You are on page 1of 49

A.

Asuhan Kebidanan Kehamilan


1. Proses Adaptasi, Fisologis, Psikologis dalam Kehamilan
a. Proses Konsepsi
- Pada saat koitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan kedalam fornix
posterior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta
- Dengan gerakan ekornya sperma masuk ke dalam kanalis servikalis
- Spermatozoa dapat mencapai ampula kira-kira satu jam setelah koitus
- Hanya beberapa ratus sperma yang bisa mencapai tempat ini, sebagian
akan besar mati akibat kondisi keasaman vagina, dan sebagian lagi
hilang atau mati dalam perjalanan
- Spermatozoa dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita sampai
3-4 hari
- Setiap spermatozoa membawa kromosom pembawa tanda 22 buah.
Kromosom seks “Y” untuk laki-laki dan kromosom seks “X” untuk
perempuan
b. Proses Fertilisasi
- Pada proses ini, penetrasi membran sel ovum hanya spermatozoa yang
telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukannya. Kapasitasi
merupakan pemberian energi berupa nutrisi gula, ATP, dan lain-lain
- Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata
dan zona pelusida
- Suatu molekul komplemen khusus di permukaan kepala spermatozoa
kemudian mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida yang memicu
akrozom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus
zona pelusida
- Pada saat protozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks
ovum dimana granula korteks di dalam ovum berfusi dengan membran
plasma sehingga enzim di granula dikeluarkan secara eksositosis ke
zona pelusida
- Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran
nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya sedangkan ekor dan
mitokondrianya berdegenerasi. Sehingga mitokondria pada manusia
seluruhnya berasal dari ibu
- Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nukleus
ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan
selanjutnya (Meiosis II)
- Sesudah anafase timbul lah telofase dan benda kutub kedua menuju ke
ruang perivitelin. Sekarang ovum hanya memiliki pronukleus yang
haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumplah
kromosom yang haploid
- Kedua pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot
- Beberapa jam setelah pembuahan, mulai pembelahan zigot dan dalam
tiga hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besar. Hasil konsepsi
berada dalam stadium morula
- Fertilisasi dapat terjadi bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang
tepat
 Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat
ovulasi
 Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat
selama ejakulasi
 Tidak ada barier/hambatan yang mencegah sperma mencapai,
mempenetrasi, dan akhirnya membuahi ovum
c. Proses Nidasi
- Pada hari ke-6, sel-sel trofoblas menghasilkan tonjolan menyerupai jari
tangan yang aktif menembus epitel endometrium
- Pada hari ke-7, trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan, yaitu
sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas
- Sitotrofoblas membelah menjadi sinsitium, villi korion, dan amnion
- Sinsitiotrofoblas membentuk tonjolan menyerupai jari tangan dan aktif
melisiskan sel-sel endometrium
- Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sititrofoblas yang belum
berdiferensiasi dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis
- Sinsitiotrofoblast yang aktif menghasilkan hormon yaitu hCG
- Trofoblast jangkar ekstra villi yang akan menempel pada endometrium
- Trofoblast yang invasive
- Produksi hCG meningkat sampai hari ke-60 kehamilan
- Fungsi : mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus dan
menghasilkan progesteron sampai placenta dapat membuat cukup
progesteron sendiri
- hCG merupakan ciri khas kehamilan yang ditemukan dalam air kemih
ibu hamil
- Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif
mudah masuk ke dalam lapisan desidua dan luka pada desidua
menutup kembali
- Saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi
perdarahan pada luka desidua(tanda hartman)
- Pada umumnya blastokista masuk di endometrium dengan bagian
dimana massa inner cell berlokasi
- Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan tumbuh dan
berkembang di dalam endometrium
- Setelah itu dimulailah diferensiasi sel-sel blastokista
- Sel-sel yang lebih kecil yang dekat pada ruang ekseselom membentuk
entoderm dan yolk sac.
- Sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang
amnion
- Dengan ini di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang
dibentuk antara dua ruangan yakni ruang amnion dan yolk sac.
- Pertumbuhan embrio terdiri atas 3 unsur lapisan : sel ektoderm,
mesoderm, dan entoderm
- Mesoblast antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan
body stalk yang kemudian berkembang menjadi tali pusat
- Di dalam body stalk terdapat pembuluh darah yang dinamakan
vascular stalk
- Di dalam lapisan amnion terdapat jaringan lembek , selei wharton
berfungsi melindungi 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang
berada di dalam tali pusat.
- Kedua arteri dan satu vena tersebut menghubungkan 1 sistem
kardiovaskular janin dengan placenta
- Endometrium yang berubah karena pengaruh kehamilan disebut
desidua, dibagi 3 lapisan :
 Stratum compactum mempunyai sifat padat. Telur ada dalam
lapisan ini
 Stratum spongiosum  mengandung banyak kelenjar-kelenjar dan
pembuluh-pembuluh darah yang lebar, hingga pada penampang
berlubang-lubang menyerupai spons
 Stratum basale, yang tidak berubah
- Telur makin lama makin menonjol ke dalam cavum uteri, karena telur
lebih cepat tumbuhnya dari uterus maka pada bulan ke 4 desidua
kapsularis menempel pada desidua vera, tidak terdapat lagi rongga
rahim. Mulai sekarang tumbuhnya uterus secara pasif  tumbuh
karena diregang oleh isinya (telur).
d. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
- Hasil pembuahan sel sperma dan sel telur menghasilkan zigot yang
terus membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula).
Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira
hari ke-6 setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula
membentuk rongga blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan
berkembang menjadi embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan
membentuk plasenta. Pada hari ke-8 -9, massa sel dalam (embrioblas)
akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah
bilaminer). Epiblas akan membentuk rongga amnion, sedangkan
hipoblas akan membentuk rongga eksoselom (kantung kuning telur
primitif). Dan pada hari ke-16, epiblas berdiferensiasi menjadi tiga
lapisan germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
- Hasil konsepsi dalam kandungan
- Masa mudigah adalah sejak konsepsi sampai 12 minggu. Pada masa ini
terjadi pembentukan organ tubuh (organogenesis). Masa ini juga
merupakan masa rentan terjadinya kelainan konginetal, karena faktor
genetik dan teratogenik.
- Masa janin adalah masa sejak 12 minggu setelah konsepsi sampai
lahir. Pada masa ini terjadi penyempurnaan jaringan dan organ serta
pertumbuhan cepat. Kelainan yang terjadi disebabkan oleh trauma
mekanik seperti kompresi intra uteri

2. Perubahan Fisiologis pada Masa Kehamilan


a. Uterus
- Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar, sebesar telur bebek
- Pada kehamilan 12 minggu uterus membesar, sebesar telur angsa
- Pada kehamilan 16 minggu uterus membesar, sebesar kepala bayi dan
semakin membesar sesuai dengan usia kehamilan
- Pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus 25 cm, pada 32 minggu 27
cm, pada minggu 36 minggu 30 cm
- Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan
- Kapasitas lebih dari 4000 cc
b. Vagina
- Jaringan otot mengalami hipertropi
- Terjadi peningkatan vaskularisasi warna vulva menjadi kebiruan dan
lebih gelap yang sering disebut tanda Chadwick
- Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah
- PH 3,5-6 merupakan akibat dari meningkatnya produksi asam laktat
karena kerja latobaci Acidophilus
- Keputihan selaput lendir vagina mengalami edematous
c. Ovarium
- Tidak terjadi pematangan folikel baru, ovulasi, dan tidak terjadi siklus
hormonal
- Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang kira-kira kehamilan 16 minggu.
d. Payudara
- Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomammotropin, estrogen dan progesterone, laktogen plasental
dan prolaktin
- Terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar
- Terjadi hiperpigmentasi
- Pada kehamilan 12 minggu keatas puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih yang disebut colostrums
- Timbul proliferasi jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan
sekretorik pada payudara.
- Peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami
- Payudara terus tumbuh sepanjang kehamilan dan ukuran serta beratnya
meningkat hingga mencapai 500 gram untu masing-masing payidara.
- Areola menjadi lebih gelap dan dikelilingi kelenjar sebasea yang
menonjol
e. Berat Badan
- Berat badan ibu hamil akan meningkat normalnya sekitar 6-10 kg,
terdiri dari :
berat janin 2,5 - 3,5 kg, berat plasenta 0,5 kg, berat uterus 1 kg, cairan
amnion 1 kg, pertumbuhan mamae 1 kg, pertambahan volume sirkulasi
maternal 1,5 kg, pertumbuhan cairan interstisial di pelvs dan
ekstermitas 1 – 1,5 kg.
- Pada trimester I berat badan turun atau naik
f. Sistem Kardiovaskuler
- Otot jantung mengalami hipertrofi atau dilatasi jantung
- Denyut nadi dan cardiac output meningkat
- Akan terjadi vasodilatasi perifer
- Peningkatan volume darah bersamaan dengan distensi pada vena dan
tekanan terus menyebabkan oedema pada kaki, vulva dan saluran anal
sehingga beresiko terjadi varises dan sering hemoroid
- Terjadi penurunan HB sampai 10mg/dl, karena hemodilusi yang
meningkat
g. Sistem Respirasi
- Peningkatan akan kebutuhan oksigen karena kerja jantung yang
meningkat sehingga akan timbul perasaan lemah letih pada tahap awal
dan kebutuhan tidur akan meningkat
- Progesterone akan menyebabakan hiperventilsi, penurunan kadar CO2
menyebabkan alkalosis akibat pengaruh progesterone.
h. Sistem Urinaria
- Pelvis ginjal dan ureter berdilatasi
- Iritabilitasi kandung kemih
- Nokturia dan sering berkemih dan urgensi (tanpa disuria) pada awal
kehamilan, laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat
pada awal kehamilan
i. Sistem Neurologi
- Pada awal kehamilan ibu akan merasakan pusing dan berkunang-
kunang
- Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di
daerah paha), Sindrom Karpel Tunel
- Kejang kaki mendadak karena kelelahan, dan gangguan pada efisiensi
tidur akibat rasa nyeri yang menyebabkan tidak nyaman
j. Sistem Digestivus
- Gusi yang membengkak dan cendrung mudah berdarah
- Peningkatan sekresi saliva
- Peningkatan kebutuhan akan CA dan F
- Pada trimester I sering terjadi penurunan nafsu makan
- Trimester II nafsu makan bertambah , nyeri ulu hati karena uteruss
semakin membesar, peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan
empedu, dan terjadi hiperkolesterolemia ringan.
k. Sistem Endokrin
- Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium
menghasilkan estrogen dan progesterone
- Mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta
pembebasan desidua tersebut
- Sel-sel trofolast menghasilkan hormone karionik gonadotropin yang
akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang
penuh
- Setelah plasenta mengambil alih, sekresi estrogen dan progesterone
mengalami peningkatan yang nyata.
- Kadar kedua hormone ini tetap tinggi sampai sesaat sebelum aterm
- Ketika fungsi plasenta dengan rentang usia yang terbatas mulai
mengalami penurunan, hal ini terjadi karena kadar hormone plasenta
mulai menurun
- Prolaktin serum meningkat pada trimester I dan meningkat secara
progresif pada mendekati aterm.
- Progesterone menyebabakan lemak disimpan dalam jaringan subkutan
di abdomen, punggung dan paha atas.
l. Sistem Integument
- Terjadi peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal
- Pertumbuhan rambut dan kuku yang lebih cepat,percepatan aktivitas
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, munculnya tanda regangan atau
striae gravidarum pada kulit akibat dari adenokortikosteroid
- Respon terhadap alergi meningkat
- Hiperpigmentasi akibat peningkatan hormone hipofisis anterior
melanotropin
m. Sistem Muskuluskeletal
- Postur tubuh dan cara berjalan wanita berubah secara mencolok
- Panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian
ulang kurvatura spinalis
- Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan
- Lordosis progresif
- Rasa tidak nyaman pada punggung bagian bawah, khususnya pada
akhir kehamilan
- Rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami pada anggota
badan
- Perubahan pada titik pusat gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh
- Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk
- Jaringan ikat pada persendian panggil akan melunak dalam
mempersiapkan persalinan

3. Perubahan Psikologis pada Masa Kehamilan


a. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester I
- Merupakan periode penyesuaian
- Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil
- Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan,
kecemasan, depresi dan kesedihan
- Beberapa wanita telah merencanakan kehamilan atau berusaha keras
untuk hamil, dan merasa senang
- Hasrat seksual
- Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea,
depresi, payudara memebesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan
masalah lain yang normal pada trimester awal
- Menjadi sangat peka
- Merupakan masa yang mencemaskan
- Kecemasan akan mempersulit yang dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman dalam kehamilan sampai saat melahirkan
- Khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya. Jika mereka
multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu
- Sangat membutuhkan kehadiran orang lain.
b. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester II
Fase Prequickening
- Mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah
terjadi dan akan menjadi basis atau dasar dalam bagaimana ia
mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya
- Ia akan menerima segala nilai dengan hormat yang diberikan ibunya
Fase Postquickening
- Identitas keibuan yang jelas akan muncul
- Focus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru
sebagai ibu
- Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meningalkan peram
lamanya sebelum hamil, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama dan wanita karir
- Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala
peran yang ia terima sebelum kehamilannya
- Pergerakan bayi membangun konsep bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dari dirinya
- Perubahan focus pada bayinya
- Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil
- Gerakan janin terasa merupakan peristiwa penting karena gerakan
janin yang lembut bahwa kehidupan terjadi dalam rahim
- Bidan dan dokter mendengar denyut jantung janin dan ibu
menyesuaikan diri dengan kenyataan
- Ibu mulai memikirkan janin merupakan bagian dari dirinya
c. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III
- Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan
- Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai
mahluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang
bayi
- Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kepan pun, membuatnya
berjaga-jaga dan memperhatikan tanda dan gejala persalinan muncul
- Merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri
seperti apakah bayinya akan lahir normal
- Merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan
- Canggung, jelek, berantakan, dan memerlukam dukungan yang sangat
besar dan konsisten dari pasangan (Varney’s 2007)
- Pikiran dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya
- Menjadi sangat ketergantungan dan sangat mendambakan suaminya
- Meningkatnya kebutuhan cinta dan perhatian pasangan dan butuh
dukungan pasti dari pasangan
- Rasa cemas dan takut pada proses persalinan dan kelahiran meningkat
- Mengalami gangguan tidur

4. Tanda - Tanda Kehamilan


a. Tanda Subjektif
- Amenore (bermakna jika 3 bulan atau lebih)
- Keletihan
- Nyeri dan pembesaran payudara
- Morning sickness
- Quickening
b. Tanda Objektif
- Tanda Chadwick : nampak kebiruan pada vulva, vagina dan portio
- Braxton-Hicks : kontraksi rahim
- Pembesaran uterus(Pischacek)
- Tes kehamilan
- Tanda Goodell : serviks melunak
- Tanda Hegar: isthmus rahim melunak
- Ballottement: lentingan janin
c. Tanda Pasti
- USG terdapat rangka janin, adanya denyut jantung janin, dan
Pemeriksa melihat dan merasakan gerakan janin

5. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I, II, dan III


a. Kebutuhan Nutrisi
Gizi selama kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan. Nutrisi menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses – proses
kehidupan. Penambahan berat badan akan mempengaruhi status gizi
selama kehamila. Selain itu penambahan berat badan ibu selama
kehamilan tergantung status gizi ibu pra-hamil.

Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil per Trimester Berdasarkan Indeks Masa
Tubuh Pra-hamil

- Pada trimester 1 terjadi pertambahan jumlah sel dan pembentukan


organ. Proses ini perlu didukung dengan asupan zat gizi terutama
protein, asam folat, vitamin B12, zinc, dan yodium.
- Zat gizi yang utama adalah protein, vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak dan sel saraf.
- Pada trimester ke 2 dan 3 janin tumbuh cukup pesat yang mencapai
90% dari seluruh proses tumbuh kembang selama kehamilan. Zat gizi
yang dibutuhkan adalah protein, zat besi, kalsium, magnesium,vitamin
B komplek serta asam lemak omega 3 dan omega 6.
Dampak Kekurangan Gizi Mikro

b. Kebutuhan Kalori Selama Kehamilan


Selama Kehamilan perlu tambahan sekitar 80.000 kalori (300 kalori/hari)
Trimester pertama kebutuhan nutrisi lebih bersifat kualitatif. Rekomendasi
energi untuk setiap wanita hamil tidak bisa disamaratakan. Dianjurkan
adalah 60 g per hari. Dianjurkan mengkonsumsi protein 3 porsi sehari. ( 1
porsi protein = 2 butir telur atau 200 gr daging / ikan ) Daging, ikan, telor
dan susu, keju ( mengandung asam amino esensial) Kacang-kacangan,
biji-bijian, tempe, tahu, oncom (protein nabati)
c. Kebutuhan Folat (Asam Folat)
Folat disintesis DNA dan menaikkan eritropoisis ( produksi sel darah
merah ) sehingga sel pertumbuhan cepat. (janin &plasenta) Mencegah
neural tube defect. Ibu hamil memerlukan 400 µg asam folat. Asam fola
terdapat pada sayur-sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus
jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum (sumber folat alami)
d. Kebutuhan Zat Besi selama kehamilan
Sumber : sayur – sayuran, daging, dan ikan, Besi non hem/Ferri (pangan
nabati) dan besi- hem/ ferro (pangan hewani). Besi ferri oleh getah
lambung direduksi menjadi ferro (lebih mudah diserap sel mukosa usus).
Vitamin c dapat juga membantu proses reduksi tersebut. Tambahan besi
dalam bentuk garam ferrous 30 mg per hari (wanita hamil normal ).
Wanita yang berisiko tinggi mengalami defisiensi memerlukan dosis yang
lebih tinggi ( 60 mg perhari). Program di puskesmas 60 mg per hari.
Multivitamin kombinasi / pil besi tidak dianjurkan ( menganggu
penyerapan)
Informasi yang penting disampaikan dalam pemberian suplement zat besi:
- Vitamin c ( dalam bentuk buah jeruk, tomat, melón, dan strawberi) dan
besi hem dapat meningkatkan absorpsi besi tambahan
- Teh, kopi, oksalat dalam bayam dan lobak swiss, kuning telur dapat
menurunkan absorpsi besi, oleh karena itu
- Besi sangat baik dikonsumsi saat lambung kosong, yakni antar waktu
makan.
- Besi bisa dikonsumsi menjelang tidur, jika ada rasa tidak nyaman saat
diminum diantara waktu makan.
e. Kebutuhan Zat Seng (Zinc) Selama kehamilan
Kebutuhan : 15 mg sehari. Mudah diperoleh dari daging , kerang, roti
gandum utuh, atau sereal. Alkohol menghambat penyerapan. Dampak
kekurangan : komplikasi pada masa prenatal dan periode intra partum.
f. Kebutuhan Kalsium Selama kehamilan
Asupan kalsium yang direkomendasikan adalah 1200mg per hari. Setara
dgn dua gelas susu/ 125 g keju setiap hari. Sumber dari makanan: susu,
keju, yogurt.
g. Oksigen
Kebutuhan oksigen meningkat, akselerasi metabolisme rate, untuk
menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan masa uterus
dll. Bernafas lebih dalam , volume tidal paru – paru, dan jumlah
pertukaran gas pada setiap kali bernafas.
h. Personal higiene
Perubahan system tubuh pada kehamilan : peningkatan PH vagina, mudah
terkena infeksi. Peningkatan kadar estrogen, fluor albus. Peningkatan
sirkulasi perivir produksi keringat. Ukuran uterus membesar, kapasitas
uterus menurun / lebih sering berkemih.
i. Pakaian
Longgar yang nyaman,terbuat dari bahan yang dapat dicuci, misalnya
katun. Bra dan ikat pinggang ketat, celana pendek ketat, ikat kaos kaki,
pelindung lutut yang ketat, korset, dan pakaian ketat lainya dihindari.
Kerusakan aktremitas bawah mempermudah terjadinya varises. Kaos kaki
penyokong mengalami varises atau pembengkakan tungkai bawah. Sepatu
nyaman , memberi sokongan yang mantap. Sepatu dengan tumit yang
sangat tinggi tidak dianjurkan.
j. Seksual
Melakukan hubungan sex aman selama tidak menimbulkan rasa tidak
nyaman. Belum ada hasil riset yang membuktikan bahwa koitus dan
orgasme dikontraindikasikan untuk ibu hamil. Riwayat abortus spontan
atau abortus lebih dari satu kali, ketuban pecah dini, perdarahan pada
trimester III, merupakan peringatan untuk tidak melakukan koitus.
k. Mobilisasi/ Body mobilisasi/ Body mekanik
Anjuran latihan Kegel, Gunakan otot-otot kaki untuk menjangkau benda di
lantai. Tekuk lutut, bukan punggung. Mengangkat objek yang berat (satu
kaki diletakkan sedikit didepan kaki yang lain dan dipertahankan datar saat
merendahkan tubuh pada satu lutut, mengangkat beban dengan
memegangnya dekat ke tubuhnya dan jangan sampai lebih tinggi dari
dada. Duduk di kursi yang cukup rendah sehingga kedua kaki dapat
menjejak lantai dan lebih baik jika lutut lebih tinggi daripada panggul.
l. Olahraga
Kondisi kesehatan harus dievaluasi sebelum merencanakan suatu
program latihan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan
American College of Medicine Olahraga merekomendasikan untuk latihan
selama 30 menit untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu
hamil.
m. Isirahat dan tidur
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional
dan bebas dari kegelisahan (ansientas). Ibu hamil memerlukan istirahat
paling sedikit 1 jam pada siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi
dari tubuhnya. Tidur malam. Bumil hendaknya lebih banyak tidur selama
± 8 jam.
1) Cara dan posisi ibu hamil tidur
 Posisi miring ke kiri.
 Tidur dengan posisi kepala agak tinggi.
 Jika ibu suka tidur terlentang, taruhlah bantal dibawah bahu dan
kepala.
 Saat bangun dari posisi tidur, hindari perubahan posisi secara tiba-
tiba.
n. Imunisasi vaksin TT
Tetanus disebabkan oleh racun bakteri Clostridium tetani yang masuk
melalui luka. Penderitanya kerap mengalami kejang pada otot rahang.
o. Memantau kesejahteraan janin
Pengitungan gerakan janin sejauh ini merupakan teknik yang paling
mudah diantara berbagai teknik pengkajian janin. Apabila terjadi
penurunan gerak janin, haruslah dicurigai sebagai suatu yang harus
diperhatikan
p. Ketidaknyamanan dan cara mengatasi
2) Trimester 1
Sering mengantuk yang berlebihan dan pusing (tidur cukup sekurang-
kurangnya 8 jam pada malam hari, dan sedapat mungkin tidur siang
paling sedikit 1 jam.). Mual muntah (tidak membiarkan perut kosong
mengurangi makan-makanan berlemak dan makan dalam porsi yang lebih
kecil tetapi sering). Sering merasa tidak enak badan ketika bangun pagi
(bangun dari tempat tidur pelan-pelan, lebih dahulu duduk sebelum
berdiri).
3) Trimester 2
Pigmentasi lebih nyata. Hipotensi supine (posisi miring atau postur
setengah duduk, dengan lutut sedikit fleksi). Varises krn relaksasi otot
polos vena, uterus yang membesar, gravitasi (menghindari obesitas,
berdiri, tidak mengenakan pakaian ketat, latihan ringan, istirahat dengan
tungkai dan pinggang diangakat, menggunakan kaos kaki penopang, dll).
Nyeri sendi, nyeri punggung (latihan,sepatu bertumit datar,relaksasi dll).
4) Trimester 3
Ibu sering kencing, tidak enak pada ulu hati (makan-makanan yang
tidak banyak bumbu, makan papaya atau minum susu, makan dalam porsi
kecil tetapi sering, dan hindari makan-makanan yang berlemak atau yang
mengandung gas). Bengkak di kaki dan pergelangan kaki (beristirahat
selama 1-2 hari dengan kaki diangkat atau ditinggikan), Sesak napas,
perubahan mood, perasaan bercampur aduk, serta kecemasan meningkat.

6. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil TW I, II, III


a. Support Keluarga
1) Suami
Dukungan suami yang diharapkan istri:
- Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
- Suami senang mendapat keturunan
- Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
- Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan
istri/janin yang dikandung
- Suami tidak menyakiti istri
- Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi
istri
- Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
- Suami membantu tugas istri
- Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
- Suami menungu ketika istri melahirkan
- Suami menunggu ketika istri di operasi
2) Keluarga
Dukungan Keluarga dapat Berbentuk :
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan
ini
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam
periode ini
- Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
- Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang
tidak boleh ditinggalkan
b. Support Lingkungan
Dukungan Lingkungan dapat Berupa :
- Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/
perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
- Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan
melahirkan
- Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk
periksa
- Menunggui ibu ketika melahirkan
- Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
c. Support Tenaga Kesehan
- Aktif : melalui kelas antenatal
- Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi
d. Persiapan Menjadi Orang Tua
1) Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :
- Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan
suatu keadaan statis
- Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang
tua dimulai
2) Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru
lahir adalah:
- Temperamen
- Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
- Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial
mereka
3) Peralihan menjadi orang tua
Fase Penantian:
- Berkaitan dampaknya pada kehamilan
- Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi
orang tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga
- Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat,
tantangan, dan tanggung jawab
Fase bulan madu
- Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat
perhatian pada askebnya
- Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura
- Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina
hubungan baru dengan bayi
- Merupakan fase yang beradaptasi dengan anggota baru
e. Persiapan Sibling
- Respon kakak-kakak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau
perempuan bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan
- Biasanya balita kurang sadar akan adanya kelahiran
- Mereka mungkin melihat “pendatang baru” itu sebagai saingan atau
mereka takut akan kehilangan kasih sayang orang tua
- Tingkah laku negatif mungkin muncul dan merupakan petunjuk derajat
stress pada kakak-kakak ini
- Tingkah laku negatif ini mungkin berupa masalah tidur, peningkatan
upaya menarik perhatian, kembali ke pola tingkah laku kekanak-
kanakan seperti ngompol, atau menghisap jempol.
- Beberapa anak mungkin memperlihatkan tingkah laku bermusuhan
terhadap sang ibu, terutama bial ibu menggendong bayi atau memeberi
makan
- Tingkah laku ini merupakan manifestasi rasa iri dan frustasi yang
dirasakan kakak-kakak ini bila mereka melihat perhatian sang ibu
diberikan kepada orang lain.
- Orang tua harus mencari kesempatan-kesempatan untuk menegaskan
kembali kasih sayang mereka untuk kakak yang sedang rapuh ini
- Anak prasekolah mungkin akan lebih banyak melihat daripada
menyentuh
- Sebagian besar akan menghabiskan waktu dekat dengan bayi dan
berbicara kepada ibu tentang bayi ini
- Lingkungan yang relaks dan biasa tanpa dibatasi waktu yang akan
mempermudah interaksi anak-anak yang muda dengan bayi
- Sang kakak harus diberikan perhatian khusus oleh orang tua,
pengunjung dan bidan yang sepadan dengan yang diberikan kepada
bayi baru

7. Kelas Ibu Hamil


a. Antenatal education:
- Suatu persiapan dan dukungan untuk menjadi orang tua
- Sebagai suatu interaksi antara bidan dan ibu atau orang tua
mendiskusikan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehamilan
dan persalinan sera menjadi orang tua (bennet & brown)
- Tedak sama degan pemberian nasihat
- Sebuah kegiatan bedan yang menawarkan suatu proram persipan
menjadi orang tua termasuk persiapan melahirkan dan nasihat tentang
kebersihan tubuh dan nutrisi (UUKCC)
- Kursus yang diorganisir untuk membantu calon orang tua menyiapkan
kelahiran dan pemeliharaan bayinya
b. Tujuan
- Membangun rasa percaya diri dalam kehamilan, persalinan serta
menjadi orang tua
- Mampu mengambil keputusan berdasarkan pilihannya
- Mempu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kesehatan
profesional
- Memelihara kesehatan fesik dan mental
- Pasangan atau orang terdekat mengetahui perasaan dan kebutuhan ibu
hamil
- Membantu mempersiapkan tanggung jawab terhadap kesehatan ibu dn
bayinya
- Mendorong pemikiran kritis terhadap intervensi yang tidak
diperlaikan, serta hak klien untuk menerima intevensi berdasarkan
evidence based
- Berbagi dan diskusi tentangpengalaman dan perasaan dengan anggota
lainnya, sehingga tercipta pemikiran yang positif
- Memberi kesempatan untuk ibu hamil dan pasangannya dengan calon
orang tua yang lain berbagi pengalaman (self care masa kehamian,
persiapan kelahiran dan melahirkan, asuhan bbl pada minggu perama)
c. Waktu Penyelenggaraan
Yang perlu diperhatikan:
1) Berapa kali pertemuan akan diadakan
2) Berapa lama yang dibutuhkan setiap sesi/pertemuan
- Batas waktu konsentrasi → 10-20 menit
- Ibu hamil cepat lelah
3) Apakah pagi hari, siang atau sore? Sesuai dengan waktu yang
disepakati dengan kelas antenal
4) Apakah pagi hari, siang atau sore? Sesuai dengan waktu yang
disepakati dengan kelas antenal
d. Sasaran
- Tidak lebih dari 5-6 pasang
- Memudahkan interaksi, saling bertukar pikiran
- Mudah saling mengenal
- Mudah melakukan idenrifikasi kebutuhan dan melihat perkembangan
- Mudah untuk terlibat
e. Materi
- Perkembangan janin
- Persiapan kehamilan
- Tanda kehamilan dan peruhan tubuh dan psikis ibu
- Ketidaknyamanan dalam kehamilan dan mengatasinya
- Tanda dan bahaya dalam kehamilan
- Hidup sehat selama kehamilan
- Gaya hidup selama kehamilan
- Kelahiran dan persalinan
- Perawatan bayi: makanan/minuman bayi, masalah yang mungkin
timbul/gangguan pada bayi, tumbuh kembang bayi
f. Kelas Terbuka
- Menerima siapa saja yang datang dan mengikuti kelas disetiap
pertemuan
- Dapat mengikuti kelas kapanpun dan dapat berhenti setah merasa
cukup
- Keuntungan
 Waktu yang fleksibel
 Cocok untuk ibu yang sibuk
- Kerugian
 Anggota kurang mengenal satu sama lain sehingga hubungan
kelompok tidak berkembang
 Kurangnya kesempatan untuk berbagi perasaan dan pengalaman
 Materi yang dipelajari tidak sistematis
 Fasilitator tedak dapat mengenal peserta dan sulit mengikuti
kebutuhannya
 Sulit mengatur kelas
g. Kelas Tertutup
- Anggota/peserta telah ditentukan
- Setiap peserta sejak pertemuan pertama saling mengenal dan memiliki
komitmen untuk selalu menghadiri kelas
- Keuntungan :
 Jadwal telah diketahui oleh masing –masing peserta
 Masing-masing peserta dapat kesempatan berbagi perasaan dan
pengalaman
 Setiap peserta memulai kelas bersama degan topik yang berurutan
di setiap pertemuan
 Fasilitator dapat melihat dan perkembangan peserta
 Fasilitator dapat menyesuaikan kelas dengan informasi yang
dibutuhkan kelompok
- Kerugian:
 Terdapatnya batasan jumlah peserta
h. Komunikasi Informasi dan Edukasi pada Ibu Hamil
- Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak
langsung melalui saluran komunikasi kpd penerima pesan u/
mendapatkan efek.
- Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi
perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan
metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun
komunikasi massa.
- Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu
diketahui masy (pesan yang disampaikan).
- Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif.
Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga
kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus
dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
i. Tujuan Komunikasi Informasi dan Edukasi pada Ibu Hamil
- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru
- Membina kelestarian peserta KB
- Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan
- Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif,
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara
wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai
perilaku yang sehat dan bertanggung jawab

8. Memberikan Asuhan Sesuai Tahap Perkembangan Kehamilan Ibu


a. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal
1) Tujuan Kunjungan
- Mendapatkan perawatan kehamilan
- Memperoleh rujukan konseling genetik
- Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak
- Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
- Menentukan status kesehatan ibu dan janin
- Menentukan kehamilan normal/abnormal serta ada atau tidaknya
faktor resiko kehamilan
- Menentukan rencana pemeriksaan atau pelaksaan selanjutnya
2) Pengkajian Data Kesehatan Ibu Trimester I, Trimester II dan Trimester III
- Anamnesa
a) Identitas klien (Nama, umur, alamat)
b) Menanyakan alasan kenapa datang ke pelayanan kebidanan
c) Menarche
d) Siklus haid
e) Lama haid
f) Jumlah darah haid
g) Riwayat perkawinan
h) HPHT
i) Kehamilan yang ke berapa
j) Riwayat kehamilan sebelumnya
k) Riwayat abortus
l) Riwayat persalinan yang lalu, cara persalinan, penolong, tempat,
kondisi bayi
m) Riwayat anak terdahulu
n) Keluhan kehamilan saat ini
o) Riwayat KB
p) Riwayat imunisasi TT
q) Riwayat penyakit sebelumnya
r) Riwayat penggunaan obat-obatan
s) Riwayat penyakit keluarga
t) Riwayat keluarga dengan persalinan kembar
- Pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan kebidanan
a) Mengukur tinggi badan
b) Menimbang berat badan
c) Pemeriksaan head to toe
- Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman (ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan atau
pembengkakan)
- Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera
peraba dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang
dapat di jangkau tangan
- Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang timbul
oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh atau
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh yang
biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop
(bunyi jantung, suara napas dan bising usus)
- Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan
permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi yang akan
membantu penentuan densitas posisi struktur dibawahnya dan
mengidentifikasi batas atau lokasi dan konsistensi jaringan
d) Memeriksa refleks patela
Refleks patela adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi
otot disekitar patela sehingga kaki akan terlihat seperti
menendang atau disebut dengan Knee Pess Refleks (KPR). Reflex
patela yaitu pengetukan pada tendon patela menggunakan palu
refleks
e) Mengukur lila ibu hamil
Mengukur lila merupakan salah satu cara menilai status gizi
seseorang yang sering kali digunakan untuk mengukur status gizi
ibu hamil. Lila merupakan gambaran tentang keadaan jaringan
otot dan lapisan lemak dibawah kulit.
Langkah pengukuran lila:
 Menggunakan pita antopometri pada lengan non dominan
 Posisi siku 90 bengkok derajat
 Ambil titik tengah antara akromiion dan olekranon, lalu
ditandai
 Lakukan pengukuran pada titik tengah
 Baca hasil dgn ketelitian 0,1 cm
f) Mengukur tinggi fundus uteri
 Mengukur tinggi fundus uteri dengan meteran (UK ≥22
mgg).
 Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan alat ukur
panjang mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai fundus
uteri atau sebaliknya.
 Dari usia kehamilan 22 minggu sampai dengan 35 minggu,
untuk menentukan pertumbuhan janin.
 Tinggi fundus uteri (cm) = dengan umur kehamilan dalam
minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid
terakhir.
 Misal , jika usia kehamilannya 33 minggu, tinggi fundus
uteri harus 33 cm.
 Jika hasil peng ukuran berbeda 1–2 cm, masih dapat
ditoleransi,
 Jika deviasi lebih kecil 2 cm dari usia kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
 Jika deviasi lebih besar dan 2 cm, kemungkinan terjadi bayi
kembar, polihidramnion, atau janin besar.
 Dari usia kehamilan 36 minggu hingga ada tanda-tanda
persalinan, untuk menghitung taksiran berat janin (teori
Johnson dan Tausack) :
 Jika bagian terendah janin belum masuk ke dalam pintu atas
panggul, hasil penghitungan tinggi fundus dalam cm
dikurangi 12 dikalikan 155.
 Jika bagian terendah janin sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul, hasil penghitungan tinggi fundus dalam cm
dikurangi 11 dikalikan 155.
 Teknik pengukuran kandung kemih ibu harus dikosongkan.
 Posisi ibu saat diukur setengah duduk kaki lurus
 Dilakukan pengukuran dari tepi atas simfisis pubis kebagian
atas fundus, meteran mengikuti dinding perut

Mengukur Tinggi Fundus dengan Jari Dan Petunjuk Badan

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

Sebelum bulan III Belum teraba

12 minggu Fundus uteri 1-2 jari atas symphisis pubis

16 minggu Pertengahan anatara sympihisis pubis dengan pusat

20 minggu 3 Jari bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3 jari atas pusat

32 minggu Pertengahan procesus xypoideus dengan pusat

36 minggu 3 jari dibawah procesus xypoideus

40 minggu Pertengahan procesus xypoideus dengan pusat

g) Melakukan pemeriksaan palpasi abdominal untuk mengetahui


posisi janin
 Tujuan : Mengetahui posisi janin
 Teknik : Palpasi Leopold
 Waktu Pemeriksaan : UK ≥ 36 minggu
 Palpasi sebelum 36 minggu secara rutin tidak efektif
dilakukan karena letak, posisi, dan presentasi janin masih
berubah-ubah dan juga menganggu kesejahteran janin.
 Palpasi sebelum UK 36 minggu dilakukan bila diperlukan (
misal bila ditemukan hasil pemeriksaan T.FU yang tidak
noramal).
LEOPOLD I
- Tujuan pemeriksaan: Mengetahui tinggi fundus uterus
untuk memperkirakan usia kehamilan, Menentukan
bagian-bagian janin yang berada di fundus uteri.
- Pemeriksa berdiri menghadap kemuka ibu.
- Kaki penderita di tekuk.
- Rahim diketengahkan, bila posisi rahim belum
ditengah, tengah.
- Tentukan tinggi findus dan bagian apa yang terdapat
pada fundus.
LEOPOLD II
- Tujuan pemeriksaan: Mengetahui bagian-bagian janin
yang berada pada bagian samping kanan dan samping
kiri uterus.
- Posisi pemeriksa sama dengan leopold I.
- Kedua tangan dipindahkan kesamping.
- Tahan satu sisi uterus sementara telapak tangan lainnya
digerakkan sepanjang uterus kearah bawah. Lakukan
pada sisi lain dengan cara yang sama lalu
membandingkan.
LEOPOLD III
- Tujuan pemeriksaan: Menentukan bagian tubuh janin
yang berada pada bagian bawah uterus, Mengetahui
apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian
bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu atas
panggul ibu.
- Pemeriksa berdiri menghadap kemuka ibu.
- Menggunakan telapak tangan dengan jari-jari
menghadap ke kepala ibu, pegang bagian terbawah
janin yang mengisi bagian bawah abdomen (diatas
sympisis pubis) ibu. Bagian yang berada diantara ibu
jari dan jari-jari lain adalah penunjuk presentasi bayi.
- Kepala : Bila bagian berbentuk bulat, teraba keras,
berbatas tegas dan mudah di gerakkan bila belum
memasuki rongga panggul.
- Bokong : Bila bentuknya kurang tegas, teraba kenyal,
relatif lebih besar, dan sulit terpegang secara mantap.
LEOPOLD IV
- Tujuan pemeriksaan: Memastikan apakah bagian
terendah janin benar-benar sudah masuk ke pintu atas
panggul atau belum, Menentukan seberapa banyak
bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas
panggul ibu.
- Pemeriksa menghadap kearah kaki pasien.
- Menggunakan kedua tangan :masing-masing berada di
setiap sisi presentasi, tekan kedalam secara hati-hati.
- jika kedua tangan konvergen : kepala belum turun
kerongga panggul.
- Jika kedua tangan sejajar : maka separuh dari kepala
sudah turun didasar panggul.
- Jika divergen : bagian terbesar kepala masuk ke rongga
panggul dan ukuran terbesar kepala sudah melewati
pintu atas panggul.
h) Pengkajian Fetal
 Langkah-langkah menggunakan funduskop
- Mengambil funduskop dan menempelkan pada area
punktum maksimum denyut jantung janin.
- Mendengarkan denyut jantung janin dengan
menempelkan telinga pada ujung funduskop sambil
mencocokkannya dengan nadi ibu pada arteri radialis
kanan dan memosisikan tubuh pemeriksa secara
ergonomis.
- Menghitung denyut jantung selama satu menit dan
mencermati ke teraturannya.
- Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar dokumentasi
ibu.
 Langkah-langkah menggunakan dopler
- Mengolesi permukaan Doppler dengan jeli secukupnya
menggunakan tisu.
- Menghidupkan power Doppler dan mengamati sampai
monitor Doppler muncul tanda dua digit.
- Menempelkan permukaan Doppler pada punktum
maksimum denyut jantung yang telah dipastikan.
- Memastikan suara denyut jantung janin dengan
mencermati suara-suara lain seperti bising rahim, bising
usus, dan memerhatikan kode pada layar monitor
Doppler.
- Menilai irama denyut jantung janin.
- Membaca denyut jantung pada monitor, jika Doppler
dilengkapi dengan monitor.
- Memastikan denyut jantung jika muncul angka yang sama
pada monitor tiga kali secara berturut-turut, atau
- Menghitung denyut jantung menggunakan arloji dengan
jarum detik selama satu menit pada Doppler tanpa
monitor.
- Mengangkat dan mematikan Doppler.
- Membersihkan bekas jeli pada permukaan perut ibu.
- Membersihkan permukaan Doppler dengan tisu.
- Mencatat hasil pemeriksaan denyut jantung janin pada
lembar dokumentasi.
i) Menghitung Usia Kehamilan
- Berdasarkan tinggi fundus uteri (dengan pita ukur/ jari
tangan)
- HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
- Gerakan Janin ( Gerakan janin mulai dirasakan pada usia
kehamilan 18 sampai 20 minggu bagi primigravida,
sedangkan multigravida mulai merasakan gerakan janin pada
usia kehamilan 16 sampai 18 )
- Melalui pemeriksaan USG
j) Menentukan Tapsiran Persalinan
- Waktu persalinan ditentukan dengan hukum Naegel

k) Merumuskan Diagnosa dan Masalah Kehamilan


- Unsur – unsur yang termuat di dalam rumusan diagnosa
asuhan kehamilan meliputi :
 Nama Klien (Inisial)
 Usia Klien
 Paritas
 Riwayat Persalinan
 Riwayat abortus
 Usia kehamilan
 Posisi dan Presentasi janin ( ≥ 36 /Kalau perlu)
 Kondisi janin (hidup/ mati )
 Kondisi yang menyertai ibu dan janin
 Masalah adalah kondisi yang tidak bisa dirumuskan sbg
diagnosa kebidanan tapi perlu penatalaksanaan
9. Tanda-Tanda Dini Bahaya dan Komplikasi Pada Ibu dan Janin

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya


bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak dilaporkan atau
tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Tanda-tanda bahaya
kehamilan yang terjadi pada masa kehamilan muda dan lanjut. Pada kehamilan
muda meliputi perdarahan pervaginam, hiperemesis gravidarum, hipertensi, Pada
kehamilan lanjut tanda-tanda bahaya kehamilan yang sering terjadi adalah
perdarahan pervaginam, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di
wajah, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang
hebat dan anemia (Kusmiyati, 2008).
a. Tanda Bahaya Kehamilan Muda
1) Pendarahan Pervaginam
Keluarrnya darah dari jalan lahir. Perdarahan yang terjadi pada
kehamilan adalah hal yang perlu diwaspadai. Perdarahan pervaginam
merupakan tanda terjadinya abortus, mola hidatidosa dan KET.
a) Abortus
- Abortus Iminen
Abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut beberapa
hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
- Abortus Insipiens
Ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan
darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan
adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan
ketuban dapat diraba.
- Abortus inkomplitus
Didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau
teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan
plasenta).
- Abortus Komplitus
Hasil konsepsi lahir dengan lengkap
- Abortus Tertunda (missed abortion)
Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8
minggu atau lebih. rahim tidak membesar bahkan mengecil
karena absorpsi air ketuban dan laserasi jalan.
b) Mola Hidatidosa
Kehamilan yan secara genetik tidak normal, yang muncul dalam
bentuk kelainan perkembangan plasenta. Kehamilan mola hidatidosa
biasanya dianggap sebagai satu tumor jinak, tetapi berpotensi menjadi
ganas. Tanda dan Gejala Mola Hidatidosa :
- Mual dan muntah yang menetap, sering kali menjadi parah
- Perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke-12; bercak darah atau
perdarahan hebat mungkin terjadi, tetapi biasanya hanya berupa rabas
bercampur darah, cenderung berwarna merah dari pada coklat yang
terjadi secara terus menerus.
- Ukuran uterus besar
- Sesak nafas
- Tidak ada denyut jantung janin
- Tidak ada aktivitas janin
- Pada palpasi tidak ditemukan bagian-bagian janin
- Hipertensi akibat kehamilan, preeklamsia atau eklamssi sebelum usia
kehamilan 24 minggu
c) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ketika implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi
berlangsung di luar endometrium kavum uteri. Biasanya kehamilan
ektopik terjadi pada tuba, dan sangat jarang terjadi di ovarium atau rongga
abdomen (perut). K. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang
berbahaya karena tempat implantasi janin tidak memberi janin kesempatan
untuk berrkembang hingga mencapai aterm. Faktor-faktor predisposisi
kehamilan ektopik meliputi infeksi pelvis, alat kontrasepsi dalam rahim
(IUD), riwayat kehamilan ektopik dan riwayat pembedahan tuba.
Kemungkina KET dapat ditegakkan berdasarkan:
- Keluhan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri
perut bawah yang muncul bertahap.
- Disertain dengan keluhan perdarahan pervaginam setelah
keterlambatan haid.
- Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut abdomen, kavum
douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping uterus.
d) Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah berlebihan selama kehamilan. Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umunya
dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Sehubungan dengan
adanya ketonemia, penurunan berat badan, dan dehidrasi, hiperemesis
gravidarum dapat terjadi disetiap trimester dengan tingkat keparahan yang
bervariasi
- Tingkat 1
Gejala: lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, nadi meningkat, turgor kulit berkurang, tekanan darah
sistolik menurun, lidah kering dan mata cekung.
- Tingkat 2
Gejala: apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria, serta aseton
tercium dalam hawa pernafasan.
- Tingkat 3
Keadaan umum lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran
menurun dari samnolen sampai koma, nadi lebih cepat, tekanan darah
lebih turun, komplikasi fatal ensefalopati wernicke: nistagmus,
diplopia, perubahan mental, dan ikterik.
2) Hipertensi
Hipertensi didiagnosa secara empiris bila pengukuran tekanan
darah sistolik melebihi 140 mmHg atau tekanandarah diastolik melebihi
90 mmHg. Ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan sistolik
sebanyak 30 mmHg atau diastolik sebanyak 15 mmHg harus dipantau
lebih sering. Gangguan hipertesni pada kehamilan terdapat 2:
- Gangguan hipertensi yang khas pada kehamilan, yang mempengaruhi
sekitar 12% kehamilan meliputi: pre eklamsi dan elamsi, hipertensi
akibat kehamilan/hipertensi gestasional yang didefenisikan sebagai
peningkatan tekanan darah (TD) pada paruh kedua atau trimester
ketiga kehamilantanpa gambaran lain pre eklamsi.
- Hipertensi yang sudah terjadi sebelum kehamilan. Hipertensi kronis
diperkirakan terjadi antara 3 dan 5% wanita usia subur, dan dapat
disebabkan oleh proses penyakit yang mendasari, seperti penyakit
ginjal, feokromositoma, atau yang lebih umum terjadi hipertensi
esensial.

Pre eklampsia yaitu suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan


terjadi setelah minggu ke-20 gestasi ditandai adanya kenaikan tekanan
darah diastolik 90-110 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 4 jam, dengan
disertai proteinuria 1++. Preeklamsia berat dapat diketahui dengan adanya
kenaikan tekanan darah distolik > 110 mmHg, proteinuria ≥ 2+, oliguria,
hiperefleksia, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium. Eklampsi
dapat diketahui dengan adanya tanda dan gejala seperti pre eklampsi berat
dan disertai adanya kejang.

b. Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut


1) Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester
terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan, dikatakan tidak normal
jika darah berwarna merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak
selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini bisa menandakan
adanya plasenta previa atau abrupsio placenta
2) Plasenta Previa
Adanya plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal
adalah pada dinding depan dan belakang rahim atau di daerah fundus uteri.
Gejala-gejalanya adalah:
- Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi
secara tiba-tiba dan kapan saja.
- Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada
bagian bawah rahim sehingga bagian terndah tidak dapat
mendekati pintu atas panggul.
- Pada plasenta previa,ukuran panjang rahim berkurang maka
plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.
3) Solusio Plasenta
Lepasnya plasenta sebelum waktunya. Tanda dan gejalanya adalah:
- Darah dari tempat plasenta keluar dari serviks dan terjadilah
perdarahan keluar atau perdarahan tampak.
- Kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul dibelakang plasenta
(perdarahan tersembunyi/perdarahan ke dalam).

Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan


tanda yang lebih khas (rahim keras seperti papan) karena seluruh
perdarahan tertahan di dalam. Umumnya berbahaya karena jumlah
perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok.
- Perdarahan disertai nyeri
- Nyeri abdomen pada saat di pegang
- Palpasi sulit dilakukan
- Fundus uteri makin lama makin naik
- Bunyi jantung biasanya tidak ada
4) Sakit Kepala yang Hebat
Keadaan yang serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap
dan tidak hilang dengan beristriahat, kadang disertai pandangan kabur.
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeklamsia, untuk itu lakukan pemeriksaan edema pada muka/tangan,
periksa tekanan darah, protein urine dan refleks
5) Penglihatan Kabur
Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada ibu hamil
disebabkan oleh pengaruh hormonal. Keadaan ini mengancam jika
perubahan visual terjadi secara mendadak misalnya pandangan kabur
dan berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit
kepala yang hebat dan mungkin menandakan prereklamsi.
6) Bengkak di Wajah
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul
pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai
dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda
anemia, gagal jantung atau preeklamsi.
7) Keluar Cairan Pervaginam
Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester 3, air
tersebut bisa jadi berasal dari ketuban yang pecah. Pecaahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37
minggu) maupun pada kehamilan aterm, ketuban dinyatakan pecah
dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung, normalnya
selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II.
8) Gerakan Janin yang Tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama
bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya
lebih awal. Ketika bayi tidur maka gerakannya akan melemah, gerakan
bayi akan mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik. Biasanya gerakan janin minimal 3 kali
dalam 3 jam. Gerakan janin minimal 10 x dalam 12 jam.
9) Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang dapat mengancam jiwa adalah yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang dapat disertai
dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis
(radang usus buntu), solutio placenta, penyakit radang panggul,
kehamilan ektopik, abortus, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
10) Anemia
Anemia adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eitrosit turun di bawah nilai normal. Pada
penderita anemia, kondisi ini sering disebut kurang darah karena kadar
sel darah merah (hemoglobin ata Hb) di bawah nilai normal.
Penyebabnya bisa karena kekurangan gizi untuk pembentukan darah,
misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B 12. Kadar hemoglobin
(Hb) <11 g/dL (7,45 mmol/L) dan hematokrit < 0,33.
- Anemia defisiensi besi
Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ketika kadar
hemoglobin ibu <11 g% pada trimester pertama dan ketiga atau
<10,5g% pada trimester kedua. Keluhan lemah, pucat, dan mudah
pingsan padahal tekanan darah pada batas normal perlu dicurigai
anemia defisiensi besi. Penanganan anemia defisiensi besi adalah
melalui pemberian preparat besi oral atau parenteral.
- Anemia defisiensi asam folat
Asam folat diperlukan dalam dosis yang lebih besar dalam
kehamilan karena terjadi peningkatan replikasi sel pada janin,
uterus, dan sumsum tulang.
Asupan harian yang dianjurkan adalah sebesar 800 μg. Defisiensi
folat kerap dialami pada kehamilan dan dapat mengakibatkan defek
tabung syaraf, aborsi, retardasi pertumbuhan, solusio plasenta dan
pre-eklamsi
- Anemia yang berkaitan dengan penyakit kronik
Rasa lesu, penurunan berat badan, dan pucat telah lama
diketahui sebagai karakteristik penyakit kronik. Beragam penyakit
misalnya gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi
human immunodeficiency virus (HIV) dan peradangan kronik
menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang berat.

10. Pengenalan Program Pemerintah dalam Asuhan Kehamilan P4K


a. Pengertian
P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di Desa
dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan Keluarga
Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai
media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
b. Tujuan
- Tujuan Umum
Tujuan umum dari program P4K yaitu untuk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru
lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga bersalin
dengan aman dan melahirkan bayi yang sehat.
- Tujuan Khusus:
1) Terdatanya status ibu hamil dan terpasang stiker P4K di setiap
rumah ibu hamil yang memuat semuan informasi
2) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila
terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun
non formal, dukun atau pendamping dan pencegahan komplikasi
dengan stiker dan KB pasca salin sesuai dengan perannya masing
masing.
c. Manfaat
1) Percepat fungsi desa siaga.
2) Meningkatkan cakupan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai
standar.
3) Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.
4) Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun.
5) Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
6) Meningkatnya peserta KB pasca salin.
7) Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
8) Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi
d. Sasaran
P4K memiliki sasaran yaitu : Penanggungjawab dan pengelola program
KIA propinsi dan kabupaten, bidan koordinator, kepala puskesmas, dokter,
perawat, bidan, kader, forum peduli KIA (forum P4K, pokja posyandu dan
lain lain).
Indikator keberhasilan P4K ada 7 yaitu :
- Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker.
- Persentase ibu hamil mendapat stiker.
- Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar.
- Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan.
- Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami
komplikasi tertangani.
- Persentase menggunakan KB pasca salin.
- Persentase ibu bersalin di nakes mendapatkan pelayanan nifas.
e. Komponen
1) Fasilitas aktif oleh bidan desa:
- Pencatatan ibu hamil
- Dasolin / tabulin
- Donor darah
- Transport ambulan desa
- Suami / keluarga menemani ibu pada saat bersalin
- IMD
- Kunjungan nifas
2) Ada KIE:
- Tanda tanda bahaya kehamilan
- Pemakaian KB setelah melahirkan
- Pemberian ASI
- Donor darah
- Ambulan desa
- Perencanaan persalinan yaitu dimana tempat akan melahirkan
f. Output
- Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker.
- Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai standar.
- Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk
KB yang disepakati bersama dengan penolong persalinan
- Bidan menolong persalinan sesuai standar.
- Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar.
- Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan
lingkungan (sosial budaya).
- Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non
formal dan forum peduli KIA atau Pokja Posyandu dalam
perencanaan persalinan.
g. Penatalaksanaan
1) Orientasi P4K dengan Stiker
Ditujukan untuk pengelola program dan stikholder yang terkait
di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas
2) Sosialisasi
Sosialisasi ditujukan kepada kepala desa / lurah, bidan, dukun,
tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi perempuan, PKK serta
lintas sektor di tingkat desa/kelurahan.
3) Operasional P4K dengan stiker di Tingkat Desa:
- Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa / kelurahan untuk
meningkatkan partisipasi aktif keluarga dan masyarakat dalam
membantu mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu.
- Mengaktifkan forum peduli KIA yang sudah ada di masyarakat
- Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker yang
di lakukan oleh bidan didampingi kader / dukun.
- Pemasangan stiker di rumah ibu hamil di lakukan setelah
melakukan konseling yang kemudian stiker di isi oleh bidan
kemudian di tempel di rumah ibu hamil (sebaiknya di depan
rumah) sebagai penanda untuk pendataan dan pemantauan terhadap
ibu hamil.
- Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan
secara teratur dan di sampaikan pada setiap pertemuan bulanan.
- Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ ambulan desa.
- Penggunaan, pengelolaan dan pengawasan tabulin/dasolin.
- Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan, dokumen
amanat persalinan memperkuat pencatatan ibu hamil dengan stiker.
4) Rekapitulasi
Rekapitulasi pelaporan dilakukan secara benjenjang dari tingkat paling
dasar ke tingkat yang lebih tinggi yaitu bidan di Desa, Puskesmas,
Dinas Kesehatan Kabupaten Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan
tingkat nasional.
5) Forum Komunikasi
Forum komunikasi di perlukan untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan P4K di masing-masing tingkat wilayah.

11. Pengenalan Program Pemerintah dalam Asuhan Kehamilan PPIA (Pencegahan


Penularan dari Ibu ke Anak)
a. Kebijakan dan Strategi Implementasi Kegiatan PPIA Komprehensif
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak dilaksanakan oleh seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta sebagai bagian
dari Layanan Komprehensif Berkesinambungan dan menitikberatkan pada
upaya promotif dan preventif. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
diprioritaskan pada daerah dengan epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi,
sedangkan upaya pencegahan IMS dan eliminasi sifilis kongenital dapat
dilaksanakan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan tanpa
melihat tingkat epidemi HIV. Memaksimalkan kesempatan tes HIV dan sifilis
bagi perempuan usia reproduksi (seksual aktif), ibu hamil dan pasangannya
dengan penyediaan tes diagnosis cepat HIV dan sifilis; memperkuat jejaring
rujukan layanan HIV dan IMS (termasuk akses pengobatan ARV); dan
pengintegrasian kegiatan PPIA ke layanan KIA, KB, kesehatan reproduksi,
dan kesehatan remaja. Pendekatan intervensi struktural, dengan melibatkan
masyarakat dan pemangku kepentingan dalam bentuk advokasi sektor terkait
untuk peningkatan kapasitas dan pengembangan kebijakan yang mendukung
pelaksanaan program. Peran aktif berbagai pihak termasuk mobilisasi
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengembangan
upaya PPIA. Pengembangan strategi implementasi PPIA merupakan bagian
dari tujuan utama pengendalian HIV-AIDS, yaitu untuk menurunkan kasus
HIV serendah mungkin dengan menurunnya jumlah infeksi HIV baru,
mengurangi stigma dan diskriminasi, serta menurunnya kematian akibat AIDS
(Getting to Zero).
b. Tujuan Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
1) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan Pencegahan Penularan
HIV dari Ibu ke Anak
2) Mengembangkan kapasitas sumber daya dan tenaga pelaksana di pusat
dan daerah
3) Sebagai sarana untuk memobilisasi dan meningkatkan komitmen dari
berbagai pihak dan masyarakat agar tercipta lingkungan yang kondusif
untuk pelaksanaan PPIA
c. Sasaran PPIA
1) Tenaga kesehatan
2) Pengelola program dan petugas pencatatan-pelaporan di layanan dasar
dan rujukan,
3) Pemangku kepentingan (stakeholder) baik Pemerintah maupun Non
Pemerintah, yang terkait dengan penyediaan layanan HIV-AIDS dan
IMS.
4) Kelompok profesi dan kelompok seminat bidang kesehatan terkait
layanan kesehatan
d. Cara Penularan HIV
Human immunodeficiency virus (HIV) dapat masuk ke tubuh
melalui tiga cara, yaitu melalui (1) hubungan seksual, (2) penggunaan
jarum yang tidak steril atau terkontaminasi HIV, dan (3) penularan HIV
dari ibu yang terinfeksi HIV ke janin dalam kandungannya, yang dikenal
sebagai Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA).
e. Faktor yang berperan dalam penularan HIV dari ibu ke anak
1) Faktor Ibu
- Jumlah virus (viral load)
Risiko penularan HIV menjadi sangat kecil jika kadar HIV rendah
(kurang dari 1.000 kopi/ml) dan sebaliknya jika kadar HIV di atas
100.000 kopi/ml.
- Jumlah sel CD4
Semakin rendah jumlah sel CD4 risiko penularan HIV semakin
besar.
- Status gizi selama hamil
Berat badan rendah serta kekurangan vitamin dan mineral selama
hamil meningkatkan risiko ibu untuk menderita penyakit infeksi
yang dapat meningkatkan jumlah virus dan risiko penularan HIV
ke bayi.
- Penyakit infeksi selama hamil
- Gangguan pada payudara
2) Faktor bayi
- Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir
Bayi lahir prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lebih
rentan tertular HIV karena sistem organ dan sistem kekebalan
tubuhnya belum berkembang dengan baik.
- Periode pemberian ASI
Semakin lama ibu menyusui, risiko penularan HIV ke bayi akan
semakin besar.
- Adanya luka di mulut bayi
Bayi dengn luka di mulutnya lebih berisiko tertular HIV ketika
diberikan ASI.
3) Faktor obstetri
- Jenis persalinan
Risiko penularan persalinan per vaginam lebih besar daripada
persalinan melalui bedah sesar (seksio sesaria).
- Lama persalinan
Semakin lama proses persalinan berlangsung, risiko penularan HIV
dari ibu ke anak semakin tinggi, karena semakin lama terjadinya
kontak antara bayi dengan darah dan lendir ibu.
- Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinan meningkatkan
risiko penularan hingga dua kali lipat dibandingkan jika ketuban
pecah kurang dari 4 jam.
- Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forseps meningkatkan
risiko penularan HIV karena berpotensi melukai ibu atau bayi.
f. Waktu dan Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Anak
Penularan HIV dari ibu ke anak pada umumnya terjadi pada saat
persalinan dan pada saat menyusui. Risiko penularan HIV pada ibu yang
tidak mendapatkan penanganan PPIA saat hamil diperkirakan sekitar 15-
45%. Risiko penularan 15-30% terjadi pada saat hamil dan bersalin,
sedangkan peningkatan risiko transmisi HIV sebesar 10-20% dapat terjadi
pada masa nifas dan menyusui. Apabila ibu tidak menyusui bayinya, risiko
penularan HIV menjadi 20-30% dan akan berkurang jika ibu mendapatkan
pengobatan ARV. Pemberian ARV jangka pendek dan ASI eksklusif
memiliki risiko penularan HIV sebesar 15-25% dan risiko penularan
sebesar 5-15% apabila ibu tidak menyusui (PASI). Akan tetapi, dengan
terapi antiretroviral (ART) jangka panjang, risiko penularan HIV dari ibu
ke anak dapat diturunkan lagi hingga 1-5%, dan ibu yang menyusui secara
eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan HIV ke anaknya
dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui (De Cock KM, Fowler
MG, Mercier E, et al. JAMA 2000; 283:1175-82). Dengan pelayanan
PPIA yang baik, maka tingkat penularan dapat diturunkan menjadi kurang
dari 2%. Dengan pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin,
penularan HIV dari ibu ke anak bisa diturunkan hingga 2%.
g. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Anak
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilaksanakan melalui kegiatan
komprehensifyang meliputi empat pilar (4 prong), yaitu:
1) Prong 1: Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
2) Prong 2: Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakanpada
perempuan dengan HIV
3) Prong 3: Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke
bayi yang dikandungnya
4) Prong 4: Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial dan Perawatan
kepada Ibu dengan HIV beserta Anak dan Keluarganya
h. Jejaring PPIA
Pelaksanaan PPIA diintegrasikan ke dalam :
- Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak
- Keluarga berencana (KIA/KB)
- Kesehatan remaja (PKPR)
i. Pelayanan PPIA
- Penawaran tes HIV kepada semua ibu hamil pada saat kunjungan
perawatan antenatal (ANC)
- Di dalam LKB harus dipastikan bahwa layanan PPIA terintegrasi pada
layanan rutin KIA terutama pemeriksaan ibu hamil untuk
memaksimalkan cakupan.

12. Pengenalan Program Pemerintah dalam Asuhan Kehamilan 10T


a. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh
bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (manuaba, 1998).
b. Tujuan Antenatal Care
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
asi eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
c. Antenatal Care Terpadu 10T
a. T1: Mengukur tinggi dan berat badan
- Timbang berat badan setiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan
normal pada waktu hamil ialah sebesar pada trimester I 0,5 kg
perbulan dan trimester II-III 0,5 kg perminggu.
- Menurut depkes RI (2010), mengukur tinggi badan adalah salah
satu deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko, dimana bila
tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm atau dengan kelainan
bentuk panggul dan tulang belakang.
b. T2: Tekanan Darah
- Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap
ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam
keadaan normal .
- Peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol,
dapat menyebabkan preeklamsia atau eklamsia dan dapat
menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin.
c. T3: Status Gizi (Mengukur LILA)
- Menurut Kusmiyati (2008), pada ibu hamil(bumil) pengukuran
LILA merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang
Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi.
- Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke
janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan
berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
d. T4: TFU
- Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan usia kehamilan dan
berat badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundus
uteri yang dapat dihitung dari tanggal haid terakhir yang
menggunakan rumus.
- Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran
dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu
memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur
tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri.
e. T5: Tentukan DDJ
- Pemeriksaan denyut jantung janin adalah satu cara untuk
memantau janin. Pemeriksaan DJJ sangat penting untuk dilakukan
selama kehamilan. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada
usia kehamilan 16 minggu/4 bulan.
f. T6: Status Imunisasi TT
- Menurut prawirohardjo (2002), pemberian imunisasi tetanus
toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi
pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang
kedua diberikan 4 minggu kemudian (UK 20 mgg)
g. T7: Tablet Fe
- Kebutuhan akan zat besi akan meningkat seiring bertambahnya
usia kehamilan. Suplemen zat besi saat hamil terbukti membantu
mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi bisa
mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan dan resiko
melahirkan bayi BBLR dan premature. Para ahli menganjurkan
wanita hamil mengkonsumsi zat 27 mg hari, yaitu 50% diatas
kebutuhan normal.
h. T8: Tes Lab
- Depkes RI (2004) mengemukakan bahwa pelayanan kebidanan
berkaitan erat dengan penyakit menular seksual. Penyakit ini tidak
hanya berpengaruh terhadap ibu akan tetapi juga terhadap bayi
yang dikandung atau dilahirkan.
- Jika pemeriksaan penyakit tersebut dilakukan sejak dini pada ibu
hamil kemungkinan masih dapat diobati untuk mencegah
terjadinya komplikasi terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya.
i. T9: Tata Laksana Kasus
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut :
- Mengupayakan kehamilan yang sehat
- Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan.
- Persiapan persalinan yang bersih dan aman
- Perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi kompikasi.
j. T10: Tata Wicara dan Konseling
- Setiawan (2011), menyatakan bahwa temu wicara pasti dilakukan
dalam setiap klien melakukan kunjungan . bisa berupa anamnesa,
konsultasi, dan persiapan rujukan.
- Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi,riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi
atau melakukan kerjasama penanganan.

You might also like