You are on page 1of 19

DAFTAR ISI

Hal.
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ? 2
I. ILMU TAJWID. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
A. Pengertian. . . . ... . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
B. Keutamaan ilmu tajwid .. . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
C. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
II. ADAB-ADAB MEMBACA DAN MENDENGARKAN AL-QUR’AN . . . . . . . . 5
III. KEBIASAAN UMUM YANG PERLU DIPERBAIKI. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
A. Vokal Yang Tidak Sempurna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 7
B. Ketika Membaca Huruf Sukun Suara Sering Mantul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
C. Tidak Konsisten Dalam Membaca Mad 2 Harakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
D. Tergesa-Gesa Sewaktu Membaca Huruf Ghunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
IV. MAKHARIJUL HURUF . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
A. Pengertian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
B. Pembagian Makharijul Huruf . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
V. HUKUM NUN SUKUN & TANWIN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
VI. HUKUM MIM SUKUN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
VII. HUKUM LAM TA’RIF. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 15
VIII. BEBERAPA HUKUM MAD. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
IX. TAJWID SURAH AL FAATIHAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 17
X. KARTU KONTROL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

1|TIM IDIK FK UMI


I. ILMU TAJWID

A. Pengertian
Secara bahasa:memperbaiki atau membaguskan. Secara istilah: Ilmu
tentang kaidah (makhraj & sifatnya) serta cara cara membaca Al-Quran dengan baik
dan benar atau mengeluarkan setiaphuruf dari makhrajnya (tempat keluarnya)
dengan memberikan hak-haknya dan mustahaknya. Hak huruf yaitu sifat asli yang
harus ada pada huruf tersebut, seperti tebal, tipis, qalqolah, dsb. Mustahak huruf
yaitu sifat huruf yang baru datang ketika ada hokum yang mengaturnya, seperti
idgham, ikhfa’, dsb.
B. Keutamaan Ilmu Tajwid
Diantara keutamaan ilmu tajwid adalah:
1. Memepelajari dan mengajarkan Alquran merupakan tolak ukur kualitas seorang
muslim, Rasulullah bersabda:“Sebaik-baik diantara kalian adlah yang
mempelajari Al-Qur’an dan Mengajarkannya” (HR.Bukhari)
2. Orang yang membaca AlQuran akan mendapatkan sakinah (ketentraman) dan
rahmat dari Allah, malaikat akan menaunginya dan Allah akan menyebutnya
kepada makhluk disisiNya. Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda : 'Tidaklah suatu
kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh para
malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka
ketenangan, dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan
para makhluk yang ada di sisi-Nya. (HR.Muslim)

C. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid


Belajar ilmu tajwid secara teori hukumnya fardlu kifayah, sedangkan
membaca Al-Quran dengan baik sesuai kaidah ilmu tajwid hukumnya Fardlu
‘Ain. Allah Berfirman :

Artinya: Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid) [Q.S. Al-
Muzzammil (73): 4].
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah memerintahkan Nabi kita
Muhammad sallahu’alaihiwasallam untuk membaca Al -Qur’an yang diturunkan

2|TIM IDIK FK UMI


kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya
(bertajwid).

D. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid


Untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca Al-qur’an.
Kesalahan membaca Al-Qur’an disebut lahn.
Lahn terbagi menjadi dua,yaitu:
1. Lahn jaly adalah kesalahan yang jelas/kesalahan pada lafazh ketika membaca Al-
Qur’an, baik mrngubah arti ataupun tidak, kesalahan inidapat diketahui oleh orang
awwam sekalipun.,kesalahanseperti ini hukumnya haram.
- Kesalahan dalam menyebut makhraj,
Contoh di surah Al-Jatsiyah : 12, huruf tsa dilafalkan menjadi huruf sa, yang
bisa mengubah arti bersyukur menjadi mabuk.
- Kesalahan dalam membaca harakat huruf,
Contoh di surah Al Faatihah :7, bila huruf ta berharakat fathah diubah menjadi
huruf ta berharakat dhommah, itu bisa menyebabkan perubahan arti dari aku
menjadi engkau.
2. Lahn Khafy ialah kesalahan yang samara tau kesalahan yang terjadi pada lafazh
ketika membaca Al Qur’an, yang hanya diketahui oleh orang yang pernah bekajar
qira’at secara khusus,seperti tidak membaca ghunnh,kursng dslsm membaca mad,
dan lain-lain, melakukan kesalahan seperti ini hukumnya makhruh,dimana
menurut ulama qira’at ini merupakan cacat dan aib yang harus dihindari.

3|TIM IDIK FK UMI


II. ADAB-ADAB MEMBACA DAN MENDENGARKAN AL-QUR’AN

Diantara Adab-adab membacadan mendengarkan Al-Qur’an yang terpenting


adalah :
a) Hendaklah yang membaca Al-Qur’an berniat ikhlas mengharap ridha Allah.
b) Sebaiknya orang yang membaca Al Qur’an dalam keadaan sudah berwudhu, suci
pakaiannya, badannya dan tempatnya serta telah menggosok gigi (bersiwak)
c) Hendaknya memilih tempat tempat yang tenang dan waktunya pun pas,karena hal
tersebut dapat membantu konsentrasi dan jiwa lebih tenang.
d) Hendaknya memulai tilawah dengan isti’adzah, kemudian basmalah pada setiap
awal surah selain surah A-Taubah (QS.An-Nahl:98)
Cat.: Memulai pertengahan surah cukup dengan ta’awudz tanpa basmalah.
e) Hendaknya selalu memperhatikan hukum-hukum tajwid dan melafalkan huruf
sesuai makhrajnya serta membacanya dengan tartil. (QS. Muzammil: 4)
f) Disunnahkan memanjangkan bacaan dan memperindah suaradisaat membaca
Alqur’an, Anasbin malik pernah ditanya;”Bagaimana bacaan nabi terhadap Al-
Qur’an)?”Anas menjawab “Bacaannya panjang (mad), kemudian nabi membaca
“Bismillahirrahmaanirrahiim” sambil memanjangkan’Bismillaahi”, dan
memanjangkan bacaan “Ar Rahmaani” danmemanjangkan bacaan “Ar Rahiim”.
Dan Nabi juga bersabda:”Hiasilah Alqur’an dengansuara kalian.” (HR.Abu
Dawud, dan dishahihkan oleh Al bani)
g) Hendaknya membaca Alqur’an dalam keadaan khusyu’,sambil berusaha
merenungkan dan menghayatisetiap makna yang terkandung pada ayat-ayat yang
dibaca, berinteraksi dengannya, sambil memohon syurga kepada Allah bila
terbaca ayat-ayat tentang syurga dan berlindung kepada Allah bila terbaca Ayat-
ayat tentang neraka.(QS. Muhammad:24).
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hadits yang membicarakan tentang
perintah untuk tadabbur banyak sekali. Perkataan ulama salaf pun amat banyak
tentang anjuran tersebut. Ada cerita bahwa sekelompok ulama teladan (ulama
salaf) yang hanya membaca satu ayat yang terus diulang-ulang dan direnungkan
di waktu malam hingga datang Shubuh. Bahkan ada yang membaca Al-Qur’an
karena saking mentadabburinya hingga pingsan. Lebih dari itu, ada di antara

4|TIM IDIK FK UMI


ulama yang sampai meninggal dunia ketika mentadabburi Al-Qur’an.” (At-
Tibyan, hlm. 86).
Diceritakan oleh Imam Nawawi, dari Bahz bin Hakim, bahwasanya Zararah bin
Aufa, seorang ulama terkemuka di kalangan tabi’in, ia pernah menjadi imam
untuk mereka ketika shalat Shubuh. Zararah membaca surat hingga sampai pada
ayat, “Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari
yang sulit.” (QS. Al-Mudattsir: 8-9). Ketika itu Zararah tersungkur lantas
meninggal dunia. Bahz menyatakan bahwa ia menjadi di antara orang yang
memikul jenazahnya. (At-Tibyan, hlm. 87). Ingat nasihat Ibrahim Al-Khawwash
bahwa tombo ati (obat hati) ada lima, yaitu Membaca Al-Qur’an disertai tadabbur
(perenungan), rajin puasa, rajin qiyamul lail (shalat malam), merendahkan diri di
waktu sahur, dan berkumpul dengan orang-orang shalih.
h) Hendaknya mendengarkan bacaan Al qur’an dengan baik dan diam, tidak
berbicara. (QS.Al-A’raf:204)
i) Hendaknya selalu menjaga AlQur’an dengan tekun membaca dan mempelajarinya
(bertadarrus) hingga tidak lupa, Rasulullah‫وسلم‬ ‫ صلى هللا عليه‬bersabda :
“Pdeliharalah Al-Qur’an baik-baik, karena demi Tuhan yang diriku berada
ditangan-Nya, ia benar-benar lebih liar (mudah lepas) daripada unta yang terikat
ditali kendalinya.” (HR.Bukhari)
j) Hendaknya Tidak menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci. (QS.Al-
Waq’iah:79)
k) Boleh bagi wanita haid dan nifas membacaAl-qur’an dengan tidakmenyentuh
mushaf-nya menurut salah satu pendapat ulama yang lebih kuat, karena tidak ada
hadits shahih dari Rasulullah yang secara gamblang melarang hal tersebut.
l) Disunnahkan menyaringkan bacaan Al-Qur’an selagi tidak ada unsur nehatif,
seperti riya’, atau yang serupadengannya, serta tidakmengganggu orang yang
sedang shalat atau orang yang juga sedang membaca Al-Qur’an.
m)Termasuk sunnah adalah berhenti.

5|TIM IDIK FK UMI


III. KEBIASAAN UMUM YANG PERLU DIPERBAIKI DALAM MEMBACA AL
QUR’AN
A. Vokal Yang Tidak Sempurna
 Kebiasaan umum yang salah :
Vokal A – I – U yang tidak jelas, karena mulut sering dikulum ketika membaca Al-
Qur’an.
 Cara mengatasinya : Vokal harus sempurna, yaitu :
1. Membuka mulut dengan sempurna ketika membaca huruf berharakat fathah.
2. Menurunkan bibir bawah ketika membaca huruf berharakat kasrah.
3. Memonyongkan bibir dengan sempurna ketika membaca huruf berharakat
dhammah
B. Ketika Membaca Huruf Sukun Suara Sering Mantul
 Kebiasaan umum yang salah :
Pantulan suara sering terjadi karena ketika mengucapkan huruf sukun tergesa-gesa,
sehingga makhraj terlepas sebelum mengucapkan huruf berikutnya.
 Cara mengatasinya :
Lidah/bibir ditekan dengan lembut ke langit-langit, kemudian dilepaskan dari
makhrajnya bersamaan dengan pengucapan huruf berikutnya.
C. Tidak Konsisten Dalam Membaca Mad 2 Harakat
 Kebiasaan umum yang salah :
Membaca 2 (dua) harakat sering terlalu pendek atau terlalu panjang. Hal ini terjadi
karena :
1. Perhatian lebih besar terhadap lagu, sehingga panjang/pendeknya kurang
diperhatikan
2. Ragu-ragu terhadap huruf yang akan dibaca berikutnya, sehingga memanjangkan
huruf sebelumnya
 Cara mengatasinya :
Ayun suara, untuk huruf yang mempunyai 2 harakat

6|TIM IDIK FK UMI


D. Tergesa-Gesa Sewaktu Membaca Huruf Ghunnah
 Kebiasaan umum yang salah :
Karena ketidaktahuan makna ghunnah, membacanya sering tidak ditahan
dahulu (sering terlalu cepat/langsung ke huruf berikutnya)
 Cara mengatasinya :
Tahan suara lebih lama, ketika membaca huruf ghunnah.

Kecuali, ketika bertemu huruf maka


dibaca langsung tanpa gunnah.

7|TIM IDIK FK UMI


IV. MAKHARIJUL HURUF

A. Pengertian
Yang dimaksud Makharijul huruf adalah tempat-tempat keluarnya bunyi huruf,
yaitu tempat bunyinya suara yang keluar dari rongga mulut akibat adanya tekanan udara
pada selaput suara. Bunyi suara apabila dikeluarkan darisumber yang berlainan dalam
rongga m,ulut akan menghasilkan bunyi suara yang berlainan pula.
B. Pembagian Makharijul Huruf
Adapun Makhraj (tempat keluarnya) huruf terbagi atas tujuh belas makhraj yang
dikelompokkan kedalam lima tempat, yaitu :
a. Rongga Mulut
b. Tenggorokan
c. Lidah
d. Dua Bibir
e. Rongga Hidung
Berikut pembagian Makharijul huruf secara terperinci :
1. Rongga Mulut
Al Jauf artinya rongga mulut
Huruf yang keluar dari rongga mulut terbagi atas 3, yaitu:
1. Huruf Alif yang didahului Fathah ( ‫) ﹷ ← ا‬
2. Huruf Ya sukun yang didahului Kasrah ( ْ‫) ﹻ ← ي‬
3. Huruf Wau sukun yang didahului Dhammah ( ْ‫) ﹹ ← و‬
Ketiga huruf ini berfungsi sebagai mad Ashli, contoh : pada ayat ke 7 suroh Al
Faatihah Sirotholladziina.

2. Tenggorokan
• Huruf yang keluar dari tenggorokan atas

‫ﹶ‬

8|TIM IDIK FK UMI


 Huruf yang keluar dari tenggorokan tengah

 Huruf yang keluar dari tenggorokan

3. Lidah

1. Pangkal Lidah
• Menyentuh langit-langit belakang (dibaca bulat):
Di depan makhraj huruf dengan menurunkan pangkal lidah agak
kedepan

2. Tengah Lidah
• Menyentuh langit-langit tengah :

9|TIM IDIK FK UMI


3. Lidah Terdekat
 Menyentuh langit-langit depan :
 Di belakang makhraj huruf :
 Di belakang makhraj huruf , Ujung lidah dengan gusi depan atas yang sejajar
dengannya, suaranya agak bergetar
4. Ujung Lidah
 Menyentuh gusi dua gigi seri atas :
(catatan : dibaca tebal/pangkal lidah diangkat)

• Menyentuh ujung dua gigi seri atas :


(catatan : dibaca tebal/pangkal lidah diangkat)

 Hampir menyentuh gigi seri bawah :


(catatan : dibaca tebal/pangkal lidah diangkat)

10 | T I M I D I K F K U M I
5. Salah satu tepi (sisi) Lidah atau keduanya
• Menyentuh gigi geraham atas :

4. Dua Bibir
 Merapatkan dua bibir : , untuk huruf Ba sedikit menekan karena ada sifat
syiddah (kuat), sedangkan mim tidak menekan saat dilafalkan
 Memonyongkan dua bibir :
 Menyentuhkan ujung gigi seri atas dengan bibir bawah bagian dalam

5. Rongga Hidung
 Setiap yang ber-ghunnah/dengung yaitu;
 ْ‫ ن‬yang dibaca dengan idgham bighunna, iqlab atau ikhfa
 ‫ ﻢ‬yang dibaca dengan idgham Mutamatsilain atau ikhfa syafawi
 Nun dan mim yang bertasydid ( ْ‫) نْ–ْم‬

11 | T I M I D I K F K U M I
V. HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

1. Idzhar Halqi (jelas)


Secara bahasa artinya jelas dan terang, Secara istilah artinya : Mengeluarkan
huruf Nun sukun dan tanwin dari makhrajnya dengan jelas dan tidak berdengung
ketika bertemu dengan huruf-huruf idzhar, yaitu huruf al Halqi (tenggorokan) yaitu
hamzah dan ha, ‘ain dan ha, serta ghain dan kha.
‫نْْ←ْْ ي ْءْحْعْخ‬/

2. Ikhfa’(Membaca Samar)
Ikhfa’secara bahasa artinya tersembunyi, secara istilah artinya pengucapan nun
sukun dan tanwin tanpa tasydid, dibaca di antara sifat idzhhar dan idgham (samar)
disertai ghunnah (dengung) pada huruf pertama. ( tahan 2 harakat, kemudian posisi
bibir/mulut siap masuk ke huruf berikutnya )
ْْْْ‫ًْْن← دْذْجْفْقْثْصْزْضْطْكْتْسْشْظ‬/
3. Iqlab (merubah)
Iqlab secara bahasa artinya perubahan suatu dari bentuk aslinya. Sedangkan
menurut istilah, iqlab yaitu merubah nun sukun atau tanwin menjadi mim disertai
ghunnnah.
ْْ‫نْْ←ْب‬/
4. Idgham
Idgham artinya memasukkan. Memasukkan bunyi nun sukun dan tanwin ke dalam
huruf-huruf ‘‫ “ رْل مْنْي و‬menjadi satu dan bertasydid. Ada 2 macam idgham,
disertai ghunnah (bighunnah) ditahan selama 2 harakat, pada huruf “‫ ” م ْن ْي و‬dan
tanpa ghunnah (bilaaghunnah) yaitu huruf “‫ ”رْل‬.
Kaidah: syarat idgham adalah nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf
idgham selalu dalam dua kata, nah apabila bertemu dalam satu kata maka harus
dibaca idzhar disebut idzhar muthlaq ( jelas dan tidak dengung) sebab bertemu dalam
satu (kata). Contoh :

12 | T I M I D I K F K U M I
13 | T I M I D I K F K U M I
VI. HUKUM MIM SUKUN
1. Idzhar Syafawi
Yaitu apabila mim sukun bertemu dengan semua huruf hijaiyah selain huruf mim ْ ‫م‬
dan ba ‫ ْب‬maka dibaca jelas dan tanpa ghunnah (dengung).
2. Ikhfa’ Syafawi
Yaitu apabila mim sukun bertemu huruf ba maka dibaca ikhfa’ (samar) dan disertai
ghunnah (dengung).‫ْمْ←ْب‬
3. Idgham Mim/mitsly
Yaitu apabila mim sukun bertemu huruf mim yang berharakat dibaca sempurna dan
disertai ghunnah(dengung) pada mim sukun . ‫ْمْْ←ْم‬

14 | T I M I D I K F K U M I
VII. HUKUM LAM TA’RIF

Lam ta’rif adalah lam yang bersukun, merupakan imbuhaan pada kata dasar.
1. Alif Lam Qomariyah (Izhar Qamariyah), Alif lam yang dibaca jelas jika bertemu
dengan salah satu dari14 huruf Qamariyah, yaitu:

2. Alif lam Syamsiyah (Idgham Syamsiyah), lam ta’rif di idghamkan (dilebur) apabila
bertemu dengansalah satu dari 14 huruf hijaiyah selain huruf izhar qamariyah, yaitu :

HUKUM NUN SAKINAH DAN TANWIN

15 | T I M I D I K F K U M I
VIII. BEBERAPA HUKUM MAD

1. Mad Tobi’i (penejelasannya lihat Al-Jauf sebelumnya)


2. Mad Wajib muttashil
Yaitu bila huruf mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimah (kata).
Panjangnya 4 atau 5 harakat (jika washal), 6 harakat (jika waqaf).
Contoh: ْ‫عاْ҇ء‬
َ ‫ْال ُّد‬,‫َماْ҇ ًء‬
3. Mad Ja-iz munfashil
Yaitu bila huruf/tanda mad bertemu dengan hamzah tidak dalam satu kata.
Panjangnya harus 4 atau 5 harakat.
Contoh: ْ‫ْآلاَعبد‬,ْ‫قَالوْْ҇ااِنَّا‬
4. Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal
Yaitu bila huruf/tanda mad bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu
kata, panjangnya harus 6 harakat
َّ ‫ْفَ ِإذَْ َجاْ҇ َءتِْال‬,ْ َ‫ضاْْ҇ ِلين‬
Contoh :‫صاْ҇ َّخة‬ َّ ‫َوالَال‬
5. Mad ‘Aridh Lissukun
Yaitu apabila huruf/tanda mad bertemu dengan huruf berharakat yang di sukunkan
karena wakaf. Panjangnya 2 atau 4 atau 6 harakat (konsisten).
6. Mad Liin
Apabila huruf berharakat fathah bertemu Ya Sukun atau wau Sukun, dan
setelahnya ada huruf berharakat yang disukunkunkan karena wakaf .contoh

(lihat QS. Quraisy : 1) huruf berharakat fathah bertemu ‫ي‬


sukun dan setelahnya huruf sya berharakat, yang disukunkan karena wakaf
(berhenti). Panjangnya 2 atau 4 atau 6 harakat (konsisten). Untuk mad ini, ada
kaidah yang harus diperhatikan, yaitu mad liin harus lebih pendek atau sama
panjang dengan mad ‘Aridh lissukun (tidak boleh melebihi mad ‘aridh lissukun)

16 | T I M I D I K F K U M I
IX. TAJWID SURAH AL FAATIHAH

Ketetangan :
: Perhatikan tulisan yang bergaris merah dibawahnya itu, hukum membacanya
adalah lamjalah tarqiq (tipis)
: Untuk semua yang diberikan warna coklat hukum membacanya atau
tajwidnya adalah Alif Lam Syamsiah
: Untuk semua yang berwarna kuning hukum membacanya atau tajwidnya
adalah Mad Arid Lisukun
: Untuk yang di berikan warna abu - abu tajwidnya adalah Idzhar Syafawi
: Untuk semua yang di berikan garis warna ungu tajwidnya adalah Mad
Thobi'i.
: Untuk yang di berikan garis berwarna merah muda tajwidnya adalah Mad

Liin (“jika wakaf” contoh : , liat penjelasan mad liin dibawah )


: Untuk yang diberikan tanda garis warna biru tajwidnya adalah Idzhar Halqi.
: Untuk yang di berikan tanda hijau tajwidnya adalah Mad Lazim kalimi
Mustaqqol.

17 | T I M I D I K F K U M I
X. KARTU KONTROL TAJWID SURAH AL FATIHAH
Nama Mahasiswa :
NIM :
Penilaian
Tgl
Ayat Makharijul Hukum Catatan
Penilaian
Huruf Bacaan
1.
2.
3
4
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nilai Akhir
Keterangan :
A : 81-100
B : 66-80
C : ≤ 65
Cat.: Bagi MPPD yang mendapatkan nilai C silahkan menghadap kependamping
masing-masing untuk melakukan perbaikan nilai.

Makassar, 2018
Mengetahui,
Kordinator IDIK Pendamping

dr.Ida Royani, M.Kes ( )

18 | T I M I D I K F K U M I
19 | T I M I D I K F K U M I

You might also like