You are on page 1of 24

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit

A. Definisi

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya ductus

arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu

pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang

bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah (Suriadi & Rita

Yuliani, 2001).

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus

setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta

(tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah) (Betz,

Sowden, 2002).

B. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui

secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada

peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :

1. Faktor Prenatal :

a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.

b. Ibu alkoholisme, peminum obat penenang atau jamu

c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.

d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan

insulin.

2. Faktor Genetik :
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

b. Ayah atau Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.

d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

C. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-

masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).

Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah

lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar

dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF) diantaranya :

a. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.

b. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata

terdengar di tepi sternum kiri atas).

c. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-

loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).

d. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.

e. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.

f. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.

g. Apnea dan Tachypnea.

h. Nasal flaring dan Retraksi dada.

i. Hipoksemia.

j. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).

Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar

akan membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa : tidak mau
menyusu, berat badannya tidak bertambah, berkeringat, kesulitan dalam bernafas,

denyut jantung yang cepat. Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya

gagal jantung kongestif, yang seringkali terjadi pada bayi prematur.

D. Patofisiologi

Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah

pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini

(shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di

dalam masa kehamilan tersebut. Pada saat lahir resistensi dalam sirkulasi pulmonal

dan sistemik hampir sama, persamaan tersebut juga pada resistensi dalam aorta dan

arteri pulmonalis. Karena tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal, darah mulai

mengalir dari aorta, melintasi ke duktus ke arteri pulmonalis (left to right shunt),

darah kembali bersirkulasi melalui paru & turun ke atrium kiri kemudian ventrikel

kiri, pengaruh perubahan sirkulasi kemudian meningkatkan kerja jantung bagian

kiri, meningkatkan kongesti pembuluh darah pulmonal & memungkinkan resistensi,

meningkatkan tekanan ventrikel kanan & hypertrofi. Jika duktus tetap terbuka, darah

yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh akan kembali ke paru-paru sehingga

memenuhi pembuluh paru-paru.

E. Komplikasi

1. Komplikasi paten PDA yang tidak diobati meliputi endokarditis bakteri, akhir

gagal jantung kongestif (CHF), dan pengembangan penyakit paru obstruktif

vaskular.

2. Patent ductus arteriosus (PDA) dapat mempersulit peredaran darah lain atau

kelainan ventilasi, seperti berikut:

a. Aorta pecah
b. Eisenmenger fisiologi

c. Gagal jantung kiri

d. Miokard iskemia

e. Necrotizing enterocolitis

f. Hipertensi Paru

g. Hipertrofi jantung kanan dan Gagal jantung kanan

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali.

b. Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada

ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°.

c. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran

darah dan arahnya.

d. Ekokardiografi, bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada

abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. sangat

menentukan dalam diagnosis anatomik.

e. Kateterisasi jantung untuk menentukan resistensi vaskuler paru.

G. Penatalaksanaan

1. Farmakologi
a. Pemberian obat-obatan :
1) Furosemid, yaitu obat diuretic yang paling sering digunakan pada
penderita gagal jantung. Cara kerjanya yaitu dengan menghambat
kembali natrium dan klorida pada tubulus distal dan lengkung henle di
ginjal. Obat ini diberikan secara intravena atau intramuscular dengan
dosis awal 1-2 mg/kg. biasanya setelah diberikan obat ini akan
menyebabkan dieresis cepat dan perbaikan segera status klinis, terutama
jika ada gejala kongestif paru. Efek sampingnya adalah tubuh mungkin
akan kekurangan kalium sehingga penambahan kalium klorida
dibutuhkan dan dapat meyebabkan kontraksi diruangan cairan
ekstraseluler.
2) Digoksin. Digunakan untuk meningkatkan gaya dan kecepatan
kontraksi miokardium dan mengendalikan aritmia jantung dengan
membatasi hantaran pulsa melalui nodus AV selama fibrilasi dan flutter
atrium. Efek sampingnya jika kelebihan dosis yaitu kontraksi ventrikel
premature, disosiasi atrium-venrikel disertai blok jantung total, takikarsi
atrium paroksimal, fibrilasi ventrikel, rasa lelah, disorientasi, gangguan
penglihatan, dan kejang.
3) Indometacin. Merupakan inhibitor prostaglandin yang dapat
memudahkan penutupan duktus. Efek sampingnya adalah perubahan
sementara pada fungsi ginjal, pengingkatan insiden hilangnya darah
samar melalui saluran cerna, dan menghambat fungsi trombosit selama
7-9 hari. kontraindikaso pemakaian indometacin adalah :
- Nitrogen urea darah > 30 mg/dl
- Kadar kreatinin >1.8 mg/dl
- Keluaran urine < 0.6 ml/kg/jam selama 8 jam terakhir
- Jumlah trombosit < 60000/mm3 karena aktivitas trombosit yang
memanjang
- Hemates feses >+3, dan lain-lain.

b. Nonfarmakologi
1) Restriksi cairan dan diet rendah natrium untuk mengurangi beban
jantung
2) Bedah, yaitu dengan pemotongan atau pengikatan duktus
3) Kateterisasi jantung.

H. Pencegahan

Pencegahan terhadap paparan factor resiko sejak bayi dalam kandungan oleh

ibu. Pencegahan factor ini sangan memegang peranan penting untuk mengurang

kelahiran bayi yang mengidap penyakit jantung bawaan ini. Selain itu intake nutrisi
yang adekuat selama masa kehamilan harus diperhitungkan agar kesehatan ibu

hamil terjaga dengan makana-makanan bergizi,rutin periksa ke dokter dan

perbanyak istirahat.
I. Pathway

Setelah
Lahir Gannguan Pertukaran gas

Adanya cacat duktus arteriosus Tekanan jantung kiri meningkat


terbuka

Kebocoran jantung dari kiri ke


kanan
Aliran darah Resirkulasi darah
langsung dari aorta beroksigenasi tinggi
ke arteri pulmoner meningkat mengalir ke
paru Makin besar cacat

Tekanan meningkat
Ventrikel kiri berespon Beban jantung kiri
memenuhi kebutuhan meningkat

Dapat terjadi kebocoran


Penurunan curah (pirau) kanan ke kiri
Pelebaran dan hipertensi
pada atrium kiri jantung

Aliran ke paru Darah berkurang


meningkat ke tubuh

Tekanan vena Edema paru Bila tidak dapat


dan kapiler terapi ISPA
pulmonal
meningkat
Eksteremitas Keterlambata
Difusi oksigen Gagal jantung dingin, tampak n tumbuh
menurun dan kanan atau kelelahan, kembang
hipoksia hipertensi tampak anak
Terengah- tidak aktif
pulmoner
engah saat
menyusui

Kontriks arteriol
Intoleransi aktivitas
paru

Ketidak
seimbangan
nutrisi Pola nafas tidak
efektif
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan PDA

A. Pengkajian

Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang

melibatkan hubungan kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000 ).

1. Anamnesa

a. Identitas ( Data Biografi)

PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional

menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara

anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus

Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak

dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar

15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang

menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.

2. Keluhan Utama

Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas.

3. Riwayat penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda

respiratory distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi

dada dan hiposekmia.

b. Riwayat penyakit terdahulu

Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita

infeksi dari rubella.


c. Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita

penyakit PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari

orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena

kelainan kromosom.

d. Riwayat kehamilan

Faktor Prenatal :

a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.

b. Ibu alkoholisme, peminum obat penenang atau jamu

c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.

d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan

insulin.

e. Riwayat Psikososial

Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana

perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya,

perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon

keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian

keluarga terhadap stress.

4. Pengkajian pola fungsional gordon


a. Persepsi dan pola manajemen kesehatan
1) status kesehatan anak sejak lahir
2) pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi
3) Penyakit yang menyebabkan anak absen dari sekolah
4) Praktek pencegahan kesehatan ( pakaian, menukar popok, dll)
5) Apakah orang tua merokok ?, didekat anak ?
6) Mainan anak/bayi (aman?) keamanan kendaraan ?
7) Praktek keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan
obat-obatan , dll)
b. Nutrisi – Pola Metabolic
1) Pemberian ASI/PASI, perkiraan jumlah minum, kekuatan
menghisap (bagi yang masih bayi)
2) Selera makan, makanan tidak disukai/disukai
3) Masukan makanan selama 24 jam ? makanan tambahan ? vitamin ?
4) Kebiasaan makan
5) Alat makan yang digunakan
6) Berat badan lahir? Berat badan saat ini?
7) Masalah kulit : rash, lesi, dll
Orang tua
- status nutrisi orang tua/keluarga? Masalah?
c. Pola Eliminasi
1) Pola defekasi (gambarkan: frekuensi, kesulitan, kebiasaan ada
darah/tidak)
2) Mengganti pakaian dalam/diapers (bagi bayi)
3) Pola eliminasi urin (gambarkan : berapa kali popok basah/hari,
perkiraan jumlah , kekuatan keluarnya urin, bau, warna)
Orang tua
- Pola eliminasi ? masalah ?
d. Aktivitas – Pola Latihan
1) Rutin mandi ? (kapan, bagaimana, dimana, menggunakan sabun
apa?)
2) Kebersihan rutin (pakaian, dll)
3) Aktivitas sehari-hari dirumah, bermain, tipe mainan yang digunakan,
teman bermain, penampilan anak saat bermain, dll)
4) Level aktivitas anak/bayi secara umum, tolerans
5) Persepsi anak terhadap kekuatan (kuat atau lemah)
6) Kemampuan kemandirian anak (mandi, makan, toileting, berpakaian,
dll)
Orang tua
- Aktivitas/pola latihan, pemeliharaan anak, pemeliharaan rumah ?
e. Pola Istirahat – Tidur
1) Pola istirahat/tidur anak, perkiraan jam, dll
2) Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nocturia ?
3) Posisi tidur anak? Gerakan tubuh ?
f. Pola Kognitif – Persepsi
1) Responsive anak secara umum
2) Respons anak untuk berbicara, suara, object, sentuhan?
3) Apakah anak mengikuti object dengan matanya ?respon untuk
meraih mainan
4) Vokal suara, pola bicara, mainan, dsb
5) Kemampuan anak untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor
telepon, dsb
6) Kemampuan anak untuk mengatakan kebutuhan : lapar, haus, nyeri,
tidak nyaman ?
Orang tua
- Kesulitan membuat keputusan, judgments ?
g. Persepsi Diri – Pola Konsep Diri
1) status mood bayi/anak ( iritabilitas )
2) Pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetyensi,dll
Anak/Bayi :
a. Status mood?
b. Banyak teman / seperti yang lainnya /
c. Persepsi diri (”baik” umumnya waktu, sulit untuk menjadi ”baik” )
d. Kesepian ?
e. Takut ?
Orang tua
- Persepsi diri sebagai orang tua
h. Pola Peran – Hubungan
1) struktur keluarga
2) Masalah / Stressor keluarga
3) Interaksi antara anggota keluarga dan anak
4) Respon anak/bayi terhadap perpisahan
5) Anak : ketergantungan?
6) Anak : pola bermain /
7) Anak : temper tantrum ? masalah disiplin / penyesuaian sekolah ?
Orang tua :
- Peran ikatan ? kepuasan ?
- Pekerjaan/ sosial / hubungan perkawinan ?
i. Sexualitas
j. Koping – Pola Toleransi Stress
1) Apa yang menyebabkan stress pada anak? Levelstress? Toleransi ?
2) Pola penanganan masalah, support system ?
k. Nilai – Pola Keyakinan
1) Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen /
2) Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama
Orang tua
- sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality) semangat untuk
masa depan ?
- Keyakianan akan kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan ?

5. Pengkajian perkembangan anak (Penilaian berdasarkan format


DDST/Denver II ) bagi anak usia 0 – 6 tahun
a. kemandirian dan bergaul
b. Motorik halus
c. Kognitif dan bahasa
d. Motorik kasar
Bagi anak diatas 6 tahun, maka ditanyakan tumbuh kembang secara umum
sbb:
1) Berat badan lahir, 6 bulan, 1 tahun dan saat ini
2) Pertumbuhan gigi
- usia tumbuh gigi
- jumlah
- masalah dengan pertumbuhan gigi
e. Usia mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata pertama
f. Perkembangan sekolah, lancar ? masalah apa ?
g. Interaksi dengan peers dan orang dewasa
h. Partisipasi dengan kegiatan organisasi ( kesenia, Olahraga, dsb)

6. Pengkajian fisik (ROS : Review of System)

a. Pernafasan B1 (Breath)

Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),

adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.

b. Kardiovaskuler B2 ( Blood)

Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah

sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.

c. Persyarafan B3 ( Brain)

Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.

d. Perkemihan B4 (Bladder)

Produksi urine menurun (oliguria).

e. Pencernaan B5 (Bowel)

Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.

f. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)

Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

7. Pemeriksaan penunjang

a. Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali.

b. Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada

ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°.
c. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk

mengevaluasi aliran darah dan arahnya.

d. Ekokardiografi, bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil

tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih

besar. sangat menentukan dalam diagnosis anatomik.

e. Kateterisasi jantung untuk menentukan resistensi vaskuler paru.

B. Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan (NANDA)


1. Penurunan curah jantung berhubungan tubuh yang tidak cukup mendapatkan
darah yang teroksigenasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retrikulasi darah beroksigen
tinggi meningkat mengalir ke paru-paru.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan yang tidak seimbang dengan kebutuhan

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum


5. Keterlambatan tumbuh kembang b.d ketidakefektifan nutrisi pada jaringan.

6 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya kelebihan cairan dalam


paru
C. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Diaagnosa Keperawatan Tujuan NIC


1. Penurunan curah jantung berhubungan tubuh yang NOC : Cardiac care (perawatan jantung)
tidak cukup mendapatkan darah yang teroksigenasi
 Cardiac Pump Effecktiveness 1. Monitor balance cairan
(efektivitas pompa jantung ) 2. Monitor adanya perubahan
 Circulation Status (status tekanan darah
sirkulasi) 3. Monitor toleransi aktivitas pasien
 Vital Sign Status (status tanda- 4. Monitor adanya dispnea, fatigue,
tanda vital) tacipnea, dan ortopnea
Kriteria hasil : Vital sign monitoring (monitor
1. Tanda vital dalam rentang normal tanda vital)
2. Tidak ada edema paru, perifer, dan 1. Monitor vital sign
asites 2. Monitor irama jantung
3. Tidak ada penurunan kesadaran 3. Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan NOC : Airway management (manajemen
retrikulasi darah beroksigen tinggi meningkat  Respiratory Status : Gas jalan nafas)
mengalir ke paru-paru. Exchange (status respirasi : 1. Monitor rat-rata, kedalaman, dan
pertukaran gas) usaha respirasi
 Respiratory Status : Ventilation 2. Monitor respirasi dan stastus
(status respirasi :ventilasi) oksigen
 Vital Sign Status (status tanda 3. Monitor pola napas : bradipnea,
vital) tacipnea
Kriteria hasil : 4. Monitor pergerakan dada
1. Peningkatan ventilasi dan 5. Auskultasi suara napas tambahan
oksigenasi yang adekuat 6. Posisikan pasien untuk
2. Bebas dari tanda-tanda distress memaksimalkan ventilasi
paru-paru 7. Berikan bronkodilator bila perlu
3. Tidak ada sianosis, dispnea, dan
suara napas tambahan
4. Vital sign dalam rentang normal
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan NOC : Nutrition monitoring (monitor
tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang
tidak seimbang dengan kebutuhan  Nutritional Status : Food and nutrisi)
Fluid Intake (status nutrisi : 1. Monitor adanya penurunan berat
makanan dan masukan cairan) badan
 Nutritional Status : Nutrient 2. Monitor mual dan muntah
Intake (status nutrisi : asupan 3. Monitor jumlah nutrisi dan
nutrisi) kandungan kalori
 Weight Control (kontrol berat 4. Edukasi keluarga tentang
badan) kebutuhan nutrisi
Kriteria hasil : 5. Edukasi keluarga tentang
1. Adanya peningkatan berat badan pemberian asi on demand
sesuai dengan tujuan 6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
2. Mengidentifikasi kebutuhan menentukan jumlah kalori dan
nutrisi nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
4. Tidak ada penurunan berat badan
yang berarti
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan NOC Acticity therapy (terapi aktivitas)
umum
 Energy Conservation (konservasi 1. Observasi keadaan umum pasien
energi) 2. Bantu pasien untuk
 Activity Tolerance (toleransi mengidentifikasi aktivitas yang
aktivitas) mampu dilakukan
 Self Care : ADLs (perawatan diri 3. Bantu untuk mengidentifikasi
ADL) aktivitas yang disukai
Kriteria Hasil : 4. Bantu klien dan keluarga untuk
a. Mampu melakukan aktivitas sehari- membuat jadwal latihan di waktu
hari secara mandiri luang
b. Vital sign dalam rentang normal 5. Kolaborasi dengan tenaga
c. Mampu berpindah dengan atau rehabilitasi medic dalam
tanpa bantuan alat merencanakan program terapi
d. Status respirasi : pertukaran gas dan yang tepat
ventilasi adekuat
5. Keterlambatan tumbuh kembang b.d ketidakefektifan NOC : Nutritional Management
nutrisi pada jaringan.
 Nutrition Imbalance Less Than (manajemen nutrisi) :
Body (ketidakseimbangan nutrisi 1. Kaji keadekuatan asupan nutrisi
kurang dari kebutuhan) (misainya kalori, zat gizi)
Kriteria hasil : 2. Pantau kecenderungan kenaikan
a. Status nutrisi seimbang dan penurunan berat badan
b. Berat badan Nutrition Theraphy (terapi nutrisi) :
1. Berilah suplemen besi untuk
mengatasi anemia dengan
instruksi
2. Administer menyusui enterai,
sesuai
6. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan NOC : Airway management (manajemen
adanya kelebihan cairan dalam paru
 Respiratory status : airway jalan nafas)
patency (status respirasi : 1. Auskultasi suara nafas, catat
kepatenan jalan nafas) adanya suara tambahan
Kriteria hasil : 2. Monitor respirasi dan status O2
1. Menunjukkan jalan nafas yang 3. Monitor aliran oksigen
paten (klien tidak mera tercekik,
irama nafas, frekuensi nafas
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan hasil yang di harapakan.Tindakan keperawatan harus mendetail.
Agar semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan dan di lakukan sesuai dengan kondisi pasien.

E. Evalusi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi berfokus pada ketepatan perawatan yang
diberikan dan kemajuan pasien atau kemunduran pasien terhadap hasil yang
diharapkan. Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinu karena setiap
tindakan keperawatan dilakukan, respon klien dicatat dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan hasil yang yang diharapkan. Kemudian berdasarkan respon
klien, direvisi intervensi keperawatan atau hasil yang diperlukan. Ada 2 komponen
untuk mengevaluasi kualitas tindakan computer keperawatan, yaitu :
a. Proses (sumatif)
Fokus tipe ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan sesudah
perencanaan keperawatan, dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap
tindakan.
b. Hasil (formatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir tindakan keperawatan klien
2.3 Contoh Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan PDA
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus

(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal). Penyebab terjadinya penyakit

jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang

diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung

bawaan adalah faktor prenatal, faktor genetic. Tanda dan gejala yang biasanya muncul

Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung, machinery mur-mur persisten,

tekanan nadi besar, takhikardia, resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah

pulmonal, apnea dan tachypnea, nasal flaring dan retraksi dada, hipoksemia peningkatan

kebutuhan ventilator. Pennatalaksanaan yag biasaya diberikan berupa pengobatan

farmakologi dn non farmakologi. Diagnose keperawatan yang biasa muncul Penurunan

curah jantung berhubungan tubuh yang tidak cukup mendapatkan darah yang

teroksigenasi, gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retrikulasi darah

beroksigen tinggi meningkat mengalir ke paru-paru, ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak seimbang

dengan kebutuhan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

keterlambatan tumbuh kembang b.d ketidakefektifan nutrisi pada jaringan,

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya kelebihan cairan dalam paru

3.2 Saran

Dengan penyusunan makalah ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca

khususnya bagi mahasiswa keperawatan. Penyusun berharap agar para pembaca

dapat lebih memahami mengenai Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak dengan
PDA yang sangat penting diketahui demi memperdalam wawasan dalam mata kuliah

Keperawatan Anak II sehingga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat di masa yang

akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10
editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction Jogja
Suriadi & Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I. Jakarta: CV
Sagung Seto.

You might also like