Professional Documents
Culture Documents
Secara harfiah kata ‘Amar’ memiliki arti sebagai seruan atau perintah, sedangkan
‘Nahi’ adalah melarang sesuatu atau mencegah sesuatu. Al-Ma’ruf adalah setiap
perbuatan yang dipandang baik menurut akal atau agama (Syara’) sedangkan Al-
Mungkar berarti setiap perbuatan yang oleh akal sehat atau agama dipandang buruk.
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar adalah perintah untuk melakukan segala perbuatan
baik yang menjadi perintah Allah dan melarang setiap perbuatan yang tidak baik yang
a. Alqur’an
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar telah dijelaskan dalam firman Allah Surat Ali-Imran
ayat 104 :
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;
Dari Abu Said Al-Khudri RA, beliau berkata “Aku mendengar rasulullah
bersabda:
Artinya :
Dari Abu Said Alkhudri berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan
jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemah iman. (Azean,
2018).
2. Ikhlas
3. Menggunakan metode yang baik, penuh kasih sayang terhadap orang yang
perbuatan. (Hidayati,2018).
sebagaimana yang tertera pada Peraturan menteri kesehatan nomor 73 tahun 2016
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. (Pemenkes 73, 2016).
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar mencakup semua konsep dalam bidang ilmu
pelayanan sediaan farmasi, termasuk juga kode etik seorang Apoteker. Apoteker dapat
bertindak sebagai Muhtasib dalam berbagai bidang kefarmasian misalnya dalam bidang
industri farmasi, seorang Apoteker berperan penting pada bagian produksi, pengawasan
operasional dengan cara membuat SOP yang nantinya akan dijalankan oleh TTK
maupun staf lain yang terlibat agar tercapai CPOB, hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.51 tahun 2009 bahwa dalam melakukan pekerjaan kefarmasian
teman sejawat atau TTK untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, dan
bertindak sesuai dengan kode etik. Seorang Apoteker juga harus mampu melindungi
pasien dari penggunaan obat yang tidak rasional dan mendukung sejawat petugas
kesehatan lain untuk selalu mengutamakan peningkatan kesehatan pasien misalnya jika
dalam secrening resep ada pengobatan yang tidak rasional maka seorang Apoteker
harus memberikan masukan atau memberi tahu kepada dokter terkait dengan
Selain sebagai muhtasib seorang Apoteker juga dapat bertindak sebagi muhtasab
alaih yang menciptakan Nafsul-Ihtisab dengan cara mentaati semua peraturan atau
prosedur yang telah ditetapkan dalam bidang kefarmasian baik berupa Peraturan
Pemerintah, Permenkes, peraturan BPOM, dan peraturan lain yang berkaitan dengan
tanggung jawab Apoteker, misalnya keputusan kongres nasional yang mengatur tentang
1. kewajiban umum yaitu seorang apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan untuk diri sendiri, menjadi sumber
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
kesempatan untuk meningkatkan kerja sama yang baik sesama Apoteker didalam
sejawat petugas kesehatan lain. Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari