Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
tercipta masyarakat bangsa dan negara Indonesia ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal di seluruh Republik Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1998)
Kesehatan adalah milik yang sangat berharga bagi seseorang tanpa berarti segala aktivitas akan berhenti
dengan menyadari bagi hal itu setiap orang akan dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi
tubuhnya yang kuat sehingga tidak akan mudah diserang berbagai penyakit, diantaranya apendisitis.
Penyakit apendisitis merupakan salah satu masalah kesehatan dimana angka prevalensi yang tinggi dan
akibat yang ditimbulkannya juga merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas.
Berdasarka hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan pada Tn “P” dengan apendisitis di rumah sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien TN “P” dengan apendisitis di
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian keperawatan pada Tn “P” yang menderita pre op apendisitis.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat perencanaan asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre op
apendisitis.
c. Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre op
apendisitis.
d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre op
apendisitis.
e. Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre op
apendisitis.
C. Manfaat Penulisan
1. Penulis
a. Merupakan bahan masukan bagi penulis untuk memahami lebih mendalam mengenai cara perawatan klien dengan
pre op apendisitis.
b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan.
2. Institusi
Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan kualitas ilmu keperawatan serta
menjadi bahan atau data bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
3. Rumah Sakit
a. Sebagai masukan bagi tenaga perawat dalam meningkatkan pelayanan keperawatan atau kesehatan pada klien
dengan apenditisis.
b. Sebagai bahan informasi bagi rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien apendisitis. Sehingga
Untuk memperoleh data bahan penulisan yang dibutuhkan dalam penyusunan karya tulis ini, maka penulis
1. Studi kasus, yaitu dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien yang meliputi pengkajian data, analisa data, penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan perencanaan,
2. Studi kepustakaan yaitu dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan karya tulis ini.
3. Diskusi dengan perawat yang ada di ruangan, tenaga kesehatan, yang terlibat, dosen dan pembimbing dari institusi
pendidikan.
Adapun ruang lingkup pembahasan dari karya tulis ini adalah mencakup pelaksanaan asuhan keperawatan
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberi gambaran karya tulis maka ini, secara sistematika diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas tentang konsep dasar medik dan konsep dasar keperawatan. Konsep dasar medik terdiri dari :
pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan
dan komplikasi. Konsep dasar keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan
evaluasi.
Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan apendisitis di ruang interna RSUD Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa yang terdiri dari pengkajian, klasifikasi data, analisa data, prioritas masalah, perencanaan,
Bab IV Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang adanya kesenjangan antara landasan teori dengan praktek pada klien Tn “P” dengan
apendisitis.
Bab V Penutup
KONSEP TEORITIS
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekomi
tepat dibawah katup iloesekal. Apendisitis berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum.
Karena pengosonannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama
Apandisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak
pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi luman oleh fases
yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson dan Goldman
1989).
2. Etiologi
Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah dan rongga abdomen, adalah
penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat, kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis pada
waktu yang bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering dipengaruhi daripada wanita dan remaja lebih sering
pada orang dewasa. Meskipun ini dapat terjadi pada usia berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10
dan 30 tahun.
3. Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat, kemungkinan oleh
fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal,
menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di
kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.
4. Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ruangan, mual, muntah, dan
hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik McBurneg (gambar 37.2) bila dilakukan tekanan nyeri tekan
lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme
otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila
apendiks melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumber, bila ujungnya ada pada
pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung
apendiks berada dekat rektum, nyeri pada saat berkemih atau uretes, adanya kekakuan pada bagian bawah otot
Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial
menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah/ apabila apendiks telah rupture, nyeri menjadi lebih
menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik, dan kondisi pasien memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi. Tanda-tanda tersebut dapat sangat
meragukan. Menunjukkan obstriksi usus atau proses penyakit lainnya. pasien mungkin tidak mengalami gejala
sampai ia mengalami reptor apendiks. Insidens perforasi pada apendiks lebih tinggi pada lansia karena banyak dari
pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan kesehatan tidak secepat pasien-pasien yang lebih mudah.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium dan sinar-X hitung
darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan jumlah darah putih. Jumlah leukosit mungkin lebih
besar dari 10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat menunjukkan densitas kuadran kanan bawah atau kadar
6. Penatalaksanaan
Pembedahan di indikasikan bila didiagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan
Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkap apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan
risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anastesi emon atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau
7. Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau
abses. Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara
umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7oC atau lebih tinggi,
penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.
B. Tinjauan Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
seoptimal mungkin. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu : pangkajian, diagnosa keperawatan,
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
b. Eliminasi
c. Makanan/Cairan
d. Nyeri/kenyamanan
2). Tanda : Perilaku berhati-hati, berbaring ke samping atau terlentang dengan lutut ditekuk.
2. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat kita angkat, yaitu :
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
3. Perencanaan
Intervensi :
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan, perubahan pada
karakteristik nyeri.
Rasional : teknik relaksasi (napas dalam) dapat meningkatkan suplai O2 ke jaringan sehingga
nyeri berkurang.
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
juan : Kurang terpajan atau mengingat, salah informasi, tidak mengenal sumber informasi.
Intervensi :
Rasional : Pemahaman tentang penyakit dapat meningkatkan kerja sama dengan program terapi.
Intervensi :
1. Beri penjelasan kepada klien tentang penyakitnya.
Rasional : Mendengarkan keluhan agar klien merasa lega dan merasa diperhatikan, beban yang
Intervensi :
2. Awasi masukan dan haluara : catat warna urine /konsentrasi, berat jenis
Rasional : penurunan haluara urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehiderasi
4. Berikan perwatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir
4. Implementasi
Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan untuk memperoleh
pelaksanaan yang efektif dituntut pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berhubungan/komunikasi dengan
a. Melaksanakan rencana keperawatan yaitu segala informasi yang mencakup dalam rencana keperawatan merupakan
b. Mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien dalam mengidentifikasi reaksi klien dituntut upaya yang tidak tergesa-gesa
dan cermat serta teliti, agar menemukan reaksi-reaksi klien sebagai akibat tindakan perawatan yang diberikan.
c. Mengevaluasi tanggapan/reaksi klien dengan cara membandingkan terhadapsyarat-syarat dengan hasil yang
diharapkan.
5. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan sebagai berikut :
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn “P” dengan pre op apendisitis.
Klien masuk rumah sakit tanggal 5 April 2005, dirawat di ruang interna selama 2 hari dengan data yaitu :
A. Pengkajian Data
I. Biodata
a. Identitas Pasien
1. Nama : TN “P”
2. Umur : 50 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : Pensiunan
7. Status : Kawin
b. Nama Penanggung
1. Nama : Ny “M”
2. Umur : 33 tahun
4. Pekerjaan : IRT
Klien sudah pernah mengalami penyakit yang sama sejak 3 bulan yang lalu.
Genogram
Keterangan : : Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Serumah
Komentar :
b. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
C. Tanda-tanda vital :
2. Nadi : 16 x/m
3. Pernapasan : 24 x/m
4. Suhu : 36oC
E. Berat badan : 50 kg
F. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Insfeksi
b. Palpasi
- Tidak mudah rontok
2. Muka
a. Inspeksi
b. Palpasi
3. Mata
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
- Pendengaran baik
b. Palpasi
6. Mulut
a. Inspeksi
- Bibir kering
7. Tenggorokan
a. Inspeksi
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Auskultasi
d. Perkusi
- Sonor
10. Jantung
a. Inspeksi
b. Palpasi
- Tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae pada intra kostalis.
c. Perkusi
11. Abdomen
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Auskultasi
-Penstaltik 11 x/m
d. Perkusi
- Tympani.
12. Genitalia
Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada masalah.
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas
- Kekuatan otot : 4
- Refleks : normal
Ekstremitas bawah
- Refleks : patella
IV. Pola Kegiatan Sehari-hari
a. Nutrisi
dihabiskan
1 hari
b. Eliminasi BAB
d. Personal Hygiene
Kebiasaan Sebelum Sakit Selama sakit
V. Kesehatan Sosial
- Interaksi dengan keluarga, perawat atau tim kesehatan lain dan pasien yang lainnya.
- Orang yang paling terdekat dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.
- Harapan klien terhadap kesehatannya agar dia bisa sembuh total seperti semula.
- Hubungan klien dengan perawat baik dan bisa bekerjasama dengan baik.
HB : 9,0 gram/m
HL : 17,800
LED : 50
- Pengobatan
a. Amoxan
b. Dulcolax
Data Fokus
DS DO
bawah
- Klien merasa khawatir tentang kondisi- Klien dan keluarga selalu bertanya tentang
TD : 120/80 mmHg
N : 16 kali per menit
P : 24 kali per menit
S : 36oC
B. Analisa Data
TANGGAL DI TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TEMUKAN TERATASI
apendisitis
praoperasi
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman Nyeri akan1. Kaji nyeri, lokasi,1. Tingkatkan nyeri yang
nyeri b/d peradangan berkurang/hilang kriteria : karakteristik, dan integritas didapatkan sebagai pendomen
pada apendisitis ditandai- Klien tidak mengeluh nyeri dengan skala (0-10) intervensi selanjutnya.
dengan : nyeri lagi pada saat2. Kaji tanda-tanda vital 2. Perubahan tanda-tanda vital
- Klien mengeluh nyeri- Klien dapat bergerak3. Ajarkan teknik relaksasi terjadinya nyeri.
abdomen bagian kanan dengan leluasa misalnya napas dalam 3. Teknik relaksasi (napas
- Nyeri tekan (+) pada 4. Lakukan masase pada daerah4. Dapat mengurangi nye-ri
S : 36oC
2. Kurang pengetahuan Pengetahuan klien tentang1. Kaji tingkat pengetahuan klien1. Sebagai dasar untuk intervensi
proses penyakitnya dan proses penyakit dan pengo- tentang penyakit-nya. selanjutnya.
kurang informasi. kriteria : yang diberikan dan efek samping2. pemahaman tentang penyakit
- Klien nampak
khawatir
3. Kecemasan Rasa cemas teratasi dengan1. Kaji tingkat kecemasan klien. 1. Dengan mengetahui tentang
dengan : dialaminya.
kondisnya.
4. Agar klien tidak me-rasa bosan
Kode
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
NDX
06 April 1. 08.001. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, S: S : Klien mengatakan abdomen masih terasa sakit.
2005 karakteristik dan integritas nyeri denganO :- O : Ekspresi wajah nampak meringis
skala (0-10) - Pasien rencana operasi
hasil : klien mengeluh nyeri. - Tanda-tanda vital
08.102. Mengukur tanda-tanda vital, TD : 120/80 mmHg S : 36oC
hasil : N : 16 x/m P : 24 x/m
TD : 120/80 mmHg S : 36oC A: A : Masalah belum teratasi
N : 16 x/m P : 24 P : P : Lanjutkan intervensi
x/m 1. Kaji tingkat nyeri
08.203. Mengajarkan teknik relaksasi, 2. Observasi tanda-tanda vital
hasil : Klien menarik napas dalam 3. Ajarkan teknik relaksasi
(inspirasi lebih panjang dari eksparasi) 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
dengan melakukan sebanyak 5 kali analgetik.
kolaborasi.
08.304. Kolaborasi pemberian obat analgetik ,
hasil : Obat sudah diminum.
2 08.001. Mengkaji tingkat pengetahuan klien S S : Pengetahuan klien tentang proses penyakit dan
tentang penyakitnya, pengobatannya meningkat
hasil : klien belum mengetahui O :- O :Klien nampak sering bertanya
penyakitnya. - Klien mampak khawatir
2. Memberikan informasi untuk membatasi A: A A : Masalah belum teratasi
aktivitas guna mencegah kelelahan,
hasil : klien mengerti dengan informasiP : P :Lanjutkan intervensi
yang disampaikan. 1. Kaji tingkat pengetahuan
3. Menjelaskan kepada klien tentang 2. Kaji tentang prosedur tindakan keperawatan yang
prosedur, tindakan keperawatan, dilakukan
hasil : klien mengetahui prosedur 3. Kolaborasi pemberian Obat
tindakan keperawatan
09.00 4. Megkolaborasikan pemberian obat
analgetik,
hasil : obat sudah dominum
3. 08.001. Mengkaji tingkat kecemasan klien, S S : Klien masih merasa cemas terhada penyakitnya
hasil : klien masih nampak cemas
08.202. memberikan kesempatan klien untuk O O : Klien nampak gelisah
mengungkapkan keluhannya, A A : Masalah belum teratasi
hasil : klien merasa diperhatikan.
09.203. Memberikan informasi tentang perawatan P P : Lanjurkan intervensi
yang dilakukan selama sakit, 1. Kaji tingkat kecemasan klien
hasil: klien mengerti tentang 2. Dengarkan semua keluhan
pengobatannya 3. Bantu untuk mengidentifikasi cara untuk
09.304. Memberikan dorongan spiritual pada memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan
klien, hasil : klien nampak lebih tenang. penanganannya.
4. Beri dorongan spiritual pada klien
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara garis besar tampak ada persamaan antara teori yang dibahas dalam bab II dengan laporan kasus bab
III. Dalam teori dijelaskan bahwa tanda dan gejala apendisitis adalah malaise, takikardi, konstipasi pada awitan
awal, distensi abdomen, nyeri tekan, anoreksia, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan ambilikus yang meningkat
berat dan terlokalisasi pada titik Mc Burney (Setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan).
Sedangkan pada kasus yang diangkat dimana gejala klinik yang ada seperti, konstipasi pada awitan awal,
B. Diagnosa Keperawatan
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
2. kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi
Kesenjangan yang ditemukan yakni ada 1 diagnosa keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam
C. Perencanaan
Secara umum rencana keperawatan yang penulis buat pada kasus nyata tidak termuat dalam teori seperti
yang telah diuraikan pada bab II, karena klien telah mendapatkan pengobatan dan tindakan perawatan sebelum
penulis melakukan pengkajian. Perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan dasar dan masalah keperawatan klien
yang ditentukan penulis. Tindakan keperawatan didasarkan prioritas masalah serta tujuan yang dicapai dengan
mempertimbangkan aspek kondisi, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang dapat mendukung hal
tersebut.
D. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan kasus nyata, semua rencana intervensi yang telah disusun untuk
ketiga diagnosa dapat dilaksanakan pada kasus nyata. Hal-hal yang mendukung implementasi yang direncenakan
dapat dilaksanakan karena adanya kerjasama yang baik dengan klien dan keluarga serta tim kesehatan yang lainnya
yang ada di ruangan dan tersedianya sarana dan prasarana di ruangan untuk kelancaran dalam melaksanakan asuhan
E. Evaluasi
Tahap ini merupakan respon umpan balik dari tindakan yang dilakukan dimana setiap tindakan pengobatan
menyebabkan timbulnya respon. Evaluasi dilakukan tiap hari untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sejauh mana
respon klien setelah dilakukan intervensi keperawatan. Dari 4 (empat) diagnosa yang diangkat oleh penulis belum
teratasi :
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan
belum mampu menyelesaikan semua masalah keperawatan yang dialami klien karena masalah keperawatan yang
dialami klien cukup berat yang memerlukan perawatan yang cukup lama sementara implementasi dalam karya tulis
ini hanya 2 hari, namun hal-hal yang mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan misalnya keterlibatan keluarga
klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan dan kerja sama petugas ruangan akan membantu menyelesaikan