You are on page 1of 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 2
A. Pengertian Profesi ....................................................................................................... 2
B. Syarat –Syarat Profesi ................................................................................................. 3
C. Ciri-ciri Profesi ............................................................................................................ 6
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan................................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknikdan desainer

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat
awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan
belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang
harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki
aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir
semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian profesi?
2. Apa syarat-syarat profesi?
3. Apa ciri-ciri profesi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian profesi.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat profesi.
3. Untuk mengetshui profesi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Secara bahasa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian,
keterampilan, kejujuran dan sebagainya.

Arti profesi menurut para ahli adalah :

1. Menurut Saiful Sagala (2001), profesi adalah pelayanan dan pengabdian yang
dilandasi oleh keahlian, kemampuan, teknik, serta prosedur yang mantap diiringi
sikap kepribdian.
2. Volmel dan millis, profesi adalah suatu spesialisasi dari jabatan intelektual yang
diperoleh melalui studi dan training yang bertujuan untuk menyuplai keterampilan
melalui pelayanan dan bimbingan pada orang lain.
3. Sikun Pribadi, profesi adalah suatu janji terbuka bahwa seorang akan
mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan karena orang tersebut
merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan tersebut
4. Mc. Cully (1969), profesi itu merupakan suatu pekerjaan profesional menuntut
dipergunakannya tehnik atau prosedur yang berlandaskan intelektualitas yang
secara sengaja harus dpelajari kemudian secara langsungdapat diabadikan pada
orang lain.
5. Diana W. Kommers, profesi merupakan seperangkat pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh lewat pendidikan atau training dengan waktu yang
panjang yang diasumsi berorientasi pelayanan dan memiliki otonomi.[1]

Secara etimologi, profesi berasal dari kata profession yang berarti pekerjaan.
Professional artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat
professional. (John M. Echols & Hassan Shadily, 1990: 449). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, istilah profesionalisasi ditemukan sebagai berikut: Profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya)
tertentu. Profesional adalah (1) bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya dan (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya. Profesionalisasi adalah proses membuat suatu badan organisasi agar
menjadi professional. (Depdiknas, 2005: 897).

2
Secara leksikal, perkataan profesi itu ternyata mengandung berbagai makna dan
pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to
profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas sesuatu kebenaran
(ajaran agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby, 1962). Kedua, profesi itu dapat pula
menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu (a particular
business, Hornby, 1962). Webster’s New World Dictionary menunjukkan lebih lanjut
bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada
pengembannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental
dan bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya;
terutama kedokteran, hukum dan teknologi. Good’s Dictionary of Education lebih
menegaskan lagi bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang meminta persiapan
spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada pengembannya) dan diatur oleh
suatu kode etika khusus. Dari berbagai penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa profesi itu
pada hakekatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus
dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang
memerlukannya.

B. Syarat –Syarat Profesi


1. Menurut Ornstein dan Levine yaitu :
a. Melayani masyarakat maksudnya adalah apabila kita telah memiliki profesi maka
profesi itu sebagai pengabdian dan memberikan layanan kepada masyarakat.
b. Mempunyai bidang ilmu dan keterampilan tertentu, setiap orang yang memeiliki
profesi maka ia dibekali terlebih dahulu dengan dasar ilmu dan keterampilan yang
didapatkan dari jejnjang pendidikan tetentu yang sesuai dengan bidang ilmunya.
c. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori kepraktek maksudnya
memamfaatkan hasil penelitian sebagai masukan dan perbaikan dalam
meningkatkan mutu profesinya.
d. Memerlukan penelitian khusus dengan waktu yang panjang, disamping melewati
jenjang pendidikan tertentu seorang yang memeiliki profesi juga senantiasa
mengikuti pelatihan-pelatihan dibidang ilmu agar profesi yang ia jalankan
bertambah mantap.
e. Terkendali berdasarkan lisensi baku dalam menjalankan profesi ada pengakuan
baik dari stekholder (orang-orang memiliki kepentingan didalamnya) maupun
dari masyarakat.

3
f. Otonomi dalam membuat keputusan maksudnya pabila kita telah memiliki sebuah
profesi maka kita memiliki hak khusus dan kebebasan dalam membuat keputusan
untuk profesinya.
g. Bertanggung jawab atas profesi serta memiliki untuk kerja yang baku, seseorang
yang telah memiliki profesi maka ia harus memeiliki tanggung jawab dan
menjalankan profesinya tersebut secara profesional, serta memiliki standar dalam
menjalankan tugas baik yang ia sendiri maupun yang ditetapkan organisasi atau
asosiasi profesi.
h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien. Dalam menjalankan profesi
memiliki tanggung jawab baik terhadap pekerjaan maupun terhadap pengguna
atau masyarakat.
i. Menggunakan admistrator untuk memudahkan profesinya. Dalam melaksanakan
tugas profesi harus dapat memanage atau mengelola dengan efektif dan efesien
sehingga tujuan dari profesi dapat tercapai.
j. Mempunyai organisasi
Salah satu faktor majunya profesi karena ada dukungan dari organisasi profesi,
mana organisasi ini bisa memberikan solusi motifasi dan memecakan masalah
terhadap profesi yang dia miliki.
k. Mempunyai asosiasi profesi
Disamping organisasi asosiasi profesi juga mendukung asosiasi profesi sehingga
profesi tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan profesional karena adanya
asosiasi profesi yang dapat mengontrolnya.
l. Mempunyai kode etik
Seseorang yang sudah memiliki profesi ia juga harus mematuhi rambu –rambu
yang telah dibuat untuk menjalankan tugasnya.
m. Mempunyai kepercayaan yang tinggi dari publik
Maksudnya disini mendapatkan kepecayaan dari masyarakat atau klien serta
masyarakat itu percaya kepada skil yang kita miliki berkaitan dengan profesinya.
n. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.
Memiliki status yang tinggi dimayarakat baik sosial maupun ekonomi.
2. Menurut Syafruddin Nurdin ( 2000 ) yaitu :
a. Jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentu.
Yaitu jabatan tersebut memiliki manfaat dan tujuan serta sesuai dan jelas dengan
keadaan dan situasi sosial masyarakat.

4
b. Jabatan yang menuntut keahlian dan keterampilan.
Para profesi memiliki dasar ilmu dan keterampilan yang didapatkan melalui
jenjang pendidikan tertentu dan sesuai dengan bidang yang jalani.
c. Jabatan yang berdasarkan batang tubuh ilmu.
Ilmu yang didapat oleh seseorang yang telah memiliki profesi harus berlandaskan
atau berdasarkan ilmu yang telah ditetapkan pemerintah yang mana lebih dikenal
dengan batang tubuh ilmu.
d. Jabatan yang memerlukan pendidikan yang lama, untuk mendapatkan sebuah
profesi kita dituntut mengikuti jenjang pendidikan mulai dari awal sampai
akhir,sehingga profesi tersebut didapatkan.
e. Pendidikan itu merupakan aplikasi dari nilai-nilai profesi itu sendiri, maksudnya
ilmu-ilmu yang telah diterapkan kepada masyarakat itu apakah sudah mencapai
kesuksesan.
f. Berpegang teguh pada kode etik, seseorang yang telah memiliki profesi ia harus
mematuhi peraturan-peraturan yang telah ada, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis dalam menjalankan tugasnya dibidang yang dijalankannya sehari.
g. Anggota profesi bebas memberikan judment, seorang profesi bebas memberikan
pendapat dengan syarat dia memahami apa permasalahan yang sebenarnya.
h. Otonomi dalam melayani masyarakat, bebas dari campur tangan manapun, dalam
menyampaikan yang sesuai dengan bidangnya, profesi disini dituntut mandiri dan
harus tegas dengan apa yang kita sampaikan kepada masyarakat.
i. Jabatan yang mempunyai presentise yang tinggi dalam masyarakat. Jabatan yang
kita miliki itu memiliki kedudukan yang tinggi sehingga kita memiliki pandangan
yang baik dalam masyarakat.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwasanya syarat dari profesi itu
adalah :

1) Pekerjaan yang dilakukan secara penuh, pekerjaan itu dilakukan dengan sepenuh hati
tidak sering berganti-ganti pekerjaan.
2) Memiliki dasar sains yang jelas, ada keilmuan dan keterampilan yang jelas yang
diperoleh lewat jenjang pendidikan tertentu.
3) Aplikasi dari sains, keterampilan yang dimiliki merupakan aplikasi dari keilmuan.
4) Berasal dari lembaga profesi, ada asosiasi dan organisasi profesi.

5
5) Berperilaku profesional, dalam menjalankan tugas profesional dimanapun serta
kapanpun.
6) Beroriantasi pada standar keprofesian, da acuan yang jelas yang dijadikan standar
dalam menjalankan profesi.
7) Memiliki kode etik profesi, ada kode etik yang dijadikan rambu-rambu dalam
menjalankan profesi tersebut.
8) Kebebasan memberikan judment, memiliki hak dan kebebasan dalam memberikan
pernyataan.
9) Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi, dalam menjalankan tugas selalu
professional.
10) Ada pengakuan dari profesi.
11) Mendapat pengakuan dari masyarakat serta stakeholder,.[2]

Dari kriteria-kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa ciri profesi itu sangat
komplek dan beragam, karena seiring dengan terus berkembangnya profesi-profesi sampai
hari ini khususnya di Indonesia.

C. Ciri-ciri Profesi
Beberapa kriteria untuk menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut.

1. Ada standar untuk kerja yang baru dan jelas.


2. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan
jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan
yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi
profesi itu.
3. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
4. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para pelakunya dalam
memperlakukan kliennya.
5. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
6. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam terhadap pekerjaan itu
sebagai suatu profesi (Rochman Natawidjaja, 1989).

6
Dari uraian di atas tentang ciri-ciri suatu profesi, maka profesi mempunyai ciri-ciri
utama sebagai berikut.

1. Fungsi dan signifikan sosial: suatu profesi merupakan suatu oekerjaan yang memiliki
fungsi dan signifikansi sosial dan krusial.
2. Keterampinan/keahlian: untuk mewujudkan fungsi ini, dituntut derajat
keterampilan/keahlian tertentu.
3. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan
bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntu pemecahan
dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4. Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis, dan eksplisit (a systematic body of knowledge) dan bukan hanya common
sense.
5. Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan/keahlian tersebut membutuhkan masa latihan yang lama, bertahun-tahun
dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini dilakukan pada tingkat perguruan
tinggi.
6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional: proses pendidikan tersebut juga
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan para
siswa/mahasiswa.
7. Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang profesional berpegang
teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap
pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
8. Kebebasan untuk memberikan judgment: anggota suatu profesi mempunyai kebebasan
untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau memecahkan sesuatu
dalam lingkup kerjanya.
9. Tanggung jawab profesional dan otonomi: komitmen pada suatu profesi adalah
melayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggung jawab profesional
harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, praktek profesional itu otonom dari
campur tangan pihak luar.
10. Pengakuan dan imbalan: sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama,
komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang profesional
mempunyai prestise yang tinggi di mata masyarakat dan karenanya juga imbalan yang
layak.

7
Ciri-ciri profesi menurut pendapat:

1. Ornstein dan Levine


a. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat
(tidak berganti-ganti pekerjaan).
b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak
ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya).
c. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori kepraktek (teori yang baru
dikembangkan dari hasil penelitian).
d. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
e. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
(untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan
khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
f. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak
diatur orang luar).
g. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang
ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung
bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan
atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.
h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien: dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan.
i. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dari
supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk
mendata klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter
sendiri).
j. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
k. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter dievaluasi dan
dihargai oleh organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bukan oleh Departemen
Kesehatan).
l. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.

8
m. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan dari
setiap anggotanya (anggota masyarakat selalu meyaini dokter lebih tahu tentang
penyakit pasien yang dilayaninya).
n. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan jabatan
lainnya).
2. Sanusi et. al. (1991)
a. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan
(krusial).
b. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
c. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
d. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan
eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
e. Jabatan itu memerlukan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup
lama.
f. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-
nilai profesional itu sendiri.
g. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang
teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
h. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgment
terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
i. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari
campur tangan orang luar.
j. Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan karenanya
memperoleh imbalan yang tinggi pula.

3. Robert W. Richey (1974)


a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal daripada kepentingan
pribadi.
b. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang
mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

9
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap serta cara
kerja.
e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri
dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.
h. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan menjadi
seorang anggota yang permanen.

4. D. Westby Gibson (1965)


a. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan
oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi.
b. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan
prosedur yang unik.
c. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang mampu
melaksanakan suatu pekerjaan profesional.
d. Dimilikinya suatu mekanisme untuk menyaring sehingga hanya mereka yang
dianggap kompeten yang diperbolehkan bekerja untuk lapangan pekerjaan
tertentu.
e. Dimilikinya organisasi profesional yang di samping melindungi kepentingan
anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi untuk meningkatkan
kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindak etis profesional pada
anggotanya.

Setelah kita mempelajari berbagai macam pendapat para pakar tentang ciri-ciri profesi,
kita dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri profesi, yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki standar unjuk kerja yang baku atau dengan kata lain memiliki aturan
yang jelas tentang hal yang dikerjakannya.
2. Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi yang memberikan dasar
pengetahuan yang bertanggung jawab.
3. Memiliki lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan tenaga profesi yang
dibutuhkan. Contohnya: untuk menghasilkan tenaga guru maka ada perguruan
tinggi keguruan seperti UPI, IKIP, FKIP dan STKIP.

10
4. Memiliki organisasi profesi yang memperjuangkan hak-hak anggotanya, serta
bertanggung jawab untuk meningkatkan profesi yang bersangkutan.
5. Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat.
6. Adanya sistem imbalan yang memadai sehingga anggota profesi dapat hidup dari
profesinya.
7. Memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian,
keterampilan, kejujuran dan sebagainya. profesi keguruan adalah pendidik profesional
dimana guru profesioanal adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan kemampuan maksimal. Tahun 1852 awalnya pemerintah Hindia Belanda mengangkat
lima macam guru yakni:

1. Guru yang lulusan sekolah guru dianggap guru yang berwewenang penuh
2. Guru yang bukan lulusan sekolah guru tetapi lulusan ujian yang diadakan untuk
menjadi guru
3. Guru bantu
4. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior yang merupakan calon guru
5. Guru yang diangkat karena keadan yang sangat mendesak yang berasar dari warga
yang pernah mengecap pendidikan

B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap kepada pembaca supaya pembaca dapat
menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam proses pembelajaran, serta dapat mengambil
ikhtibar mengenai profesi keguruan

12
DAFTAR PUSTAKA

Susi Herawati, Profesi Kegururan, Batusangkar : STAIN Batusangkar, 2009

Soetjipto, Profesi Keguruan, Jakarta : Rineka Cipta, 2009

Syaiful sagala, admitsrasi pendidikan konterporer,Bandung ; Alpabet, 2006

https://digilib.uinsby.ac.id/6465/2/Bab%201.pdf

(Diakses tanggal 19 Februari 2018 pukul 16:00)

[1] Syaiful sagala, admitsrasi pendidikan konterporer,(Bandung ; Alpabet, 2006)hal; 198

[2] Soetjipto, Profesi Keguruan, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2009 ), hal, 14-17

[3] Susi Herawati, Profesi Kegururan, ( Batusangkar : STAIN Batusangkar, 2009 ), hal, 9-11

[4] Op.,cit., hal, 27-29

13

You might also like