You are on page 1of 6

TUGAS MATA KULIAH FARMASI KOMUNITAS

MORBIDITAS DAN METODE PERENCANAAN DI PUSKESMAS UBUD II

Oleh Kelompok I :

Ni Ketut Karmini Sari (161136)

I Gusti Made Diah Ayumi Pratiwi (161139)

Ni Kadek Putri Krismawati (161142)

Ni Kadek Mesi Dian Adnyani (161153)

Ni Made Endang Juliantini (161169)

Desak Made Widyastrini (161170)

Ni Made Dwi Sugiandani (161173)

AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR


TAHUN AKADEMIK 2018
A . Morbiditas di Puskesmas Ubud II.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Puskesmas yang terletak di Ubud
Gianyar. Adapun data yang diamati mengenai morbiditas dan metode yang digunakan dalam segi
perencaan sediaan farmasi pada bagian apotek Puskesmas Ubud II. Pertama kami akan
membahas mengenai morbiditas, data morbiditas yang diberikan itu berupa data dengan jumlah
pasien berdasarkan 10 besar kasus penyakit. Data ini diambil dari banyaknya kunjungan pasien
ke Puskesmas Ubud II. Data yang diambil adalah data triwulan dari bulan januari sampai maret
2018, dari data tersebut dapat dilihat kasus penyakit apa yang paling sering terjadi pada
mayoritas kelompok penduduk Ubud. Disini akan kami bahas satu per satu dari data morbiditas
yang kami dapatkan.

1. Bulan januari 2018

Dari data yang telah dilampirkan, terlihat bahwa penyakit yang menduduki peringkat 10
penyakit terbanyak itu mulai dari:

1. Infeksi saluran pernafasan atas akut


2. Demam
3. Pengawasan terhadap kehamilan
4. Dyspepsia
5. Luka terbuka dari pergelangan kaki
6. Arthritis
7. Faringitis akut
8. Alergi
9. Hepertensi esensial
10. Gigitan anjing

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kasus penyakit yang paling banyak itu adalah infeksi
ISPA dan paling banyak diderita oleh pasien perempuan. Rata-rata dari keseluruhan penyakit,
pasien perempuan yang paling banyak terkena penyakit dibandingkan dengan pasien laki-laki
namun pada penyakit faringitis lebih banyak diderita oleh pasien laki-laki, ini dapat disebabkan
karena laki-laki lebih dominan mengkonsumsi rokok yang dapat menyebabkan peradangan pada
faring. Jumlah keseluruhan penderita peringkat 10 penyakit terbanyak pada bulan januari, yaitu
691 pasien baik laki-laki maupun perempuan.

2. Bulan Februari 2018


Dari data pada bulan februari yang kami dapatkan, terlihat bahwa jumlah pasiennya menurun namun
pada pasien penyakit ISPA masih menduduki peringkat teratas dengan pasien laki-laki meningkat dari
bulan januari. Jumlah pasien pada penyakit faringitis juga meningkat dari bulan lalu. Jumlah pasien pada
bulan februari ini sebanyak 606 pasien baik laki-laki maupun perempuan. Terdapat juga penyakit-
penyakit baru yang memasuki 10 peringkat terbanyak penyakit yang diderita pasien di bulan februari,
seperti nyeri otot, anomaly posisi gigi, dan manajemen kontrasepsi.

3. Bulan Maret 2018

Pada data bulan maret dapat dilihat bahwa ISPA masih menduduki peringkat teratas, dan
jumlah penyakit dyspepsia lebih meningkat dari bulan-bulan sebelumnya. Pada bulan maret ini
lebih banyak menangani penyakit gigi kronis. Jumlah pasien yang ditangai pada bulan maret ini
untuk 10 peringkat penyakit terbanyak yang diderita pasien yaitu sebanyak 609 baik itu pasien
laki-laki maupun perempuan.

Dari ketiga data diatas yang telah kami lampirkan, terlihat bahwa data pada bulan januari
lebih tinggi dibandingkan 2 bulan lainnya, dan bulan februari paling rendah dibandingkan
dengan 2 bulan lainnya. Penyakit yang ditangani juga tidak jauh-jauh berbeda, penyakit ISPA
akut paling banyak diderita oleh mayoritas penduduk daerah Ubud yang setiap bulannya
memeriksakan diri ke Puskesmas Ubud II. Selain penyakit ISPA ada juga penyakit faringitis dan
dispepsia yang kerap terjadi setiap bulannya, pasien yang memeriksakan diri dapat berupa pasien
baru ataupun pasien lama yang memeriksakan diri kembali. Diikuti dengan penyakit lainnya
seperti penyakit gigi, alergi, demam, luka terbuka dari pergelangan kaki, nyeri otot, arthritis,
hipertensi, dan gigitan anjing.

B Perencanaan Di Puskesman Ubud II


Dari pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa puskesmas ubud II
menggunakan sistem perencanaan dengan metode konsumsi. Metode Konsumsi yaitu metode
perencanaan yang didasarkan atas analisa data konsumsi perbekalan farmasi pada tahun
sebeleumnya. Langkah pelaksanaan metode ini adalah :
a. Pengumpulan dan pengolahan data, yang diambil dari pencatatan dan pelaporan
informasi kartu stok, buku penerimaan dan pengeluaran obat maupun sumber data
obat kadaluwarsa, hilang penerimaan dan pengeluaran obat selama satu tahun dan
lead time (jangka waktu tunggu)
b. Analisa data untuk informasi dan evaluasi yaitu untuk melihat lebih mendalam pola
penggunaan perbekalan farmasi yang dapat dilakukan dengan menganalisa data
konsumsi tahun sebelumnya. Hasil analisa inilah yang dapat digunakan sebagai
panduan perencanaan perbekalan obat tahun berikutnya.
c. Perhitungan perkiraan kebutuhan obat yaitu menggunakan rumus :

Penggunaan obat tahun lalu + waktu tunggu ( 6 bulan )

d. Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.

You might also like