Professional Documents
Culture Documents
Makalah Maternitas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOMPLIKASI PERSALINAN :
PARTUS KASEP
Dosen Pengampu:
Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok VI (AJ 1):
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT serta junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Komplikasi
Persalinan : Partus Kasep”. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes selaku
dosen mata kuliah maternitas 2 yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat penulis harapkan. Mudah – mudahan makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi ....................................................................................................... 4
B. Etiologi ...................................................................................................... 6
C. Gejala Klinis ........................................................................................... 13
D. Patofisiologi ............................................................................................. 14
E. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 15
F. Faktor Risiko .......................................................................................... 15
G. Penatalaksanaan Perawatan Kolaboratif ............................................ 15
H. Komplikasi .............................................................................................. 17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus Semu ............................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................. 36
B. Saran ........................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar partus kasep, penanganan dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan partus kasep?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan dan memahami lebih dalam mengenai konsep teori dan
konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan partus kasep.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami definisi partus normal dan partus kasep
b. Untuk memahami etiologi partus kasep
c. Untuk memahami gejala klinis pada partus kasep
d. Untuk memahami patofisiologi terjadinya partus kasep
e. Untuk memahami factor resiko yang terjadi pada partus kasep
f. Untuk memahami penatalaksanaan pada partus kasep
g. Untuk memahami komplikasi pada partus kasep
h. Untuk memahami contoh kasus asuhan keperawatan pada
partus kasep
6
D. Manfaat
Bagi mahasiswa keperawatan khususnya mahasiswa Fakultas
Keperawatan Unair, makalah ini dapat dijadikan sebagai alat untuk
menambah pemahaman konsep tentang partus kasep dan manajemen
asuhan pada ibu dengan komplikasi persalinan partus kasep.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Partus normal
Persalinan dianggap normal bila sudah aterm, tidak terjadi
komplikasi pada ibu dan janin, terdapat satu janin dengan presentasi
puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam. Proses persalinan
normal yang berlangsung sangat konstan terdiri dari kemajuan teratur
kontraksi uterus, penipisan dan dilatasi serviks yang progresif, kemajuan
penurunan bagian presentasi.
Faktor-faktor penting yang berperan dalam proses persalinan
adalah : Kekuatan kontraksi uterus/Power, Jalan lahir/Passegeway, janin
/Passenger (Cunningham, 2006), Psikologi ibu/Psikis dan penolong
/Provider (Bobak, 2004).
Partus lama terjadi akibat pemanjangan dari fase-fase persalinan diatas. Kelainan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Nullipara Multipara
Prolonged latent phase > 20 jam >14 jam
Protracted dilation < 1.2 cm/ jam < 1.5 cm/ jam
Protracted descent < 1 cm/ jam < 2 cm/ jam
Arrest of dilation >2 jam >2 jam
Arrest of descent >2 jam >1 jam
Prolonged second stage >2 jam >1 jam
Prolonged third stage >30 menit >30 menit
Tabel 2. pemanjangan fase persalinan
B. Etiologi
Secara umum penyebab partus lama dapat dibagi kedalam faktor mekanis
yaitu faktor panggul/ passageway, faktor anak/ passenger, faktor tenaga/ power
(Cunningham, 2006) dan faktor non-mekanis psikis dan provider (Bobak, 2004).
a) Anomali
b) Disproporsi Sefalopelvis
multiparitas, ukuran besar pada salah satu atau kedua orang tua.
c) Malposisi
d) Malpresentasi Janin
Presentasi bokong (breech presentation) atau letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. Empat jenis letak sungsang, yaitu
bokong sempurna, di mana paha fleksi lutut ekstensi; bokong
13
e) Kehamilan Multijanin
Kehamilan multijanin adalah kehamilan kembar dua, kembar tiga,
kembar empat, dan lebih banyak lagi. Kehamilan multijanin lebih
banyak mengandung komplikasi pada janin seperti BBLR, retardasi
pertumbuhan, kelainan kongenital, dan presentasi abnormal sehingga
dapat menyebabkan disfungsi persalinan atau distosia.
C. Gejala Klinis
1. Gejala Klinis pada Ibu
Gejala klinis partus kasep dapat dijumpai pada ibu dan anak. Gejala klinis
yang tampak pada ibu meliputi:
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat dan
lemah, pernapasan cepat dan meteorismus
cincin retraksi patologis, edema vulva, edema serviks, his hilang atau
lemah.
Cincin retraksi patologis Bandl sering timbul akibat persalinan yang
terhambat disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen
bawah uterus, dan menandakan ancaman akan rupturnya segmen
bawah uterus.
17
Pada partus kasep dapat juga muncul tanda-tanda ruptur uteri yang
berupa perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian janin mudah
teraba dari luar, pada pemeriksaan dalam didapatkan bagian terendah
janin mudah didorong ke atas, robekan dapat meluas sampai serviks
dan vagina.
2. Gejala Klinis pada Bayi
Sementara gejala klinis yang nampak pada bayi meliputi:
Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negative
air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup
besar dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Biasanya
kaput suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akan menghilang
dalam beberapa hari.
Moulase kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain.
Kematian janin dalam kandungan atau intra uterine fetal death
(IUFD)
D. Patofisiologi
Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung awal
pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase
laten (primi 20 jam, multi 14jam) dan fase aktif (primi 1,2 cm per jam, multi
1,5 cm per jam) atau kala pengeluaran (primi 2 jam dan multi 1 jam), maka
kemungkinan akan timbul partus kasep. Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya partus lama adalah faktor mekanis seperti kelainan his dan
kekuatan ibu (power), kelainan jalan lahir (passage), kelainan janin
(passenger), dan faktor non-mekanis seperti psikis ibu. Kelainan salah satu
faktor di atas akan berdampak pada faktor lain dan menyebabkan terjadinya
partus lama.
Partus yang lama, apabila tidak segera ditangani, akan berlanjut pada partus
kasep dengan tanda-tanda sebagai berikut :
18
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pelvimetri sinar X
2. CT Scan
3. MRI
4. USG
F. Faktor risiko
Ibu dengan DM karena kemungkinan mengandung bayi yang besar
(makrosomia), ibu dengan Obeisitas, induksi persalinan yang tidak tepat,
pemberian oksitosin yang berlebihan, dan tinggi badan < 150 cm, kelainan
bentuk tulang belakang (skoliosis,kifosis).
3. Induksi persalinan
Induksi persalinan adalah dimulainya kontraksi persalinan sebelum awitan
spontannya untuk tujuan mempercepat kelahiran. Angka keberhasilan
induksi persalinan lebih tinggi bila serviks dapat diinduksi.
4. Metode pematangan serviks
Dilakukan dengan pemberian hormon prostaglandine, amniotomi, dan
pemberian oksitosin.
5. Augmentasi
Yaitu stimulasi kotraksi uterus setelah persalinan dimulai secara spontan
tetapi kemajuannya tidak memuaskan dan digunakan untuk disfungsi
hipotonik uterus.
6. Melahirkan dengan bantuan forcep
H. Komplikasi
Komplikasi pada partus kasep dapat terjadi pada ibu maupun pada bayi.
Komplikasi pada ibu meliputi Infeksi dan sepsis, udema portio dan vulva,
ruptur uteri, febris dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ, robekan
jalan lahir, ruptur bladder, dan perdarahan post partum.
Komplikasi yang terjadi pada janin akibat partus kasep adalah gawat janin
dalam rahim sampai meninggal, kaput suksedaneum, asfiksia berat sehingga
menimbulkan cacat otak, patah tulang dada (clavicula), lengan, kaki, kepala
karena pertolongan persalinan dengan tindakan (Bobak, 2004)
21
Pathway Partus Kasep
PARTUS KASEP
Janin tertahan
Janin tertahan dalam jalan lahir Gaya dorong
dalam uterus terganggu
Masalah: Penanganan:
Pada ibu : kelelahan, gelisah, Pemanjangan Kala I : induksi, SC
dehidrasi, demam, robekan jalan
lahir, his hilang Pemanjangan Kala II : forcep, vakum, SC,
jika janin sudah meninggal dilakukan
Pada janin : gawat janin, IUFD kraniotomi dan embiotomi
BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan
keluhan merasa kencang- kencang, dari hasil pengkajian perawat
didapatkan data sebagai berikut : TD 140/100 mmHg, nadi 80x/menit,
pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang energi, fase laten
memanjang 15 jam kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku.
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien b. Identittas Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. S
Umur : 34 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan :SMA
Alamat :- Alamat :-
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru
b. Riwayat kesehatan
1) Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu,
mengalami distosia, mengeluh kenceng- kenceng, pembukaan 3
cm, klien sudah tampak keletihan, kurang energi, fase laten
memanjang 15 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku,
HPHT : 6 Oktober 2017 dan HPL : 13 Juli 2018.
2) Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien
belum pernah mengalami abortus.
3) Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng- kenceng di abdomennya
23
4) Riwayat ginekologi
Menarche : 12 tahun
Siklus haid: 28 hari
Teratur/ tidak teratur : teratur
Sifat darah : encer
Banyak : 3 ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : klien mengatakan bahwa ia mengalami
Dismenorhoe
5) Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat
seperti HIV, diabetes, kanker, ginjal, jantung.
6) Riwayat medis keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan
karena kelainan HIS.
7) Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan
harus menjaga toko setelah pulang bekerja.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Umum
a) Tinggi badan : 155 cm
b) Berat badan : sebelum : 48 kg, sekarang : 58 kg
c) TTV: TD : 140/100 Nadi : 80x/menit
RR : 26x/ menit Suhu : 36,5 OC
2) Kepala
a) Bentuk kepala mesochepal, kepala tampak kurang
bersih, tidak terdapat cloasma gravidarum, dan atau
benjolan
b) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar
tioroid
c) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada kelopak
mata, konjungtiva anemis, selaput mata pucat (anemia)
24
b) Palpasi
i. Leopold I : pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak,
tidak melenting (bokong)
ii. Leopold II : punggung kanan
iii. Leopold III : presentasi kepala, bagian terbawah janin
belum turun, letak kepala masih goyang atau terapung
(floating) atau mengolak diatas pintu atas panggul
iv. Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas
panggul
v. Janin tunggal hasil pemeriksaan leopold I- IV: teraba 1
bokong, 1 bagian besar di bagian kanan dan 1 kepala
vi. Janin hidup : hasil pemeriksaan DJJ + : 153 x/menit
c) Perkusi
Perkusi : Reflek lutut +/+
8) Genitalia
a) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran
air ketuban
b) Pengkajian genitalia eksterna: warna kemerahan dan
meningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna
kebiruan (tanda Chahandwick )
c) Pengkajian vagina dan serviks: tidak ada nya rabas vagina,
servisitis mukopurulen dan lesi.
9) Dengan inersia sekunder
a) Subjektif : Pada keluhan utama : perut mules bagian
bawah dan menjalar sampai kepinggang disertai
pengeluaran lendir campur darah dari alat kelamin itu.
b) Objektif: perut kenceng- kenceng bagian bawah dan
menjalar ke pinggang serta his tidak teratur dengan
frekuensi 1 x dalam 7 menit dengan lama 32 detik
c) Anemia ringan
Subjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas
Objektif : konjungtiva pucat, kuku agak pucat
26
Penunjang : Hb 9,5 gr %
d) Anus
Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak ada haemoroid
pada rektum.
d. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia
1) Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan keletihan, kurang energi
b) Letargi, penurunan penampilan
2) Sirkulasi
a) Tekanan darah 140/100
3) Eliminasi
Distensi usus atau kandung kemih.
4) Integritas ego
Sangat lemas dan ketakutan, serta cemas akan kondisi bayi nya.
5) Keamanan
a) Tidak ada kemajuan dalam 15 jam selama fase laten
b) Serviks kaku/tidak siap
6) Nutrisi dan cairan
Klien mengalami penurunan nafsu makan (1 kali / hari),
frekuensi minum klien juga mengalami penurunan ( 3 gelas / 8
jam). Klien mengalami pengeluaran air ketuban yang banyak.
7) Nyeri
Gangguan ketidaknyamanan dan nyeri pada daerah pinggang
karena kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya
kurang dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam
30-60 menit. Skala nyeri klien adalah 9, durasi dan awitan
nyeri yang dialami klien setiap 7 menit sekali saat kontraksi
dan berakhir setelah kontraksi.
8) Personal Hygiene
Klien mandi 1x / hari, sikat gigi 2x / hari
27
9) Seksualitas
Terjadi perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari
seksual yang tidak adekuat karena keterbatasan gerak ibu
hamil, penurunan libido.
2. Analisa Data
No Data Fokus Masalah Keperawatan TTD
1. DS: Nyeri b.d. intensitas
- Pasien mengeluh kontraksi uterus, kontraksi
kenceng -kenceng tidak efektif
di abdomennya
- Pasien mengeluh
perut mules
bagian bawah dan
menjalar ke
pinggang
DO:
- Klien mengalami
kontraksi
intermiten sampai
regular setiap 7
menit sekali
selama 30 detik
dengan skala nyeri
9.
- Nadi : 80x/menit
2. DS: Resiko tinggi cedera
- Pasien mengeluh maternal (ibu) b.d. pola
merasakan kontraksi otot, keletihan
kenceng-kenceng maternal
- Pasien mengeluh
28
keletihan
- Pasien mengeluh
pusing
DO:
- Kontraksi setiap 7
menit selama 32
detik
- Serviks kaku di
sertai pengeluaran
lendir campur
darah
- Hb rendah 9,5 gr
- Konjungtiva
pucat, kuku agak
pucat
- TD tinggi
140/100 mmHg
3. DS: - Cedera resiko tinggi
DO: terhadap janin b.d.
- DJJ + : 153 x / penekanan kepala pada
menit panggul, partus lama
- Fase laten
memanjang
sampai 15 jam
pada kala 1
- Kepala janin belum
masuk PAP
4. DS: Keletihan berhubungan
- Pasien mengatakan dengan faktor fisiologis :
dirinya lemas kehamilan
DO:
- Pasien tampak
29
keletihan
- Pasien terlihat
kurang energy
- Pasien terlihat
pucat dan lelah
5. DS: Ansietas bd persalinan dan
- Pasien mengeluh kurang informasi
pusing dan badan
lemas
- Pasien mengatakan
cemas dan takut
akan terjadi hal
buruk
DO:
- Wajah pasien
tampak pucat
- Pasien tampak
kebingungan
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d. intensitas kontraksi uterus, kontraksi tidak efektif
b. Resiko tinggi cedera maternal (ibu) b.d. pola kontraksi otot,
keletihan maternal
c. Cedera resiko tinggi terhadap janin b.d. penekanan kepala
pada panggul, partus lama
d. Keletihan b.d. faktor fisiologis : kehamilan
e. Ansietas b.d. persalinan dan kurang informasi
30
4. Intervensi Keperwatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri bd Setelah 1. Tentukan 1. Membantu
intensitas dilakukan sifat, lokasi, dalam
kontraksi intervensi, dan durasi mendiagnosa
uterus, kebutuhan nyeri dan memilih
kontraksi rasa nyaman tindakan,
tidak pasien penekanan
efektif terpenuhi kepala pada
dengan servik yang
kriteria hasil : berlangsung
1. Nyeri lama akan
yang menyebabka
dirasakan n nyeri.
klien 2. Monitor 2. Setiap
menurun intensitas nyeri individu
dari 9 ibu dengan mempunyai
menjadi 8 skala nyeri tingkat
2. Klien ambang nyeri
tampak yang
rileks berbeda,
3. Kontraksi dengan skala
uterus dapat
efektif, diketahui
ada intensitas
kemajuan nyeri klien.
4. Monitorpe 3. Berikan 3. Lingkungan
rsalinan lingkungan yang nyaman
yang baik yang nyaman, dapat
tenang dan mengalihkan
aktivitas untuk rasa nyeri
mengalihkan yang
31
nyeri dirasakan
pasien
4. Ajarkan teknik 4. Teknik
non relaksasi
farmakologis dapat
(napas dalam, mengalihkan
massage perhatian dan
punggung) mengurangi
rasa nyeri
5. Kuatkan 5. Dengan
dukungan kehadiran
sosial dan keluarga
dukungan akan
keluarga. membuat
klien
nyaman, dan
dapat
mengurangi
tingkat
kecemasan
dalam
melewati
persalinan
2. Resiko Setelah 1. Tinjau ulang 1. Membantu
tinggi dilakukan riwayat dalam
cedera tindakan persalinan, mengidentifi
maternal keperawatan, awitan dan kas
(ibu) bd diharapkan durasi kemungkinan
pola resiko cereda penyebab,keb
kontraksi pada pasien utuhan
otot, berkurang pemeriksaan
keletihan diagnostik
32
maternal dan
intervensi
yang tepat
2. Catat 2. Sedatif yang
Waktu/jenis diberikan
obat, hindari terlalu dini
pemberian dapat
narkotik dan menghambat
anastesi blok atau
epidural menghentika
sampai serviks n persalinan
dilatasi 4 cm
3. Evaluasi 3. Kelelahan
tingkat ibu yang
keletihan yang berlebihan
menyertai, menimbulkan
serta aktifitas disfungsi
dan istirahat, sekunder ,
sebelum atau mungkin
awitan akibat dari
persalinan
lama
4. Monitor pola 4. Serviks kaku
kontraksi atau tidak
uterus secara siap tidak
manual atau akan dilatasi,
secara menghambat
elektronik penurunan
janin dan
kemajuan
persalinan
terjadi
33
amniositis
secara
langsung
dihubungkan
dengan
lamanya
persalinan
sehingga
melahirkan
harus terjadi
dalam 24
jam setelah
pecah
ketuban
5. Anjurkan klien 5. Kandung
berkemih kemih dapat
setiap 1-2 jam, menghambat
Monitor aktifitas
terhadap uterus dan
penuhan mempengaru
kandung hi penurunan
kemih diatas janin
simfisis pubis
3. Cedera Setelah 1. Monitor 1. Bradikardi
resiko dilakukan denyut jantung dan takikardi
tinggi intervensi, janin secara pada janin
terhadap cedera pada manual dan dapat
janin bd janin dapat elektronik,d an disebabkan
penekanan dihindari Monitor irama oleh stres,
kepala dengan kriteria jantung janin hipoksia,
pada hasil: asidosis,
panggul, - DJJ atau sepsis
34
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Partus kasep merupakan bagian akhir dari proses persalinan yang
mengalami perpanjangan dan menimbulkan komplikasi baik pada ibu
maupun janin. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi diantaranya pada
ibu dapat menyebabkan syok, sepsis, dan rupture uteri, sedangkan pada
janin dapat menyebabkan cedera otak, asfiksia berat, atau bahkan kematian
janin. Melihat banyaknya komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan
dengan partus kasep, maka persipan tindakan penanganan yang tepat
penting dilakukan. Misalnya, dengan pemanjangan kala 1 dapat dilakukan
induksi dan SC, sedangkan pada pemanjangan kala II dapat dilakukan
tindakan forcep, vakum, dan sc, serta jika janin sudah meninggal dapat
dilakukan kraniotomi dan embiotomi. Selain penatalaksanaan medis,
perawat juga dapat mengajarkan teknik non farmakologi misalnya napas
dalam dan massage punggung bagi ibu bersalin yang mungkin mengalami
nyeri akibat kontraksi.
B. Saran
1. Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam melakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik, terutama dalam mendiagnosis partus kasep untuk
mengetahui faktor predisposisi terjadinya partus kasep
2. Diperlukan pengawasan dan tindakan yang tepat dalam menangani
partus kasep untuk menghindari komplikasi yang membahayakan
nyawa janin dan ibu
3. Diperlukan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), empati dan
dukungan psikologis yang memadai dan konstruktif pada pasien dan
keluarga mengenai partus kasep pada pasien sehingga memerlukan
perawatan antenatal secara berkala ke health provider pada kehamilan
berikutnya.
41
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/resources/download/pustadin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2016.pdf, diakses tanggal 13
September 2018.
Wiknjosastro, H,. dkk.2005. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.