You are on page 1of 4

Pancasila Secara History

Berawal dari janji Jepang akan ”memberikan kemerdekaan” kepada bangsa Indonesia pada bulan
September 1944, maka pada tanggal 29 April 1945 dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritzu Zyunbi Tjoosakai oleh Jepang dan dilantik
pada Tanggal 28 Mei 1945 dengan susunan keanggotaan sebagai berikut:
1. Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Widiyodiningrat
2. Ketua Muda: Ichibangase
3. Ketua Muda : R.P Soeroso
4. Anggota: Sejumlah 60 tidak termasuk ketua dan ketua muda.

BPUPKI mengadakan sidang dua kali, yaitu sidang pertama mulai pada tanggal 29 Mei sampai 1
Juni 1945. Dalam sidang pertama telah dikemukakan usul dan pendapat oleh para anggota
BPUPKI mengenai Dasar Negara dan Rancangan UUD.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin menyampaikan pidatonyra dengan beberapa
asas dan dasar Negara, yaitu:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat.

Dan selanjutnya secara tertulis di tawarkan dasar Negara yang di cantumkan dalam UUD, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sedangkan pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo juga mengusulkan dasar Negara, yaitu :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Sedangkan pada tanggal 1 juni 1945 Ir. Soekarno memberika rumusan dasar Negara Indonesia
adalah:
1. Kebangsaan Indonesia-Nasionalisme
2. Perikemanusiaan – Internasionalisme
3. Mufakat dan demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Pada tanggal 22 Juni 1945, anggota BPUPKI mengadakan pertemuan untuk membahas pidato
dan usulan-usulan mengenai dasar Negara yang telah dipaparkan oleh anggota BPUPKI pada
sidang badan penyidik. Setelah diadakan pembahasan kemudian disusunlah Piagam yang
kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawartan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematika Pancasila sebagaimana di
uraikan di atas, kemudian diterima oleh BPUPKI dalam sidang pada tanggal 14-16 juni 1945.
Pada perang Dunia ke-II Jepang kalah oleh lawan tentunya membawa damapak terhadap
kemerdekaan Indonesia di mana Jepang adalah Negara yang menjajah Bangsa Indonesia kala itu.
Maka berdasarkan pengumuman tanggal 7 Agustus 1945 oleh NANPOO GUN (pemerintahan
tentara jepang untuk seluruh daerah selatan) bahwa pada pertengahan bulan Agustus 1945 akan
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyunbi Iinkai.
Sebagai upaya dalam melanjutkan kinerja dari pada PPKI maka pada tanggal 8 Agustus 1945 Ir.
Soekarno, Drs. Moh Hatta dan Drs. Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon atas
panggilan Jenderal Besar Terauchi, Saiko Sikikan untuk daerah Selatan termasuk Indonesia.
Hasil, yaitu :
1. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI, Drs. Moh Hatta sebagai wakil ketua, sedangkan Drs.
Radjiman Widyodiningrat sebagai anggota.
2. PPKI boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus 1945.
3. Cepat atau tidaknya pekerjaan PPKI sepenuhnya diserahkan kepada panitia.
Adapun tugas dari pada PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatunya untuk persiapan
kemerdekaan Indonesia, termasuk adalah pembacaan proklamasi kemerdekaan. Maka pada
tanggal 16 Agustus 1945 malam, diadakan pertemuan anggota PPKI dan beberapa pimpinan
pemuda di rumah Admiral Maeda, seorang opsir tentara Jepang yang bersimpati kepada
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan.
Pertemuan tersebut adalah membahas tentang Proklamasi Kemerdekaan yang akan dibacakan
pada tanggal 17 agustus 1945. Dimana naskah proklamasi disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, Mr. Soebarjo, Sukarni dan Sajuti Malik, karena naskah resmi yang dibuat pada tanggal 22
Juli 1945 yaitu Piagam Jakarta tidak dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut.
Maka Naskah Proklamasi di tulis oleh Ir. Soekarno yang didektekan oleh Drs. Moh. Hatta dan
kemudian diketik rapi setelah adanya persetujuan teks dari pada anggota yang hadir pada saat itu.
Maka dari Naskah itulah dibacakan oleh Ir. Soekarno di dampingi Moh. Hatta pada tanggal 17
Agustus 1945 pada pukul 10.00 WIB di depan rakyat Indonesia halaman rumah Jalan
Pegangsasaan Timur 56 Jakarta.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 mengadakan sidang pertama dengan menghasilkan beberapa
keputusan sebagai berikut :
1. Menetapkan dan mengesahkan Pembukaan UUD 1945 yang diambil dari Piagam Jakarta setelah
mengadakan perunahan dan penggantian :
a. mukaddimah diganti menjadi pembukaan
b. hukum Dasar Negara Indonesia diganti menjadi UUD Negara Indonesia
c. menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab di ganti menjadi “Kemanusiaan yang adil
dan beradab”
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahan-bahanya di ambil dari rancangan UUD
dengan beberapa perubahan/penggantiannya.
a. hukum dasar di ganti menjadi UUD
b. dua orang wakil Presiden di ganti menjadi seorang wakil Presiden.
c. Presiden harus dari seorang dari Indonesia asli dan beragama Islam menjadi Presiden harus
orang Indonesia asli.
d. Selama perang pimpinan perang di pegang oleh Jepang dengan persetujuan pemerintah
Indonesia dihapuskan.
3. Memilih ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan wakil ketua PPKI yaitu Moh. Hatta menajadi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
4. Pekerjaan President untuk sementara waktu di bantu oleh Komite Nasional oleh Surajio,
Beberapa waktu-waktu bersejarah dalam perumusan Pancasila Pertama, pada tanggal (1 juli
1945) diberikan nama “‘Pancasila” kedua, tanggal ( 17 Agustus 1945) Pembacaan Proklamasi
ketiga, Tanggal (18 agustus 1945) disahkan UUD 1945 termasuk pembukaan.

Pancasila secara terminologis


PPKI mengadakan sidang pertama menghasilkan beberapa keputusan :
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang diambil dari Piagam Jakarta.
2. Menetapkan dna mengesahkan UUD 1945 yang bahan-bahannya diambil dari rancangan UUD.
3. Memilih Ketua PPKI yaitu soekarno dan wakil ketua Moh. Hatta menjadi Presiden dan wakil
Presiden
4. Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional
B. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pertama, landasan Histori
Pancasila terambil dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Nilai
yang terkandung dimaksudkan adalah nilai-nilai yang hidup di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia sehingga Pancasila dapat di terima oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia
walaupun kondisi masyarakat yang heterogen.
Dalam perjalanan ketatanegaraan Indonesia telah terjadi perubahan dan pergantian Undang
Undang Dasar, seperti UUD 1945 digantikan kedudukannya oleh konstitusi RIS, kemudian
berubah menjadi UUD sementara da kembali lagi menjadi UUD 1945 dalam pembukaan UUD
tetap tercantum nilai-nilai Pancasila. hingga kini UUD sudah mengalami 4 (empat) kali
perubahan atau amandemen namun Pancasilah tetap termaktub di dalam pembukaan UUD NKRI
1945. Adalah suatu bentuk bahwa Pancasila tetap menjadi kebutuhan dan dasar dalam berbangsa
dan bernegara
Kedua, landasan Kultur
Bahwa, nilai – nilai kenegaraan dan kebangsaan yang terkandung didalam sila- sila Pancasila
bukan hanya merupakan suatu hasil konseptuan seseorang saja, melainkan suatu hasil karya
besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultur dari bangsa Indonesia sendiri
melalui proses refleksi filosofis para pendiri Negara seperrti Ir. Soekarno, M. Yamin, Moh.
Hatta, Soepomo, dan para tokoh pendiri lainnya.
Ketiga, landasan Filosofis
Bahwasanya secara filosofis sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945 sesungguhnya bangsa
Indonesia adalah bangsa :
1. Berketuhanan
2. Berkemanusiaan yang adil dan berdab.
3. Bangsa yang selalu mempertahankan persatuan bagi seluruh rakyat untuk mewujudkan keadilan
Maka dengan demikian menajdi kewajiban Pancasila sebagai sumber nilai di dalam pelaksanaan
kenegaraan, baik dalam pelaksanaan kenegaraan dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik,
hukum, sosial budaya maupun pertahanan keamanan, dan kesehatan.

Keempat, landasan Yuridis (hukum)


Sebagaimaan tertuang dalam :
1. UU No. 2 / 1989 tentang sistem pendidikan Nasional. Pasal 39 telah menetapkan bahwa isi
kurikulum setiap jenis jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila,
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan. UU tersebut mengalami pembaharuan dengan
UU No.20 /2003 tentang sistem pendidikan Nasional dan tetap memuat pendidikan Pancasila
yang wajib untuk di berikan kepada setiap jenjang dan jalur di setiap perguruan tinggi.
2. PP No. 60 Tahun 1999 tentang pendidikan tinggi,
3. SK Dikti No.467/Dikti/Kep/1999
4. SK Mendiknas No. 232/U/200 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan
Pennilain Hasil Belajar Mahasiswa, pasal 10 ayat (1) bahwa Kelompok matakuliah pendidikan
kewarganegaraan wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Sebagai realisasinya Dirjen Dikti telah mengeluarkan SK. No. 38/Dikti/Kep/2002 tentang
Rambu-Rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Pada pasal 3 dijelaskan
bahwa kompetensi kelompok mata kuliah MPK bertujuan menguasai kemampuan berfikir,
bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual.

You might also like