Professional Documents
Culture Documents
Universitas Indonesia
Student Log Book
Rasio
Numerik
Interval
Data
Ordinal
Kategorik
Nominal /
Polinominal
Numerik (kuantitatif) hasil penghitungan (deskrit) dan pengukuran (kontinyu)
o Rasio : Ada tingkatan, diketahui besar beda antar tingkatan, ada kelipatan dan
nol mutlak. BB, TB, ranking
o Interval : Ada tingkatan, diketahui besar beda antar tingkatan, bukan kelipatan
dan tidak ada nol mutlak. Suhu
Kategorik (kualitatif) hasil pengklasifikasian/penggolongan
o Ordinal : Ada tingkatan, tidak diketahui besar beda antar tingkatan. Stadium
penyakit, pangkat
o Nominal/Polinominal : Tidak ada peningkatan. Jenis kelamin, golongan darah.
b. Struktur Data
Simple Survey Data Structure
o Data dari survei single-round dianalisis dengan referensi terbatas pada
informasi lain , sering dianggap file persegi panjang “datar” berisi angka,
jumlah atau pengukuran, kode, atau campurannya. Survei terstruktur yang
berisi sejumlah pertanyaan, file “datar” memiliki kolom untuk tiap pertanyaan,
baris untuk tiap respon. Jika data membentuk persegi panjang sempurna
dengan setiap angka pada setiap cell, analisis akan relative mudah, tetapi
banyak alasan kenapa bentuknya menjadi tidak komplit atau iregular :
Survei terkadang melibatkan pertanyaan “skip” karena tidak relevan.
Misal, adanya “contingent question” yang tidak semua orang
berkualifikasi untuk menjawab menghasilkan hasil yang tidak
konsisten. Jika ukuran sampel secara keseluruhan adekuat, maka
individu yang berkualifikasi menjawab pertanyaan contigent akan
terlalu kecil untuk dianalisis.
Jika responden tidak mengisi beberapa pertanyaan (item non-
response), akan ada lubang di persegi panjangnya. Jika jumlahnya
sedikit maka bisa diabaikan. Namun jika banyak, harus ada informasi
lebih lanjut kenapa adanya item non-response.
Hierarchical Data Structure
o Jenis yang biasa terlihat dalam bentuk hirarki dimana beberapa pertanyaan
ditanyakan pada beberapa anak di rumah tangga, dikombinasikan dengan
kuisoner rumah tangga, dan mungkin data dikumpulkan pada tingkat
komunitas.
Langkah Analisis
Exploratory Data Analysis (EDA) : melihat file berisi data sebelum semua data
terkumpul atau masuk, untuk mendapatkan gambaran apa yang terdapat di sana.
Dapat menuntun dalam pengambilan data yang lebih banyak jika dibutuhkan, atau
berhenti mengambil data ketika hasil yang ada sudah jelas atau terbukti tidak terpakai.
Deriving the Main Findings : secara ideal dimulai dengan versi jelas perpotongan
dari data sehingga analisis file konsisten antara satu dan lainnya, serta setiap ketidak
konsistenan mampu dijelaskan. Harus menghasilkan kesimpulan temuan, hubungan,
model, interpretasi dan naratif, serta rekomendasi yang dibutuhkan untuk memulai
pemanfaatan hasil.
Archiving : penyimpan data menyimpan datanya, mungkin dalam bentuk CD. Yang
harus disimpan adalah :
o Instrumen pengumpulan data
o Data mentah
o Catatan metadata (what, where, when, dan identifier variabel lainnya)
o Nama variabel, interpretasi, dan label yang berhubungan dengan nilai variabel
kategorik
o Program yang digunakan untuk menganalisis file dari database
o File yang telah dianalisis
o Laporan
II. Pelaporan Data
2. WHO. Oral Health Surveys Basic Methods. 5th ed. World Health Organization; 2013.
keadaan dimana kebutuhan pasien dapat dipenuhi dengan sistem pelayanan kesehatan yang
professional
penggunaan pelayanan kesehatan
Model Andersen
untuk mengidentifikasi kondisi yang dapat memfasilitasi ataupun menghambat utilisasi
untuk membangun behavioral model yang menciptakan indicator/ukuran dalam penilaian
akses pelayanan kesehatan.
2. Sensus
Merupakan proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, dan penyagian
data kependudukan meliputi ciri demografi, sosioekonomi dan lingkungan hidup. Sensus
bertujuan untuk mengumpulkan informasi data kependudukan untuk dievaluasi. Mencakup
seluruh penduduk dan dilakukan secara periodic (10 tahun) dengan materi/topik yang sama.
Namun, biaya untuk sensus lebih mahal.
3. Health Assessment
Merupakan identifikasi masalah pada masyarakat dengan metode mencari data untuk
mendapatkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mendeteksi penyakit lebih awal pada orang yang mungkin terlihat/merasa sehat. Cakupannya
adalah individu, kelompok ataupun institusi. Dapat dilaksanakan kapan saja dengan materi yang
dapat berubaha sesuai dengan kebutuhan. Harga cenderung murah.
SURVEY KESEHATAN GIGI DAN MULUT
survey yang digunakan untuk mengumpulkan informasi status kesehatan gigi dan mulut dan
kebutuhan perawatan dari suatu populasi yang kemudian digunakan untuk memonitor perubahan
tingkat dan pola penyakit.
Tujuan: memperkirakan distribusi dan tingkat keparahan, jenis program kesehatan yang
dibutuhkan dan sifat & urgensi tindakan pencegahan.
Parameter Survey
1. Prevalensi
Point prevalence: diteliti pada 1 waktu
Period prevalence: selama periode waktu interval
2. Insidensi
Kumulatif: awal interval
Densitas insidensi: selama interval waktu
3. Morbiditas
4. Mortalitas
0 Normal 1 Wajah
2 Erosi 3 Hidung
3 Fisura 4 Pipi
A 0 0 Sound
Crown:
Tidak ada karies
White/chalky spots tidak terasa lunak ketika disentuh dengan probe
Pit atau fisura dari enamel stained tidak memiliki kavitas/permukaan
yang lunak ketika disentuh dengan probe
Area yang gelap, keras dan shiny pada enamel yang menunjukkan
perkembangan enamel fluorosis
Lesi yang diakibatkan oleh abrasi
Root:
Bagian akar sehat yang telah terekspos dan tidak menunjukkan adanya
karies
B 1 1 Caries
Crown:
Terdapat lesi pada pit dan fisura
Permukaan lunak
Terdapat kavitas
Gigi dengan tumpatan sementara dan memiliki karies
Sisa akar akibat perkembangan karies
Root:
Terdapat lesi yang lunak saat diprobing
Karies hanya ada di akar tanpa melibatkan mahkota
Jika terdapat lesi karies pada mahkota dan akar, tentukan lokasi
penyebab. Jika sulit, keduanya dihitung
C 2 2 Filled, with caries
Crown dan Root:
Root:
3. Kondisi Periodontal
Indikator: gingival bleeding dan poket periodontal
Diukur menggunakan WHO CPI Periondontal Probe dengan ujung 0.5mm dan band hitang di
antara 3.5 dan 5.5 mm serta rings pada 8.5 dan 11.5mm dari ujung
Tekanan tidak boleh >20 gram. Jika pasien merasa sakit, menandakan tekanan yang diberikan
berlebihan
Pemeriksaan dimulai dari permukaan distobukal M3, parallel mengikuti sumbu gigi menuju
mesial gigi M2
4. Loss of Attachment
Pemeriksaan dilakukan setelah pemeriksaan status gingiva dan poket
periodontal
Tidak dilakukan pada pasien dengan usia <15 tahun
Perhitungan kehilangan perlekatan dilakukan dengan membagi mulut menjadi
beberapa sektan: 18-14, 13-23, 24-28, 38-34, 33-43 dan 44-48.
Gigi molar menggambarkan sektan posterior. Jika salah satu hilang, tidak digantikan dengan gigi
yang ada pada sektan tsb
Jika indeks gigi tidak ada pada sektan untuk dilakukan pemeriksaan, dapat digantikan dengan semua
gigi yang ada pada sektan tsb dan skor tertinggi yang diambil untuk skor sektan tsb.
Kriteria:
0 0-3mm 4 12mm atau
lebih
3 9-11mm
5. Fluorosis Enamel
Lesi fluorosis gigi umumnya simetris, bilateral dan menunjukkan pola horizontal menyebar yang
melewati gigi
Gigi yang sering terkena ada P, M2 dan I. Gigi yang paling jarang terkena adalah I RB.
Penilaian tingkat fluorosis menggunakan indeks Dean.
Pencatatan dibuat berdasarkan 2 gigi yang sangat menunjukkan tampilan fluorosis. Jika antara 2 gigi
tampilannya tidak sama, yang dicatat adalah yang lebih sedikit.
Kriteria penilaian:
0 Normal Permukaan email halus, licin, biasanya berwarna
krem putih pucat dan tetap seperti itu ketika gigi
dikeringkan
9 Not recorded
6. Erosi Gigi
Terjadi akibat kehilangan jaringan gigi yang terkalsifikasi karena proses kimia yang tidak
berkaitan dengan bakteri. Kriteria:
0 Tidak ada 2 Lesi pada dentin
tanda erosi
1 Lesi pada 3 Keterlibatan
email pulpa
Lokasi:
0 Vermillion border 5 Dasar mulut
1 Komisura 6 Lidah
2 Membutuhkan
perawatan segera
termasuk
scalling
PENENTUAN SAMPEL
Alur: populasi total populasi target sampel
Sampel sebagian populasi yang merepresentasikan populasi tsb
probability & non probability berdasarkan peluang untuk menjadi sample
A. Probability sampling
Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sample (non zero chance)
Harus ada sampling frame (list seluruh individu dalam populasi yang terlibat)
1. Random simple sampling
Butuh penomoran pada setiap individu, diacak dan dipilih nomornya.
2. Systematic sampling
Pemilihan secara random pada orang pertama dalam suatu daftar, lalu memilih orang selanjutnya
berdasarkan angka kelipatan hingga mencapai jumlah total individu yang diinginkan.
3. Stratified sampling paling sering
Informasi digunakan untuk mengklasifikasi populasi ke dalam kelompok dan subkelompok/strata
kemudian sampel dipilih dari tiap strata.
4. Multistage cluster sampling
Cluster sampling semua orang di cluster yang dipilih dimasukkan menjadi sampel
Multistage cluster sampling bila hanya beberapa sampel yang diambil dari masing-masing
cluster yang dipilih
5. Probability proportional to size sampling
Probabilitas individu untuk menjadi sampel proposional/sebanding dengan jumlah total individu
pada masing-masing subkelompok. Subkelompok dengan anggota yang besar memiliki
probabilitas lebih besar untuk terpilih menjadi sampel dibanding yang lebih kecil.
B. Non probability
Pengambilan sampel tergantung pada kebijakan dan pengalaman tanpa memperhatikan kaidah
probabilitas, hanya berdasarkan segi kepraktisan
1. Purposive sampling
Pengambilan sampel menurut pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri, berdasarkan
ciri/sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Identifikasi karakteristik menetapkan berdasarkan pertimbangan
2. Quota sampling
Menetapkan sejumlah anggota sampel secara quorum/jatah
3. Accidental sampling
Mengambil kasus/responden yang kebetulan ada atau tersedia di tempat
4. Expert sampling
Dilakukan oleh sejumlah pakar karena kepakaran mereka dianggap dapat memilihkan sampel
5. Judgement sampling
Sampel ditentukan oleh petugas pengumpul data saat pengumpulan data di lapangan
PATHFINDER SURVEY
Menggunakan teknik pengambilan stratified cluster sampling merepresentasikan kelompok umur
Memperkirakan jumlah subjek untuk setiap kelompok usia di suatu lokasi sehingga diperoleh informasi
yang reliable dan relevan dengan biaya minimum.
Untuk memperoleh informasi:
o Prevalensi penyakit gigi dan mulut, dan kondisi yang mempengaruhi populasi secara keseluruhan
o Variasi tingkat penyakit, keparahan dan kebutuhan pelayanan kelompok populasi
o Profil usia penyakit gigi dan mulut dalam populasi untuk menentukan jenis pelayanan yang
dibutuhkan tiap kelompok usia
Dapat bersifat pilot atau nasional, tergantung dari jumlah dan jenis tempat pengambilan sampel dan
kelompok umur yang terlibat
o Pilot Survey
Kelompok populasi yang paling penting, hanya satu/dua indeks usia. Menghasilkan data yang
minimum untuk perencanaan program.
o National Survey
Menggabungkan pengamatan dalam skala besar untuk mencakup seluruh kelompok penting dalam
populasi yang mungkin memiliki tingkat penyakit dan kebutuhan pelayanan yang berbeda. Setidaknya
ada 3 kelompok usia.
Metode lain (WHO)
1. Subkelompok sampel tergantung tujuan spesifik
2. Jumlah subjek tergantung teknik yang digunakan untuk melakukan estimasi sample
REALIBILITAS DAN VALIDITAS
1. Pelatihan dan kalibrasi untuk pemeriksa
Pemeriksa harus dilatih untuk membuat penilaian yang konsisten. 2 alasan utama tes variabilitas:
Tidak konsistennya dalam penilaian tingkatan penyakit mulut yang berbeda
Faktor fisik dan psikologis yang berhubungan dengan pemeriksa, seperti kelelahan, fluktuasi
ketertarikan dengan studinya, perbedaan ketajaman visual dan perabaan
Tujuan: memastikan interpretasi, pemahaman dan penerapan oleh seluruh pemeriksa dengan kriteria
dank ode dari berbagai penyakit dan kondisi yang akan diamati dan dicatat, dan setiap pemeriksa dapat
memeriksa secara konsisten.
2. Pemeriksaan duplikasi (duplicate examination)
Pemeriksa mungkin mengubah cara mereka menerapkan kriteria diagnostic selama penilaian (course
of a series of assessments). Untuk mendeteksi dan koreksi dari kecenderungan ini, disarangkan
untuk tiap pemeriksa melakukan dplikasi pemeriksaan pada 5%-10% dari sampel (tidak kurang dari
25 subjek) dalam survey yang sebenarnya.
Pemeriksa tidak harus mengidentifikasi subjek yang diperiksa ulang, karena dapat mempengaruhi
ketelitian atau kualitas dari pemeriksaan duplikat.
Sebaiknya dilakukan di awal survey, atau setengah perjalanan, dan di akhir survey.
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
.................................
NAMA:
TANDA TANGAN: