Professional Documents
Culture Documents
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai salah satu syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Blora
Oleh :
SRI UNTARI
NIM. P1337420414025
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai salah satu syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Blora
Oleh :
SRI UNTARI
NIM. P1337420414025
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
PRAKATA
Proses penyelesaian laporan kasus ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum ..................................................................... 4
2. Tujuan khusus .................................................................... 4
A. Konsep Gastritis
1. Pengkajian ........................................................................ 19
2. Diagnosa Keperawatan .................................................... 23
3. Perencanaan keperawatan ................................................. 24
4. Tindakan keperawatan ...................................................... 25
5. Evaluasi............................................................................. 26
BAB III METODA
A. Hasil
1. Pengkajian .......................................................................... 29
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan ......................... 33
3. Intervensi ......................................................................... 34
4. Implementasi .................................................................... 35
5. Catatan Perkembangan ................................................... 36
6. Evaluasi ............................................................................ 37
B. Pembahasan
1. Pengkajian .......................................................................... 38
2. Analisa dan Diagnosa Keperawatan ................................. 39
3. Rencana Keperawatan ...................................................... 40
4. Tindakan Keperawatan ..................................................... 42
5. Evaluasi ............................................................................ 45
BAB V SIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 46
B. Saran ....................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
I. Laporan Kasus
II. Laporan Pendelegasian
III. SOP Distraksi
IV. SOP Kompres Hangat
V. SAP Nutrisi Gastritis
VI. Glosarium
VII. Lembar Bimbingan
VIII. Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
Rasa nyeri akan disertai respon stres yang antara lain berupa
meningkatnya rasa cemas, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas.
Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stres
yang berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan
menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme,
pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk
kualitas kesehatan. Nyeri bisa ditangani dengan teknik Non Farmakologis,
apabila dengan Non Farmakologis tidak bisa ditangani maka perawat harus
berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian teknik Farmakologis (Price
Sylvia A. & Wilson Lorraine M., 2006).
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gastritis
1. Definisi Gastritis
2. Klasifikasi Gastritis
3. Etiologi Gastritis
d. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit
menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
Pola gejala yang khas hanya terlihat pada sekitar 50% pasien.
Gejala – gejala Gastritis umumnya tergantung pada lokasi tukak dan usia
pasien. Banyak penderita (terutama lansia) tidak mengalami gejala (atau
hanya sedikit gejala). Nyeri adalah gejala yang paling lazim dan biasanya
terlokalisir pada Epigastrium atau Gastrium tengah. Nyeri ini
digambarkan sebagai rasa panas yang menggangu dan konstan, dan
kadang-kadang disertai rasa lapar. Sifatnya cenderung kronik dan
berulang. Nyeri yang timbul dapat dikurangi dengan makan atau antasida.
Meskipun kadang tidak terlihat, Gastritis kemungkinan ditandai oleh
regurgitasi asam atau muntah. Meskipun jarang terjadi, muntah darah
dapat terjadi dan dikenal sebagai Gastritis hemoragik (Syamsudin, 2016,
p. 36).
5. Patofisiologi Gastritis
Menurunnya
kemampuan protektif
terhadap asam
Inflamasi
Nyeri epigastrium
Nyeri akut
e. Test Antibody serum. Bertujuan untuk megetahui adanya anti body sel
parietal dan faktor intrinsik lambung terhadap Helicobakter Pylori.
8. Penatalaksananan Gastritis
a. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah
hematemesis atau melena.
b. Gastritis Kronis
Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan
anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa).
1. Definisi Nyeri
2. Fisiologi Nyeri
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
6) Perubahan pada tonus otot (dapat berkisar dari malas sampai kaku)
1) Nyeri Perifer
3) Nyeri Psikogenik
b. Bentuk nyeri
1) Nyeri Akut
2) Nyeri Kronis
b. Tahap perkembangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan
aktivitas yang biasa dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
Selain ke dua sekala di atas, ada pula skala wajah, yakni Wong-
Baker Faces Rating Scale yang ditunjukkan untuk klien yang tidak mampu
menyatakan intensitas nyerinya melalui skala angka. Ini termasuk anak-
anak yang tidak mampu berkomunikasi secara verbal dan lansia yang
mengalami gangguan kognisi dan komunikasi.
a. Teknik Distraksi
b. Teknik relaksasi
c. Hipnoterapi (hipnosis)
2. Tindakan Farmakologik
1. Pengkajian
b. Q (quality) kualitas dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat
Fokus pengkajian:
1) Identitas
5) Riwayat keluarga
a) Aktivitas / Istirahat
(1) Gejala : kelemahan, kelelahan
(2) Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap
aktivitas)
b) Sirkulasi
(1) Gejala : hipotensi (termasuk postural)
(2) Tanda :
(a) takikardia, disritmia (hipoksemia)
(b) kelemahan / nadi perifer lemah
(c) pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)
(d) warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah
kehilangan darah)
(e) kelemahan kulit dan membrane mukosa : berkeringat
(menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)
c) Integritas ego
d) Eliminasi
e) Makanan / Cairan
f) Neurosensi
(1) Gejala : rasa berdenyut, pusing atau sakit kepala karena sinar,
kelemahan.
(2) Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari
agak cenderung tidur, bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi dan oksigenasi).
(1) Gejala :
(a) nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa
ketidak nyamanan samar-samar setelah makan banyak dan
hilang dengan makan (Gastritis Akut).
(b) Nyeri epigastrum kiri sampai tengah atau menyebar ke
punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan
antasida (Ulkus Gaster).
(c) Nyeri epigastrum kiri sampai atau menyebar ke punggung
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung
kosong dan hilang dengan makanan (ulkus duodenal).
(d) Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan
obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik,
ibuprofen).
(2) Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit,
pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
h) Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
b) Batasan Karakteristik
3. Perencanaan Keperawatan
Rencana Intervensi
4. Tindakan Keperawatan
5. Evaluasi
METODE PENULISAN
A. Metoda Penulisan
B. Sampel
C. Lokasi
E. Analisa Data
A. Hasil
1. Pengkajian
a) Identitas
b) Riwayat Penyakit
d) Pemeriksaan Fisik
Keluhan yang durasakan saat ini adalah nyeri pada ulu hati. P
(provoking atau pemicu) infeksi dan peningkatan asam lambung, Q
(quality) nyeri seperti teriris, R (region) perut bagian kiri atas
(abdimen kuadran 2), S (severity) skala nyeri 5, dan T (time) terus
menerus.
e) Therapy
f) Pemeriksaan Penunjang
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi
5. Catatan Perkembangan
6. Evaluasi
B. Pembahasan
1. Pengkajian
3. Rencana Keperawatan
Rencana tindak lanjut untuk psien yang akan pulang juga penting.
Seperti penkes pada pasien dan keluarga tentang nutrisi Gastritis (maag).
Sehingga pasien dan keluarga dapat mengerti makanan apa yang boleh
dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi bagi pasien Gastritis yang dapat
menimbulkan terjadinya kembali nyeri pada Gastritis, serta pemberian
obat olal (mulut) sukralfat 10cc/8jam.
Dalam intervensi hasil, penulis tidak melakukan kompres hangat.
Seharusnya hal ini dilakuakan agar mendapatkan hasil yang baik dalam
Asuhan Keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pemberian obat, harus ditulis dengan jelas dengan menggunakan prinsip
5T + 1W yang meliputi tepat waktu, tepat pasien, tepat obat, tepat cara
pemberian, tepat dosis dan waspada. Penulisan intervensi yang benar
adalah kolaborasi pemberian injeksi Ranitidin 50mg/8jam, injeksi
Dexketoprofen 50mg/8jam, oral Sukralfat 10cc/8jam.
4. Tindakan Keperawatan
A. Kesimpulan
Amin & Hardhi (2013). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC Jilid 1 dan 2. Yogyakata : Mediaction Publishing.
Carpenito, L. J., & Moyet. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.
Jakarta : EGC.
Harison, (2000), dalam, Hastuti:2007. Poltekkes 2010. KTI Tentang Gastritis Bab
I Pendahuluan (online), (http://perawat-2010.blogspot.co.id/, diakses
Rabu, 10 April 2013
http://pionas.pom.go.id/monografi/deksketoprofen-trometamol
Http://pionas.pom.go.id/monografi/sukralfat
http://puputpadyb.blogspot.co.id/2015/06/standar-opersional-prosedur-sop-
kompres.html
http://www.alodokter.com/dexketoprofen
Http://www.alodokter.com/sukralfat
http://www.farmasiana.com/sucralfate/sukralfat/
Judha, M., Sudarti., & Fauziah, A., ( 2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri
Persalinan. Nuha Medika : Yogyakarta (online) (01-gdl-novitawidy-296-
1-ktinovi-i.pdf, diakses 24 / 9 / 2013)
Price Sylvia A. & Wilson Lorraine M., (2006). Patofisiologi : konsep klinis proses
- proses penyakit. Edisi 6 Vol 2. Jakarta : EGC.
Smeltzer S. C., & Bare B. G., (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal - Bedah
Brunner & Suddarth. 8th Ed. Jakarta : EGC.
Sudoyo A. W. & Setyohadi B. (Eds). (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : EGC
Wahit & Nurul (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : EGC
A. Pengertian
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian
pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang
dirasakan
B. Tujuan
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien
C. Indikasi
Dilakukan pada pasien dengan gangguan nyeri kronis
D. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap prainteraksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan peralatan
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi kondisi pasien
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga
3. Tahap kerja
a. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas
b. Tanyakan keluhan pasien
c. Menjaga privasi pasien
d. Memuji dengan cara yang baik
e. Mengatur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
f. Menberikan penjelasan pada pasien beberapa cara distrasi
1) Bernafas pelan-pelan
2) Massage sambilbernafas pelan-pelan
3) Mendengarkan lagu
4) Membanyangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata
5) Menonton TV
6) Berbincang-bincang dengan orang lain
g. Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu teknik distraksi
tersebut
h. Menganjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut bila terasa
nyaman atau ketidak nyamanan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksanaan tindakan
b. Catat respon pasien terhadap teknik distraksi.
LAMPIRAN IV
KOMPRES HANGAT
1. Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada radang
persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
2. Tujuan
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
e. Memperlancar pengeluaran eksudat
f. Merangsang peristaltik usus
3. Indikasi
a. Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
b. Klien dengan perut kembung
c. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian
d. Sepasme otot
e. Adanya abses, hematoma
4. Alat dan Bahan
a. Kompres Hangat Basah
1) Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)
2) Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang
sesua
3) Kasa perban atau kain segitiga
4) Pengalas
5) Sarung tangan bersih di tempatnya
6) Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
7) Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
8) Pinset anatomi 2 buah
9) Korentang
b. Kompres Hangat Kering
1) buli-buli panas dan sarungnya
2) termos berisi air panas
3) termomerter air panas
4) lap kerja
5. Prosedur Tindakan
a. Kompres Hangat Basah
1) Dekatkan alat-alat kedekat klien
2) Perhatikan privacy klien
3) Cuci tangan
4) Atur posisi klien yang nyaman
5) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
6) Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban.
Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
7) Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu
masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.
8) Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area
yang akan dikompres
9) Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi
dengan kasa kering. Selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain
segitiga
10) Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan
anti balutan kompres tiap 5 menit
11) Lepaskan sarung tangan
12) Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
13) Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
14) Cuci tangan
b. Kompres Hangat Kering
1) Persiapan alat
2) Cuci tangan
3) Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara
: mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya
kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan
isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
4) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian
dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara : Letakkan
atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.
5) Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher
buli-buli
6) Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan rapat/benar
7) Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap
kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli
8) Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien
9) Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan
10) Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul
akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan,
ketidak nyamanan, kebocoran, dan sebagainya.
11) Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi,
sesuai yang di kehendaki
12) Bereskan alat alat bila sudah selesai
13) Cuci tangan
6. Evaluasi
a. Respon Klien
b. Alat kompres tersebut
7. Dokumentasi
a. Waktu pelaksanaan
b. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan dan di evaluasi
c. Nama perawat yang melaksanakan
LAMPIRAN V
Sub Pokok Bahasan : Makanan yang aman di konsumsi dan pantang di konsumsi
bagi penderita Gastritis (Maag)
Usia : 65 Tahun
A. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah menyelesaikan penyuluhan ini, klien memahami tentang nutrisi
Gastritis dan bisa menerapkan pada keluarganya.
D. Materi : Terlampir
G. Sumber :
Penuntun Diit (Bagian ilmu gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Persatuan
Ahli Gizi Indonesia, 2002).
http://macrofag.blogspot.co.id/2013/10/satuan-acara-penyuluhan-sap-
nutrisi.html
http://syifaranisr.blogspot.co.id/2015/05/penyuluhan-gizi-bagi-penderita-
maag.html
http : //www.gizi.net/artikel
H. Evaluasi :
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Tanya jawab
4. Butir Pertanyaan :
a. Apa Pengertian nutrisi
b. Makanan aman bagi penderita penyakit maag
c. Makanan pantangan bagi penderita penyakit maag
d. Hal-hal yang harus diperhatikan bagi penderita penyakit maag
LAMPIRAN MATERI
GLOSARIUM