1. Proses Adaptasi, Fisologis, Psikologis dalam Kehamilan a. Proses Konsepsi - Pada saat koitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan kedalam fornix posterior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta - Dengan gerakan ekornya sperma masuk ke dalam kanalis servikalis - Spermatozoa dapat mencapai ampula kira-kira satu jam setelah koitus - Hanya beberapa ratus sperma yang bisa mencapai tempat ini, sebagian akan besar mati akibat kondisi keasaman vagina, dan sebagian lagi hilang atau mati dalam perjalanan - Spermatozoa dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita sampai 3-4 hari - Setiap spermatozoa membawa kromosom pembawa tanda 22 buah. Kromosom seks “Y” untuk laki-laki dan kromosom seks “X” untuk perempuan b. Proses Fertilisasi - Pada proses ini, penetrasi membran sel ovum hanya spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukannya. Kapasitasi merupakan pemberian energi berupa nutrisi gula, ATP, dan lain-lain - Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata dan zona pelusida - Suatu molekul komplemen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida yang memicu akrozom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona pelusida - Pada saat protozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum dimana granula korteks di dalam ovum berfusi dengan membran plasma sehingga enzim di granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida - Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya sedangkan ekor dan mitokondrianya berdegenerasi. Sehingga mitokondria pada manusia seluruhnya berasal dari ibu - Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (Meiosis II) - Sesudah anafase timbul lah telofase dan benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelin. Sekarang ovum hanya memiliki pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumplah kromosom yang haploid - Kedua pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot - Beberapa jam setelah pembuahan, mulai pembelahan zigot dan dalam tiga hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besar. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula - Fertilisasi dapat terjadi bila memenuhi kriteria sebagai berikut: Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi Tidak ada barier/hambatan yang mencegah sperma mencapai, mempenetrasi, dan akhirnya membuahi ovum c. Proses Nidasi - Pada hari ke-6, sel-sel trofoblas menghasilkan tonjolan menyerupai jari tangan yang aktif menembus epitel endometrium - Pada hari ke-7, trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan, yaitu sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas - Sitotrofoblas membelah menjadi sinsitium, villi korion, dan amnion - Sinsitiotrofoblas membentuk tonjolan menyerupai jari tangan dan aktif melisiskan sel-sel endometrium - Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sititrofoblas yang belum berdiferensiasi dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis - Sinsitiotrofoblast yang aktif menghasilkan hormon yaitu hCG - Trofoblast jangkar ekstra villi yang akan menempel pada endometrium - Trofoblast yang invasive - Produksi hCG meningkat sampai hari ke-60 kehamilan - Fungsi : mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus dan menghasilkan progesteron sampai placenta dapat membuat cukup progesteron sendiri - hCG merupakan ciri khas kehamilan yang ditemukan dalam air kemih ibu hamil - Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua dan luka pada desidua menutup kembali - Saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua(tanda hartman) - Pada umumnya blastokista masuk di endometrium dengan bagian dimana massa inner cell berlokasi - Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan tumbuh dan berkembang di dalam endometrium - Setelah itu dimulailah diferensiasi sel-sel blastokista - Sel-sel yang lebih kecil yang dekat pada ruang ekseselom membentuk entoderm dan yolk sac. - Sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion - Dengan ini di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang dibentuk antara dua ruangan yakni ruang amnion dan yolk sac. - Pertumbuhan embrio terdiri atas 3 unsur lapisan : sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm - Mesoblast antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk yang kemudian berkembang menjadi tali pusat - Di dalam body stalk terdapat pembuluh darah yang dinamakan vascular stalk - Di dalam lapisan amnion terdapat jaringan lembek , selei wharton berfungsi melindungi 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. - Kedua arteri dan satu vena tersebut menghubungkan 1 sistem kardiovaskular janin dengan placenta - Endometrium yang berubah karena pengaruh kehamilan disebut desidua, dibagi 3 lapisan : Stratum compactum mempunyai sifat padat. Telur ada dalam lapisan ini Stratum spongiosum mengandung banyak kelenjar-kelenjar dan pembuluh-pembuluh darah yang lebar, hingga pada penampang berlubang-lubang menyerupai spons Stratum basale, yang tidak berubah - Telur makin lama makin menonjol ke dalam cavum uteri, karena telur lebih cepat tumbuhnya dari uterus maka pada bulan ke 4 desidua kapsularis menempel pada desidua vera, tidak terdapat lagi rongga rahim. Mulai sekarang tumbuhnya uterus secara pasif tumbuh karena diregang oleh isinya (telur). d. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi - Hasil pembuahan sel sperma dan sel telur menghasilkan zigot yang terus membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula). Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira hari ke-6 setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula membentuk rongga blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang menjadi embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta. Pada hari ke-8 -9, massa sel dalam (embrioblas) akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer). Epiblas akan membentuk rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga eksoselom (kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. - Hasil konsepsi dalam kandungan - Masa mudigah adalah sejak konsepsi sampai 12 minggu. Pada masa ini terjadi pembentukan organ tubuh (organogenesis). Masa ini juga merupakan masa rentan terjadinya kelainan konginetal, karena faktor genetik dan teratogenik. - Masa janin adalah masa sejak 12 minggu setelah konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi penyempurnaan jaringan dan organ serta pertumbuhan cepat. Kelainan yang terjadi disebabkan oleh trauma mekanik seperti kompresi intra uteri
2. Perubahan Fisiologis pada Masa Kehamilan
a. Uterus - Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar, sebesar telur bebek - Pada kehamilan 12 minggu uterus membesar, sebesar telur angsa - Pada kehamilan 16 minggu uterus membesar, sebesar kepala bayi dan semakin membesar sesuai dengan usia kehamilan - Pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada minggu 36 minggu 30 cm - Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan - Kapasitas lebih dari 4000 cc b. Vagina - Jaringan otot mengalami hipertropi - Terjadi peningkatan vaskularisasi warna vulva menjadi kebiruan dan lebih gelap yang sering disebut tanda Chadwick - Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah - PH 3,5-6 merupakan akibat dari meningkatnya produksi asam laktat karena kerja latobaci Acidophilus - Keputihan selaput lendir vagina mengalami edematous c. Ovarium - Tidak terjadi pematangan folikel baru, ovulasi, dan tidak terjadi siklus hormonal - Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang kira-kira kehamilan 16 minggu. d. Payudara - Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammotropin, estrogen dan progesterone, laktogen plasental dan prolaktin - Terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar - Terjadi hiperpigmentasi - Pada kehamilan 12 minggu keatas puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih yang disebut colostrums - Timbul proliferasi jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada payudara. - Peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami - Payudara terus tumbuh sepanjang kehamilan dan ukuran serta beratnya meningkat hingga mencapai 500 gram untu masing-masing payidara. - Areola menjadi lebih gelap dan dikelilingi kelenjar sebasea yang menonjol e. Berat Badan - Berat badan ibu hamil akan meningkat normalnya sekitar 6-10 kg, terdiri dari : berat janin 2,5 - 3,5 kg, berat plasenta 0,5 kg, berat uterus 1 kg, cairan amnion 1 kg, pertumbuhan mamae 1 kg, pertambahan volume sirkulasi maternal 1,5 kg, pertumbuhan cairan interstisial di pelvs dan ekstermitas 1 – 1,5 kg. - Pada trimester I berat badan turun atau naik f. Sistem Kardiovaskuler - Otot jantung mengalami hipertrofi atau dilatasi jantung - Denyut nadi dan cardiac output meningkat - Akan terjadi vasodilatasi perifer - Peningkatan volume darah bersamaan dengan distensi pada vena dan tekanan terus menyebabkan oedema pada kaki, vulva dan saluran anal sehingga beresiko terjadi varises dan sering hemoroid - Terjadi penurunan HB sampai 10mg/dl, karena hemodilusi yang meningkat g. Sistem Respirasi - Peningkatan akan kebutuhan oksigen karena kerja jantung yang meningkat sehingga akan timbul perasaan lemah letih pada tahap awal dan kebutuhan tidur akan meningkat - Progesterone akan menyebabakan hiperventilsi, penurunan kadar CO2 menyebabkan alkalosis akibat pengaruh progesterone. h. Sistem Urinaria - Pelvis ginjal dan ureter berdilatasi - Iritabilitasi kandung kemih - Nokturia dan sering berkemih dan urgensi (tanpa disuria) pada awal kehamilan, laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan i. Sistem Neurologi - Pada awal kehamilan ibu akan merasakan pusing dan berkunang- kunang - Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), Sindrom Karpel Tunel - Kejang kaki mendadak karena kelelahan, dan gangguan pada efisiensi tidur akibat rasa nyeri yang menyebabkan tidak nyaman j. Sistem Digestivus - Gusi yang membengkak dan cendrung mudah berdarah - Peningkatan sekresi saliva - Peningkatan kebutuhan akan CA dan F - Pada trimester I sering terjadi penurunan nafsu makan - Trimester II nafsu makan bertambah , nyeri ulu hati karena uteruss semakin membesar, peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu, dan terjadi hiperkolesterolemia ringan. k. Sistem Endokrin - Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan progesterone - Mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut - Sel-sel trofolast menghasilkan hormone karionik gonadotropin yang akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh - Setelah plasenta mengambil alih, sekresi estrogen dan progesterone mengalami peningkatan yang nyata. - Kadar kedua hormone ini tetap tinggi sampai sesaat sebelum aterm - Ketika fungsi plasenta dengan rentang usia yang terbatas mulai mengalami penurunan, hal ini terjadi karena kadar hormone plasenta mulai menurun - Prolaktin serum meningkat pada trimester I dan meningkat secara progresif pada mendekati aterm. - Progesterone menyebabakan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung dan paha atas. l. Sistem Integument - Terjadi peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal - Pertumbuhan rambut dan kuku yang lebih cepat,percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, munculnya tanda regangan atau striae gravidarum pada kulit akibat dari adenokortikosteroid - Respon terhadap alergi meningkat - Hiperpigmentasi akibat peningkatan hormone hipofisis anterior melanotropin m. Sistem Muskuluskeletal - Postur tubuh dan cara berjalan wanita berubah secara mencolok - Panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis - Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan - Lordosis progresif - Rasa tidak nyaman pada punggung bagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan - Rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami pada anggota badan - Perubahan pada titik pusat gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh - Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk - Jaringan ikat pada persendian panggil akan melunak dalam mempersiapkan persalinan
3. Perubahan Psikologis pada Masa Kehamilan
a. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester I - Merupakan periode penyesuaian - Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil - Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan - Beberapa wanita telah merencanakan kehamilan atau berusaha keras untuk hamil, dan merasa senang - Hasrat seksual - Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara memebesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan masalah lain yang normal pada trimester awal - Menjadi sangat peka - Merupakan masa yang mencemaskan - Kecemasan akan mempersulit yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dalam kehamilan sampai saat melahirkan - Khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya. Jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu - Sangat membutuhkan kehadiran orang lain. b. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester II Fase Prequickening - Mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi basis atau dasar dalam bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya - Ia akan menerima segala nilai dengan hormat yang diberikan ibunya Fase Postquickening - Identitas keibuan yang jelas akan muncul - Focus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai ibu - Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meningalkan peram lamanya sebelum hamil, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama dan wanita karir - Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya - Pergerakan bayi membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya - Perubahan focus pada bayinya - Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil - Gerakan janin terasa merupakan peristiwa penting karena gerakan janin yang lembut bahwa kehidupan terjadi dalam rahim - Bidan dan dokter mendengar denyut jantung janin dan ibu menyesuaikan diri dengan kenyataan - Ibu mulai memikirkan janin merupakan bagian dari dirinya c. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III - Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan - Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi - Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kepan pun, membuatnya berjaga-jaga dan memperhatikan tanda dan gejala persalinan muncul - Merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri seperti apakah bayinya akan lahir normal - Merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan - Canggung, jelek, berantakan, dan memerlukam dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangan (Varney’s 2007) - Pikiran dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya - Menjadi sangat ketergantungan dan sangat mendambakan suaminya - Meningkatnya kebutuhan cinta dan perhatian pasangan dan butuh dukungan pasti dari pasangan - Rasa cemas dan takut pada proses persalinan dan kelahiran meningkat - Mengalami gangguan tidur
4. Tanda - Tanda Kehamilan
a. Tanda Subjektif - Amenore (bermakna jika 3 bulan atau lebih) - Keletihan - Nyeri dan pembesaran payudara - Morning sickness - Quickening b. Tanda Objektif - Tanda Chadwick : nampak kebiruan pada vulva, vagina dan portio - Braxton-Hicks : kontraksi rahim - Pembesaran uterus(Pischacek) - Tes kehamilan - Tanda Goodell : serviks melunak - Tanda Hegar: isthmus rahim melunak - Ballottement: lentingan janin c. Tanda Pasti - USG terdapat rangka janin, adanya denyut jantung janin, dan Pemeriksa melihat dan merasakan gerakan janin
5. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I, II, dan III
a. Kebutuhan Nutrisi Gizi selama kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Nutrisi menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan. Penambahan berat badan akan mempengaruhi status gizi selama kehamila. Selain itu penambahan berat badan ibu selama kehamilan tergantung status gizi ibu pra-hamil.
Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil per Trimester Berdasarkan Indeks Masa Tubuh Pra-hamil
- Pada trimester 1 terjadi pertambahan jumlah sel dan pembentukan
organ. Proses ini perlu didukung dengan asupan zat gizi terutama protein, asam folat, vitamin B12, zinc, dan yodium. - Zat gizi yang utama adalah protein, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan sel saraf. - Pada trimester ke 2 dan 3 janin tumbuh cukup pesat yang mencapai 90% dari seluruh proses tumbuh kembang selama kehamilan. Zat gizi yang dibutuhkan adalah protein, zat besi, kalsium, magnesium,vitamin B komplek serta asam lemak omega 3 dan omega 6. Dampak Kekurangan Gizi Mikro
b. Kebutuhan Kalori Selama Kehamilan
Selama Kehamilan perlu tambahan sekitar 80.000 kalori (300 kalori/hari) Trimester pertama kebutuhan nutrisi lebih bersifat kualitatif. Rekomendasi energi untuk setiap wanita hamil tidak bisa disamaratakan. Dianjurkan adalah 60 g per hari. Dianjurkan mengkonsumsi protein 3 porsi sehari. ( 1 porsi protein = 2 butir telur atau 200 gr daging / ikan ) Daging, ikan, telor dan susu, keju ( mengandung asam amino esensial) Kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, oncom (protein nabati) c. Kebutuhan Folat (Asam Folat) Folat disintesis DNA dan menaikkan eritropoisis ( produksi sel darah merah ) sehingga sel pertumbuhan cepat. (janin &plasenta) Mencegah neural tube defect. Ibu hamil memerlukan 400 µg asam folat. Asam fola terdapat pada sayur-sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum (sumber folat alami) d. Kebutuhan Zat Besi selama kehamilan Sumber : sayur – sayuran, daging, dan ikan, Besi non hem/Ferri (pangan nabati) dan besi- hem/ ferro (pangan hewani). Besi ferri oleh getah lambung direduksi menjadi ferro (lebih mudah diserap sel mukosa usus). Vitamin c dapat juga membantu proses reduksi tersebut. Tambahan besi dalam bentuk garam ferrous 30 mg per hari (wanita hamil normal ). Wanita yang berisiko tinggi mengalami defisiensi memerlukan dosis yang lebih tinggi ( 60 mg perhari). Program di puskesmas 60 mg per hari. Multivitamin kombinasi / pil besi tidak dianjurkan ( menganggu penyerapan) Informasi yang penting disampaikan dalam pemberian suplement zat besi: - Vitamin c ( dalam bentuk buah jeruk, tomat, melón, dan strawberi) dan besi hem dapat meningkatkan absorpsi besi tambahan - Teh, kopi, oksalat dalam bayam dan lobak swiss, kuning telur dapat menurunkan absorpsi besi, oleh karena itu - Besi sangat baik dikonsumsi saat lambung kosong, yakni antar waktu makan. - Besi bisa dikonsumsi menjelang tidur, jika ada rasa tidak nyaman saat diminum diantara waktu makan. e. Kebutuhan Zat Seng (Zinc) Selama kehamilan Kebutuhan : 15 mg sehari. Mudah diperoleh dari daging , kerang, roti gandum utuh, atau sereal. Alkohol menghambat penyerapan. Dampak kekurangan : komplikasi pada masa prenatal dan periode intra partum. f. Kebutuhan Kalsium Selama kehamilan Asupan kalsium yang direkomendasikan adalah 1200mg per hari. Setara dgn dua gelas susu/ 125 g keju setiap hari. Sumber dari makanan: susu, keju, yogurt. g. Oksigen Kebutuhan oksigen meningkat, akselerasi metabolisme rate, untuk menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan masa uterus dll. Bernafas lebih dalam , volume tidal paru – paru, dan jumlah pertukaran gas pada setiap kali bernafas. h. Personal higiene Perubahan system tubuh pada kehamilan : peningkatan PH vagina, mudah terkena infeksi. Peningkatan kadar estrogen, fluor albus. Peningkatan sirkulasi perivir produksi keringat. Ukuran uterus membesar, kapasitas uterus menurun / lebih sering berkemih. i. Pakaian Longgar yang nyaman,terbuat dari bahan yang dapat dicuci, misalnya katun. Bra dan ikat pinggang ketat, celana pendek ketat, ikat kaos kaki, pelindung lutut yang ketat, korset, dan pakaian ketat lainya dihindari. Kerusakan aktremitas bawah mempermudah terjadinya varises. Kaos kaki penyokong mengalami varises atau pembengkakan tungkai bawah. Sepatu nyaman , memberi sokongan yang mantap. Sepatu dengan tumit yang sangat tinggi tidak dianjurkan. j. Seksual Melakukan hubungan sex aman selama tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Belum ada hasil riset yang membuktikan bahwa koitus dan orgasme dikontraindikasikan untuk ibu hamil. Riwayat abortus spontan atau abortus lebih dari satu kali, ketuban pecah dini, perdarahan pada trimester III, merupakan peringatan untuk tidak melakukan koitus. k. Mobilisasi/ Body mobilisasi/ Body mekanik Anjuran latihan Kegel, Gunakan otot-otot kaki untuk menjangkau benda di lantai. Tekuk lutut, bukan punggung. Mengangkat objek yang berat (satu kaki diletakkan sedikit didepan kaki yang lain dan dipertahankan datar saat merendahkan tubuh pada satu lutut, mengangkat beban dengan memegangnya dekat ke tubuhnya dan jangan sampai lebih tinggi dari dada. Duduk di kursi yang cukup rendah sehingga kedua kaki dapat menjejak lantai dan lebih baik jika lutut lebih tinggi daripada panggul. l. Olahraga Kondisi kesehatan harus dievaluasi sebelum merencanakan suatu program latihan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan American College of Medicine Olahraga merekomendasikan untuk latihan selama 30 menit untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil. m. Isirahat dan tidur Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan (ansientas). Ibu hamil memerlukan istirahat paling sedikit 1 jam pada siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuhnya. Tidur malam. Bumil hendaknya lebih banyak tidur selama ± 8 jam. 1) Cara dan posisi ibu hamil tidur Posisi miring ke kiri. Tidur dengan posisi kepala agak tinggi. Jika ibu suka tidur terlentang, taruhlah bantal dibawah bahu dan kepala. Saat bangun dari posisi tidur, hindari perubahan posisi secara tiba- tiba. n. Imunisasi vaksin TT Tetanus disebabkan oleh racun bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka. Penderitanya kerap mengalami kejang pada otot rahang. o. Memantau kesejahteraan janin Pengitungan gerakan janin sejauh ini merupakan teknik yang paling mudah diantara berbagai teknik pengkajian janin. Apabila terjadi penurunan gerak janin, haruslah dicurigai sebagai suatu yang harus diperhatikan p. Ketidaknyamanan dan cara mengatasi 2) Trimester 1 Sering mengantuk yang berlebihan dan pusing (tidur cukup sekurang- kurangnya 8 jam pada malam hari, dan sedapat mungkin tidur siang paling sedikit 1 jam.). Mual muntah (tidak membiarkan perut kosong mengurangi makan-makanan berlemak dan makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi sering). Sering merasa tidak enak badan ketika bangun pagi (bangun dari tempat tidur pelan-pelan, lebih dahulu duduk sebelum berdiri). 3) Trimester 2 Pigmentasi lebih nyata. Hipotensi supine (posisi miring atau postur setengah duduk, dengan lutut sedikit fleksi). Varises krn relaksasi otot polos vena, uterus yang membesar, gravitasi (menghindari obesitas, berdiri, tidak mengenakan pakaian ketat, latihan ringan, istirahat dengan tungkai dan pinggang diangakat, menggunakan kaos kaki penopang, dll). Nyeri sendi, nyeri punggung (latihan,sepatu bertumit datar,relaksasi dll). 4) Trimester 3 Ibu sering kencing, tidak enak pada ulu hati (makan-makanan yang tidak banyak bumbu, makan papaya atau minum susu, makan dalam porsi kecil tetapi sering, dan hindari makan-makanan yang berlemak atau yang mengandung gas). Bengkak di kaki dan pergelangan kaki (beristirahat selama 1-2 hari dengan kaki diangkat atau ditinggikan), Sesak napas, perubahan mood, perasaan bercampur aduk, serta kecemasan meningkat.
6. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil TW I, II, III
a. Support Keluarga 1) Suami Dukungan suami yang diharapkan istri: - Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri - Suami senang mendapat keturunan - Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini - Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung - Suami tidak menyakiti istri - Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri - Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja - Suami membantu tugas istri - Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya - Suami menungu ketika istri melahirkan - Suami menunggu ketika istri di operasi 2) Keluarga Dukungan Keluarga dapat Berbentuk : - Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini - Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini - Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi - Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan b. Support Lingkungan Dukungan Lingkungan dapat Berupa : - Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan - Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan - Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa - Menunggui ibu ketika melahirkan - Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil c. Support Tenaga Kesehan - Aktif : melalui kelas antenatal - Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi d. Persiapan Menjadi Orang Tua 1) Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan : - Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis - Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai 2) Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir adalah: - Temperamen - Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan - Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka 3) Peralihan menjadi orang tua Fase Penantian: - Berkaitan dampaknya pada kehamilan - Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga - Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan tanggung jawab Fase bulan madu - Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian pada askebnya - Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura - Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan baru dengan bayi - Merupakan fase yang beradaptasi dengan anggota baru e. Persiapan Sibling - Respon kakak-kakak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan - Biasanya balita kurang sadar akan adanya kelahiran - Mereka mungkin melihat “pendatang baru” itu sebagai saingan atau mereka takut akan kehilangan kasih sayang orang tua - Tingkah laku negatif mungkin muncul dan merupakan petunjuk derajat stress pada kakak-kakak ini - Tingkah laku negatif ini mungkin berupa masalah tidur, peningkatan upaya menarik perhatian, kembali ke pola tingkah laku kekanak- kanakan seperti ngompol, atau menghisap jempol. - Beberapa anak mungkin memperlihatkan tingkah laku bermusuhan terhadap sang ibu, terutama bial ibu menggendong bayi atau memeberi makan - Tingkah laku ini merupakan manifestasi rasa iri dan frustasi yang dirasakan kakak-kakak ini bila mereka melihat perhatian sang ibu diberikan kepada orang lain. - Orang tua harus mencari kesempatan-kesempatan untuk menegaskan kembali kasih sayang mereka untuk kakak yang sedang rapuh ini - Anak prasekolah mungkin akan lebih banyak melihat daripada menyentuh - Sebagian besar akan menghabiskan waktu dekat dengan bayi dan berbicara kepada ibu tentang bayi ini - Lingkungan yang relaks dan biasa tanpa dibatasi waktu yang akan mempermudah interaksi anak-anak yang muda dengan bayi - Sang kakak harus diberikan perhatian khusus oleh orang tua, pengunjung dan bidan yang sepadan dengan yang diberikan kepada bayi baru
7. Kelas Ibu Hamil
a. Antenatal education: - Suatu persiapan dan dukungan untuk menjadi orang tua - Sebagai suatu interaksi antara bidan dan ibu atau orang tua mendiskusikan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan sera menjadi orang tua (bennet & brown) - Tedak sama degan pemberian nasihat - Sebuah kegiatan bedan yang menawarkan suatu proram persipan menjadi orang tua termasuk persiapan melahirkan dan nasihat tentang kebersihan tubuh dan nutrisi (UUKCC) - Kursus yang diorganisir untuk membantu calon orang tua menyiapkan kelahiran dan pemeliharaan bayinya b. Tujuan - Membangun rasa percaya diri dalam kehamilan, persalinan serta menjadi orang tua - Mampu mengambil keputusan berdasarkan pilihannya - Mempu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kesehatan profesional - Memelihara kesehatan fesik dan mental - Pasangan atau orang terdekat mengetahui perasaan dan kebutuhan ibu hamil - Membantu mempersiapkan tanggung jawab terhadap kesehatan ibu dn bayinya - Mendorong pemikiran kritis terhadap intervensi yang tidak diperlaikan, serta hak klien untuk menerima intevensi berdasarkan evidence based - Berbagi dan diskusi tentangpengalaman dan perasaan dengan anggota lainnya, sehingga tercipta pemikiran yang positif - Memberi kesempatan untuk ibu hamil dan pasangannya dengan calon orang tua yang lain berbagi pengalaman (self care masa kehamian, persiapan kelahiran dan melahirkan, asuhan bbl pada minggu perama) c. Waktu Penyelenggaraan Yang perlu diperhatikan: 1) Berapa kali pertemuan akan diadakan 2) Berapa lama yang dibutuhkan setiap sesi/pertemuan - Batas waktu konsentrasi → 10-20 menit - Ibu hamil cepat lelah 3) Apakah pagi hari, siang atau sore? Sesuai dengan waktu yang disepakati dengan kelas antenal 4) Apakah pagi hari, siang atau sore? Sesuai dengan waktu yang disepakati dengan kelas antenal d. Sasaran - Tidak lebih dari 5-6 pasang - Memudahkan interaksi, saling bertukar pikiran - Mudah saling mengenal - Mudah melakukan idenrifikasi kebutuhan dan melihat perkembangan - Mudah untuk terlibat e. Materi - Perkembangan janin - Persiapan kehamilan - Tanda kehamilan dan peruhan tubuh dan psikis ibu - Ketidaknyamanan dalam kehamilan dan mengatasinya - Tanda dan bahaya dalam kehamilan - Hidup sehat selama kehamilan - Gaya hidup selama kehamilan - Kelahiran dan persalinan - Perawatan bayi: makanan/minuman bayi, masalah yang mungkin timbul/gangguan pada bayi, tumbuh kembang bayi f. Kelas Terbuka - Menerima siapa saja yang datang dan mengikuti kelas disetiap pertemuan - Dapat mengikuti kelas kapanpun dan dapat berhenti setah merasa cukup - Keuntungan Waktu yang fleksibel Cocok untuk ibu yang sibuk - Kerugian Anggota kurang mengenal satu sama lain sehingga hubungan kelompok tidak berkembang Kurangnya kesempatan untuk berbagi perasaan dan pengalaman Materi yang dipelajari tidak sistematis Fasilitator tedak dapat mengenal peserta dan sulit mengikuti kebutuhannya Sulit mengatur kelas g. Kelas Tertutup - Anggota/peserta telah ditentukan - Setiap peserta sejak pertemuan pertama saling mengenal dan memiliki komitmen untuk selalu menghadiri kelas - Keuntungan : Jadwal telah diketahui oleh masing –masing peserta Masing-masing peserta dapat kesempatan berbagi perasaan dan pengalaman Setiap peserta memulai kelas bersama degan topik yang berurutan di setiap pertemuan Fasilitator dapat melihat dan perkembangan peserta Fasilitator dapat menyesuaikan kelas dengan informasi yang dibutuhkan kelompok - Kerugian: Terdapatnya batasan jumlah peserta h. Komunikasi Informasi dan Edukasi pada Ibu Hamil - Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan efek. - Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa. - Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan yang disampaikan). - Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan. i. Tujuan Komunikasi Informasi dan Edukasi pada Ibu Hamil - Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru - Membina kelestarian peserta KB - Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan - Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab
8. Memberikan Asuhan Sesuai Tahap Perkembangan Kehamilan Ibu
a. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal 1) Tujuan Kunjungan - Mendapatkan perawatan kehamilan - Memperoleh rujukan konseling genetik - Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak - Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan - Menentukan status kesehatan ibu dan janin - Menentukan kehamilan normal/abnormal serta ada atau tidaknya faktor resiko kehamilan - Menentukan rencana pemeriksaan atau pelaksaan selanjutnya 2) Pengkajian Data Kesehatan Ibu Trimester I, Trimester II dan Trimester III - Anamnesa a) Identitas klien (Nama, umur, alamat) b) Menanyakan alasan kenapa datang ke pelayanan kebidanan c) Menarche d) Siklus haid e) Lama haid f) Jumlah darah haid g) Riwayat perkawinan h) HPHT i) Kehamilan yang ke berapa j) Riwayat kehamilan sebelumnya k) Riwayat abortus l) Riwayat persalinan yang lalu, cara persalinan, penolong, tempat, kondisi bayi m) Riwayat anak terdahulu n) Keluhan kehamilan saat ini o) Riwayat KB p) Riwayat imunisasi TT q) Riwayat penyakit sebelumnya r) Riwayat penggunaan obat-obatan s) Riwayat penyakit keluarga t) Riwayat keluarga dengan persalinan kembar - Pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan kebidanan a) Mengukur tinggi badan b) Menimbang berat badan c) Pemeriksaan head to toe - Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman (ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan atau pembengkakan) - Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan - Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang timbul oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh atau mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh yang biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop (bunyi jantung, suara napas dan bising usus) - Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi yang akan membantu penentuan densitas posisi struktur dibawahnya dan mengidentifikasi batas atau lokasi dan konsistensi jaringan d) Memeriksa refleks patela Refleks patela adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi otot disekitar patela sehingga kaki akan terlihat seperti menendang atau disebut dengan Knee Pess Refleks (KPR). Reflex patela yaitu pengetukan pada tendon patela menggunakan palu refleks e) Mengukur lila ibu hamil Mengukur lila merupakan salah satu cara menilai status gizi seseorang yang sering kali digunakan untuk mengukur status gizi ibu hamil. Lila merupakan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak dibawah kulit. Langkah pengukuran lila: Menggunakan pita antopometri pada lengan non dominan Posisi siku 90 bengkok derajat Ambil titik tengah antara akromiion dan olekranon, lalu ditandai Lakukan pengukuran pada titik tengah Baca hasil dgn ketelitian 0,1 cm f) Mengukur tinggi fundus uteri Mengukur tinggi fundus uteri dengan meteran (UK ≥22 mgg). Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan alat ukur panjang mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai fundus uteri atau sebaliknya. Dari usia kehamilan 22 minggu sampai dengan 35 minggu, untuk menentukan pertumbuhan janin. Tinggi fundus uteri (cm) = dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir. Misal , jika usia kehamilannya 33 minggu, tinggi fundus uteri harus 33 cm. Jika hasil peng ukuran berbeda 1–2 cm, masih dapat ditoleransi, Jika deviasi lebih kecil 2 cm dari usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Jika deviasi lebih besar dan 2 cm, kemungkinan terjadi bayi kembar, polihidramnion, atau janin besar. Dari usia kehamilan 36 minggu hingga ada tanda-tanda persalinan, untuk menghitung taksiran berat janin (teori Johnson dan Tausack) : Jika bagian terendah janin belum masuk ke dalam pintu atas panggul, hasil penghitungan tinggi fundus dalam cm dikurangi 12 dikalikan 155. Jika bagian terendah janin sudah masuk ke dalam pintu atas panggul, hasil penghitungan tinggi fundus dalam cm dikurangi 11 dikalikan 155. Teknik pengukuran kandung kemih ibu harus dikosongkan. Posisi ibu saat diukur setengah duduk kaki lurus Dilakukan pengukuran dari tepi atas simfisis pubis kebagian atas fundus, meteran mengikuti dinding perut
Mengukur Tinggi Fundus dengan Jari Dan Petunjuk Badan
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
Sebelum bulan III Belum teraba
12 minggu Fundus uteri 1-2 jari atas symphisis pubis
16 minggu Pertengahan anatara sympihisis pubis dengan pusat
20 minggu 3 Jari bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari atas pusat
32 minggu Pertengahan procesus xypoideus dengan pusat
36 minggu 3 jari dibawah procesus xypoideus
40 minggu Pertengahan procesus xypoideus dengan pusat
g) Melakukan pemeriksaan palpasi abdominal untuk mengetahui
posisi janin Tujuan : Mengetahui posisi janin Teknik : Palpasi Leopold Waktu Pemeriksaan : UK ≥ 36 minggu Palpasi sebelum 36 minggu secara rutin tidak efektif dilakukan karena letak, posisi, dan presentasi janin masih berubah-ubah dan juga menganggu kesejahteran janin. Palpasi sebelum UK 36 minggu dilakukan bila diperlukan ( misal bila ditemukan hasil pemeriksaan T.FU yang tidak noramal). LEOPOLD I - Tujuan pemeriksaan: Mengetahui tinggi fundus uterus untuk memperkirakan usia kehamilan, Menentukan bagian-bagian janin yang berada di fundus uteri. - Pemeriksa berdiri menghadap kemuka ibu. - Kaki penderita di tekuk. - Rahim diketengahkan, bila posisi rahim belum ditengah, tengah. - Tentukan tinggi findus dan bagian apa yang terdapat pada fundus. LEOPOLD II - Tujuan pemeriksaan: Mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian samping kanan dan samping kiri uterus. - Posisi pemeriksa sama dengan leopold I. - Kedua tangan dipindahkan kesamping. - Tahan satu sisi uterus sementara telapak tangan lainnya digerakkan sepanjang uterus kearah bawah. Lakukan pada sisi lain dengan cara yang sama lalu membandingkan. LEOPOLD III - Tujuan pemeriksaan: Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus, Mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu. - Pemeriksa berdiri menghadap kemuka ibu. - Menggunakan telapak tangan dengan jari-jari menghadap ke kepala ibu, pegang bagian terbawah janin yang mengisi bagian bawah abdomen (diatas sympisis pubis) ibu. Bagian yang berada diantara ibu jari dan jari-jari lain adalah penunjuk presentasi bayi. - Kepala : Bila bagian berbentuk bulat, teraba keras, berbatas tegas dan mudah di gerakkan bila belum memasuki rongga panggul. - Bokong : Bila bentuknya kurang tegas, teraba kenyal, relatif lebih besar, dan sulit terpegang secara mantap. LEOPOLD IV - Tujuan pemeriksaan: Memastikan apakah bagian terendah janin benar-benar sudah masuk ke pintu atas panggul atau belum, Menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul ibu. - Pemeriksa menghadap kearah kaki pasien. - Menggunakan kedua tangan :masing-masing berada di setiap sisi presentasi, tekan kedalam secara hati-hati. - jika kedua tangan konvergen : kepala belum turun kerongga panggul. - Jika kedua tangan sejajar : maka separuh dari kepala sudah turun didasar panggul. - Jika divergen : bagian terbesar kepala masuk ke rongga panggul dan ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul. h) Pengkajian Fetal Langkah-langkah menggunakan funduskop - Mengambil funduskop dan menempelkan pada area punktum maksimum denyut jantung janin. - Mendengarkan denyut jantung janin dengan menempelkan telinga pada ujung funduskop sambil mencocokkannya dengan nadi ibu pada arteri radialis kanan dan memosisikan tubuh pemeriksa secara ergonomis. - Menghitung denyut jantung selama satu menit dan mencermati ke teraturannya. - Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar dokumentasi ibu. Langkah-langkah menggunakan dopler - Mengolesi permukaan Doppler dengan jeli secukupnya menggunakan tisu. - Menghidupkan power Doppler dan mengamati sampai monitor Doppler muncul tanda dua digit. - Menempelkan permukaan Doppler pada punktum maksimum denyut jantung yang telah dipastikan. - Memastikan suara denyut jantung janin dengan mencermati suara-suara lain seperti bising rahim, bising usus, dan memerhatikan kode pada layar monitor Doppler. - Menilai irama denyut jantung janin. - Membaca denyut jantung pada monitor, jika Doppler dilengkapi dengan monitor. - Memastikan denyut jantung jika muncul angka yang sama pada monitor tiga kali secara berturut-turut, atau - Menghitung denyut jantung menggunakan arloji dengan jarum detik selama satu menit pada Doppler tanpa monitor. - Mengangkat dan mematikan Doppler. - Membersihkan bekas jeli pada permukaan perut ibu. - Membersihkan permukaan Doppler dengan tisu. - Mencatat hasil pemeriksaan denyut jantung janin pada lembar dokumentasi. i) Menghitung Usia Kehamilan - Berdasarkan tinggi fundus uteri (dengan pita ukur/ jari tangan) - HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) - Gerakan Janin ( Gerakan janin mulai dirasakan pada usia kehamilan 18 sampai 20 minggu bagi primigravida, sedangkan multigravida mulai merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 16 sampai 18 ) - Melalui pemeriksaan USG j) Menentukan Tapsiran Persalinan - Waktu persalinan ditentukan dengan hukum Naegel
k) Merumuskan Diagnosa dan Masalah Kehamilan
- Unsur – unsur yang termuat di dalam rumusan diagnosa asuhan kehamilan meliputi : Nama Klien (Inisial) Usia Klien Paritas Riwayat Persalinan Riwayat abortus Usia kehamilan Posisi dan Presentasi janin ( ≥ 36 /Kalau perlu) Kondisi janin (hidup/ mati ) Kondisi yang menyertai ibu dan janin Masalah adalah kondisi yang tidak bisa dirumuskan sbg diagnosa kebidanan tapi perlu penatalaksanaan 9. Tanda-Tanda Dini Bahaya dan Komplikasi Pada Ibu dan Janin
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Tanda-tanda bahaya kehamilan yang terjadi pada masa kehamilan muda dan lanjut. Pada kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hiperemesis gravidarum, hipertensi, Pada kehamilan lanjut tanda-tanda bahaya kehamilan yang sering terjadi adalah perdarahan pervaginam, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di wajah, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang hebat dan anemia (Kusmiyati, 2008). a. Tanda Bahaya Kehamilan Muda 1) Pendarahan Pervaginam Keluarrnya darah dari jalan lahir. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan adalah hal yang perlu diwaspadai. Perdarahan pervaginam merupakan tanda terjadinya abortus, mola hidatidosa dan KET. a) Abortus - Abortus Iminen Abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. - Abortus Insipiens Ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba. - Abortus inkomplitus Didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta). - Abortus Komplitus Hasil konsepsi lahir dengan lengkap - Abortus Tertunda (missed abortion) Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih. rahim tidak membesar bahkan mengecil karena absorpsi air ketuban dan laserasi jalan. b) Mola Hidatidosa Kehamilan yan secara genetik tidak normal, yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Kehamilan mola hidatidosa biasanya dianggap sebagai satu tumor jinak, tetapi berpotensi menjadi ganas. Tanda dan Gejala Mola Hidatidosa : - Mual dan muntah yang menetap, sering kali menjadi parah - Perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke-12; bercak darah atau perdarahan hebat mungkin terjadi, tetapi biasanya hanya berupa rabas bercampur darah, cenderung berwarna merah dari pada coklat yang terjadi secara terus menerus. - Ukuran uterus besar - Sesak nafas - Tidak ada denyut jantung janin - Tidak ada aktivitas janin - Pada palpasi tidak ditemukan bagian-bagian janin - Hipertensi akibat kehamilan, preeklamsia atau eklamssi sebelum usia kehamilan 24 minggu c) Kehamilan Ektopik Kehamilan ketika implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung di luar endometrium kavum uteri. Biasanya kehamilan ektopik terjadi pada tuba, dan sangat jarang terjadi di ovarium atau rongga abdomen (perut). K. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasi janin tidak memberi janin kesempatan untuk berrkembang hingga mencapai aterm. Faktor-faktor predisposisi kehamilan ektopik meliputi infeksi pelvis, alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), riwayat kehamilan ektopik dan riwayat pembedahan tuba. Kemungkina KET dapat ditegakkan berdasarkan: - Keluhan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri perut bawah yang muncul bertahap. - Disertain dengan keluhan perdarahan pervaginam setelah keterlambatan haid. - Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut abdomen, kavum douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping uterus. d) Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah berlebihan selama kehamilan. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umunya dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Sehubungan dengan adanya ketonemia, penurunan berat badan, dan dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat terjadi disetiap trimester dengan tingkat keparahan yang bervariasi - Tingkat 1 Gejala: lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri epigastrium, nadi meningkat, turgor kulit berkurang, tekanan darah sistolik menurun, lidah kering dan mata cekung. - Tingkat 2 Gejala: apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria, serta aseton tercium dalam hawa pernafasan. - Tingkat 3 Keadaan umum lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari samnolen sampai koma, nadi lebih cepat, tekanan darah lebih turun, komplikasi fatal ensefalopati wernicke: nistagmus, diplopia, perubahan mental, dan ikterik. 2) Hipertensi Hipertensi didiagnosa secara empiris bila pengukuran tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg atau tekanandarah diastolik melebihi 90 mmHg. Ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan sistolik sebanyak 30 mmHg atau diastolik sebanyak 15 mmHg harus dipantau lebih sering. Gangguan hipertesni pada kehamilan terdapat 2: - Gangguan hipertensi yang khas pada kehamilan, yang mempengaruhi sekitar 12% kehamilan meliputi: pre eklamsi dan elamsi, hipertensi akibat kehamilan/hipertensi gestasional yang didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah (TD) pada paruh kedua atau trimester ketiga kehamilantanpa gambaran lain pre eklamsi. - Hipertensi yang sudah terjadi sebelum kehamilan. Hipertensi kronis diperkirakan terjadi antara 3 dan 5% wanita usia subur, dan dapat disebabkan oleh proses penyakit yang mendasari, seperti penyakit ginjal, feokromositoma, atau yang lebih umum terjadi hipertensi esensial.
Pre eklampsia yaitu suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan
terjadi setelah minggu ke-20 gestasi ditandai adanya kenaikan tekanan darah diastolik 90-110 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 4 jam, dengan disertai proteinuria 1++. Preeklamsia berat dapat diketahui dengan adanya kenaikan tekanan darah distolik > 110 mmHg, proteinuria ≥ 2+, oliguria, hiperefleksia, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium. Eklampsi dapat diketahui dengan adanya tanda dan gejala seperti pre eklampsi berat dan disertai adanya kejang.
b. Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut
1) Perdarahan Pervaginam Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan, dikatakan tidak normal jika darah berwarna merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini bisa menandakan adanya plasenta previa atau abrupsio placenta 2) Plasenta Previa Adanya plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding depan dan belakang rahim atau di daerah fundus uteri. Gejala-gejalanya adalah: - Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja. - Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim sehingga bagian terndah tidak dapat mendekati pintu atas panggul. - Pada plasenta previa,ukuran panjang rahim berkurang maka plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak. 3) Solusio Plasenta Lepasnya plasenta sebelum waktunya. Tanda dan gejalanya adalah: - Darah dari tempat plasenta keluar dari serviks dan terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan tampak. - Kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul dibelakang plasenta (perdarahan tersembunyi/perdarahan ke dalam).
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan
tanda yang lebih khas (rahim keras seperti papan) karena seluruh perdarahan tertahan di dalam. Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. - Perdarahan disertai nyeri - Nyeri abdomen pada saat di pegang - Palpasi sulit dilakukan - Fundus uteri makin lama makin naik - Bunyi jantung biasanya tidak ada 4) Sakit Kepala yang Hebat Keadaan yang serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat, kadang disertai pandangan kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsia, untuk itu lakukan pemeriksaan edema pada muka/tangan, periksa tekanan darah, protein urine dan refleks 5) Penglihatan Kabur Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada ibu hamil disebabkan oleh pengaruh hormonal. Keadaan ini mengancam jika perubahan visual terjadi secara mendadak misalnya pandangan kabur dan berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan prereklamsi. 6) Bengkak di Wajah Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklamsi. 7) Keluar Cairan Pervaginam Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester 3, air tersebut bisa jadi berasal dari ketuban yang pecah. Pecaahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung, normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II. 8) Gerakan Janin yang Tidak Terasa Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Ketika bayi tidur maka gerakannya akan melemah, gerakan bayi akan mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Biasanya gerakan janin minimal 3 kali dalam 3 jam. Gerakan janin minimal 10 x dalam 12 jam. 9) Nyeri Perut yang Hebat Nyeri abdomen yang dapat mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), solutio placenta, penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, abortus, infeksi saluran kemih atau infeksi lain. 10) Anemia Anemia adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eitrosit turun di bawah nilai normal. Pada penderita anemia, kondisi ini sering disebut kurang darah karena kadar sel darah merah (hemoglobin ata Hb) di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kekurangan gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B 12. Kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL (7,45 mmol/L) dan hematokrit < 0,33. - Anemia defisiensi besi Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin ibu <11 g% pada trimester pertama dan ketiga atau <10,5g% pada trimester kedua. Keluhan lemah, pucat, dan mudah pingsan padahal tekanan darah pada batas normal perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Penanganan anemia defisiensi besi adalah melalui pemberian preparat besi oral atau parenteral. - Anemia defisiensi asam folat Asam folat diperlukan dalam dosis yang lebih besar dalam kehamilan karena terjadi peningkatan replikasi sel pada janin, uterus, dan sumsum tulang. Asupan harian yang dianjurkan adalah sebesar 800 μg. Defisiensi folat kerap dialami pada kehamilan dan dapat mengakibatkan defek tabung syaraf, aborsi, retardasi pertumbuhan, solusio plasenta dan pre-eklamsi - Anemia yang berkaitan dengan penyakit kronik Rasa lesu, penurunan berat badan, dan pucat telah lama diketahui sebagai karakteristik penyakit kronik. Beragam penyakit misalnya gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan peradangan kronik menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang berat.
10. Pengenalan Program Pemerintah dalam Asuhan Kehamilan P4K
a. Pengertian P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. b. Tujuan - Tujuan Umum Tujuan umum dari program P4K yaitu untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga bersalin dengan aman dan melahirkan bayi yang sehat. - Tujuan Khusus: 1) Terdatanya status ibu hamil dan terpasang stiker P4K di setiap rumah ibu hamil yang memuat semuan informasi 2) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. 3) Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, dukun atau pendamping dan pencegahan komplikasi dengan stiker dan KB pasca salin sesuai dengan perannya masing masing. c. Manfaat 1) Percepat fungsi desa siaga. 2) Meningkatkan cakupan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar. 3) Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil. 4) Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun. 5) Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini. 6) Meningkatnya peserta KB pasca salin. 7) Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi. 8) Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi d. Sasaran P4K memiliki sasaran yaitu : Penanggungjawab dan pengelola program KIA propinsi dan kabupaten, bidan koordinator, kepala puskesmas, dokter, perawat, bidan, kader, forum peduli KIA (forum P4K, pokja posyandu dan lain lain). Indikator keberhasilan P4K ada 7 yaitu : - Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker. - Persentase ibu hamil mendapat stiker. - Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar. - Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan. - Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani. - Persentase menggunakan KB pasca salin. - Persentase ibu bersalin di nakes mendapatkan pelayanan nifas. e. Komponen 1) Fasilitas aktif oleh bidan desa: - Pencatatan ibu hamil - Dasolin / tabulin - Donor darah - Transport ambulan desa - Suami / keluarga menemani ibu pada saat bersalin - IMD - Kunjungan nifas 2) Ada KIE: - Tanda tanda bahaya kehamilan - Pemakaian KB setelah melahirkan - Pemberian ASI - Donor darah - Ambulan desa - Perencanaan persalinan yaitu dimana tempat akan melahirkan f. Output - Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker. - Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai standar. - Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang disepakati bersama dengan penolong persalinan - Bidan menolong persalinan sesuai standar. - Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar. - Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial budaya). - Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA atau Pokja Posyandu dalam perencanaan persalinan. g. Penatalaksanaan 1) Orientasi P4K dengan Stiker Ditujukan untuk pengelola program dan stikholder yang terkait di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas 2) Sosialisasi Sosialisasi ditujukan kepada kepala desa / lurah, bidan, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi perempuan, PKK serta lintas sektor di tingkat desa/kelurahan. 3) Operasional P4K dengan stiker di Tingkat Desa: - Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa / kelurahan untuk meningkatkan partisipasi aktif keluarga dan masyarakat dalam membantu mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu. - Mengaktifkan forum peduli KIA yang sudah ada di masyarakat - Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker yang di lakukan oleh bidan didampingi kader / dukun. - Pemasangan stiker di rumah ibu hamil di lakukan setelah melakukan konseling yang kemudian stiker di isi oleh bidan kemudian di tempel di rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah) sebagai penanda untuk pendataan dan pemantauan terhadap ibu hamil. - Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan secara teratur dan di sampaikan pada setiap pertemuan bulanan. - Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ ambulan desa. - Penggunaan, pengelolaan dan pengawasan tabulin/dasolin. - Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan, dokumen amanat persalinan memperkuat pencatatan ibu hamil dengan stiker. 4) Rekapitulasi Rekapitulasi pelaporan dilakukan secara benjenjang dari tingkat paling dasar ke tingkat yang lebih tinggi yaitu bidan di Desa, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan tingkat nasional. 5) Forum Komunikasi Forum komunikasi di perlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K di masing-masing tingkat wilayah.
11. Pengenalan Program Pemerintah dalam Asuhan Kehamilan PPIA (Pencegahan
Penularan dari Ibu ke Anak) a. Kebijakan dan Strategi Implementasi Kegiatan PPIA Komprehensif Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak dilaksanakan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta sebagai bagian dari Layanan Komprehensif Berkesinambungan dan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak diprioritaskan pada daerah dengan epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, sedangkan upaya pencegahan IMS dan eliminasi sifilis kongenital dapat dilaksanakan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan tanpa melihat tingkat epidemi HIV. Memaksimalkan kesempatan tes HIV dan sifilis bagi perempuan usia reproduksi (seksual aktif), ibu hamil dan pasangannya dengan penyediaan tes diagnosis cepat HIV dan sifilis; memperkuat jejaring rujukan layanan HIV dan IMS (termasuk akses pengobatan ARV); dan pengintegrasian kegiatan PPIA ke layanan KIA, KB, kesehatan reproduksi, dan kesehatan remaja. Pendekatan intervensi struktural, dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam bentuk advokasi sektor terkait untuk peningkatan kapasitas dan pengembangan kebijakan yang mendukung pelaksanaan program. Peran aktif berbagai pihak termasuk mobilisasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengembangan upaya PPIA. Pengembangan strategi implementasi PPIA merupakan bagian dari tujuan utama pengendalian HIV-AIDS, yaitu untuk menurunkan kasus HIV serendah mungkin dengan menurunnya jumlah infeksi HIV baru, mengurangi stigma dan diskriminasi, serta menurunnya kematian akibat AIDS (Getting to Zero). b. Tujuan Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 1) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 2) Mengembangkan kapasitas sumber daya dan tenaga pelaksana di pusat dan daerah 3) Sebagai sarana untuk memobilisasi dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak dan masyarakat agar tercipta lingkungan yang kondusif untuk pelaksanaan PPIA c. Sasaran PPIA 1) Tenaga kesehatan 2) Pengelola program dan petugas pencatatan-pelaporan di layanan dasar dan rujukan, 3) Pemangku kepentingan (stakeholder) baik Pemerintah maupun Non Pemerintah, yang terkait dengan penyediaan layanan HIV-AIDS dan IMS. 4) Kelompok profesi dan kelompok seminat bidang kesehatan terkait layanan kesehatan d. Cara Penularan HIV Human immunodeficiency virus (HIV) dapat masuk ke tubuh melalui tiga cara, yaitu melalui (1) hubungan seksual, (2) penggunaan jarum yang tidak steril atau terkontaminasi HIV, dan (3) penularan HIV dari ibu yang terinfeksi HIV ke janin dalam kandungannya, yang dikenal sebagai Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). e. Faktor yang berperan dalam penularan HIV dari ibu ke anak 1) Faktor Ibu - Jumlah virus (viral load) Risiko penularan HIV menjadi sangat kecil jika kadar HIV rendah (kurang dari 1.000 kopi/ml) dan sebaliknya jika kadar HIV di atas 100.000 kopi/ml. - Jumlah sel CD4 Semakin rendah jumlah sel CD4 risiko penularan HIV semakin besar. - Status gizi selama hamil Berat badan rendah serta kekurangan vitamin dan mineral selama hamil meningkatkan risiko ibu untuk menderita penyakit infeksi yang dapat meningkatkan jumlah virus dan risiko penularan HIV ke bayi. - Penyakit infeksi selama hamil - Gangguan pada payudara 2) Faktor bayi - Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir Bayi lahir prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lebih rentan tertular HIV karena sistem organ dan sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang dengan baik. - Periode pemberian ASI Semakin lama ibu menyusui, risiko penularan HIV ke bayi akan semakin besar. - Adanya luka di mulut bayi Bayi dengn luka di mulutnya lebih berisiko tertular HIV ketika diberikan ASI. 3) Faktor obstetri - Jenis persalinan Risiko penularan persalinan per vaginam lebih besar daripada persalinan melalui bedah sesar (seksio sesaria). - Lama persalinan Semakin lama proses persalinan berlangsung, risiko penularan HIV dari ibu ke anak semakin tinggi, karena semakin lama terjadinya kontak antara bayi dengan darah dan lendir ibu. - Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinan meningkatkan risiko penularan hingga dua kali lipat dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari 4 jam. - Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forseps meningkatkan risiko penularan HIV karena berpotensi melukai ibu atau bayi. f. Waktu dan Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Anak Penularan HIV dari ibu ke anak pada umumnya terjadi pada saat persalinan dan pada saat menyusui. Risiko penularan HIV pada ibu yang tidak mendapatkan penanganan PPIA saat hamil diperkirakan sekitar 15- 45%. Risiko penularan 15-30% terjadi pada saat hamil dan bersalin, sedangkan peningkatan risiko transmisi HIV sebesar 10-20% dapat terjadi pada masa nifas dan menyusui. Apabila ibu tidak menyusui bayinya, risiko penularan HIV menjadi 20-30% dan akan berkurang jika ibu mendapatkan pengobatan ARV. Pemberian ARV jangka pendek dan ASI eksklusif memiliki risiko penularan HIV sebesar 15-25% dan risiko penularan sebesar 5-15% apabila ibu tidak menyusui (PASI). Akan tetapi, dengan terapi antiretroviral (ART) jangka panjang, risiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan lagi hingga 1-5%, dan ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan HIV ke anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui (De Cock KM, Fowler MG, Mercier E, et al. JAMA 2000; 283:1175-82). Dengan pelayanan PPIA yang baik, maka tingkat penularan dapat diturunkan menjadi kurang dari 2%. Dengan pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan HIV dari ibu ke anak bisa diturunkan hingga 2%. g. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Anak Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilaksanakan melalui kegiatan komprehensifyang meliputi empat pilar (4 prong), yaitu: 1) Prong 1: Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi 2) Prong 2: Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakanpada perempuan dengan HIV 3) Prong 3: Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya 4) Prong 4: Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial dan Perawatan kepada Ibu dengan HIV beserta Anak dan Keluarganya h. Jejaring PPIA Pelaksanaan PPIA diintegrasikan ke dalam : - Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak - Keluarga berencana (KIA/KB) - Kesehatan remaja (PKPR) i. Pelayanan PPIA - Penawaran tes HIV kepada semua ibu hamil pada saat kunjungan perawatan antenatal (ANC) - Di dalam LKB harus dipastikan bahwa layanan PPIA terintegrasi pada layanan rutin KIA terutama pemeriksaan ibu hamil untuk memaksimalkan cakupan.
12. Pengenalan Program Pemerintah dalam Asuhan Kehamilan 10T
a. Pengertian Antenatal Care Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (manuaba, 1998). b. Tujuan Antenatal Care 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. c. Antenatal Care Terpadu 10T a. T1: Mengukur tinggi dan berat badan - Timbang berat badan setiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada trimester I 0,5 kg perbulan dan trimester II-III 0,5 kg perminggu. - Menurut depkes RI (2010), mengukur tinggi badan adalah salah satu deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko, dimana bila tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang. b. T2: Tekanan Darah - Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal . - Peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol, dapat menyebabkan preeklamsia atau eklamsia dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin. c. T3: Status Gizi (Mengukur LILA) - Menurut Kusmiyati (2008), pada ibu hamil(bumil) pengukuran LILA merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. - Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). d. T4: TFU - Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan usia kehamilan dan berat badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundus uteri yang dapat dihitung dari tanggal haid terakhir yang menggunakan rumus. - Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri. e. T5: Tentukan DDJ - Pemeriksaan denyut jantung janin adalah satu cara untuk memantau janin. Pemeriksaan DJJ sangat penting untuk dilakukan selama kehamilan. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulan. f. T6: Status Imunisasi TT - Menurut prawirohardjo (2002), pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian (UK 20 mgg) g. T7: Tablet Fe - Kebutuhan akan zat besi akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Suplemen zat besi saat hamil terbukti membantu mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi bisa mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan dan resiko melahirkan bayi BBLR dan premature. Para ahli menganjurkan wanita hamil mengkonsumsi zat 27 mg hari, yaitu 50% diatas kebutuhan normal. h. T8: Tes Lab - Depkes RI (2004) mengemukakan bahwa pelayanan kebidanan berkaitan erat dengan penyakit menular seksual. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh terhadap ibu akan tetapi juga terhadap bayi yang dikandung atau dilahirkan. - Jika pemeriksaan penyakit tersebut dilakukan sejak dini pada ibu hamil kemungkinan masih dapat diobati untuk mencegah terjadinya komplikasi terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya. i. T9: Tata Laksana Kasus Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen- komponen sebagai berikut : - Mengupayakan kehamilan yang sehat - Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. - Persiapan persalinan yang bersih dan aman - Perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi kompikasi. j. T10: Tata Wicara dan Konseling - Setiawan (2011), menyatakan bahwa temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan . bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. - Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi,riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.