Professional Documents
Culture Documents
• Pengertian
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari
dalam rahim.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm.
Kelebihan :
Kekurangan
• Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang
baik
• Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
• SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim)
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low
servical transversal) kira-kira 10 cm
Kelebihan :
• Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke
rongga peritoneum
Kekurangan :
• Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan uteri
uterine pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak
Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut :
• Indikasi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan
resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC
proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia )
• Fetal distress
• Plasenta previa
• Kalainan letak
• Hydrocephalus
• Panggul sempit
• Problema plasenta
• Komplikasi
• Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit
kembung
• Perdarahan
• Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi
terlalu tinggi
Adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung selama ± 6 minggu.
adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu. (Obstetri Fisiologi, 1983)
• PERIODE
• Perubahan Fisik
• Sistem Reproduksi
• Uterus
• Lochea
• Komposisi
• Tahap
• Siklus Menstruasi
Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu tidak menyusui akan
kembali ke siklus normal.
• Ovulasi
Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai ovulasi pada bulan ke-3
atau lebih.
Ibu tidak menyusui mulai pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Ovulasi mungkin tidak
terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
• Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur internal
kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
• Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil,
dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
• Perineum
• Episiotomi
• Laserasi
• Payudara
• Sistem Endokrin
• Hormon Plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak terdeteksi dalam 72 jam
post partum normal setelah siklus menstruasi.
• Hormon pituitari
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama, menurun sampai tidak ada
pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak ditemukan pada minggu I post partum.
• Sistem Kardiovaskuler
• Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post
partum terjadi bradikardi.
• Volume darah
• Perubahan hematologik
• Jantung
• Sistem Respirasi
• Sistem Gastrointestinal
• Sistem Urinaria
• Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena trauma.
• Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis rekti 2-4
cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
• Sistem Integumen
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
• Pemeriksaan Fisik
• Payudara
• Uterus
• Insisi SC
• Bowel
• Lochea
Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
• Perineum
• Ekstremitas
• Diagnostik
• Perubahan Psikologis
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia ibu, konflik peran.
• Baby Blues:
• Perubahan Psikologis
• Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya pada hari III
dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi
emosi ibu.
• Faktor-faktor Risiko
• Duerdistensi uterus
• Episiotomi/laserasi
• Kala II persalinan
• Plasenta tertahan
• Breast feeding
• PANGGUL SEMPIT
Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul
sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul
• kombinasi kesempitan pintu atas pangul, bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau
diameter transversa kurang dari 12 cm
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai berikut :
• Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuran muka belakang
coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit miring.
Disamping itu mungkin pula ada exostase atau fraktura dari tulang panggul yang menjadi
penyebab kelainan panggul.
Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan maupun persalinan.
• Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primi gravida fundus atau
gangguan peredaran darah
Perut yang menggantung pada seorang primi gravida merupakan tanda panggul sempit
• Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari pada ukuran bayi
pukul rata.
Kelainan pembukaan disebabkan karena ketuban pecah sebelum waktunya, karena bagian
depan kurang menutup pintu atas panggul selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak
dapat menekan cervix karena tertahan pada pintu atas panggul
• Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi misalnya :
• Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter bitemporalis yang lebih
kecil dari diameter biparietalis dapat melalui conjugata vera yang sempit itu.
• Pada oang sempit kepala anak mengadakan hyperflexi supaya ukuran-ukuran kepala
belakang yang melalui jalan lahir sekecil-kecilnya
• Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam jurusan muka belang (positio
occypitalis directa) pada pintu atas panggul.
• Dapat terjadi ruptura uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam usaha mengatasi
rintangan yang ditimbulkan oleh panggul sempit
• Sebaiknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh panggul sempit dapat
terjadi infeksi intra partum. Infeksi ini tidak saja membahayakan ibu tapi juga dapat
menyebabkan kematian anak didalam rahim.
• Terjadi fistel : tekanan yang lama pada jaringan dapat menimbulkan ischaemia yang
menyebabkan nekrosa.
• Ruptur symphyse dapat terjadi , malahan kadang – kadang ruptur dari articulatio
scroilliaca.
Kalau terjadi symphysiolysis maka pasien mengeluh tentang nyeri didaerah symphyse dan
tidak dapat mengangkat tungkainya.
• Parase kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-urat saraf didalam
rongga panggul , yang paling sering adalah kelumpuhan N. Peroneus .
• Patus lama misalnya: yang lebih dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3 jam sangat
menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah sebelum waktunya.
• Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak. Terutama kalau diameter
biparietalis berkurang lebih dari ½ cm. selain itu mungkin pada tengkorak terdapat tanda-
tanda tekanan. Terutama pada bagian yang melalui promontorium (os parietal) malahan
dapat terjadi fraktur impresi.
• osborn positip
• Prognosa
• Bentuk panggul
• His
Diantara faktor faktor tersebut diatas yang dapat diukur secara pasti dan sebelum
persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul : karena itu ukuran – ukuran
tersebut sering menjadi dasar untuk meramalkan jalannya persalinan.
Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir dengan selamat
per vaginam kalau CV kurang dari 8 ½ cm.
Karena itu kalau CV < 8 ½ cm dilakukan SC primer ( panggul demikuan disebut panggul
sempit absolut )
Sebaliknya pada CV antara 8,5-10 cm hasil persalinan tergantung pada banyak faktor :
• his
• lancarnya pembukaan
karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan CV
antara 8 ½ - 10cm (sering disebut panggul sempit relatip) maka pada panggul sedemikian
dilakukan persalinan percobaan.
• Persalinan percobaan
Yang disebut persalinan percobaan adalah untuk persalinan per vaginam pada wanita
wanita dengan panggul yang relatip sempit. Persalinan percobaan dilakukan hanya pada
letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka
atau kelainan letak lainnya.
Persalinan percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita
mendapatkan keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau
setelah anak lahir per vaginam.
Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spontan atau
dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.
• – setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban,kepala dalam 2 jam tidak mau
masuk ke dalam rongga panggul walaupun his cukup kuat
• Forcepe gagal
Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC. Kalau SC dilakukan atas indikasi
tersebut dalam golongan 2 (dua) maka pada persalinan berikutnya tidak ada gunanya
dilakukan persalinan percobaan lagi
• test of labor : sebetulnya merupakan fase terakhir dari trial of labor karena test of labor
mulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam sesudahnya.
Kalau dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap kepala janin tidak turun sampai H III
maka test of labor dikatakan berhasil.
• Seringkali pembukaan tidak menjadi lengkap pada persalinan dengan panggul sempit
• diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antar spina ke pertemuan sacral 4
dan 5 5 cm
• Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 atau kurang ( normal
10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm)
ukuran – ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis, harus diukur
secara rontgenelogis, tetapi kita dapat menduga kesempitan bidang tengah panggul kalau :
• Prognosa
• Terapi
Kalau persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya
dipergunakan ekstraktor vacum, karena ekstraksi dengan forceps memperkecil ruangan
jalan lahir.
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segi tiga dengan jarak antar tuberum sebagai dasar
bersamaan
pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis ischii 8 atau
kurang
kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus pubis meruncing maka besarnya arcus
pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah panggul.
Menurut thomas dustacia dapat terjadi kalau jumlah ukuran antar tuberum dan diameter
sagitalis posterior < 15 cm ( normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm )
Kalau pintu bawah panggul sempit biasanya bidang tengah panggul juga sempit.
Kesempitan pintu bawah panggul dapat menyebabkan gangguan putaran paksi.
Kesempitan pintu bawah panggul jarang memaksa kita melakukan SC bisanya dapat
diselesaikan dengan forcepe dan dengan episiotomy yang cukup luas.
• Pengkajian
• Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau
stasis vaskuler ( peningkatan resiko pembentukan thrombus )
• integritas ego
perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple seperti
financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat,
peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis
• Makanan / cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi insufisiensi
Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis
• Pernafasan
• Keamanan
• Adanya alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plester dan larutan
Proritas Keperawatan
• Mencegah komplikasi
• Diagnosa Keperawatan
Akibat kelainan bentuk panggul, adakalanya proses persalinan tidak berjalan sesuai harapan. Apa
yang perlu diketahui?
Idealnya, rongga panggul berbentuk pintu atas yang hampir membulat (bentuk ginekoid) . Ini
memudahkan calon ibu untuk melahirkan. Masalahnya, ada banyak ibu yang proses
persalinannya terhambat dan berlangsung lama gara-gara kelainan bentuk panggulnya.
Namun, meski bentuk panggul Anda tidak tergolong ideal, bukan berarti Anda pasti tidak bisa
melahirkan secara normal. Sebab, yang juga tidak kalah penting dalam persalinan adalah ukuran
janin Anda. Sesuai atau tidak dengan kapasitas rongga panggul Anda.
Kelainan pada rongga panggul bisa menyebabkan hambatan dalam proses persalinan, apalagi bila
tidak segera ditangani. Dan, inilah bahaya yang bisa terjadi pada Anda:
- Pecah ketuban
Kantung ketuban penting bagi janin, yaitu sebagai pelindung. Tidak dapat masuknya kepala janin
ke dalam rongga panggul bisa jadi akibat tidak pasnya ukuran janin dengan kapasitas panggul.
Bila janin Anda terlalu besar, kantung ketuban mungkin saja pecah sebelum persalinan atau pada
awal proses persalinan. Hal ini mengundang masuknya kuman, karena jalan lahir sudah mulai
membuka.
Catatan: Kuman bisa masuk ke dalam sistem peredaran darah janin, lalu ke tubuh Anda. Selain
terinfeksi, jiwa janin dan Anda juga terancam.
- Rahim robek
Bila kontraksi berjalan normal, masuknya kepala janin ke jalan lahir bisa saja terhambat.
Akibatnya, tekanan kepala yang seharusnya mengarah ke arah jalan lahir dapat berubah arah. Ke
mana saja? Ke depan (bagian depan rahim dan kandung kemih), samping atau belakang.
Catatan . Pada saat persalinan, dinding rahim bagian bawah (arah jalan lahir), amat tipis dan
terbatas daya regangnya. Bila kondisi ini tidak segera ditangani, rahim bisa robek.
- Kekurangan oksigen
Pecahnya ketuban sebelum persalinan atau sebelum kepala janin masuk ke jalan lahir bisa
mengakibatkan infeksi dan juga membuat tali pusat terjepit. Apalagi bila posisi tali pusat terletak
di antara dinding rahim dan kepala, bahu, atau lutut janin.
Catatan: Terjepitnya tali pusat dapat mengakibatkan aliran makanan dan oksigen ke janin
terganggu. Nyawa janin pun terancam.
Rongga panggul yang terlalu sempit untuk dilalui kepala janin memungkinkan terjadinya tekanan
antara kepala janin dengan tulang panggul ibu. Akibatnya, kepala janin bisa tertekan.
Catatan: Setiap tekanan pada kepala janin akan membuat aliran oksigen ke otak terganggu. Bila
ini berlangsung lama, sangat berbahaya bagi janin Anda.
Ada pendapat, wanita dengan tubuh lebih pendek cenderung memiliki rongga panggul yang kecil
pula. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan wanita dengan tinggi badan normal juga memiliki
rongga panggul yang kecil. Jadi, benarkah kelainan panggul tidak bisa dideteksi sebelumnya?
Tidak benar. Kondisi panggul yang tidak normal sudah dapat diketahui melalui pemeriksaan rutin
yang dilakukan penolong persalinan, entah dokter maupun bidan, selama kehamilan atau
persalinan.
Cuma, ketidakseimbangan antara ukuran janin dengan panggul yang normal mungkin saja baru
diketahui pada saat proses persalinan. Mengapa? Besar kepala janin dan kelenturan tulang-tulang
kepala janin sangat bervariasi. Walau berat lahir bayi Anda sama dengan bayi lain, ukuran
kepalanya belum tentu sama. Juga, meski bentuk dan ukuran panggul Anda normal, kapasitasnya
bisa berbeda-beda. Sebab, ini lagi-lagi tergantung pada tulang-tulang dan jaringan pada daerah
panggul. Apa jalan ke luarnya?
Dalam proses persalinan dikenal istilah persalinan percobaan. Hanya saja, ini khusus dilakukan
pada anak pertama. Dari sini, dokter dapat memantau berhasil tidaknya kepala janin melewati
panggul dengan menggunakan skala tertentu. Selain itu, dokter akan memutuskan apakah
persalinan normal bisa diteruskan atau tidak, tanpa membahayakan Anda dan janin.
Bila rongga panggul ternyata tidak bisa dilewati janin, diperlukan tindakan untuk mengeluarkan
janin dengan segera. Bantuan berupa alat bantu (seperti vakum atau tang) serta induksi, tidak bisa
banyak membantu. Jadi, satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah operasi caesar.
Nia L.T.
Konsultasi ilmiah: dr. Dwiana Okviyanti, Sp.OG, POGI Jaya/RSUPN Cipto Mangunkusumo,
Jakarta