Professional Documents
Culture Documents
1Definisi Audit
Auditing menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) adalah proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai
pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya
kepada pemakai yang berkepengtingan.7 hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pemeriksaan/auditing yaitu :
1. Proses yang sistematik
Pemeriksaan akuntan merupakan rangkaian proses dan prosedur yang logis, berkerangka
dan terorganisir .
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Perolehan bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh perusahaan dan
pengevaluasiannya tidak boleh berprasangka atau memihak.
3. Pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi
Proses akuntansi merupakan proses pengidentifikasian,pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.
4. Tingkat kesesuaian
Tingkat kesesuaian pernyataan ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan harus
dapat dikuantitatifkan dan dikualitatifkan.
5. Kriteria yang ditetapkan
Kriteria yang ditetapkan sebagai dasar pengukur pernyataan dapat berupa:
a. Peraturan yang ditetapkan legislative
b. Ukuran prestasi yang ditetapkan manajemen
c. Prinsip akuntansi yang lazim (di Indonesia PAI )
6. Penyampaian hasil
Sering disenut dengan pengesahan (attestation) penyampaian hasil ini umumnya
dilakukan dalam bentuk laporan pemeriksaan akuntan (audit report).
7. Pemakai yang berkepentingan
Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan pemeriksaan akuntan adalah : investor
dan calon investor ; kreditur dan calon kreditur ; manajemen;pemerintah; organisasi
buruh.
1.2 Profesi Akuntan Publik
Timbul dan berkembangnya akuntan publik adalah sejalan dengan berkembangnya
perusahaan itu. Pada saat perusahaan masih kecil yang umumnya berbentuk perusahaan
perseorangan, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan biasanya digunakan oleh
pemilik perusahaan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangannya. Laporan
keuangan lebih kepada kepentingan intern. Untuk perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas yang bersifat terbuka kebutuhan akan profesi akuntan dirasa makin meningkat. Hal
ini dikarenakan pengelola perusahaan dengan pemilik sudah sangat mungkin terpisah.
Pemilik perusahaan hanya sebagai penanam modal. Sebagai penanam modal mereka berhak
untuk mendapatkan laporan-laporan yang akurat dan benar berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim. Hal ini dapat terjadi pada perusahaan yang berbentuk CV. Keadaan
perkembangan selanjutnya adalah bahwa pihal-pihak luar seperti kreditur, pemerintah, dan
lain sebagainya juga memerlukan laporan-laporan yang akurat dan benar dalam rangka
pengambilan keputusan-keputusan ekonominya.
Dalam menjalankan profesinya ,salah satu jasa yang diberikan oleh public adalah
memberikan jasa pemeriksaan laporan keuanganagar dapat dipergunakan oleh pihak-pihak
yang berpkepentingan. Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu
berpedoman pada 3 hal yaitu : Norma Pemeriksan Akuntan, Prinsip Akuntansi Indonesia,
dan Kode Etik Profesi. Norma pemeriksaan akuntan merupakan tolok ukur mutu pekerjaan
akuntan. Prinsip akuntansi Indonesia merupakan kriteria penilaian terhadap laporan keuangan
yang diperiksa. Kode etik harus pula dijunjung tinggi oleh akuntan agar jasanya dapat
dipertanggung jawabkan dan dipercaya oleh masyarakat. Kode Etik Akuntan yang berlaku di
Indonesia mengatur etika yang harus dipatuhi oleh akuntan yang berpraktek di Indonesia,
baik akuntan publik maupun tipe akuntan yang lain. Kode etik akuntan Indonesia terdiri dari
3 bagian :
1. Kode etik akuntan secara umum
Kode etik akuntan yang mengatur akuntan secara umum (akuntann publik, akuntan intern
dan akuntan pemerintah), mengatur hal-hal sebgai berikut :
a. Kepribadian
b. Kecakapan professional
c. Tanggung jawab
d. Pelaksanaan kode etik
e. Pelaksanaan kode etik dan penyempurnaannya
2. Kode etik khusus untuk akuntan public
Kode etik akuntan mengatur etika khusus untuk akuntan public berisi hal-hal sebagai
berikut :
a. Kepribadian
Diartikan sebagai kepribadian yang independen dan obyektif. Independen diartikan
sebagai sikap yang bebas dan tidak tergantung kepada pihak lain. Sedangkan sikap
yang obyektif diartikan sebagai sikap yang tidak memihak dalam mempertimbangkan
akuntan public mempunyai 3 aspek yaitu:
1. Independen dalam diri akuntan yang berupa kejujuran dalam melakukan
pemeriksaan fakta yang ditemukan.
2. Independen dalam penampilan (independence in appearace). Independen ini
dipandang dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui informasi yang
bersangkuatan dengan diri akuntan.
3. Independen dipandang dari sudut keahlian
Misalnya seoramg akuntan yang tidak mengetahui tentang computer jika
memeriksa laporan keuangan yang diolah dengan computer dikatakan tidak
independen disebabkan akuntan tidak dapat mempertimbangkan dengan obyektif
informasi keuangan yang dihasilkan oleh computer.
Independensi merupakan hal yang unik dalam profesi akuntan karena akuntan dituntut
independen dari pengaruh klien sedangkan disisi akuntan dituntut memenuhi keinginan
klien karena klienlah yang membayar honorarium.
b. Kecakapan professional
Pada bagian ini diatur mengenai kompetensi dan standar teknis pelaksanaan pekerjaan
akuntan. Hal-hal yang diatur pada bagian ini adalah :
1. Kewajiban akuntan public untuk menjelaskan kepada staff dan ahli yang bekerja
padanya tentang keterikatannya dengan Kode Etik Akuntan Indonesia.
2. Akuntan public tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia atau kantornya mampu
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan kompetensi professional (sesuai dengan
Norma Pemeriksaan Akuntan)
3. Melarang akuntsn public mengkaitkan namanya dengan prediksi untuk mencegah
timbulnya kesan bahwa ia menjamin terwujudnya presdiksi.
c. Tanggung jawab kepada klien
Diatur mengenai 2 hal yaitu:
a. Mengatur mengenai penjagaan kerahasiaan informasi yang dipeeroleh akuntan
selama penugasan professional. Informasi yang diperoleh tidak boleh diungkapkan
kepada pihak ketiga kecuali atas ijin dari klien, dan dikehendaki oleh hukum atau
Negara.
b. Mengatur mengenai honorarium untuk jasa yang diserahkan. Akuntan tidak boleh
menerima honorarium berdasarkan atas manfaat yang akan diterima klien.
d. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
Mengatur 2 hal yaitu:
a. Akuntan public wajib menjaga hubungan baik dengan akuntan lain apabila klien
memutuskan menggunakan akuntan lain
b. Jika orang atau badan yang sedang diperiksa suatu kantor akuntan meminta saran
dari akuntan public lain , akuntan public ini harus berkonsultasi dulu dengan kantor
akuntan yang sedang memeriksanya.
e. Tanggung jawab lainnya
Terdapat 3 perilaku lain yang dipandang tidak etis dalam profesi akuntan public :
a. Mengiklankan diri atau mengijinkan pihak lain mengiklankan nama atau jasa yg
dijualnya
b. Membayar imbalan untuk memperoleh pekerjaan
c. Menawarkan jasa secara tertulis kepada calon klien
Pelanggaran kode etik yang diadukan secara tertulis akan ditindak oleh Dewan
Kehormatan yang dibentuk Ikatan Akuntansi Indonesia. Dewan Kehormatan akan
menjatuhkan sanksi kepada anggota IAI yang melanggar kode etik. Sanksi tersebut
dapat berupa peringatan tertulis,pemberhentian sementara.
Nama Kelompok :
Putu Rere Indira Mayadita ( 1333121225 )
Ni Komang Ayu Dyantari ( 1333121237 )
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
2015