Data mentah
o Catatan metadata (what, where, when, dan identifier variabel lainnya)
o Nama variabel, interpretasi, dan label yang berhubungan dengan nilai variabel
kategorik
o Program yang digunakan untuk menganalisis file dari database
o File yang telah dianalisis
o Laporan
II. Pelaporan Data

Laporan survei harus terdiri dari :


1. Pernyataan tentang tujuan survei : pernyataan tersebut harus termasuk deskripsi ringkas dan jelas
tentang tujuan survei, hasil yang diharapkan, dan kegunaannya.
2. Material dan Metode
a. Area dan populasi : deskripsi umum tentang geografis area dan sampel yang diuji.
b. Data yang dikumpulkan dan metode yang digunakan : deskripsi dibutuhkan untuk jenis
informasi apa yang dikumpulkan dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan
datanya.
c. Metode sampling : penjelasan tentang metode sampling, ukuran total sampel dan sub-
sampel, hingga sampel mana yang merupakan represenatif populasi target.
d. Personel dan pengaturan fisik : memberikan penjelasan singkat tentang pengaturan fisik
di tempat pemeriksaan, peralatan yang digunakan, organisasi, serta pelatihan dan
pengalaman personel dalam pengumpulan, memprosesm dan menabulasi data. Pengaturan
dibuat untuk standarisasi dan kalibrasi pemeriksa dan pewawancara.
e. Analisis statistical dan prosedur komputasi : metode statistik yang digunakan untuk
kompilasi hasil akhir dari data mentah.
f. Analisis biaya : informasi tentang pengeluaran survey dan waktu yang dihabiskan dalam
pengumpulan data.
g. Reliabilitas dan reproduktifitas hasil : penting untuk memasukan data antar-pemeriksa
dan variasi intra-pemeriksa yang diungkapkan pemeriksaan kalibrasi pre-survei dan
duplikasi yang dilakukan saat survei.
3. Hasil : dapat direpresentasikan dengan beberapa cara. Harus ringkas, teks harus terdiri dari
deskripsi singkat tentang hasil yang lebih penting dan tabel rangkuman. Beberapa diagram,
grafik, histogram, diagram batang atau pie dapat digunakan untuk mengilustrasi poin yang tidak
mudah dijelaskan.
4. Diskusi dan kesimpulan : hasil dari survei harus didiskusikan secara sistematik.
a. Status kesehatan rongga mulut populasi tertentu harus dibandingkan dengan hasil survey
sebelumnya
b. Kekurangan dari survei harus dijelaskan sehingga nantinya bisa menjadi lebih baik
c. Implikasi hasil survey untuk promosi kesehatan rongga mulut dan pencegahan penyakit
yang terintegrasi, dll.
d. Urgensi intervasi dari populasi yang diuji dilaporkan bersama dengan diskusi singkat
tentang berbagai kategori intervensi untuk kelompok yang bersangkutan
5. Abstrak : dibutuhkan abstrak singkat untuk laporan dengan panjang yang sesuai (sekitar 250
kata). Tujuan penelitian dan jumlah individu yang diuji harus tertera, beberapa hasil yang lebih
penting untuk status kesehatan gigi dan mulut dalam dua atau tiga kelompok usia serta
keseluruhan sampel.2

1. Approaches to the Analysis of Survey Data. 2001;(March). Available from:


https://www.ilri.org/biometrics/TrainingResources/Documents/University of Reading/Guides/Guides
on Analysis/ApprochAnalysis.pdf

2. WHO. Oral Health Surveys Basic Methods. 5th ed. World Health Organization; 2013.

UTILISASI PELAYANAN KESEHATAN

 keadaan dimana kebutuhan pasien dapat dipenuhi dengan sistem pelayanan kesehatan yang
professional
 penggunaan pelayanan kesehatan

Model Andersen
 untuk mengidentifikasi kondisi yang dapat memfasilitasi ataupun menghambat utilisasi
 untuk membangun behavioral model yang menciptakan indicator/ukuran dalam penilaian
akses pelayanan kesehatan.

Faktor yang berperan:


 Predisposing Characteristics
Merupakan faktor social dan budaya pada individu yang telah ada sebelum mengalami kesakitan.
- Demografi  usia (pada usia2 tertentu, banyak menggunakan pelayanan kesehatan), jenis kelamin,
status pernikahan
- Struktur social  pendidikan, ras, pekerjaan, etnis, budaya dan agama
- Kepercayaan kesehatan  keyakinan terhadap penyembuhan penyakit, sikap dan kepercayaan
terhadap pelayanan kesehatan, dan masalah kesehatan dan penyakit yang diderita
 Enabling Resources
Keadaan/kondisi yang membuat seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan
terhadap kesehatan. 2 komponen utama:
- Sumber daya keluarga  penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, kemampuan
membeli jasa kesehatan, dan pengetahuan tentang informasi kesehatan
- Sumber daya masyarakat  ketersediaan fasilitas pelayanan, ketersediaan tenaga kesehatan, biaya
yang dibutuhkan, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, dan karakteristik pelayanan
kesehatan di perkotaan dan pedesaan  rasio jumlah pelayanan kesehatan
 Needs Characteristics
Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Merupakan asumsi yang muncul dari kondisi predisposing characteristic dan enabling resources.
Karies  penyakit perilaku
Model Feldstein (1993)
 permintaan (demand) seseorang terhadap pelayanan kesehatan berbeda satu sama lainnya
yang dipengaruhi oleh faktor pasien dan penyedia layanan kesehatan, yaitu:
1. Insiden penyakit
 berhubungan dgn penyakit yang dirasakan dan keinginan untuk melakukan pengobatan
preventif.
2. Karakteristik demografi budaya
 meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan
dan sistem nilai budaya yang terdapat pada keluarga dan masyarakat.
3. Ekonomi
 meliputi pendapatan, biaya pelayanan kesehatan, nilai waktu yang dipergunakan untuk
pengobatan dan asuransi kesehatan.

Illness level digunakan untuk mewakili kebutuhan pelayanan kesehatan. 2 kategori:


- Penilaian individu (perceived need)  penilaian keadaan kesehatan yang paling dirasakan individu,
besarnya ketakutan terhadap penyakit, dan hebatnya rasa sakit yang diderita  dipengaruhi
kebudayaan
- Penilaian klinik (evaluated need)  penilaian beratnya penyakit dari dokter yang merawat, yang
tercermin dari hasil pemeriksaan dan temuan diagnosis penyakit
METODE PENGAMBILAN DATA
1. Survey
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengambil sampel dari suatu populasi dengan
tujuan untuk mendeteksi masalah baru/yang sedang berkembang dan mengendalikannya.
Penduduk yang tercakup hanya sebagian, dengan materi/topik yang dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan. Survey dapat dilakukan kapan saja dan biayanya cenderung murah.  bagian dari
surveillans, untuk mengetahui prevalensi
Surveilans  kegiatan terus menerus berupa pengumpulan data, analisis dan interpretasi data
kesehatan yang digunakan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi aktivitas kesehatan
yang kemudian dilakukan diseminasi atau penyebaran informasi sehingga langkah efektif
pencegahan penyakit dapat dilakukan.  untuk menentukan rencana. Data berkelanjutan,
surveynya diikuti

2. Sensus
Merupakan proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, dan penyagian
data kependudukan meliputi ciri demografi, sosioekonomi dan lingkungan hidup. Sensus
bertujuan untuk mengumpulkan informasi data kependudukan untuk dievaluasi. Mencakup
seluruh penduduk dan dilakukan secara periodic (10 tahun) dengan materi/topik yang sama.
Namun, biaya untuk sensus lebih mahal.

3. Health Assessment
Merupakan identifikasi masalah pada masyarakat dengan metode mencari data untuk
mendapatkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mendeteksi penyakit lebih awal pada orang yang mungkin terlihat/merasa sehat. Cakupannya
adalah individu, kelompok ataupun institusi. Dapat dilaksanakan kapan saja dengan materi yang
dapat berubaha sesuai dengan kebutuhan. Harga cenderung murah.
SURVEY KESEHATAN GIGI DAN MULUT
 survey yang digunakan untuk mengumpulkan informasi status kesehatan gigi dan mulut dan
kebutuhan perawatan dari suatu populasi yang kemudian digunakan untuk memonitor perubahan
tingkat dan pola penyakit.
Tujuan: memperkirakan distribusi dan tingkat keparahan, jenis program kesehatan yang
dibutuhkan dan sifat & urgensi tindakan pencegahan.

Parameter Survey
1. Prevalensi
 Point prevalence: diteliti pada 1 waktu
 Period prevalence: selama periode waktu interval
2. Insidensi
 Kumulatif: awal interval
 Densitas insidensi: selama interval waktu
3. Morbiditas
4. Mortalitas

Karakteristik Penyakit Gigi dan Mulut


2 pertimbangan mengenai 2 penyakit paling umum yang terjadi di rongga mulut  karies dan
penyakit periodontal.  digunakan sebagai standar ukur kesgimul
- Sangat terkait dengan usia
- Terdapat pada seluruh populasi, hanya berbeda prevalensi dan keparahannya
- Karies adalah penyakit irreversible pada tahap kavitasi. Informasi yang didapatkan pada status
menyediakan data jumlah karies beserta riwayat penyakit sebelumnya.
- Terdapat variasi yang sangat besar pada profil penyakit gigi dan mulut antara populasi dengan
perbedaan tingkat sosioekonomi, karakteristik perilaku dan kondisi lingkungan
- Pengukuran standard pada masing-masing subjek butuh beberapa pengamatan  pada karies dan
penyakit periodontal seluruh gigi diukur, kecuali untuk kehilangan perlekatan, hanya pada 6 sektan

Index ages and age groups (WHO):


1. 5 tahun
Seluruh gigi sulung sudah erupsi dan gigi permanen belum muncul. Status karies gigi sulung
dapat diamati.
2. 12 tahun
Kelompok usia anak lulus SD, dapat dijadikan batas akhir kelompok sample yang reliable untuk
pemeriksaan siswa SD. Semua gigi permanen telah erupsi (kecuali M3)
3. 15 tahun
Cocok untuk dilakukan pemeriksaan status karies dan penyakit periodontal pada remaja.
4. 35-44 tahun
Kelompok usia standar untuk surveillance kesgimul dewasa. Data dapat digunakan untuk
mengevaluasi efek dan perkembangan karies, tingkat keparahan penyakit periodontal dan efek
dari perawatan yang telah diberikan.
5. 65-74 tahun
Data dapat digunakan untuk melihat manifestasi penyakit sistemik & gigi dan mulut selama
hidup. Untuk merencakan intervensi/perawatan yang tepat bagi lansia dan menilai efek dari
program kesehatan pada populasi.
SCREENING
ASSESSMENT OF ORAL HEALTH STATUS
Identifikasi dan informasi umum
 tanggal pemeriksaan, nomor identifikasi, pemeriksaan original atau duplikat, pemeriksa,
nama, jenis kelamin, tanggal lahir, usia, etnis, kelompok lain, number of years in school,
pekerjaan, lokasi komunitas-geografis, tipe lokasi, data lain.
Pemeriksaan Klinis
1. Extra oral examination
Pemeriksaan kondisi jaringan pada wajah, hidung, pipi dan dagu
Kondisi Lokasi

0 Normal 1 Wajah

1 Ulserasi, sores 2 Leher

2 Erosi 3 Hidung

3 Fisura 4 Pipi

4 Cancrum oris 5 Dagu

5 Pembesaran nodus 6 Komisura


limfa
6 Abnormalitas lain 7 Vermillion border

9 Not recorded 8 Rahang

2. Status gigi geligi


Pemeriksa harus melakukan pemeriksaan secara sistematis:
 Pemeriksaan dilakukan berurutan dari satu gigi ke gigi lainnya
 Gigi dianggap ada ketika bagian apapun dari gigi tsb dapat terlihat
 Jika gigi permanen dan gigi sulung berada di satu ruang, hanya gigi permanen yang dihitung
Status gigi permanen (mahkota dan akar) ditulis dengan angka, sedangkan status gigi sulung
ditulis dengan huruf. Pada anak-anak, kondisi akar tidak dinilai.

Gigi Gigi Permanen Kondisi


Sulung
Crown Crown Root

A 0 0 Sound
Crown:
 Tidak ada karies
 White/chalky spots tidak terasa lunak ketika disentuh dengan probe
 Pit atau fisura dari enamel stained tidak memiliki kavitas/permukaan
yang lunak ketika disentuh dengan probe
 Area yang gelap, keras dan shiny pada enamel yang menunjukkan
perkembangan enamel fluorosis
 Lesi yang diakibatkan oleh abrasi

Root:
Bagian akar sehat yang telah terekspos dan tidak menunjukkan adanya
karies

B 1 1 Caries
Crown:
 Terdapat lesi pada pit dan fisura
 Permukaan lunak
 Terdapat kavitas
 Gigi dengan tumpatan sementara dan memiliki karies
 Sisa akar akibat perkembangan karies

Root:
 Terdapat lesi yang lunak saat diprobing
 Karies hanya ada di akar tanpa melibatkan mahkota
 Jika terdapat lesi karies pada mahkota dan akar, tentukan lokasi
penyebab. Jika sulit, keduanya dihitung
C 2 2 Filled, with caries
Crown dan Root:

Terdapat satu/lebih restorasi permanen dan satu/lebih daerah yang


mengalami decay
D 3 3 Filled, with no caries
Crown:
 Terdapat satu/lebih restorasi permanen dan tidak terdapat karies
 Gigi dengan mahkota tiruan akibat karies

Root:

Terdapat satu/lebih restorasi permanen dan tidak terdapat karies


E 4 - Missing tooth, due to caries
 Gigi yang diekstrasi akibat karies
 Pada gigi sulung  jika kondisi normal eksfoliasi yang seharusnya
belum terjadi
- 5 - Permanen tooth missing due to any other reason
 Gigi permanen yang hilang secara kongenital
 Ekstraksi karena perawatan orthodonti, penyakit periodontal, dll.
F 6 - Fissure sealant
 Gigi dengan fissure sealant pada permukaan oklusal, pit atau gigi
dengan fisura oklusal yang diperbesar menggunakan round bur dan
terdapat material komposit
 Jika gigi dengan sealant memiliki karies, kode yang digunakan
adalah 1 atau B
G 7 7 Fixed dental prosthesis abutment, special crown or veneer
 Digunakan di bawah status koronal untuk mengindikasikan gigi yang
menjadi bagian dari fixed bridge abutment
 Gigi yang menggunakan mahkota tiruan dan veneer tanpa
disebabkan oleh karies

Implant  indikasi untuk akar dimana implant telah diletakkan sebagai


abutment
- 8 8 Unerupted tooth
 Kondisi ruang gigi dengan gigi permanen yang tidak erupsi, dan
tidak terdapat gigi sulung
 Tidak berhubungan dengan karies gigi
 Tidak mencakup kehilangan secara kongenital, akibat trauma, dll.

Unexposed root  mengindikasikan permukaan akar yang tidak


terexposed sehingga tidak terdapat resesi yang melebih CEJ
- 9 9 Not Recorded
 Pada gigi yang tidak dapat diperiksa akibat alasan tertentu, seperti:
penggunaan orthodontic bands, severe hypoplasia, dll.
Keterkaitan dengan indeks DMFT/dmft dan DMFS/dmfs:
o D  kode 1 atau 2
o M  kode 4 untuk usia <30 tahun, dan 4 atau 5 untuk usia >30 tahun
o F  kode 3
o DMFS/dmfs  dihitung ketika survei dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti program prevensi
penyakit.

3. Kondisi Periodontal
 Indikator: gingival bleeding dan poket periodontal
 Diukur menggunakan WHO CPI Periondontal Probe dengan ujung 0.5mm dan band hitang di
antara 3.5 dan 5.5 mm serta rings pada 8.5 dan 11.5mm dari ujung
 Tekanan tidak boleh >20 gram. Jika pasien merasa sakit, menandakan tekanan yang diberikan
berlebihan
 Pemeriksaan dimulai dari permukaan distobukal M3, parallel mengikuti sumbu gigi menuju
mesial gigi M2

Skor Gingival Bleeding Skor Poket Periodontal

0 Tidak ada 0 Tidak ada


perdarahan poket

1 Ada perdarahan 1 Poket 4-5mm

9 Gigi tidak 2 Poket 6mm


dihitung atau lebih

X Gigi tidak ada X Gigi tidak ada

4. Loss of Attachment
 Pemeriksaan dilakukan setelah pemeriksaan status gingiva dan poket
periodontal
 Tidak dilakukan pada pasien dengan usia <15 tahun
 Perhitungan kehilangan perlekatan dilakukan dengan membagi mulut menjadi
beberapa sektan: 18-14, 13-23, 24-28, 38-34, 33-43 dan 44-48.

 Gigi molar menggambarkan sektan posterior. Jika salah satu hilang, tidak digantikan dengan gigi
yang ada pada sektan tsb
 Jika indeks gigi tidak ada pada sektan untuk dilakukan pemeriksaan, dapat digantikan dengan semua
gigi yang ada pada sektan tsb dan skor tertinggi yang diambil untuk skor sektan tsb.

Kriteria:
0 0-3mm 4 12mm atau
lebih

1 4-5mm X Sektan tidak


termasuk

2 6-8 9 Tidak terdata

3 9-11mm

5. Fluorosis Enamel
 Lesi fluorosis gigi umumnya simetris, bilateral dan menunjukkan pola horizontal menyebar yang
melewati gigi
 Gigi yang sering terkena ada P, M2 dan I. Gigi yang paling jarang terkena adalah I RB.
 Penilaian tingkat fluorosis menggunakan indeks Dean.
 Pencatatan dibuat berdasarkan 2 gigi yang sangat menunjukkan tampilan fluorosis. Jika antara 2 gigi
tampilannya tidak sama, yang dicatat adalah yang lebih sedikit.
 Kriteria penilaian:
0 Normal Permukaan email halus, licin, biasanya berwarna
krem putih pucat dan tetap seperti itu ketika gigi
dikeringkan

1 Questionable Email menunjukkan sedikit penyimpangan dari


translusensi email yang normal, berkisar antara
bintik-bintik putih hingga bercak putih yang jelas

2 Very mild Area putih seperti kertas, kecil, opak yang


menyebar secara tidak teratur pada gigi, melibatkan
paling sedikit 25% permukaan labial
3 Mild Email tampak putih buram dengan daerah lebih
luas dari kode 2, menutupi >25% namun <50%
permukaan gigi

4 Moderate Permukaan email menunjukkan marked wear, stain


coklat yang lebih sering memperburuk tampilan

5 Severe Permukaan email terkena parah dan menunjukkan


hypoplasia yang jelas

8 Excluded Contoh: gigi yang dipasang crown

9 Not recorded

6. Erosi Gigi
Terjadi akibat kehilangan jaringan gigi yang terkalsifikasi karena proses kimia yang tidak
berkaitan dengan bakteri. Kriteria:
0 Tidak ada 2 Lesi pada dentin
tanda erosi
1 Lesi pada 3 Keterlibatan
email pulpa

7. Trauma pada Gigi


Kriteria:
0 Tidak ada 4 Keterlibatan
tanda injury pulpa

1 Injury yang 5 Kehilangan gigi


telah dirawat karena trauma

2 Hanya fraktur 6 Kerusakan lain


email
3 Fraktur email 9 Gigi yang tidak
dan dentin termasuk

8. Lesi pada Mukosa Oral


Pemeriksaan lesi pada mukosa oral yang dilakukan secara menyeluruh dan sistematik pada
bagian-bagian:
 Mukosa labial dan sulkus labial (atas dan bawah)
 Bagian labial pada komisura dan mukosa bukal (kanan dan kiri)
 Lidah (dorsal, ventral, margin)
 Dasar mulut
 Palatum keras dan lunak
 Alveolar ridge/gingiva (atas dan bawah)
Kriteria:
0 Tidak ada kondisi 5 Acute necrotizing
abnormal ulcerative gingivitis
(ANUG)

1 Tumor ganas (kanker 6 Kandidiasis


mulut)
2 Leukoplakia 7 Abses

3 Lichen planus 8 Kondisi lain

4 Ulserasi (apthous, 9 Tidak terdata


herpetic, traumatic)

Lokasi:
0 Vermillion border 5 Dasar mulut

1 Komisura 6 Lidah

2 Bibir 7 Palatum keras dan lunak

3 Sulkus 8 Alveolar ridge gingiva

4 Mukos bukal 9 Tidak terdata

9. Ada atau tidaknya Gigi Tiruan


Penilaian dilihat pada setiap rahang.
Kriteria:
0 Tidak ada gigi 2 Gigi tiruan
tiruan penuh

1 Gigi tiruan 3 Tidak terdata


sebagian

10. Intervention Urgency


Kebutuhan akan perawatan segera diperlukan jika pasien berada pada kondisi sakit, infeksi atau
penyakit yang cukup serius. Contohnya adalah abses periapical dan ANUG. Kriteria:
0 Tidak 3 Membutuhkan
membutuhkan perawatan
perawatan segera karena
sakit/infeksi
pada gigi atau
mulut

1 Membutuhkan 4 Dirujuk untuk


perawatan evaluasi
pencegahan/rutin menyeluruh
(kondisi
sistemik)

2 Membutuhkan
perawatan segera
termasuk
scalling
PENENTUAN SAMPEL
Alur: populasi total  populasi target  sampel
Sampel  sebagian populasi yang merepresentasikan populasi tsb
 probability & non probability  berdasarkan peluang untuk menjadi sample

A. Probability sampling
 Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sample (non zero chance)
 Harus ada sampling frame (list seluruh individu dalam populasi yang terlibat)
1. Random simple sampling
Butuh penomoran pada setiap individu, diacak dan dipilih nomornya.
2. Systematic sampling
Pemilihan secara random pada orang pertama dalam suatu daftar, lalu memilih orang selanjutnya
berdasarkan angka kelipatan hingga mencapai jumlah total individu yang diinginkan.
3. Stratified sampling  paling sering
Informasi digunakan untuk mengklasifikasi populasi ke dalam kelompok dan subkelompok/strata
kemudian sampel dipilih dari tiap strata.
4. Multistage cluster sampling
Cluster sampling  semua orang di cluster yang dipilih dimasukkan menjadi sampel
Multistage cluster sampling  bila hanya beberapa sampel yang diambil dari masing-masing
cluster yang dipilih
5. Probability proportional to size sampling
Probabilitas individu untuk menjadi sampel proposional/sebanding dengan jumlah total individu
pada masing-masing subkelompok. Subkelompok dengan anggota yang besar memiliki
probabilitas lebih besar untuk terpilih menjadi sampel dibanding yang lebih kecil.
B. Non probability
 Pengambilan sampel tergantung pada kebijakan dan pengalaman tanpa memperhatikan kaidah
probabilitas, hanya berdasarkan segi kepraktisan
1. Purposive sampling
Pengambilan sampel menurut pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri, berdasarkan
ciri/sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Identifikasi karakteristik  menetapkan berdasarkan pertimbangan
2. Quota sampling
Menetapkan sejumlah anggota sampel secara quorum/jatah
3. Accidental sampling
Mengambil kasus/responden yang kebetulan ada atau tersedia di tempat
4. Expert sampling
Dilakukan oleh sejumlah pakar karena kepakaran mereka dianggap dapat memilihkan sampel
5. Judgement sampling
Sampel ditentukan oleh petugas pengumpul data saat pengumpulan data di lapangan
PATHFINDER SURVEY
 Menggunakan teknik pengambilan stratified cluster sampling  merepresentasikan kelompok umur
 Memperkirakan jumlah subjek untuk setiap kelompok usia di suatu lokasi sehingga diperoleh informasi
yang reliable dan relevan dengan biaya minimum.
 Untuk memperoleh informasi:
o Prevalensi penyakit gigi dan mulut, dan kondisi yang mempengaruhi populasi secara keseluruhan
o Variasi tingkat penyakit, keparahan dan kebutuhan pelayanan kelompok populasi
o Profil usia penyakit gigi dan mulut dalam populasi untuk menentukan jenis pelayanan yang
dibutuhkan tiap kelompok usia
 Dapat bersifat pilot atau nasional, tergantung dari jumlah dan jenis tempat pengambilan sampel dan
kelompok umur yang terlibat
o Pilot Survey

Kelompok populasi yang paling penting, hanya satu/dua indeks usia. Menghasilkan data yang
minimum untuk perencanaan program.
o National Survey
Menggabungkan pengamatan dalam skala besar untuk mencakup seluruh kelompok penting dalam
populasi yang mungkin memiliki tingkat penyakit dan kebutuhan pelayanan yang berbeda. Setidaknya
ada 3 kelompok usia.
Metode lain (WHO)
1. Subkelompok  sampel tergantung tujuan spesifik
2. Jumlah subjek  tergantung teknik yang digunakan untuk melakukan estimasi sample
REALIBILITAS DAN VALIDITAS
1. Pelatihan dan kalibrasi untuk pemeriksa
Pemeriksa harus dilatih untuk membuat penilaian yang konsisten. 2 alasan utama tes variabilitas:
 Tidak konsistennya dalam penilaian tingkatan penyakit mulut yang berbeda
 Faktor fisik dan psikologis yang berhubungan dengan pemeriksa, seperti kelelahan, fluktuasi
ketertarikan dengan studinya, perbedaan ketajaman visual dan perabaan

Tujuan: memastikan interpretasi, pemahaman dan penerapan oleh seluruh pemeriksa dengan kriteria
dank ode dari berbagai penyakit dan kondisi yang akan diamati dan dicatat, dan setiap pemeriksa dapat
memeriksa secara konsisten.
2. Pemeriksaan duplikasi (duplicate examination)
 Pemeriksa mungkin mengubah cara mereka menerapkan kriteria diagnostic selama penilaian (course
of a series of assessments). Untuk mendeteksi dan koreksi dari kecenderungan ini, disarangkan
untuk tiap pemeriksa melakukan dplikasi pemeriksaan pada 5%-10% dari sampel (tidak kurang dari
25 subjek) dalam survey yang sebenarnya.
 Pemeriksa tidak harus mengidentifikasi subjek yang diperiksa ulang, karena dapat mempengaruhi
ketelitian atau kualitas dari pemeriksaan duplikat.
 Sebaiknya dilakukan di awal survey, atau setengah perjalanan, dan di akhir survey.

3. Perkiraan reproduksibilitas pencatatan (estimating reproducibility of recording)


 Konsistensi inter dan intra-examiner dapat dinilai dengan beberapa cara, cara yang paling sederhana
adalah menjadikan persentase dari kesepakatan antara skor.
 Cara yang lebih reliable adalah menilai keseluruhan kesepakatan antara pemeriksa dengan kappa
statistic. Skor kappa dapat dihitung menggunakan tabel 2 x 2.
a= proporsi gigi kedua pemeriksa menganggap sehat
b= proporsi gigi pemeriksa 1 menganggap sehat dan pemeriksa 2 menganggap sebagai karies
c= proporsi gigi pemeriksa 1 menganggap sebagai karies dan pemeriksa kedua menganggap sehat
d= proporsi gigi kedua pemeriksa menganggap karies

Rumus dari Kappa Statistic:


P0= (a+d)
Pe= (a+c) x (a+b) untuk gigi sehat, (b+d) x (c+d) untuk gigi karies

Interpretasi dari Kappa:


<20 poor agreement
0.21-0.40 fair agreement
0.41-0.60 moderate agreement
0.61-0.80 substantial agreement
0.81-1.00 almost perfect agreement
PERENCANAAN SURVEY
1. Protocol survey tertulis
2. Mendapat perizinan dari pihak yang berwenang
3. Pembiayaan  berkaitan dengan waktu (semakin cepat, semakin mahal)
4. Penyusunan jadwal  tergantung dari pengalaman sebelumnya: waktu, instrument, teknis, dll
5. Penanggulangan kegawatdaruratan dan rujukan
6. Pembuatan laporan
PELAKSANAAN SURVEY
1. Persiapan umum
- Menghubungi pihak yang berwenang
- Membuat logbook  jumlah orang yang diperiksa serta informasi mengenai lokasi survey
- Preliminary exercise  memeriksa 2 kelas dari usia 12 tahun di sekolah local, untuk identifikasi dan
mendiskusikan setiap masalah organisasional/teknis yang dapat muncul
- Pilot study  mengidentifikasi potensi kesulitan dan modifikasi cepat yang mungkin diperlukan
sebelum survey sesungguhnya dimulai
- Sumber fluoride  air, garam, susu dan pasta gigi serta tingkat penggunaan fluoride topical. Penting
untuk mengetahui populasi telah/sedang terpapar.
2. Personil dan organisasi
- Juru pencatat
- Mengatur pencatat
- Review harian form penilaian
3. Instrument dan suplai  Instrument untuk pemeriksaan mulut (kaca mulut datar, CPI Probe WHO),
container, rubber gloves, wash basin, handuk/paper hand towels, gauze.
4. Control infeksi
- Rekomendasi dan standard nasional terbaru harus diikuti dengan baik
- Menggunakan masker disposable dan gloves serta kaca mata pelindung
- Memiliki cairan disinfeksi dalam kuantitas yang mencukupi
- Domestic pressure cooker/pots untuk sterilisasi instrument apabila tidak ada autoklaf
5. Area pemeriksaan: Harus direncanakan dan disusun agar pelaksanaannya efisien dan mudah
6. Posisi pemeriksaan : Tergantung pada furniture yang tersedia.
7. Pencahayaan : Pencahayaan harus sekonsisten mungkin.
8. Meja atau platform : Harus mudah dijangkau oleh pemeriksa
9. Tempat duduk pencatat : Cukup dekat dengan pemeriksa sehingga instruksi dank ode yang diberikan
dapat terdengar dengan mudah
10. Suplai form survey ; Suplai form penilaian yang adekuat, hardboard base dan clip, serutan pensil,
penghapus dan salinan instruksi pencatatan, daftar coding dan kriteria pengukuran harus tersedia.
11. Menghindari keramaian : Area harus dibatasi
12. Menghindari keributan : Keributan dapat mempersulit pencatat
Diskusi Kelompok II Skenario

Nama Mahasiswa : Widi Marsha Fadila


Nama Fasilitator : Dr. drg. Febriana Setiawati M.Kes.
Tanggal / Jam Diskusi :

Informasi tambahan dari diskusi kelompok/Sharing :


Identifikasi sasaran belajar (hal-hal yang belum tercapai berdasarkan sasaran belajar yang ada) :

CATATAN DARI DOSEN FASILITATOR :

..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
.................................

NAMA:

TANDA TANGAN:

You might also like