You are on page 1of 122

SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA

ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI MANGKURA I MAKASSAR

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Program Studi


Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

OLEH :
YULINAR SYAM
C121 14 323

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

201
2
i
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan kecuali puji dan syukur kehadirat Allah

subhanah wa taala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik dengan

Kejadian Obesitas pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri Mangkura I Makassar”, yang

merupakan salah satu persyaratan mengikuti wisuda Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak

awal hingga akhir penyusunannya. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan kerjasama

dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi peneliti dapat

diatasi. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua peneliti yang tercinta, Ayahanda Syamsuddin Salihi dan

Ibunda Siti Rukiah serta seluruh keluarga (Tiwi dan Ainun) yang telah memberikan

doa dan dukungan baik moril maupun materil selama kuliah hingga penyusunan skripsi

ini. Pada kesempatan ini juga perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan FK Unhas.

2. Dr. Kadek Ayu Erika, S.Kep., Ns., M.Kes dan Nur Fadilah S.Kep., Ns., MN selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang senantiasa memberikan masukan dan

arahan-arahan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

ii
3. Syahrul Said, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D dan Tuti Seniwati, S.Kep., Ns., M.Kes

selaku Penguji I dan Penguji II yang senangtiasa memberi masukan dalam

penyempurnaan penelitian ini.

4. Sahabat dan Keluarga serta teman-teman Cranial 2014 yang senantiasa sharing,

memberi masukan, dan dukungan agar segera menyelesaikan proposal penelitian

ini.

5. Teman-teman KKN PK Angkatan 56 Universitas Hasanuddin khususnya posko

Desa Tibona Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba yang senantiasa memberi

semangat.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa peneliti

hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam penelitian dan

penyusunan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan

yang konstruktif sehingga peneliti dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan

datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

Makassar, 10 Oktober 2017

Yulinar Syam

iii
ABSTRAK

Yulinar Syam. C121 14 323. HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS
PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI MANGKURA I MAKASSAR. Dibimbing oleh
Kadek Ayu Erika dan Nur Fadilah

Latar Belakang : Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang epidemi di seluruh dunia. Di
Indonesia prevalensi obesitas pada anak-anak lebih tinggi dibandingkan prevalensi kurus. Salah satu dari
penyebab obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Hanya 1 dari 3 anak yang aktif melakukan aktivitas
fisik setiap hari.

Tujuan Penelitian : Menganalisa hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak
di SD Negeri Mangkura I Makassar.

Metode penelitian : Penelitian ini merupakan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel adalah 96 siswa kelas 4,5, dan 6 SD dengan pengambilan sampel purposive
sampling. Teknik dalam menentukan indeks massa tubuh menggunakan Anthropometric calculator
WHO 2007 pada anak usia 5-19 tahun dan menggunakan kuesioner Physical Activity Questionnaire for
Children (PAQ-C). Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan
menggunakan Chi Square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian
obesitas (p= 0,004). Anak yang memiliki aktivitas fisik rendah yang mengalami obesitas sebesar 33,3%
dan normal sebesar 16,7%. Sedangkan anak yang dengan aktivitas fisik yang tinggi memiliki berat
badan yang normal sebesar 31,2% dan obesitas sebesar 18,8%.

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada
anak usia sekolah di SD Negeri Mangkura I Makassar. Perlu penelitian lanjutan terkait dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas.

Kata Kunci : Aktivitas Fisik, PAQ-C, Obesitas, Anak Usia Sekolah


Sumber Literatur : 60 Kepustakaan (2004 – 2017)

iv
ABSTRACT

Yulinar Syam. C121 14 323. THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY WITH
THE INCIDENCE OF OBESITY AMONG SCHOOL-AGE CHILDREN IN SD NEGERI
MANGKURA 1 MAKASAR. Under the guidance of Kadek Ayu Erika and Nur Fadilah

Background : Obesity has become an epidemic health problem worldwide. In Indonesia, the prevalence
of obesity in children is higher than the prevalence of anorexia. One of the causes of obesity is the lack
of physical activity. Only 1 in 3 children are active in physical activity every day.

Objective : To analyze the relationship between physical activity with the incidence of obesity among
children in SD Negeri Mangkura I Makassar.

Research methods : The research is quantitative with cross-sectional approach. The samples were 96
students from 4th, 5th, and 6th grade of elementary school with purposive sampling. The techniques
used for determining body mass index were WHO 2007 Anthropometric calculator for children aged 5-
19 years and Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C). Data analysis used was univariate
and bivariate analysis using Chi-Square with the significance level of p <0,05.

Results : The results showed that there was a relationship between physical activity and obesity
(p = 0,004). Children with low physical activity who were obese were 33.3% and who had normal weight
were 16.7%. While children with high physical activity who had normal weight were 31.2% and who
were obese were 18.8%.

Conclusion : There is a significant relationship between physical activity and the incidence of obesity
in school-age children at SD Negeri Mangkura I Makassar. Further research is needed related to the
factors that influence the incidence of obesity.

Keywords : Physical Activity, PAQ-C, Obesity, School-age Children


Literature Sources : 60 literature (2004 – 2017)

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


ABSTRAK ................................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 7
A. Konsep Aktivitas Fisik ................................................................................. 7
1. Pengertian aktivitas fisik ................................................................................. 7
2. Manfaat Aktivitas Fisik ................................................................................... 9
3. Tipe aktivitas fisik .......................................................................................... 10
B. Konsep Obesitas ......................................................................................... 10
1. Definisi Obesitas ............................................................................................ 10
2. Faktor Penyebab Obesitas ............................................................................. 12
3. Dampak Obesitas ........................................................................................... 15
4. Pencegahan...................................................................................................... 15
C. Hubungan Aktivitas Fisik dan Kejadian Obesitas ...................................... 16
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ................................................. 18
A Kerangka Konsep ........................................................................................ 18
B. Hipotesis ..................................................................................................... 18

vi
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................. 19
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 19
1. Populasi ........................................................................................................... 19
2. Sampel ............................................................................................................. 19
3. Kriteria Sampel ............................................................................................... 20
D. Alur Penelitian ............................................................................................ 22
E. Variabel Penelitian ...................................................................................... 23
1. Identifikasi Variabel ...................................................................................... 23
2. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................................. 23
F. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ............................................. 25
1. Cara Pengolahan Data ................................................................................... 25
2. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 26
G. Pengolahan Data dan Analisa data ............................................................. 28
1. Pengolahan Data ............................................................................................. 28
2. Analisis Data ................................................................................................... 29
H. Etika Penelitian........................................................................................... 29
1. Respect for persons (prinsip menghormati harkat martabat manusia) .... 30
2. Beneficence dan non maleficence (Prinsip etik berbuat baik) .................. 30
3. Justice (keadilan) ........................................................................................... 30
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 31
A. Hasil Penelitian........................................................................................... 31
1. Karakteristik Responden ............................................................................... 32
2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas ............................... 33
B. Pembahasan ................................................................................................ 34
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 41

vii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 42
A. Kesimpulan ................................................................................................. 42
B. Saran ........................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 43
LAMPIRAN ................................................................................................................ 50

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian antara kelompok obesitas dan

normal(n = 96)......................................................................................32

Tabel 5.2 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas di SD Negeri

Mangkura I Makassar .........................................................................33

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian......................................................................18

Bagan 4.1 Alur Penelitian............................................................................................21

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Biodata Siswa dan Orang Tua

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 SOP Pengukuran Tinggi Badan

Lampiran 5 SOP Pengukuran Tinggi Badan

Lampiran 6 Master Tabel SPSS

Lampiran 7 Hasil Pengolahan data SPSS

Lampiran 8 Surat-surat

Lampiran 9 Dokumentasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang epidemi di seluruh

dunia. World Health Organization (WHO) (2016) mengatakan bahwa lebih

dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami berat badan

berlebih dan 600 juta orang diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2014

diperkirakan 41 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami obesitas. Adapun

menurut Ogden et al, (2015) pada tahun 2011 sampai dengan 2014 anak-anak

yang berusia 6 sampai 11 tahun di Amerika Serikat lebih banyak yang

mengalami obesitas yaitu 17,5% dibandingkan dengan anak yang berusia 2

sampai 5 tahun yaitu sekitar 8,9%. Kejadian obesitas tidak hanya menjadi

masalah bagi negara yang berpenghasilan tinggi, namun juga obesitas kini

meningkat di negara berpenghasilan rendah dan menengah contohnya di negara

Afrika jumlah anak-anak yang mengalami obesitas meningkat dua kali lipat

dari 5,4 juta pada tahun 1990 menjadi 10,6 juta pada tahun 2014 (WHO, 2016)

Di Indonesia obesitas juga memiliki angka kejadian yang cukup tinggi.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) (2013)

anak yang berusia 5-12 tahun mengalami masalah berat badan berlebih sebesar

18,8% yang terdiri dari kategori gemuk 10,8% dan obesitas sebesar 8,8%. Pada

usia 5-12 tahun juga terdapat masalah kekurusan sebesar 11,2 % terdiri dari

7,2% kurus dan 4,0% sangat kurus. Data tersebut menunjukkan bahwa

prevalensi obesitas pada anak-anak lebih besar dibandingkan dengan

1
prevalensi kurus di Indonesia. Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (2015)

menunjukkan kejadian obesitas menempati urutan ketujuh dari sepuluh

penyakit terbanyak di provinsi Sulawesi Selatan dengan total 2.671 kasus.

Adapun penelitian menurut (Syahrul, et al., 2016) tentang prevalensi obesitas

dan overweight pada anak usia sekolah yang berumur 6-12 tahun di Makassar

yaitu sebanyak 20,4%.

Peningkatan angka kejadian obesitas memiliki dampak pada anak usia

sekolah dan berisiko lebih tinggi terkena obesitas pada usia dewasa. Menurut

WHO (2016) obesitas pada masa anak-anak dapat meningkatkan risiko

kematian dini dan kecacatan pada usia dewasa. Obesitas menjadi faktor risiko

utama penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular seperti penyakit

jantung dan stroke, gangguan muskuloskeletal, beberapa jenis kanker termasuk

endometrium, payudara, ovarium, prostat, hati, kantong empedu, ginjal dan

kolon. Adapun dampak obesitas menurut Centers for Disease Control and

Prevention (CDC) (2016) obesitas berat (morbid obesity) atau obesitas jangka

panjang dapat mengakibatkan kondisi medis yang serius, termasuk penyakit

jantung coroner, diabetes mellitus tipe 2, beberapa jenis kanker seperti kanker

endometrium, payudara, atau usus besar, hipertensi, kolesterol, ganggan hati,

dan sebagainya.

Obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut CDC (2016)

obesitas dapat timbul akibat pola makan yang buruk, aktivitas fisik, tidur yang

terbatas, faktor genetik, bahkan penyakit atau obat-obatan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya obesitas yang tidak dapat dimodifikasi yaitu genetik,

2
etnik, jenis kelamin, dan umur sedangkan faktor-faktor yang dapat

dimodifikasi yaitu asupan nutrisi, dan aktivitas fisik (Budianto, 2009).

Menurut U.S Health and Human Services (2017) hanya 1 dari 3 anak

yang aktif melakukan aktivitas fisik setiap hari. Aktivitas fisik di zaman

modern ini sudah jarang dijumpai karena tersedianya alat transportasi yang

canggih seperti eskalator, lift, motor dan alat transportasi lainnya. Dengan alat

transportasi yang canggih anak-anak untuk pergi ke sekolah akan menempuh

jarak jauh lebih cepat dan mudah sehingga tidak perlu berjalan kaki ataupun

bersepeda sehingga dengan hal tersebut salah satu penyebab anak kurang

melakukan aktivitas fisik (Rumajar, Rompas, & Babakal, 2015). Aktivitas fisik

yang kurang dapat mengakibatkan lemak yang diperoleh tubuh kita tidak dapat

diubah menjadi energi sehingga dalam jangka panjang cadangan lemak

semakin banyak di dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya obesitas

(Misnadiarly, 2007).

Terdapat beberapa penelitian mengenai aktivitas fisik dan obesitas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Laguna et. al (2013) pada 487 anak

berusia 9 tahun dan 274 remaja 15 tahun di Spanyol menunjukkan bahwa anak

berusia 9 tahun yang mengalami obesitas memiliki aktivitas fisik yang kurang

dibandingkan dengan anak yang berat badannya normal sedangkan remaja

berusia 15 tahun yang mengalami obesitas dan normal tidak terdapat hubungan

yang signifikan pada aktivitas fisiknya. Penelitian tersebut sejalan dengan

penelitan yang dilakukan oleh (Rumajar, Rompas, & Babakal, 2015) pada 30

anak yang berumur 3-5 tahun di TK Providensia Manado yang menunjukkan

3
adanya hubungan yang sangat bermakna antara aktivitas fisik responden

dengan kejadian obesitas. Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Sari, Ernalia, & Bebasari, 2017) pada 279 siswa SMPN di

Pekanbaru yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

aktivitas fisik dengan kejadian obesitas.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih anak usia sekolah dasar

karena pada penelitian sebelumnya masih kurang yang meneliti tentang

hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar

di Makassar. Terdapat penelitian yang serupa namun kuesioner yang

digunakan pada penelitian sebelumnya berbeda dengan penelitian ini. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner Physical Activity Questionnaire

for Older Children (PAQ-C) yang diberikan kepada anak yang berumur 8-14

tahun atau kelas 4-6 SD. Kuesinoer ini merupakan kuesioner baku yang dibuat

oleh Kowalski, Crocker, & Donen pada tahun 2004. Peneliti juga telah

melakukan pengambilan data awal di SD Negeri Mangkura I yaitu terdapat 31

yang mengalami obesitas dan 20 yang mengalami overweight pada anak kelas

4, 5, dan 6. Oleh karena itu peneliti akan meneliti tentang “Hubungan Aktivitas

Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Anak Usia Sekolah Dasar di SD Negeri

Mangkura I”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan angka kejadian obesitas menurut WHO (2016) yang

mengatakan bahwa 1,9 miliar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan

atau obesitas di dunia dan menurut KEMENKES RI (2013) anak yang berusia

4
5-12 tahun mengalami berat badan berlebih sebesar 18,8%. Selain itu, menurut

Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (2015) kejadian obesitas menempati

urutan ketujuh dari sepuluh penyakit terbanyak di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kejadian obesitas memiliki beberapa faktor penyebab salah satunya adalah

aktivitas fisik yang kurang. Menurut U.S Health and Human Services (2017)

hanya 1 dari 3 anak yang aktif melakukan aktivitas fisik setiap hari. Oleh karena

itu, peneliti menganggap perlu melakukan penelitian ini untuk mengetahui

apakah terdapat “hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas pada anak di SD Negeri Mangkura I?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas pada anak di SD Negeri Mangkura I Makassar

2. Tujuan Khusus :

a. Diketahuinya kejadian obesitas yang diukur berdasarkan tinggi badan,

berat badan, umur dan indeks massa tubuh pada anak di SD Negeri

Mangkura I.

b. Diketahuinya tingkat aktivitas fisik pada anak yang mengalami obesitas

di SD Negeri Mangkura I.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Pengembangan Ilmu Keperawatan

Memberi informasi ilmiah mengenai hubugan tingkat aktivitas fisik

terhadap kejadian obesitas pada anak di SD Negeri Mangkura I

5
2. Manfaat bagi Perawat

Sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan untuk menghindari faktor

risiko obesitas terutama pada anak-anak.

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai indeks massa

tubuh yang dimiliki oleh muridnya.

b. Pihak sekolah dapat menunjang agar siswanya aktif dalam melakukan

aktivitas fisik khususnya dalam pelajaran pendidikan olahraga.

4. Manfaat bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai informasi dan sumber penelitian lanjutan

khususnya tentang aktivitas fisik

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Aktivitas Fisik

1. Pengertian aktivitas fisik

WHO mendefinisikan aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang

dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi termasuk

aktivitas yang dilakukan saat bekerja, bermain, melakukan pekerjaan rumah

tangga, bepergian, dan terlibat dalam kegiatan rekreasi. Aktivitas fisik dapat

direncanakan, terstruktur, berulang, dan bertujuan memperbaiki atau

mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik. Aktivitas fisik

dilakukan selama waktu senggang, transportasi menuju atau dari suatu

tempat, pekerjaan seseorang yang memiliki manfaat kesehatan. Selanjutnya,

aktivitas fisik dengan intensitas yang sedang dan kuat dapat meningkatkan

kesehatan.

Menurut WHO (2017) aktivitas fisik yang kurang dapat

mengakibatkan terjadinya obesitas, non communicable disease, dan gangguan

muskuloskeletal. Sehingga WHO merekomendasikan anak-anak dan remaja

berusia 5-17 tahun sebaiknya melakukan minimal 60 menit aktivitas fisik

intensitas sedang hingga kuat. Aktivitas fisik dengan jumlah lebih dari 60

menit sehari akan memberikan manfaat kesehatan. Dan sebaiknya juga

melakukan kegiatan yang menguatkan otot dan tulang minimal 3 kali per

minggu.

7
Adapun menurut American Academy of Pediatrics (AAP) (2015)

aktivitas fisik harian untuk anak di atas 6 tahun paling sedikit 60 menit per

hari. Jenis aktivitas fisik harus sedang hingga kuat. Aktivitas fisik yang kuat

adalah aktivitas yang membuat anak bernapas dengan keras dan berkeringat.

Selama aktivitas berlangsung anak menglami kesulitan untuk berbicara

dengan seseorang seperti bersepeda. Aktivitas ini dapat tergolong sedang

ataupun berat tergantung pada tingkat usahanya. Waktu 60 menit tidak perlu

dilakukan sekaligus. Aktivitas fisik dapat dibagi menjadi beberapa jangka

waktu yang lebih pendek. Misalnya, 20 menit berjalan ke dan dari sekolah, 10

menit melompati tali, dan 30 menit di tempat bermain sehingga jumlahnya 60

menit. Beberapa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh anak-anak dan

remaja yang termasuk intensitas sedang meliputi: jalan cepat, mengendarai

sepeda, tarian, hiking, bermain roller blade, skateboarding, seni bela diri

seperti karate atau tae kwon do. Sedangkan yang termasuk intensitas tinggi

meliputi: bola basket, mengendarai sepeda, hoki es atau lapangan, lompat tali,

seni bela diri, lari, sepak bola, renang dan tenis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Colley, et al., 2013)

tentang aktivitas fisik dan kebiasaan kurang bergerak di Kanada pada anak 3-

5 tahun menunjukkan bahwa hanya 18% dari 459 anak yang memenuhi

pedoman aktivitas fisik dan sedentary behavior.

Aktivitas fisik juga dapat dinilai dengan Physical Activity

Questionnaire for Older Children (PAQ-C). Kuesioner ini digunakan pada

anak-anak sekolah dasar kelas 4 sampai dengan 6 atau berumur 8-14 tahun.

8
PAQ-C merupakan instrumen recall aktivitas fisik selama 7 hari terakhir yang

telah dilakukan oleh anak. PAQ-C dapat diberikan diberikan di ruang kelas

dan memberikan skor yang berasal dari 9 item dan setiap item memiliki poin

skala 5 yang memiliki aktivitas fisik terendah mendapatkan 1 poin dan

aktivitas fisik tertinggi mendapatkan 5 poin.

2. Manfaat Aktivitas Fisik

Menurut National Heart Lung and Blood Institute (NIH) (2015)

manfaat dari aktivitas fisik adalah

a. Membantu mempertahankan berat badan yang sehat dan mempermudah

melakukan tugas sehari-hari

b. Anak-anak dan remaja yang aktif secara fisik memiliki lebih sedikit gejala

depresi daripada teman sebayanya.

c. Menurunkan risiko terhadap banyak penyakit, seperti penyakit jantung

koroner (PJK), diabetes, dan kanker.

d. Memperkuat jantung dan meningkatkan fungsi paru-paru.

Adapun menurut CDC (2015) aktivitas fisik memiliki manfaat sebagai

berikut :

a. Mengendalikan berat badan

b. Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular

c. Mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolic

d. Mengurangi risiko beberapa jenis kanker

e. Memperkuat tulang dan otot

f. Memperbaiki kesehatan mental

9
g. Meningkatkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan

mencegah jatuh

h. Meningkatkan kesempatan hidup yang lebih lama

3. Tipe aktivitas fisik

Menurut CDC (2015) terdapat 3 tipe aktivitas fisik yang dapat

dilakukan oleh anak-anak yaitu :

a. Aktivitas Aerobik

Aktivitas aerobik termasuk aktivitas intensitas yang sedang dan

berat. Contoh aktivitas aerobik intensitas sedang adalah jalan cepat

sedangkan aktivitas intensitas tinggi contohnya adalah berlari.

Menjalankan aktivitas aerobik pada anak harus dilakukan selama 60 menit

atau lebih setiap hari atau minimal 3 hari dalam seminggu.

b. Penguatan Otot

Aktivitas penguatan otot seperti senam, shit-up, push-up dapat

dilakukan sebanyak 60 menit dalam sehari atau minimal 3 hari per

minggu.

c. Penguatan Tulang

Aktivitas penguatan tulang seperti lompat tali dapat dilakukan

selama 60 menit dalam sehari atau minimal 3 hari per minggu.

B. Konsep Obesitas

1. Definisi Obesitas

Obesitas adalah kelebihan kandungan lemak di jaringan adiposa.

Batas umum untuk obesitas umumnya adalah kelebihan berat lebih dari 20%

10
standar normal (Sherwood, 2014). Obesitas juga didefinisikan sebagai

konsekuensi dari asupan kalori yang melebihi jumlah kalori yang dibakar oleh

tubuh melalui proses metabolisme (Obesitas pada Anak, 2009).

Obesitas pada anak dapat dinilai dengan mengukur indeks massa

tubuh (IMT) per umur. Pengukuran IMT per umur dapat dilakukan dengan

cara membagi nilai berat badan (kg) dengan nilai kudrat dari tinggi badan (m).

Hasil dari pengukuran IMT per umur kemudian dimasukkan pada kurva

pertumbuhan anak yang disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia pada anak

untuk mengetahui Z score (Obesitas pada Anak, 2009). Menurut WHO (2007)

klasfikasi indeks massa tubuh pada usia 5 – 19 tahun yaitu

Tabel 1.1. Klasifikasi IMT per umur pada anak usia 5-19 tahun menurut WHO tahun 2007
Nilai Z-Skor Klasifikasi
> +2 SD Obesitas
> +1 SD Gemuk
< -2 SD Kurus
< -3 SD Sangat kurus

Adapun menurut KEMENKES RI (2010) klasifikasi IMT per umur

pada anak usia 5- 18 tahun adalah

Tabel 1.2. Klasifikasi IMT per umur pada anak usia 5-18 tahun menurut
KEMENKES RI
tahun 2010
Nilai Z-Skor Klasifikasi
> 2 SD Obesitas
> 1 SD sampai dengan 2 SD Gemuk
-2 SD sampai dengan 1 SD Normal
< -2 SD sampai dengan < -2 SD Kurus
< -3 SD Sangat kurus

11
2. Faktor Penyebab Obesitas

Obesitas pada anak menjadi masalah kesehatan yang kompleks. Hal

ini terjadi ketika seorang anak memiliki berat badan yang berlebih yang tidak

sesuai dengan usia dan tinggi badannya. Penyebab kelebihan berat badan pada

anak-anak sama dengan orang dewasa yaitu faktor perilaku dan genetika

seseorang. Perilaku yang mempengaruhi penambahan berat badan berlebih

seperti mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi, aktivitas fisik

yang kurang, menonton televisi atau perangkat layar lainnya yang lama,

penggunaan obat, dan rutinitas tidur (CDC, 2016). Beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya obesitas pada anak yaitu:

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin berperan dalam kejadian obesitas. Menurut

(Misnadiarly, 2007) obesitas lebih sering dijumpai pada perempuan

dibandingkan dengan laki-laki disebabkan karena pengaruh hormonal

pada perempuan terutama setelah kehamilan dan pada saat menopause.

Begitupun dengan obesitas yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Hal

tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maruf,

Aronu, Chukwuegbu, & Aronu, 2013) pada anak-anak dan remaja di

Nigeria menunjukkan bahwa pada usia 2-6 tahun anak laki-laki memiliki

IMT per umur lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan,

sedangkan pada usia 11-18 tahun remaja perempuan memiliki IMT lebih

tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki.

12
b. Genetik

Obesitas pada anak-anak sebagian besar diwarisi dari keluarganya.

Seorang anak yang memiliki ayah dan/atau ibu yang obesitas, maka ia pun

cenderung mengalami obesitas (Nurmalina, 2011). Menurut (Kurdanti,

et al., 2015) jika ayah atau ibu mengalami obesitas maka kemungkinan

anaknya juga mengalami obesitas sebesar 40% dan jika kedua

orangtuanya mengalami obesitas maka kemungkinan anaknya mengalami

obesitas jauh lebih besar yaitu 70-80%.

c. Tingkat sosial ekonomi

Masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi dapat

dapat berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada anak. Hal ini

dikarenakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh mayarakat tersebut dapat

menunjang sehingga kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan pada anak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (He, James, Merli, & Zheng,

2014) terjadi peningkatan kejadian obesitas pada anak-anak di China yang

memiliki status ekonomi yang tinggi karena tingginya daya beli

mayarakat terhadap barang-barang obesogenik. Pada penelitian ini status

ekonomi dilihat berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Wu, et al., 2015) yang

tidak sejalan dengan penelitian di atas dengan mengumpulkan data dari

China Health and Nutrition Survey (CHNS) dari tahun1991-2006 anak-

anak di China yang memiliki satus sosial ekonomi yang rendah memiliki

resiko kelebihan berat badan atau obesitas lebih tinggi dibandingkan

13
dengan anak-anak yang status ekonomi yang tinggi. Hal tersebut

dikarenakan murahnya makan yang berkalori tinggi.

d. Aktivitas fisik

Orang yang memiliki aktivitas fisik yang kurang dan kebanyakan

duduk berisiko mengalami obesitas. Di zaman modern saat ini, dengan

meningkatnya alat-alat yang canggih dan kemudahan transportasi,

masyarakat cenderung malas untuk melakukan aktivitas fisik. Sebagai

contoh, seorang ibu rumah tangga mencuci baju dengan mesin cuci, hanya

menggunakan sebagian kecil tenaganya dibandingkan bila mencuci baju

dengan tangan yang memerlukan 1050 KJ (250 kkal) per jam

(Misnadiarly, 2007).

Di negara bagian Barat, sebagian besar anak-anak dan remaja tidak

memenuhi panduan aktivitas fisik yang direkomendasikan. Anak yang

memiliki aktivitas fisik yang rendah cenderung memiliki berat badan

yang berlebih dibandingkan dengan anak yang memiliki aktivitas fisik

yang kurang (Hills, Andersen, & Byrne, 2014).

e. Pola makan

Salah satu penyebab dari obesitas adalah pola makan yang tidak

teratur. Masyarakat cenderung memilih makanannya sendiri terutama

makan yang cepat saji dan tinggi karbohidrat sehingga mengakibatkan

masyarakat mengalami kelebihan asupan makanan dan obesitas atau

kelebihan berat badan akan sulit untuk dihindari (Freitag, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amin, Sultan, & Ali


(2008) di Arab Saudi yang bertujuan untuk mengetahui pola makan pada

14
1.139 anak laki-laki yang berumur 10-14 tahun yang mengalami
overweight dan obesitas. Hasilnya adalah sebanyak 14,2% yang
mengalami overweight dan 9,7% yang mengalami obesitas.
Mengonsumsi makanan cepat saji, porsi buah, sayuran, susu dan produk
susu per hari yang rendah, dan juga permen atau minuman berkarbonasi
mejadi prediktor terjadinya obesitas dan overweight pada anak laki-laki
tersebut

3. Dampak Obesitas

Obesitas selama masa kanak-kanak dapat memiliki efek berbahaya

pada tubuh dengan berbagai cara. Anak-anak yang memiliki obesitas

cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, yang

merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Obesitas juga dapat

meningkatkan risiko gangguan toleransi glukosa, resistensi insulin, dan

diabetes mellitus tipe 2 (CDC, 2016). Selain itu obesitas juga memiliki

dampak terhadap pernafasan, seperti asma dan sleep apnea, masalah sendi dan

ketidaknyamanan muskuloskeletal, masalah psikologis seperti kecemasan dan

depresi, harga diri rendah dan rendahnya kualitas hidup, dan masalah sosial

seperti bullying dan stigma. Jika anak-anak menderita obesitas, faktor risiko

obesitas dan penyakit mereka di masa dewasa cenderung lebih parah (Bass &

Eneli, 2014)

4. Pencegahan

Menurut KEMENKES RI (2012) pencegahan obesitas dapat

dilakukan dengan pendekatan pada anak-anak beserta orang terdekatnya

untuk mempromosikan gaya hidup sehat seperti pola dan perilaku makan serta

aktivitas fisik baik pada anak yang beresiko kegemukan dan obesitas maupun

15
tidak. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Lingkungan sekolah

merupakan tempat yang baik untuk pendidikan kesehatan yang dapat

memberikan pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial dari warga

sekolah. Pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial ini memberikan

perubahan perilaku makan sehat yang dapat diterapkan dalam jangka waktu

lama. Tujuan pencegahan ini adalah terjadinya perubahan pola dan perilaku

makan meliputi meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur,

mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi

makanan tinggi energi dan lemak, mengurangi konsumsi junk food, serta

peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi sedentary life style.

C. Hubungan Aktivitas Fisik dan Kejadian Obesitas

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya obesitas. Hasil metabolisme tubuh yang berupa energi digunakan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pada orang yang memiliki berat badan

yang normal, ia akan mengeluarkan sepertiga energi untuk melakukan aktivitas

fisik tetapi untuk yang memiliki berat badan yang berlebih ia harus melakukan

aktivitas fisik yang lebih untuk mengurangi simpanan lemak yang terdapat di

jaringan adiposa (Dalilah, 2009).

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan

sebagai lemak, sehingga pada orang-orang yang kurang melakukan aktivitas

dengan pola makan konsumsi tinggi cenderung menjadi gemuk. Kurangnya

aktivitas fisik dapat mempengaruhi terjadinya obesitas (Nuraini, 2015).

16
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Danari, Mayulu, & Onibala (2013)

bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas

pada 136 anak di 8 SD di Kota Manado. Hasil dari penelitian ini adalah aktivitas

fisik ringan pada anak yang mengalami obesitas sebesar 85,3% dan tidak

obesitas 14,7%.

Pernyataan di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Chan,

et al., 2017) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan

kejadian obesitas pada orang dewasa di Malaysia. Penelitian ini menggunakan

data dari Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional (NHMS) 2015 yang berusia

18 tahun ke atas dengan jumlah sampel 17.261 orang. Hasil dari penelitian ini

adalah orang yang memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas memiliki

aktivitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki berat

badan yang normal.

17
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, maka kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah

Aktivitas Fisik Obesitas

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Jenis Kelamin
2. Riwayat obesitas orang tua
3. Pendidikan Ayah
4. Pendidikan Ibu
5. Pendapatan Orang Tua
6. Frekuensi Konsumsi Makanan Utama
7. Frekuensi Snacking
8. Frekuensi Konsumsi Fast Food
9. Frekuensi Konsumsi Soft Drink

Variabel Moderat

Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan

antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah di SD

Negeri Mangkura I.

18
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan Cross Sectional, dimana peneliti akan mencari

hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak (Imron,

2014). Variabel aktivitas fisik dan kejadian obesitas pada anak akan dinilai dan

diukur pada saat yang bersamaan. Selanjutnya, akan diadakan analisis terhadap

data yang dikumpulkan untuk menguji Hipotesis.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkura I pada tanggal

6 sampai dengan 11 November 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2014). Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 4, 5 dan 6

yang mengalami obesitas dan berat badan normal di SDN Mangkura I

Makassar yang berjumlah 147 anak.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4,5 dan 6 di SDN Mangkura

I Makassar dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan

19
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Menurut (Saryono

& Anggraeni, 2013) penetapan sampel jika populasinya diketahui maka

rumus yang digunakan adalah rumus Slovin.

N
𝑛=
N. d2 + 1
Keterangan :

d : presisi yang ditetapkan (0,05)

N : jumlah populasi

𝑛 : sampel

147
𝑛=
147. (0,05)2 + 1

147
𝑛=
147. (0,0025) + 1

147
𝑛=
1,3675

𝑛 = 107,5

107,5 dibulatkan menjadi 108.

Sampel obesitas dan berat badan normal masing-masing berjumlah

54. Namun, pada penelitian ini jumlah siswa yang mengalami obesitas

hanya 48 siswa. Sehingga sampel pada obesitas sebanyak 48 siswa dan berat

badan normal juga sebanyak 48 siswa.

3. Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi :

1) Siswa SD kelas 4, 5 dan 6.

20
2) Siswa yang memiliki IMT/Umur > +2 SD (obesitas) dan -2 sampai

dengan 1 SD (normal).

3) Bersedia menjadi responden.

4) Hadir pada saat pembagian kuesioner.

b. Kriteria ekslusi :

1) Siswa yang memiliki IMT/Umur > +1 sampai dengan +2 SD

(overweight) dan < -2 SD (kurus dan sangat kurus)

21
D. Alur Penelitian

Perijinan dan persetujuan etik

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4,5 dan 6 di SD Negeri
Mangkura I Makassar

Pemberian Informed Consent, termasuk menjelaskan tujuan dan manfaat


penelitian

Melakukan skrining IMT per Umur pada seluruh kelas 4,5 dan 6

Mengambil sampel dengan cara teknik purposive sampling


obesitas (n=48) dan normal (n=48)

Membagikan kuesioner penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik


dengan kejadian obesitas

Melakukan pengolahan data

Menganalisis data

Menyajikan hasil data dan kesimpulan

Bagan 4.1. Kerangka Konsep Penelitian

22
E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Jenis variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2 bagian

yaitu :

a. Variabel bebas (variabel independen) pada penelitian ini adalah aktivitas

fisik pada anak

b. Variabel terikat (variabel dependen) pada penelitian ini adalah kejadian

obesitas

c. Variabel moderat pada penelitian ini adalah jenis kelamin, riwayat obesitas

orang tua, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orang tua,

frekuensi konsumsi makanan utama, frekuensi snacking, frekuensi

konsumsi fast food dan frekuensi konsumsi soft drink

2. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Aktivitas fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh

rangkaian aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh anak dimanapun

berada yang membuat anak jantungnya berdetak lebih cepat dan/atau

berkeringat dan/atau lelah.

Alat ukur kuesioner :

Penilaian dari aktivitas fisik menggunakan kuesioner Physical Activity

Questionnaire for Children (PAQ-C) yaitu recall aktivitas fisik yang

telah dilakukan oleh anak 7 hari terakhir yang terdiri dari 9 soal dengan 5

poin, skor 1 aktivitas fisik rendah dan skor 5 untuk aktivitas fisik tinggi.

Kriteria Objektif:

23
1) Aktivitas fisik tinggi : jika skor ≥ 27

2) Aktivitas fisik rendah : jika skor < 27

Skala : Ordinal

b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Perhitungan IMT per umur yaitu berat badan (BB) dibagi tinggi

badan kuadrat (TB2) atau dengan rumus :

𝐵𝐵 𝐾𝑔
IMT = 2
=
(𝑇𝐵) (𝑚)2

Pemeriksaan tinggi badan dilakukan menggunakan alat ukur microtoise

tanpa alas kaki dan dinyatakan dalam satuan centimeter (cm) namun pada

saat dimasukkan ke dalam rumus dinyatakan dalam meter (m).

Pemeriksaan berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan

digital, dengan memakai pakaian minimal dan dinyatakan dalam satuan

kilogram (kg). Klasifikasi IMT per umur berdasarkan WHO 2007 tentang

klasifikasi IMT per umur pada anak usia 5-19 tahun pada anak laki-laki

dan perempuan.

Kriteria Objektif :

1) Obesitas : > +2 SD

2) Normal : -2 SD sampai dengan +1 SD

Skala : Ordinal

24
c. Riwayat orang tua obesitas adalah orang tua yang memiliki genetik atau

berat badan yang gemuk yang dapat diturunkan pada anaknya dengan

pengukuran IMT (kg/m2).

Kriteria obejektif :

1) Berisiko : jika kedua orang tua siswa atau salah satunya

mengalami obesitas (IMT ≥ 25,0), pre obesitas

(IMT > 23,0 – 24,9) atau overweight (IMT ≥ 23,0).

2) Tidak berisiko : Jika kedua orang tua siswa memiliki berat badan

normal (IMT 18,5 – 22,9) atau berat badan kurang (IMT < 18,5)

Skala : Ordinal

d. Pendapatan keluarga adalah kemampuan ekonomi keluarga dalam satu

bulan berdasarkan SK Gubernur Nomor 2233/XI/TAHUN 2016 yang

diberlakukan per 1 Januari 2017 bahwa Upah Minimum provonsi (UMP)

Sulawesi Selatan sebesar Rp. 2.500.000,00.

Kriteria Objektif :

1) Tinggi : jika pendapatan keluarga ≥ Rp. 2.500.000,00 per bulan

2) Rendah : jika pendapatan keluarga < Rp. 2.500.000,00 per bulan

Skala : Ordinal

F. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Cara Pengolahan Data

a. Data Primer

Pengumpulan data dilakukan dengan screening untuk

menetapkan sampel dengan melakukan pengukuran IMT per umur

25
pada anak SD. Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan

oleh peneliti sendiri. Dalam menentukan IMT per umur peneliti

menggunakan Anthropometric calculator berdasarkan WHO 2007

pada anak usia 5-19 tahun dan peneliti akan menggunakan standar

operasional prosedur (SOP) dalam pengukuran tinggi badan dan berat

badan. Setelah peneliti mendapatkan data, peneliti akan menentukan

sampel yang termasuk kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel yang

termasuk kriteria inklusi akan diberikan lembar informed consent

untuk ditandatangani. Selanjutnya pengisian kuesioner akan

dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu biodata meliputi : jenis kelamin,

, berat badan dan tinggi badan orang tua, pendidikan dan pendapatan

orang tua, serta kuesioner PAQ-C. Kuesioner ini dibagikan pada hari

yang sama di setiap kelas pada jam yang berbeda. Peneliti akan

menjelaskan tujuan dan cara mengisi kuesioner di setiap kelas yang

akan dibagikan. Lembaran biodata akan dibawa pulang jika

berkaitan dengan data orang tua dan dikembalikan esok harinya

kepada peneliti.

b. Data Sekunder

Data Sekunder dalam penelitian didapatkan dari data siswa-

siswi SD Negeri Mangkura I seperti nama lengkap dan tanggal lahir

anak yang dijadikan sampel.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut :

26
a. Anthropometri anak dinilai dengan mengukur berat badan dan tinggi

badan. Peneliti menggunakan timbangan digital untuk pengukuran

berat badan (BB) dan microtoise untuk tinggi badan (TB).

Pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui Indeks

Massa Tubuh (IMT) per umur responden. Setelah itu untuk

menentukan IMT per umur anak menggunakan Anthropometric

calculator berdasarkan WHO 2007 untuk anak usia 5-19 tahun.

b. Pada pengukuran aktivitas fisik, peneliti menggunakan kuesioner

Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C) yaitu recall

aktivitas fisik yang telah dilakukan oleh anak 7 hari terakhir yang

terdiri dari 9 item dan setiap item memiliki poin skala 5 yang

memiliki aktivitas fisik terendah mendapatkan 1 poin dan aktivitas

fisik tertinggi mendapatkan 5 poin. Setelah itu kita menjumlahkan

item 1-9 lalu mencari median dari total nilai PAQ-C, nilai median

tersebut akan menjadi standar nilai menetukan kategori dari

kuesioner tersebut. Jika nilai total kurang dari atau sama dengan nilai

median maka aktivitas fisik termasuk kedalam kategori rendah

sedangkan jika nilai total lebih dari nilai median maka aktivitas fisik

termasuk kedalam kategori tinggi. Kuesioner ini dibuat oleh

Kowalski, Crocker, & Donen (2004) yang merupakan kuesioner baku

kemudian diartikan ke dalam bahasa Indonesia pada penelitian

(Erika, 2014)

27
G. Pengolahan Data dan Analisa data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan selanjutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Sugiyono (2014):

a. Editing

Editing atau penyuntingan merupakan kegiatan untuk

pengecekan dan perbaikan isi formulir atau kuesioner. Hasil

wawancara, angket, atau pengamatan harus dilakukan editing terlebih

dahulu.

b. Coding

Langkah selanjutnya adalah coding atau pengkodean yang

mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan. Pengkodean ini sangat berguna dalam memasukkan data.

c. Processing

Data yang sudah dalam bentuk kode, dimasukkan ke dalam

program komputer. Salah satu paket program yang paling sering

digunakan untuk memasukkan data penelitian adalah SPSS (Statistical

Product and Service Solutions).

d. Cleaning

Apabila semua data telah dimasukkan, maka perlu diperiksa

kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode

kemudian dilakukan perbaikan.

28
2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil

penelitian. Analisa ini menghasilkan distribusi dan persentase dari

masing-masing variabel yang diteliti. Variabel yang dianalisis adalah

IMT per umur, aktivitas fisik pada anak, usia, jenis kelamin,

pendidikan orang tua, pendapatan orang tua.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui interaksi dua

variabel yaitu hubungan tiap variabel independen dan varabel

dependen yang diuji dengan uji statistik Chi Square dengan tingkat

kemaknaan p < 0,05. Uji statistik dengan menggunakan batuan

program SPSS.

H. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak dari hasil

penelitian tersebut. Penelitian kesehatan yang mengikutsertakan subyek

manusia harus mempertahankan aspek etik dalam kaitan menaruh hormat atas

martabat manusia. Etika penelitian juga mencakup perilaku peneliti atau

perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan

peneliti bagi masyarakat (Natoatmodjo, 2012). Komisi Nasional Etika

Penelitian Kesehatan (2007) menyatakan bahwa

29
1. Respect for persons (prinsip menghormati harkat martabat manusia)
Merupakan bentuk penghormatan terhadap harkat martabat manusia

sebagai pribadi yang memiliki kebebasan berkehendak atau memilih dan

sekaligus bertanggung jawab secara pribadi terhadap keputusannya sendiri.

Peneliti menghormati hak subjek penelitian, apakah subjek tersebut bersedia

untuk ikut serta dalam penelitian ini, apabila subjek penelitian setuju maka

diberikan informed consent (lembar persetujuan) pada subjek penelitian.

Selain itu, peneliti merahasiakan identitas subjek dengan melakukan

pengkodean.

2. Beneficence dan non maleficence (Prinsip etik berbuat baik)

Penelitian ini mengupayakan manfaat maksimal dengan risiko

minimal, peneliti mampu melaksanakan penelitian sekaligus mampu

menjaga kesejahteraan subjek penelitian, serta tidak mencelakakan atau

melakukan hal-hal yang merugikan (non maleficence, do no harm) subjek

penelitian. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti akan menjelaskan

prosedur, tujuan dan manfaat penelitian kepada subjek.

3. Justice (keadilan)

Penelitian ini memperlakukan subjek penelitian dengan moral

yang benar dan pantas, memperhatikan hak dari subjek penelitian, serta

distribusi seimbang dan adil dalam hal beban dan manfaat keikutsertaan

dalam penelitian. Subjek penelitian ini tidak dibeda-bedakan antara

subjek yang satu dengan subjek yang lainnya. .

30
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang hubungan

aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah di SD Negeri

Mangkura I Makassar. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 6 sampai

dengan 11 November 2017. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif

dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh menggunakan formulir dan

kuesioner yang dibagikan kepada subjek yang memenuhi kriteria inklusi.

Populasi sebanyak 147 yaitu anak yang mengalami obesitas dan berat badan

normal pada siswa kelas 4, 5, dan 6 SD. Pengambilan sampel dengan cara

teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 yang terdiri dari

48 obesitas dan 48 berat badan normal.

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat.

Analisis univariat penelitian ini diantaranya jenis kelamin, usia, riwayat

obesitas orang tua, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, tingkat

pendapatan orang tua, frekuensi makan, snacking, mengkonsumsi fast food dan

soft drink. Sedangkan analisis bivariat pada penelitian ini yaitu uji chi-square

pada variabel aktivitas fisik dengan kejadian obesitas untuk mengetahui

hubungan kedua variabel tersebut.

31
1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1
Karakteristik responden penelitian antara kelompok obesitas dan normal
Indeks Massa Tubuh per Umur
Karakteristik Obesitas Normal Total
n % n % n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 29 30,2 29 30,2 58 60,4
Perempuan 19 19,8 19 19,8 38 39,6
Kelompok Usia
8 - 10 tahun 16 16,7 12 12,5 28 29,2
> 10 - 12 tahun 32 33,3 36 37,5 68 70,8
Riwayat obesitas orang tua
Berisiko 45 46,9 38 39,6 83 86,5
Tidak berisiko 3 3,1 10 10,4 13 13,5
Pendidikan Ayah
Tinggi 18 18,8 36 37,5 54 56,2
Rendah 30 31,2 12 12,5 42 43,8
Pendidikan Ibu
Tinggi 17 17,7 31 32,3 48 50,0
Rendah 31 32,3 17 17,7 48 50,0
Pendapatan orang tua
Tinggi 46 47,9 41 42,7 87 90,6
Rendah 2 2,1 7 7,3 9 9,4
Frekuensi makan
< 3 kali sehari 2 2,1 11 11,5 13 13,5
3 kali sehari 30 31,2 30 31,2 60 62,5
> 3 kali sehari 16 16,7 7 7,3 23 24,0
Frekuensi Snacking
1 kali seminggu 4 4,2 1 1,0 5 5,2
2-3 kali seminggu 11 11,5 18 18,8 29 30,2
> 3 kali seminggu 33 34,4 29 30,2 62 64,6
Frekuensi konsumsi Fast food
1 kali seminggu 6 6,2 10 10,4 16 16,7
2-3 kali seminggu 24 25,0 22 22,9 46 47,9
> 3 kali seminggu 18 18,8 16 16,7 34 35,4
Frekuensi konsumsi Soft drink
1 kali seminggu 8 8,3 13 13,5 21 21,9
2-3 kali seminggu 20 20,8 16 16,7 36 37,5
> 3 kali seminggu 20 20,8 19 19,8 39 40,6

Tabel 5.1 memperlihatkan kejadian obesitas pada anak laki-laki

sebanyak 29 anak (30,2%) sedangkan pada perempuan sebanyak 19 anak

(19,8%). Mayoritas obesitas pada penelitian ini terjadi pada anak yang

berumur > 10 - 12 tahun yaitu sebanyak 32 anak (33,3%). Adapun riwayat

obesitas orang tua yang dimiliki oleh responden yang mengalami obesitas

32
sebanyak 45 anak (46,9%) dan hanya 3 anak (3,1%) yang mengalami

obesitas namun tidak memiliki riwayat obesitas dari orang tuanya.

Pendidikan ayah responden yang mengalami obesitas mayoritas

memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu 30 ayah (31,2%) sedangkan

pendidikan ibu responden yang mengalami obesitas mayoritas memiliki

pendidikan yang rendah sebanyak 31 ibu (32,3%). Adapun pendapatan

orang tua responden yang mengalami obesitas mayoritas memiliki

pendapatan yang tinggi sebanyak 46 orang tua (47,9%).

Responden yang mengalami obesitas mayoritas frekuensi konsumsi

makanan pokok 3 kali dalam sehari sebanyak 30 anak (31,2%), snacking

mayoritas lebih dari 3 kali dalam seminggu sebanyak 33 anak (34,4%),

frekuensi konsumsi fast food mayoritas 2-3 kali dalam seminggu sebanyak

24 anak (25,0%) dan konsumsi soft drink mayoritas 2-3 kali dan > 3 kali

dalam seminggu masing-masing sebanyak 20 anak (20,8%).

2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas

Tabel 5.2
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas di SD Negeri Mangkura I Makassar
Indeks Massa Tubuh per Umur

Aktivitas Fisik Obesitas Normal Total Nilai p

n % n % N %
Tinggi 16 16,7 30 31,2 46 47,9
Rendah 32 33,3 18 18,8 50 52,1 0,004
Total 48 50 48 50 96 100,0
Tabel 5.2 menunjukkan hasil uji analisis Chi Square yang menunjukkan

adanya hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas dengan nilai p = 0,004 (p < 0,05). Responden yang mengalami obesitas

33
yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah sebanyak 32 anak (33,3%)

sedangakan aktivitas fisik yang tinggi hanya 16 anak (16,7%). Adapun anak

yang normal yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi sebanyak 30 anak (31,2

%) sedangkan yang rendah sebanyak 18 anak (18,8%).

B. Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak yang dibuktikan dengan nilai

p = 0,004 (< 0,05). Anak yang memiliki aktivitas fisik rendah mengalami

obesitas sebesar 33,3% dan berat badan yang normal sebesar 18,2%.

Sedangkan anak yang memiliki aktivitas fisik tinggi mengalami obesitas

sebesar 16,3% dan berat badan yang normal sebesar 31,2%. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang mengatakan bahwa anak yang kurang aktif dalam

melakukan aktivitas fisik maka akan mengalami berat badan yang berlebih

(Kreuser, Hauschild, Gollhofer, Reck, & Rotger, 2013; Ahmed, Khalid,

Osman, Ballal, & Al-Hashem, 2016).

Durasi dalam melakukan aktivitas fisik mempengaruhi kejadian

obesitas. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zamzani, Hadi, & Astiti (2016) bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak Sekolah Dasar Negeri

Ngebel, Tamantirto Kasihan Bantul. Hasilnya menunjukkan bahwa anak yang

mengalami obesitas memiliki aktivitas fisik > 1 jam per hari hanya 3,1%

sedangkan anak yang normal dengan aktivitas fisik > 1 jam per hari sebanyak

57,3%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putri, Angkasa, & Nuzrina

34
(2017) anak yang memiliki aktivitas ringan berisiko 2,5 kali mengalami

kegemukan daripada anak yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi. Hal

tersebut juga dikemukakan oleh Bhuiyan , Zaman, & Ahmed (2013) bahwa

anak yang memiliki aktivitas fisik yang < 30 menit berisiko hampir 3 kali

mengalami kelebihan berat badan. Namun, pada penelitian ini tidak

menanyakan kepada subjek tentang durasi waktu dalam melakukan aktivitas

fisik.

Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan pada saat istirahat juga

mempengaruhi kejadian obesitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas

anak yang mengalami obesitas pada waktu istirahat umumnya anak melakukan

aktivitas duduk seperti berbicara, membaca, dan mengerjakan tugas. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kong, Lee,

Kim, Sim, & Choi (2015) pada anak 7-12 tahun yang mangatakan bahwa duduk

di waktu istirahat > 3 jam dapat berisiko 2 kali mengalami obesitas.

Aktivitas fisik pada anak-anak sering dijumpai pada saat pulang

sekolah. Penelitian ini menemukan bahwa pada saat pulang ke sekolah anak

yang mengalami obesitas melakukan olahraga, tari atau bermain yang

membuatnya sangat aktif mayoritas hanya 1 kali dalam seminggu. Berbeda

halnya dengan anak yang memiliki aktivitas fisik 3 kali dalam seminggu seperti

pada penelitian yang dilakukan oleh Crouter, Salas, & Wiecha (2017) pada

anak dan remaja yang berumur 7-18 tahun yang mengalami obesitas yang

diberikan intervensi menggunakan alat kebugaran sepert treadmill, mesin elips

dan juga peralatan latihan kekuatan selama 60 menit. Kegiatan tersebut

35
dilakukan 3 kali dalam semingu selama 10 minggu dan hasilnya terjadi

penurunan indeks massa tubuh.

Kegiatan pada malam hari yang membuat anak lebih aktif dalam

melakukan aktivitas fisik pada penelitian ini umumnya anak yang mengalami

obesitas hanya melakukan 1 kali dalam seminggu. Hal tersebut dikarenakan

anak-anak obesitas cenderung lebih banyak menonton tv dibandingkan dengan

melakukan aktivitas fisik (Hager, 2006).

Penelitian ini terdapat anak yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi

namun, mengalami obesitas. Begitupun dengan anak yang memiliki aktivitas

fisik yang rendah namun, berat badannya normal. Hal ini disebabkan karena

terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas seperti

jenis kelamin, riwayat obesitas orang tua, pendidikan ayah dan ibu, pendapatan

orang tua, frekuensi makan, snacking, mengkonsumsi fast food dan soft drink.

Penelitian ini anak perempuan yang mengalami obesitas sebanyak

24,0% sedangkan pada perempuan sebanyak 17,3%. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartika (2011) pada anak dan remaja

yang berumur 5-11 tahun. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak

laki-laki yang mengalami obesitas sebanyak 16,4% sedangkan pada perempuan

sebanyak 12,3%.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terjadinya obesitas adalah

riwayat obesitas orang tua. Terdapat anak yang memiliki aktivitas fisik yang

tinggi namun mengalami obesitas. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya

riwayat obesitas pada orang tuanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

36
anak yang mengalami obesitas yang memiliki riwayat obesitas pada orang

tuanya sebanyak 35,2% sedangkan yang tidak memiliki sebanyak 6,1%.

Riwayat obesitas keluarga dikemukakan juga oleh Liu, Chen, Liang, & Wang

(2013) dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa 2,1 kali anak lebih

mungkin mengalami obesitas jika hanya ayah mereka yang mengalami

obesitas, 1,9 kali anak lebih mungkin mengalami obesitas jika hanya ibu

mereka yang mengalami obesitas, dan 3,2 kali lebih mungkin terjadi jika kedua

orang tua yang mengalami obesitas.

Anak yang aktivitas fisiknya tinggi namun tetap mengalami obesitas

juga dapat dikarenakan pendidikan ayah dan ibu yang dimiliki. Pada penelitian

ini anak yang mengalami obesitas mayoritas memiliki ayah dan ibu yang

berpendidikan tinggi masing-masing 24,0% dan 23,5%. Hasil penelitian ini

sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Agha, Tatwany, Aiash,

mandourah, & Abukhalil (2015) mengatakan bahwa tingkat pendidikan ayah

yang rendah memiliki peningkatan yang signifikan pada rata-rata indeks massa

tubuh begitupun dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah juga mengalami

peningkatan yang signifikan pada rata-rata indeks massa tubuh pada anak.

Begitupun dengan pendapatan orang tua pada anak yang mengalami obesitas

yang memiliki pendapatan yang tinggi sebesar 32,3% sedangkan yang rendah

sebesar 4,1%. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Parengkuan, Mayulu, & Ponidjan (2013) mengatakan bahwa orang tua yang

berpendapatan tinggi dan memiliki anak yang mengalami obesitas sebasar

55,9% sedangkan yang berpendapatan rendah sebesar 44,1%.

37
Data dari hasil penelitian ini anak yang mengalami obesitas mayoritas

memiliki frekuensi makan sebanyak 3 kali sehari sebesar 28,6%,

mengkonsumsi snack > 3 kali dalam seminggu sebesar 25,0%, fast food 2-3

kali seminggu sebesar 19,4% dan soft drink 2-3 kali dan > 3 kali sama besar

yaitu 14,8%. Anak yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi namun mengalami

obesitas dari penelitian ini didapatkan bahwa anak tersebut memiliki frekuensi

snacking > 3 kali dalam seminggu. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Putri, Angkasa, & Nuzrina (2017) bahwa anak yang

mengkonsumsi gorengan ≥ 3 kali dalam seminggu, minuman bergula ≥ 3 kali

dalam seminggu masing-masing berisiko 6,8 kali dan 10,7 kali mengalami

overweight.

Anak yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi dan berat badan yang

normal hal tersebut dikarenakan anak yang memiliki berat badan yang normal,

ia akan mengeluarkan sepertiga energi untuk melakukan aktivitas fisik sehingga

tidak terjadi simpanan lemak yang berlebihan pada jaringan adiposa (Dalilah,

2009). Pada penelitian ini terdapat anak yang melakukan kegiatan aerobik 3-4

kali dalam seminggu sehingga anak tersebut memiliki berat badan yang normal.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nemet, Levi, Pantanowitz

& Eliakim (2014) pada 749 anak dan remaja yang mengalami obesitas

melakukan kegiatan aerobik yaitu berlari di treadmill dengan durasi waktu 30-

45 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu yang terdiri dari 3 kelompok

intervensi yaitu pelatihan 3 bulan, 6 bulan dan dan 12 bulan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa semua kelompok intervensi mengalami penurunan indeks

38
massa tubuh yang signifikan namun, subjek yang paling kehilangan berat badan

adalah kelompok intervensi 12 bulan.

Penelitian ini ditemukan juga data anak yang memiliki aktivitas fisik

yang tinggi seperti berlari dan melompat cenderung memiliki berat badan yang

normal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ounis, et al.

(2010) pada 28 anak yang mengalami obesitas di Tunisia dengan melakukan

aktivitas fisik dengan durasi 90 menit sebanyak 4 kali dalam seminggu selama 8

minggu. Aktivitas fisik tersebut yaitu pemanasan, berlari, melompat dan bermain

dengan balon dan ditemukan terjadinya penurunan berat badan dan lemak tubuh

yang signifikan.

Penelitian ini juga menilai latihan berjalan dan jogging pada aktivitas

fisik yang dilakukan pada anak. Pada penelitian ini mayoritas anak yang

memiliki berat badan normal melakukan latihan berjalan dan jogging sebanyak

3-4 kali dalam seminggu. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan

oleh Zorba, Cengiz, & Karacabey (2011) pada 40 anak yang berumur 11 tahun

yang mengalami obesitas. Kelompok intervensi diberikan pelatihan aerobik

selama 12 minggu yang terdiri dari latihan berjalan kaki dan jogging. Pelatihan

tersebut dilakukan sebanyak 4 kali dalam seminggu dengan durasi waktu

selama 45 menit. Hasil penelitian ini pada kelompok intervensi mengalami

penurunan kadar kolestrol total, trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL),

dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Selain itu, didapatkan kadar High

Density Lipoprotein (HDL) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

kontrol dan penurunan pada indeks massa tubuh.

39
Terdapat juga aktivitas fisik seperti berenang dan tenis meja yang

terdapat pada kuesioner penelitian ini. Anak-anak dalam penelitian ini yang

memiliki berat badan normal mayoritas melakukan berenang 3-4 kali dalam

seminggu sedangkan untuk tenis meja hanya beberapa yang melakukan 3-4 kali

dalam seminggu. Data tersebut menunjukkan bahwa berenang dan tenis meja

dapat mendukung aktivitas fisik yang tinggi untuk memiliki berat badan yang

normal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Roberts,

Izadpanah, Angadi, & Barnard (2013) pada anak dan remaja yang berumur 8-

17 tahun yang mengalami obesitas. Pada kelompok intervensi dilakukan

latihan olahraga, berenang, tenis yang bertujuan untuk mendorong aktivitas

fisik pada subjek yang dilakukan selama 2 minggu dengan durasi waktu 120

menit dalam sehari. Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan

indeks massa tubuh yang signifikan pada kelompok intervensi.

Aktivitas fisik yang lain adalah menari. Penelitian ini menunjukkan

anak yang memiliki berat badan normal menari 3-4 kali dalam seminggu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hogg, et al. (2012)

pada anak obesitas yang berumur 9-11 tahun sebanyak 85 subjek yang

diberikan intervensi menari intensitas tinggi seperti mambo, cha-cha, hip-hop,

dan ayunan yang dilakukan selama 60 menit, 3 kali dalam seminggu. Intervensi

didapatkan selama 16 minggu dan hasilnya terjadi penurunan berat badan yang

signifikan.

40
C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini yaitu data riwayat obesitas

orang tua didapatkan dari perkiraan ayah dan ibu dari responden sehingga tidak

akurat dalam penelitian ini. Kuesioner pada aktivitas fisik ini membutuhkan

pedoman yang lebih jelas karena penjelasan yang diberikan tidak spesifik

seperti contoh aktivitas fisik aerobik, perbedaan antara lomba lari, kejar-

kejaran, dan jogging. Komponen dari kuesioner ini juga ada beberapa yang

perlu dimodifikasi sesuai dengan tempat dilakukannya penelitian ini yaitu jenis

aktivitas fisik yang sangat jarang dijumpai di Makassar seperti softball,

seluncur salju/ice skating, dan ski. Selain itu beberapa siswa juga mengalami

kesulitan untuk melakukan recall aktivitas fisik 7 hari yang lalu.

41
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan aktivitas fisik

dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah di SD Negeri Mangkura I

Makassar menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara

aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah. Pada anak yang

memiliki aktivitas fisik yang tinggi cenderung memiliki berat badan yang

normal. Sedangkan pada anak yang memiliki aktivitas fisik yang rendah

cenderung mengalami obesitas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan serta manfaat

yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka peneliti mengajukan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi SD Negeri Mangkura I Makassar

Diharapkan pihak sekolah dapat menunjang agar siswanya aktif dalam

melakukan aktivitas fisik khususnya dalam pelajaran pendidikan olahraga.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya obesitas pada anak usia sekolah.

42
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, H. S., Khalid, M. E., Osman, O. M., Ballal, M. A., & Al-Hashem, F. H.
(2016). The association between physical activity and overweight and
obesity in a population of children at high and low altitudes in Southwestern
Saudi Arabia. Journal of Family & Community Medicine, 23(2), 82-87.
doi:10.4103/2230-8229.181011

Al-Agha, A., Tatwany, B. O., Aiash, D. A., mandourah, L. A., & Abukhalil, N. T.
(2015). The effect of socioeconomic status, number of Siblings and parental
of education on children body mass index at Jeddah, Saudi Arabia: cross
sectional study. Family Medicine & Medical Science Research, 4(5), 1-4.
doi:10.4172/2327-4972.1000184

American Academy of Pediatrics. (2015). Healthy Children. Retrieved Sepetember


20, 2017, from American Academy of Pediatrics:
https://www.healthychildren.org/English/healthy-
living/fitness/Pages/Energy-Out-Daily-Physical-Activity-
Recommendations.aspx

Amin, T. T., Sultan, A. I., & Ali, A. (2008). Overweight and obesity and their
association with dietary habits, and sociodemographic characteristics
among male primary school children in Al-Hassa, Kingdom of Saudi
Arabia. Indian Journal of Community Medicine, 33(3), 172-181.
doi:10.4103/0970-0218.42058

Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. (2015). Jumlah Kasus 10 Penyakit


Terbanyak di Provinsi Sulawesi Selatan. Retrieved from
https://sulsel.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/290

Bass, R., & Eneli, I. (2014). Severe childhood obesity: An under-recognized and
growing health problem. Postgraduate Medical Journal, 91(1081), 639-
645. doi:10.1136/postgradmedj-2014-133033

Bhuiyan , M., Zaman, S., & Ahmed, T. (2013). Risk factors associated with
overweight and obesity among urban school children and adolescents in
Bangladesh: a case. BMC Pediatrics, 17(32), 1471-2431.
doi:doi:10.1186/1471-2431-13-72

Budianto. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.

CDC. (2015). Healthy Weight. Retrieved from Centers for Disease Control and
Prevention:

43
https://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/measurin
g_children.html

CDC. (2015). How much physical activity do children need? - Physical Activity.
Retrieved Juni 18, 2017, from Centers for Disease Control and Prevention:
https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/children/

CDC. (2015). Physical Activity and Health. Retrieved from Centers for Disease
Control and Prevention: https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/pa-
health/index.htm

CDC. (2016). Childhood Obesity Causes & Consequences - Overweight & Obesity.
Retrieved Juni 18, 2017, from Centers for Disease Control and Prevention:
https://www.cdc.gov/obesity/childhood/causes.html

Chan, Lim, Teh, Kee, Cheong, Khoo, . . . Ahmad. (2017). Physical activity and
overweight/obesity among Malaysian adults: findings from the 2015
National Health and morbidity survey (NHMS). BMC Public Health, 17(1),
1-12. doi:10.1186/s12889-017-4772-z.

Colley, R. C., Garriguet, D., Adamo, K. B., Carson, V., Janssen, I., Timmons, B.
W., & Tremblay, M. S. (2013). Physical activity and sedentary behavior
during the early years in Canada: a cross-sectional study. International
Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activit, 10(1).
doi:10.1186/1479-5868-10-54

Crouter, S. E., Salas, C., & Wiecha, J. (2017). Effects of an afterschool community
center physical activity program on fitness and body composition in obese
youth. Journal of Sports Sciences, 35(11), 1034-1040.
doi:10.1080/02640414.2016.1209305

Dalilah, U. (2009). Hubungan asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik dengan
status gizi pelajar SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.

Danari, A. L., Mayulu, N., & Onibala, F. (2013). Hubungan aktivitas fisik dengan
kejadian obesitas pada anak SD di Kota Manado. Ejournal Keperawatan,
1(1), 1-4. Retrieved from
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2162/1720

Erika, K. A. (2014). Pengaruh Family Empowerment Modified Model terhadap


Kemampuan Keluarga dalam Mengendalikan Gaya Hidup dan Indeks
Massa Tubuh Anak Overweight dan Obesitas di Makassar. Makassar:
Universitas Hasanuddin.

44
Freitag, H. (2010). Bebas Obesitas Tanpa Diet Menyiksa. Yogyakarta: Media
Pressindo.

Hager, R. (2006). Television viewing and physical activity in children. Journal of


Adolescent Health, 39(6), 656-661. doi:10.1016/j.jadohealth.2006.04.020

He, W., James, S. A., Merli, M. G., & Zheng, H. (2014). An increasing
socioeconomic gap in childhood overweight and obesity in China. American
Journal of Public Health, 104(1), 14-22. doi:10.2105/AJPH.2013.301669

Hills, A. P., Andersen, L. B., & Byrne, N. M. (2014). Physical activity and obesity
in children. British Journal of Sport Medicine, 45(11), 866-870.
doi:10.1136/bjsports-2011-090199

Hogg, J., Diaz, A., Cit, M. D., Mueller, C., Lipman, E. G., Cheruvu, S., . . . Nimkarn,
S. (2012). An after-school dance and lifestyle education program reduces
risk factors for heart disease and diabetes in elementary school children.
Journal of Pediatric Endocrinology & Metabolism, 25(0), 509-516.
Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3897259/pdf/nihms46183
0.pdf

Imron, M. (2014). Metode Penelitian Bidang Kesehatan Edisi Kedua. Jakarta:


Sagung Seto.

Juanda, S. (2015). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
pada Anak SD X Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Bandung:
Universitas Kristen Maranatha.

KEMENKES. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang


Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved from http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2011/11/buku-sk-antropometri-2010.pdf

KEMENKES. (2012). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan


dan Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Retrieved from
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/Obesitas.pdf

KEMENKES. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf

45
Kong, I. G., Lee, H. J., Kim, S. Y., Sim, S., & Choi, H. G. (2015). Physical activity,
study sitting time, leisure sitting time, and sleep time are differently
associated with obesity in Korean adolescents. Medicine Journal, 94(44), 1-
6. doi:10.1097/MD.0000000000001965.

Kowalski, K., Crocker, P., & Donen, R. (2004). The Physical Activity
Questionnaire for Older Children (PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A)
Manual. Canada: College of Kinesiology, University of Saskatchewan.

Kreuser, F., Hauschild, K., Gollhofer, A., Reck, U., & Rotger, K. (2013). “Obese
Equals Lazy? Analysis of the Association between Weight Status and
Physical Activity in Children. Journal of Obesity, 5(1), 1-8.
doi:10.1155/2013/437017

Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N. H., Siwi, L. P., Adityanti, M. M.,
Mustikaningsih, D., & Sholihah, K. I. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
11(4), 179-190. Retrieved from
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/download/22900/15594

Laguna, M., Ruiz, J. R., Gallardo, C., Pastor, T. G., Lara, M. T., & Aznar, S. (2013).
Obesity and physical activity patterns in children and adolescents. Journal
of Paediatrics and Child Health, 49(11), 942-949. doi:10.1111/jpc.12442

Liu, Y., Chen, H., Liang, L., & Wang, Y. (2013). Parent-child resemblance in
weight status and its correlates in the United States. Plos One, 8(6), 1-12.
doi:10.1371/journal.pone.0065361

Maruf, F. A., Aronu, U., Chukwuegbu, K., & Aronu, E. (2013). Influence
ofgenderonprevalence of overweight and obesity in Nigerianschoolchildren
and adolescents. Tanzania Journal of Health Research, 15(4), 1-6.
doi:10.4314/thrb.v15i4.6

Misnadiarly. (2007). Obesitas sebagai Faktor Risiko dari beberapa Penyakit.


Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

National Institute of Health. (2016). Benefits of Physical Activity. Retrieved from


National Institute of Health: https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-
topics/topics/phys/benefits

Nemet, D., Levi, L., Pantanowitz , M., & Eliakim, A. (2014). A combined
nutritional-behavioral-physical activity intervention for the treatment of
childhood obesity a 7 year summary. Journal of Pediatric Endocrinology &
Metabolism, 27(5-6), 445-451. doi:10.1515/jpem-2013-0349

46
Nuraini, F. (2015). Hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada anak usia
sekolah di SD Muhammadiyah Sokonandi Yogyakarta. Universitas Gadjah
Mada. Retrieved from
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=90652&mo
d=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html

Nurmalina. (2011). Pencegahan & Manajemen Obesitas . Bandung: Elex Media


Komputindo.

Ogden, Cynthia L; Carroll, Margaret D; Fryar, Cheryl D; Flegal, Katherine M.


(2015). Products - Data Briefs. United States: Centers for Disease Control
and Prevention. Retrieved Juni 16, 2017, from Centers for Disease Control
and Prevention: https://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs/db219.htm

Ounis, O. B., Elloumi, M., Zouhal, H., Makni, E., Denguezli, M., Amri, M., . . .
Tabka, Z. (2010). Effect of individualized exercise training combined with
diet restriction on inflammatory markers and IGF-1/IGFBP-3 in obese
children. Annals of Nutrition & Metabolism, 56(4), 260-266.
doi:10.1159/000275888

Parengkuan, R. R., Mayulu, N., & Ponidjan, T. (2013). Hubungan pendapatan


keluarga dengan kejadian obesitas pada anak Sekolah Dasar di Kota
Manado. Jurnal Keperawatan, 1(1), 1-7. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2227

Putri, V. R., Angkasa, D., & Nuzrina, R. (2017). Konsumsi fast food, soft drink,
aktivitas fisik, dan kejadian overweight siswa Sekolah Dasar di Jakarta.
Indonesian Journal of Human Nutrition, 4(1), 47-57. Retrieved from
http://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/191

Roberts, C. K., Izadpanah, A., Angadi, S. S., & Barnard, S. J. (2013). Effects of an
intensive short-term diet and exercise intervention: comparison between
normal-weight and obese children. American journal of physiology, 305(5),
552-558. doi:10.1152/ajpregu.00131.2013

Rumajar, F., Rompas, S., & Babakal, A. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi
obesitas pada anak TK Providensia Manado. E-Journal Keperawatan, 3(3),
1-8. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8728

Sari, A. M., Ernalia, Y., & Bebasari, E. (2017). Hubungan aktivitas fisik dengan
kejadian obesitas pada siswa SMPN di Pekanbaru. Journal Online

47
Mahasiswa FK, 4(1), 1-8. Retrieved from
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/12872

Sartika, R. A. (2011). Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia.
Makara Journal of Health Research, 15(1), 37-43. Retrieved from
journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/796/758

Saryono, & Anggraeni, M. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Syahrul, S., Kimura, R., Akiko, T., Tantut, S., Ruka, S., & Fithria, A. (2016).
Prevalence of underweight and overweight among school-aged children and
it's association with children's sociodemographic and lifestyle in Indonesia.
International Journal of Nursing Sciences, 3(2), 169-177.
doi:10.1016/j.ijnss.2016.04.004

U.S Health and Human Services. (2017). Facts & Statistics Physical Activity.
United States: U.S Health and Human Services. Retrieved from
https://www.hhs.gov/fitness/resource-center/facts-and-
statistics/index.html#footnote-1

WHO. (2007). BMI-for-age (5-19 years). Retrieved September 5, 2017, from


WHO: http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/

WHO. (2016). Obesity and Overweight. Retrieved September 5, 2017, from WHO:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/

WHO. (2017). Malnutrition. Retrieved Juni 15, 2017, from WHO:


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/malnutrition/en/

WHO. (2017). Physical Activity. Retrieved Juni 15, 2017, from WHO:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs385/en/

Wu, S., Ding, Y., Wu, F., Li, R., Hu, Y., Hou, J., & Mao, P. (2015). Socio-economic
position as an intervention against overweight and obesity in children: a
systematic review and meta-analysis. Scientific Reports, 5(11354), 1-11.
doi:10.1038/srep11354

48
Zamzani, M., Hadi, H., & Astiti, D. (2016). Aktivitas fisik berhubungan dengan
kejadian obesitas pada anak sekolah dasar. Jurnal Gizi dan Dietetik
Indonesia, 4(3), 123-128. doi:10.21927/ijnd.2016

Zorba, E., Cengiz, T., & Karacabey, K. (2011). Exercise training improves body
composition, blood lipid profile and serum insulin levels in obese children.
The Journal of Sports Medicine and Physical Fitness, 51(4), 664-672.
Retrieved from https://www.minervamedica.it/en/journals/sports-med-
physical-fitness/article.php?cod=R40Y2011N04A0664

49
LAMPIRAN
Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN SETELAH


MENDAPATKAN PENJELASAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama orang tua siswa :
Umur siswa :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Setelah mendengar/membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan mengenai tujuan,
manfaat, dan apa yang akan dilakukan pada penelitian ini. Saya dengan ini menyetujui semua
data saya yang dihasilkan penelitian ini disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Saya mengetahui bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa
paksaan, sehingga saya bisa menolak atau mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa
kehilangan hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, saya juga berhak bertanya
atau meminta penjelasan pada peneliti bila masih ada yang belum jelas atau masih ada yang
ingin saya ketahui tentang penelitian ini.
Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penelitian ini
akan ditanggung oleh peneliti.

Makassar, Oktober 2017


Orang Tua Siswa

( )

Saksi 1 (Nama dan tanda tangan) :

Saksi 2 (Nama dan tanda tangan) :

Penanggung Jawab : Peneliti

Nama : Yulinar Syam

Alamat : Jl. Sukamaju IV No. 6 Makassar

No. Telepon : 082187509349


Lampiran 2.
BIODATA SISWA DAN ORANG TUA

I.IDENTITAS ANAK
Kelas : ……………...…
Nama anak : …………………………….
Jenis kelamin : .....................................
Tgl Lahir : .............................................
Berapa kali adik makan utama dalam sehari ? Jawab : ....................
Berapa kali adik mengemil snack (mengemil) dalam seminggu ? Jawab: .................
Berapa kali adik makan fast food (makanan cepat saji seperti kfc, pizza, mcd, dll)
dalam seminggu ? Jawab : ....................
Berapa kali adik minum soft drink (minuman berwarna atau berasa) dalam
seminggu ? Jawab : .....................

II.DATA ORANG TUA

1. Berapa berat badan bapak dan ibu ?


Berat badan bapak: Berat badan ibu :
Kg Kg

2. Berapa tinggi badan ayah dan ibu ?


Tinggi badan bapak : Tinggi badan ibu :
cm cm

3. Berapa pendapatan bapak dan ibu jika dijumlahkan ?

< Rp. 1.000.000,00- < Rp. 1.000.000,00-


Rp.1.000.000,00- s/d Rp. 2.500.000,00- Rp.1.000.000,00- s/d Rp. 2.500.000,00-
Rp. 2.500.000,00- s/d Rp. 5.000.000,00- Rp. 2.500.000,00- s/d Rp. 5.000.000,00-
> 5.000.000,00- > 5.000.000,00-

4. Apa pendidikan terakhir bapak dan ibu ?


Bapak : Tidak sekolah; SD ; SMP; SMA; S1 ; S2; S3

Ibu : Tidak sekolah; ; SD ; SMP; SMA; S1 ; S2; S3


Lampiran 3.

Kuesioner Aktivitas Fisik (Sekolah Dasar)


Nama : _________________________ Tanggal lahir: ___________
Jenis Kelamin : L_______ P_______ Kelas: __________
Guru : _______________________

Kami mencoba untuk mencari tahu tentang tingkat aktivitas fisik sejak 7 hari terakhir (pada
minggu terakhir). Ini termasuk olahraga atau tari yang membuat adik berkeringat atau membuat kaki
adik merasa lelah, atau permainan yang membuat adik bernapas keras, seperti kejar – kejaran,
melompat, berlari, memanjat, dan lain-lain.
Ingat:
1. Tidak ada jawaban yang benar dan yang salah - ini bukan tes.
2. Jawablah semua pertanyaan dengan jujur dan akurat sesuai yang adik bisa - ini sangat penting.

1. Aktivitas fisik di waktu luang adik : Apakah adik melakukan salah satu kegiatan berikut dalam 7 hari
terakhir (minggu lalu)? Jika ya, berapa kali? (Pilihlah hanya satu lingkaran per baris.)
Tidak 3-4 1-2 5-6 7 kali
pernah kali kali kali atau lebih
Lomba lari ...............................................
Tenis meja …….........................................
Sepatu roda .............................................
Kejar - kejaran .........................................
Berjalan untuk latihan .............................
Bersepeda ................................................
Jogging atau berlari .................................
Aerobik ...................................................
Berenang ................................................
Bisbol, softball .........................................
Menari .....................................................
Futsal…...................................................
Bulutangkis ............................................

Sepakbola ...............................................
Melompat…….……...................................
Voli .........................................................
Memanjat ...............................................
Bola basket..............................................
Seluncur salju/ice skating......................
Ski………………… ...................................
Lainnya:
_________________________ ......................
_________________________ ...........……….

2. Dalam 7 hari terakhir, selama kelas pendidikan olah raga (POR), seberapa sering adik sangat aktif
(bermain keras, berlari, melompat, melempar)? (Tandai salah satunya.)
a. Saya tidak melakukan POR
b. Hampir tidak pernah
c. Terkadang
d. Cukup sering
e. Selalu
3. Dalam 7 hari terakhir, apa yang adik lakukan sebagian besar waktu saat istirahat? (Tandai salah
satunya.)
a. Duduk (berbicara, membaca, mengerjakan tugas)
b. Berdiri sekitar atau berjalan di sekitar
c. Berlari atau memainkan sedikit
d. Berlari sekitar dan bermain cukup sedikit
e. Berlari dan bermain keras sebagian besar pada waktu istirahat
4. Dalam 7 hari terakhir, apa yang biasanya adik lakukan saat makan siang (selain makan siang)?
(Tandai salah satunya.)
a. Duduk (berbicara, membaca, mengerjakan tugas)
b. Berdiri sekitar atau berjalan di sekitar
c. Berlari atau memainkan sedikit
d. Berlari sekitar dan bermain cukup sedikit
e. Berlari dan bermain keras sebagian besar pada waktu istirahat
5. Dalam 7 hari terakhir, berapa hari setelah pulang sekolah, adk melakukan olahraga, tari, atau
bermain di mana adik sangat aktif? (Tandai salah satunya.)
a. Tidak ada
b. 1 kali minggu lalu
c. 2 atau 3 kali minggu lalu
d. 4 kali minggu lalu
e. 5 kali minggu lalu
6. Dalam 7 hari terakhir, berapa banyak malam adik lakukan olahraga, tari, atau bermain di mana adik
sangat aktif? (Tandai salah satunya.)
a. Tidak ada
b. 1 kali minggu lalu
c. 2 atau 3 kali minggu lalu
d. 4 atau 5 kali minggu lalu
e. 6 atau 7 kali minggu lalu
7. Pada akhir pekan lalu, berapa kali adik melakukan olahraga, tari, atau bermain di mana adik sangat
aktif? (Tandai salah satunya.)
a. Tidak ada
b. 1 kali
c. 2 - 3 kali
d. 4 - 5 kali
e. 6 kali atau lebih
8. Yang salah satu dari berikut ini paling menggambarkan adik untuk 7 hari terakhir? Baca semua
lima pernyataan sebelum memutuskan pada satu jawaban yang menggambarkan adik.
a. Semua atau sebagian besar waktu luang saya dihabiskan
melakukan hal-hal yang melibatkan sedikit upaya fisik
b. Saya kadang-kadang (1 - 2 kali minggu lalu) melakukan hal-hal
fisik di waktu luang saya (Misalnya berolahraga, pergi lari,
berenang, naik sepeda, melakukan aerobik)
c. Saya sering (3 - 4 kali minggu lalu) melakukan hal-hal fisik di
waktu luang saya
d. Saya cukup sering (5 - 6 kali minggu lalu) melakukan hal-hal
fisik di waktu luang saya
e. Saya sangat sering (7 kali atau lebih seminggu lalu) melakukan
hal-hal fisik di waktu luang saya
9. Tandai seberapa sering adik melakukan aktivitas fisik (seperti olahraga bermain, game, melakukan
tarian, atau aktivitas fisik lainnya) untuk setiap hari minggu lalu.
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Sangat sering
Senin ……….
Selasa ..........
Rabu .............
Kamis ...........
Jumat ...........
Sabtu ............
Minggu ..........
10. Apakah adik sakit minggu lalu, atau apakah sesuatu yang menghalangi adik melakukan
kegiatan fisik normalmu? (Tandai satu)
Ya .................................................
Tidak ............................................
Jika Ya, apa yang mencegah adik ?
_____________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
Kuesioner Aktivitas Fisik untuk Anak Sekolah Dasar (PAQ-C) Kowalski, K., Crocker, P., &
Donen, R Kuesioner Aktivitas Fisik untuk Anak Sekolah Dasar (PAQ-C).
Lampiran 4.

Standar Operasional Prosedur Pengukuran Tinggi Badan

1. Lepaskan sepatu, pakaian besar, hiasan rambut atau penutup kepala yang dapat

mengganggu pengukuran.

2. Letakkan microtoise pada lantai yang tidak berkarpet dan menempel pada permukaan datar

seperti dinding yang permukaannya rata

3. Mintalah anak berdiri dengan kedua kaki sama rata menginjak lantai dan menempel di

dinding. Pastikan kaki lurus, lengan berada di samping, dan bahu sejajar.

4. Pastikan anak melihat lurus ke depan

5. Ambillah ukuran pada saat kepala, bahu, pantat, dan tumit menyentuh permukaan rata

dinding.

6. Gunakan headpiece pada microtoice datar untuk membentuk sudut kanan dengan dinding

dan turunkan headpiece pada microtoice sampai menyentuh kepala dengan kuat.

7. Pastikan mata pengukur berada pada tingkat yang sama dengan headpiece pada microtoice.

8. Catat dengan 1/8 inci terdekat atau 0,1 sentimeter dari hasil pengukuran yang terlihat.

Sumber : (CDC, 2015)


Lampiran 5.

Standar Operasional Prosedur Pengukuran Berat Badan

1. Gunakan Timbangan digital. Hindari menggunakan timbangan yang pegas.

2. Mintalah anak atau remaja melepas sepatu, kaos kaki dan pakaian berat, seperti sweater.

3. Mintalah anak berdiri dengan kedua kaki di tengah skala.

4. Catat berat ke pecahan desimal terdekat (misalnya 55,5 pon atau 25,1 kilogram).

Sumber : (CDC, 2015)


LAMPIRAN 6

PENDAPA
JENIS RISIKO PENDIDI - SOFT
NO AKTIVITAS PENDIDI- MAKA FAST
KELA- USIA IMT OBESITAS -KAN TAN SNACK DRIN
. FISIK KAN IBU N FOOD
MIN ORANG TUA AYAH ORANG K
TUA
1 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
2 Laki-Laki 8-10 tahun Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 1 kali
3 Laki-Laki 8-10 tahun Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali 1 kali 1 kali
4 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
kali
5 Laki-Laki 8-10 tahun Normal Rendah Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
6 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
kali
7 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali 2-3 kali 2-3 kali >3
kali
8 Laki-Laki 8-10 tahun Normal Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi < 3 kali 2-3 kali > 3 kali 2-3
kali
9 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
kali
10 Perempua 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
n kali
11 Perempua 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
n kali
12 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi < 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
13 Perempua 8-10 tahun Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi < 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
n
14 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
15 Perempua 8-10 tahun Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali 1 kali 2-3
n kali
16 Perempua 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali 2-3 kali > 3 kali >3
n kali
17 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali 1 kali >3
n tahun kali
18 Perempua 8-10 tahun Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 2-3
n kali
19 Perempua 8-10 tahun Normal Tinggi Berisiko Tinggi Rendah Tinggi 3 kali 2-3 kali 1 kali >3
n kali
20 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
21 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Rendah Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
kali
22 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
kali
23 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Tidak Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
tahun kali
24 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
tahun
25 Laki-Laki 8-10 tahun Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali > 3 kali 2-3
kali
26 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
kali
27 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 2-3
n tahun kali
28 Perempua 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Rendah 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 2-3
n kali
29 Perempua 8-10 tahun Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
n
30 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Rendah Tinggi 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 1 kali
n tahun
31 Perempua 8-10 tahun Normal Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
n kali
32 Perempua 8-10 tahun Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi < 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
n kali
33 Laki-Laki > 10-12 Normal Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi < 3 kali 2-3 kali 1 kali 2-3
tahun kali
34 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 1 kali >3
tahun kali
35 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
kali
36 Laki-Laki 8-10 tahun Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
37 Laki-Laki > 10-12 Normal Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
tahun kali
38 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 1 kali 2-3 kali 1 kali
tahun
39 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali > 3 kali 1 kali
tahun
40 Laki-Laki > 10-12 Normal Rendah Berisiko Rendah Rendah Rendah > 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
tahun kali
41 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Rendah Tinggi 3 kali 2-3 kali 2-3 kali >3
tahun kali
42 Laki-Laki 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 2-3
kali
43 Perempua > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 2-3
n tahun kali
44 Perempua > 10-12 Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
n tahun kali
45 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 2-3
n tahun kali
46 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Tinggi Tinggi 3 kali 1 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
47 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
n tahun kali
48 Perempua > 10-12 Normal Rendah Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
n tahun kali
49 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
tahun kali
50 Laki-Laki > 10-12 Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Rendah 3 kali 1 kali 2-3 kali 2-3
tahun kali
51 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 2-3
tahun kali
52 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Rendah Tinggi Rendah 3 kali 2-3 kali 1 kali 1 kali
tahun
53 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Tinggi Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali 2-3 kali 2-3
tahun kali
54 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali 1 kali 1 kali 1 kali
tahun
55 Laki-Laki > 10-12 Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi < 3 kali 2-3 kali 1 kali 2-3
tahun kali
56 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Tidak Berisiko Tinggi Rendah Rendah < 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
tahun
57 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
tahun kali
58 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Rendah Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 1 kali
tahun
59 Laki-Laki > 10-12 Normal Rendah Tidak Berisiko Tinggi Rendah Tinggi < 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 2-3
tahun kali
60 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Rendah Tinggi 3 kali 2-3 kali 1 kali 1 kali
tahun
61 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
tahun kali
62 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Rendah > 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
tahun kali
63 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Rendah 3 kali 2-3 kali 1 kali 2-3
tahun kali
64 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
n tahun kali
65 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Rendah Tinggi > 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 1 kali
n tahun
66 Perempua 8-10 tahun Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 1 kali 1 kali 1 kali
n
67 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
tahun kali
68 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
tahun kali
69 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 2-3
tahun kali
70 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
tahun kali
71 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Tidak Berisiko Tinggi Tinggi Rendah < 3 kali > 3 kali 1 kali 1 kali
tahun
72 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali 2-3 kali > 3 kali 2-3
tahun kali
73 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Tinggi Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
tahun kali
74 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 1 kali >3
tahun kali
75 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Rendah Rendah Rendah 3 kali 2-3 kali > 3 kali >3
tahun kali
76 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
tahun kali
77 Laki-Laki > 10-12 Normal Rendah Berisiko Tinggi Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 1 kali
tahun
78 Perempua > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi < 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
79 Perempua > 10-12 Normal Rendah Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
n tahun kali
80 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 1 kali >3
n tahun kali
81 Perempua > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali 2-3 kali > 3 kali >3
n tahun kali
82 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
83 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 2-3
n tahun kali
84 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
85 Perempua > 10-12 Normal Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi > 3 kali 2-3 kali 2-3 kali 2-3
n tahun kali
86 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
n tahun kali
87 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali 2-3
tahun kali
88 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 1 kali
tahun
89 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi < 3 kali 2-3 kali > 3 kali >3
tahun kali
90 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi < 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
tahun kali
91 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Rendah Tinggi < 3 kali 2-3 kali 1 kali 2-3
tahun kali
92 Laki-Laki > 10-12 Obesitas Rendah Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
tahun kali
93 Laki-Laki > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi > 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
tahun kali
94 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Tinggi Tinggi Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali >3
n tahun kali
95 Perempua > 10-12 Normal Tinggi Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali 2-3 kali >3
n tahun kali
96 Perempua > 10-12 Obesitas Rendah Tidak Berisiko Rendah Rendah Tinggi 3 kali > 3 kali > 3 kali 2-3
n tahun kali
LAMPIRAN 7

CROSSTABS

/TABLES=Aktivitas_Fisik BY IMT

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED TOTAL

/COUNT ROUND CELL

/BARCHART.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\USER\Desktop\ANALISA DATA TIDAK GABUNG.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Aktivitas_Fisik * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Aktivitas_Fisik * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 16 30 46

Tinggi Expected Count 23,0 23,0 46,0


Aktivitas_Fisik
% of Total 16,7% 31,2% 47,9%

Rendah Count 32 18 50
Expected Count 25,0 25,0 50,0

% of Total 33,3% 18,8% 52,1%

Count 48 48 96

Total Expected Count 48,0 48,0 96,0

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8,181a 1 ,004

Continuity Correctionb 7,054 1 ,008

Likelihood Ratio 8,302 1 ,004

Fisher's Exact Test ,008 ,004

Linear-by-Linear Association 8,096 1 ,004

N of Valid Cases 96

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,00.

b. Computed only for a 2x2 table


CROSSTABS

/TABLES=Jenis_kelamin Usia Riwayat_obesitas_orangtua Pendidikan_Ayah Pendidikan_ibu


Pendapatan_orang_tua Frekuensi_makan Frekuensi_snacking Frekuensi_konsumsi_fastfood
Frekuensi_konsumsi_softdrink BY IMT

/FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\USER\Desktop\ANALISA DATA TIDAK GABUNG.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis_kelamin * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Usia * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Riwayat_obesitas_orangtua
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
* IMT

Pendidikan_Ayah * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Pendidikan_ibu * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Pendapatan_orang_tua *
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
IMT

Frekuensi_makan * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Frekuensi_snacking * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Frekuensi_konsumsi_fastfoo
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
d * IMT
Frekuensi_konsumsi_softdri
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
nk * IMT

Jenis_kelamin * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 29 29 58
Laki-Laki
% of Total 30,2% 30,2% 60,4%
Jenis_kelamin
Count 19 19 38
Perempuan
% of Total 19,8% 19,8% 39,6%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Usia * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 16 12 28
8-10 tahun
% of Total 16,7% 12,5% 29,2%
Usia
Count 32 36 68
> 10-12 tahun
% of Total 33,3% 37,5% 70,8%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Riwayat_obesitas_orangtua * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 45 38 83
Berisiko obesitas
% of Total 46,9% 39,6% 86,5%
Riwayat_obesitas_orangtua
Count 3 10 13
Tidak berisiko obesitas
% of Total 3,1% 10,4% 13,5%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Pendidikan_Ayah * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 18 36 54
Tinggi
% of Total 18,8% 37,5% 56,2%
Pendidikan_Ayah
Count 30 12 42
Rendah
% of Total 31,2% 12,5% 43,8%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Pendidikan_ibu * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 17 31 48
Tinggi
% of Total 17,7% 32,3% 50,0%
Pendidikan_ibu
Count 31 17 48
Rendah
% of Total 32,3% 17,7% 50,0%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Pendapatan_orang_tua * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 46 41 87
Tinggi
% of Total 47,9% 42,7% 90,6%
Pendapatan_orang_tua
Count 2 7 9
Rendah
% of Total 2,1% 7,3% 9,4%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Frekuensi_makan * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 2 11 13
< 3 kali
% of Total 2,1% 11,5% 13,5%

Count 30 30 60
Frekuensi_makan 3 kali
% of Total 31,2% 31,2% 62,5%

Count 16 7 23
> 3 kali
% of Total 16,7% 7,3% 24,0%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Frekuensi_snacking * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 4 1 5
1 kali
Frekuensi_snacking % of Total 4,2% 1,0% 5,2%

2-3 kali Count 11 18 29


% of Total 11,5% 18,8% 30,2%

Count 33 29 62
> 3 kali
% of Total 34,4% 30,2% 64,6%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Frekuensi_konsumsi_fastfood * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 6 10 16
1 kali
% of Total 6,2% 10,4% 16,7%

Count 24 22 46
Frekuensi_konsumsi_fastfoo
2-3 kali
d
% of Total 25,0% 22,9% 47,9%

Count 18 16 34
> 3 kali
% of Total 18,8% 16,7% 35,4%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Frekuensi_konsumsi_softdrink * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

1 kali Count 8 13 21
% of Total 8,3% 13,5% 21,9%

Count 20 16 36
2-3 kali
Frekuensi_konsumsi_softdri
% of Total 20,8% 16,7% 37,5%
nk

Count 20 19 39
> 3 kali
% of Total 20,8% 19,8% 40,6%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
CROSSTABS

/TABLES=Lomba_lari Tenis_meja Sepatu_roda Kejar_kejaran Berjalan_untuk_latihan Bersepeda


Joging_atau_berlari Aerobik Berenang Bisbol_softball Menari Futsal Bulu_tangkis Sepak_bola
Melompat Voli Memanjat Bola_basket Seluncur_salju Ski Nomor_2 Nomor_3

Nomor_4 Nomor_5 Nomor_6 Nomor_7 Nomor_8 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nomor_10 BY IMT

/FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\USER\Desktop\AKTIVITAS FISIK 96.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Lomba_lari * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Tenis_meja * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Sepatu_roda * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Kejar_kejaran * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Berjalan_untuk_latihan *
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
IMT

Bersepeda * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Joging_atau_berlari * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Aerobik * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Berenang * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%


Bisbol_softball * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Menari * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Futsal * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Bulu_tangkis * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Sepak_bola * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Melompat * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Voli * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Memanjat * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Bola_basket * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Seluncur_salju * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Ski * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Nomor_2 * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Nomor_3 * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Nomor_4 * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Nomor_5 * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Nomor_6 * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Nomor_7 * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Nomor_8 * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Senin * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Selasa * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Rabu * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Kamis * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Jumat * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sabtu * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Minggu * IMT 96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%

Lomba_lari * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 6 0 6
Tidak pernah
% of Total 6,2% 0,0% 6,2%

Count 12 15 27
1-2 kali
% of Total 12,5% 15,6% 28,1%

Count 23 21 44
Lomba_lari 3-4 kali
% of Total 24,0% 21,9% 45,8%

Count 2 6 8
5-6 kali
% of Total 2,1% 6,2% 8,3%

Count 5 6 11
7 kali atau lebih
% of Total 5,2% 6,2% 11,5%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Tenis_meja * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 36 36 72
Tidak pernah
% of Total 37,5% 37,5% 75,0%

Count 5 3 8
1-2 kali
% of Total 5,2% 3,1% 8,3%
Tenis_meja
Count 6 9 15
3-4 kali
% of Total 6,2% 9,4% 15,6%

Count 1 0 1
7 kali atau lebih
% of Total 1,0% 0,0% 1,0%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Sepatu_roda * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Sepatu_roda Tidak pernah Count 20 16 36


% of Total 20,8% 16,7% 37,5%

Count 7 6 13
1-2 kali
% of Total 7,3% 6,2% 13,5%

Count 15 17 32
3-4 kali
% of Total 15,6% 17,7% 33,3%

Count 4 3 7
5-6 kali
% of Total 4,2% 3,1% 7,3%

Count 2 6 8
7 kali atau lebih
% of Total 2,1% 6,2% 8,3%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Kejar_kejaran * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 0 3 3
Kejar_kejaran Tidak pernah
% of Total 0,0% 3,1% 3,1%
Count 18 15 33
1-2 kali
% of Total 18,8% 15,6% 34,4%

Count 8 10 18
3-4 kali
% of Total 8,3% 10,4% 18,8%

Count 9 7 16
5-6 kali
% of Total 9,4% 7,3% 16,7%

Count 13 13 26
7 kali atau lebih
% of Total 13,5% 13,5% 27,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Berjalan_untuk_latihan * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 19 10 29
Tidak pernah
% of Total 19,8% 10,4% 30,2%

Count 7 8 15
1-2 kali
% of Total 7,3% 8,3% 15,6%

Berjalan_untuk_latihan Count 19 23 42
3-4 kali
% of Total 19,8% 24,0% 43,8%

Count 3 4 7
5-6 kali
% of Total 3,1% 4,2% 7,3%

7 kali atau lebih Count 0 3 3


% of Total 0,0% 3,1% 3,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Bersepeda * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 11 6 17
Tidak pernah
% of Total 11,5% 6,2% 17,7%

Count 9 15 24
1-2 kali
% of Total 9,4% 15,6% 25,0%

Count 8 11 19
Bersepeda 3-4 kali
% of Total 8,3% 11,5% 19,8%

Count 9 7 16
5-6 kali
% of Total 9,4% 7,3% 16,7%

Count 11 9 20
7 kali atau lebih
% of Total 11,5% 9,4% 20,8%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Joging_atau_berlari * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 8 4 12
Tidak pernah
% of Total 8,3% 4,2% 12,5%

Count 10 13 23
1-2 kali
% of Total 10,4% 13,5% 24,0%

Count 18 24 42
Joging_atau_berlari 3-4 kali
% of Total 18,8% 25,0% 43,8%

Count 6 6 12
5-6 kali
% of Total 6,2% 6,2% 12,5%

Count 6 1 7
7 kali atau lebih
% of Total 6,2% 1,0% 7,3%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Aerobik * IMT Crosstabulation

IMT Total
Obesitas Normal

Count 29 30 59
Tidak pernah
% of Total 30,2% 31,2% 61,5%

Count 5 6 11
1-2 kali
% of Total 5,2% 6,2% 11,5%

Count 12 10 22
Aerobik 3-4 kali
% of Total 12,5% 10,4% 22,9%

Count 1 1 2
5-6 kali
% of Total 1,0% 1,0% 2,1%

Count 1 1 2
7 kali atau lebih
% of Total 1,0% 1,0% 2,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Berenang * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 7 14 21
Tidak pernah
% of Total 7,3% 14,6% 21,9%

Count 12 12 24
Berenang 1-2 kali
% of Total 12,5% 12,5% 25,0%

Count 19 15 34
3-4 kali
% of Total 19,8% 15,6% 35,4%
Count 3 3 6
5-6 kali
% of Total 3,1% 3,1% 6,2%

Count 7 4 11
7 kali atau lebih
% of Total 7,3% 4,2% 11,5%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Bisbol_softball * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 33 37 70
Tidak pernah
% of Total 34,4% 38,5% 72,9%

Count 4 4 8
1-2 kali
% of Total 4,2% 4,2% 8,3%

Bisbol_softball Count 9 5 14
3-4 kali
% of Total 9,4% 5,2% 14,6%

Count 0 1 1
5-6 kali
% of Total 0,0% 1,0% 1,0%

7 kali atau lebih Count 2 1 3


% of Total 2,1% 1,0% 3,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Menari * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 27 26 53
Tidak pernah
% of Total 28,1% 27,1% 55,2%

Count 2 3 5
1-2 kali
% of Total 2,1% 3,1% 5,2%

Count 16 14 30
Menari 3-4 kali
% of Total 16,7% 14,6% 31,2%

Count 2 3 5
5-6 kali
% of Total 2,1% 3,1% 5,2%

Count 1 2 3
7 kali atau lebih
% of Total 1,0% 2,1% 3,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Futsal * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 25 27 52
Tidak pernah
% of Total 26,0% 28,1% 54,2%

Count 4 5 9
1-2 kali
% of Total 4,2% 5,2% 9,4%

Count 9 9 18
Futsal 3-4 kali
% of Total 9,4% 9,4% 18,8%

Count 2 4 6
5-6 kali
% of Total 2,1% 4,2% 6,2%

Count 8 3 11
7 kali atau lebih
% of Total 8,3% 3,1% 11,5%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Bulu_tangkis * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 9 5 14
Bulu_tangkis Tidak pernah
% of Total 9,4% 5,2% 14,6%
Count 12 11 23
1-2 kali
% of Total 12,5% 11,5% 24,0%

Count 19 21 40
3-4 kali
% of Total 19,8% 21,9% 41,7%

Count 4 8 12
5-6 kali
% of Total 4,2% 8,3% 12,5%

Count 4 3 7
7 kali atau lebih
% of Total 4,2% 3,1% 7,3%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Sepak_bola * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 15 19 34
Tidak pernah
% of Total 15,6% 19,8% 35,4%

Sepak_bola Count 3 8 11
1-2 kali
% of Total 3,1% 8,3% 11,5%

3-4 kali Count 15 6 21


% of Total 15,6% 6,2% 21,9%

Count 3 1 4
5-6 kali
% of Total 3,1% 1,0% 4,2%

Count 12 14 26
7 kali atau lebih
% of Total 12,5% 14,6% 27,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Melompat * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 5 4 9
Tidak pernah
% of Total 5,2% 4,2% 9,4%

Count 8 13 21
1-2 kali
% of Total 8,3% 13,5% 21,9%

Count 19 16 35
Melompat 3-4 kali
% of Total 19,8% 16,7% 36,5%

Count 6 9 15
5-6 kali
% of Total 6,2% 9,4% 15,6%

Count 10 6 16
7 kali atau lebih
% of Total 10,4% 6,2% 16,7%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Voli * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 30 29 59
Tidak pernah
% of Total 31,2% 30,2% 61,5%

Count 4 6 10
1-2 kali
% of Total 4,2% 6,2% 10,4%

Count 11 13 24
Voli 3-4 kali
% of Total 11,5% 13,5% 25,0%

Count 2 0 2
5-6 kali
% of Total 2,1% 0,0% 2,1%

Count 1 0 1
7 kali atau lebih
% of Total 1,0% 0,0% 1,0%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Memanjat * IMT Crosstabulation

IMT Total
Obesitas Normal

Count 26 16 42
Tidak pernah
% of Total 27,1% 16,7% 43,8%

Count 5 11 16
1-2 kali
% of Total 5,2% 11,5% 16,7%

Count 14 16 30
Memanjat 3-4 kali
% of Total 14,6% 16,7% 31,2%

Count 1 3 4
5-6 kali
% of Total 1,0% 3,1% 4,2%

Count 2 2 4
7 kali atau lebih
% of Total 2,1% 2,1% 4,2%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Bola_basket * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 22 21 43
Bola_basket Tidak pernah
% of Total 22,9% 21,9% 44,8%
Count 11 6 17
1-2 kali
% of Total 11,5% 6,2% 17,7%

Count 10 18 28
3-4 kali
% of Total 10,4% 18,8% 29,2%

Count 4 2 6
5-6 kali
% of Total 4,2% 2,1% 6,2%

Count 1 1 2
7 kali atau lebih
% of Total 1,0% 1,0% 2,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Seluncur_salju * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 33 33 66
Tidak pernah
% of Total 34,4% 34,4% 68,8%

Count 2 4 6
1-2 kali
% of Total 2,1% 4,2% 6,2%

Seluncur_salju Count 12 8 20
3-4 kali
% of Total 12,5% 8,3% 20,8%

Count 1 2 3
5-6 kali
% of Total 1,0% 2,1% 3,1%

7 kali atau lebih Count 0 1 1


% of Total 0,0% 1,0% 1,0%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Ski * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 44 42 86
Tidak pernah
% of Total 45,8% 43,8% 89,6%

Count 1 4 5
1-2 kali
% of Total 1,0% 4,2% 5,2%
Ski
Count 2 2 4
3-4 kali
% of Total 2,1% 2,1% 4,2%

Count 1 0 1
5-6 kali
% of Total 1,0% 0,0% 1,0%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Nomor_2 * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 1 0 1
Saya tidak pernah
melakukan POR
% of Total 1,0% 0,0% 1,0%

Count 5 2 7
Hampir tidak pernah
% of Total 5,2% 2,1% 7,3%

Count 22 14 36
Nomor_2 Terkadang
% of Total 22,9% 14,6% 37,5%

Count 11 21 32
Cukup sering
% of Total 11,5% 21,9% 33,3%

Count 9 11 20
Selalu
% of Total 9,4% 11,5% 20,8%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Nomor_3 * IMT Crosstabulation

IMT Total
Obesitas Normal

Count 13 12 25
Duduk (berbicara, membaca,
mengerjakan tugas)
% of Total 13,5% 12,5% 26,0%

Count 5 4 9
Berdiri sekitar atau berjalan
di sekitar
% of Total 5,2% 4,2% 9,4%

Count 19 10 29
Nomor_3 Berlari atau bermain sedikit
% of Total 19,8% 10,4% 30,2%

Count 4 12 16
Berlari sekitar dan bermain
cukup sedikit
% of Total 4,2% 12,5% 16,7%

Berlari dan bermain keras Count 7 10 17


sebagian besar di waktu
istirahat % of Total 7,3% 10,4% 17,7%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Nomor_4 * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 10 8 18
Duduk (berbicara, membaca,
mengerjakan tugas)
% of Total 10,4% 8,3% 18,8%

Count 6 7 13
Berdiri sekitar atau berjalan
Nomor_4
di sekitar
% of Total 6,2% 7,3% 13,5%

Count 25 21 46
Berlari atau bermain sedikit
% of Total 26,0% 21,9% 47,9%
Count 5 8 13
Berlari sekitar dan bermain
cukup sedikit
% of Total 5,2% 8,3% 13,5%

Berlari dan bermain keras Count 2 4 6


sebagian besar di waktu
istirahat % of Total 2,1% 4,2% 6,2%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Nomor_5 * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 8 5 13
Tidak ada
% of Total 8,3% 5,2% 13,5%

Count 17 22 39
1 kali minggu lalu
% of Total 17,7% 22,9% 40,6%

Count 10 6 16
Nomor_5 2 atau 3 kali minggu lalu
% of Total 10,4% 6,2% 16,7%

Count 5 7 12
4 kali minggu lalu
% of Total 5,2% 7,3% 12,5%

Count 8 8 16
5 kali minggu lalu
% of Total 8,3% 8,3% 16,7%
Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Nomor_6 * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 11 5 16
Tidak ada
% of Total 11,5% 5,2% 16,7%

Count 14 18 32
1 kali minggu lalu
% of Total 14,6% 18,8% 33,3%

Count 12 13 25
Nomor_6 2 atau 3 kali minggu lalu
% of Total 12,5% 13,5% 26,0%

Count 3 8 11
4 atau 5 kali minggu lalu
% of Total 3,1% 8,3% 11,5%

Count 8 4 12
7 kali miggu lalu
% of Total 8,3% 4,2% 12,5%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Nomor_7 * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 5 2 7
Tidak ada
% of Total 5,2% 2,1% 7,3%

Count 8 7 15
1 kali
% of Total 8,3% 7,3% 15,6%

Count 21 22 43
Nomor_7 2 - 3 kali
% of Total 21,9% 22,9% 44,8%

Count 6 11 17
4 - 5 kali
% of Total 6,2% 11,5% 17,7%

Count 8 6 14
6 kali atau lebih
% of Total 8,3% 6,2% 14,6%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Nomor_8 * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 10 9 19
Sedikit
Nomor_8 % of Total 10,4% 9,4% 19,8%

Kadang-kadang Count 18 26 44
% of Total 18,8% 27,1% 45,8%

Count 8 6 14
Sering
% of Total 8,3% 6,2% 14,6%

Count 5 5 10
Cukup sering
% of Total 5,2% 5,2% 10,4%

Count 7 2 9
Sangat sering
% of Total 7,3% 2,1% 9,4%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Senin * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 7 4 11
Tidak pernah
% of Total 7,3% 4,2% 11,5%

Count 8 13 21
Senin Jarang
% of Total 8,3% 13,5% 21,9%

Count 16 18 34
Kadang-kadang
% of Total 16,7% 18,8% 35,4%
Count 10 9 19
Sering
% of Total 10,4% 9,4% 19,8%

Count 7 4 11
Sangat
% of Total 7,3% 4,2% 11,5%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Selasa * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 6 6 12
Tidak pernah
% of Total 6,2% 6,2% 12,5%

Count 9 12 21
Jarang
% of Total 9,4% 12,5% 21,9%

Count 13 12 25
Selasa Kadang-kadang
% of Total 13,5% 12,5% 26,0%

Count 14 10 24
Sering
% of Total 14,6% 10,4% 25,0%

Count 6 8 14
Sangat
% of Total 6,2% 8,3% 14,6%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Rabu * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 6 3 9
Tidak pernah
% of Total 6,2% 3,1% 9,4%

Count 8 9 17
Jarang
% of Total 8,3% 9,4% 17,7%

Count 16 14 30
Rabu Kadang-kadang
% of Total 16,7% 14,6% 31,2%

Count 10 12 22
Sering
% of Total 10,4% 12,5% 22,9%

Count 8 10 18
Sangat
% of Total 8,3% 10,4% 18,8%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Kamis * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal
Count 3 4 7
Tidak pernah
% of Total 3,1% 4,2% 7,3%

Count 4 12 16
Jarang
% of Total 4,2% 12,5% 16,7%

Count 19 18 37
Kamis Kadang-kadang
% of Total 19,8% 18,8% 38,5%

Count 14 10 24
Sering
% of Total 14,6% 10,4% 25,0%

Count 8 4 12
Sangat
% of Total 8,3% 4,2% 12,5%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Jumat * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 10 7 17
Tidak pernah
Jumat % of Total 10,4% 7,3% 17,7%

Jarang Count 6 10 16
% of Total 6,2% 10,4% 16,7%

Count 6 15 21
Kadang-kadang
% of Total 6,2% 15,6% 21,9%

Count 16 10 26
Sering
% of Total 16,7% 10,4% 27,1%

Count 10 6 16
Sangat
% of Total 10,4% 6,2% 16,7%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Sabtu * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 4 6 10
Tidak pernah
% of Total 4,2% 6,2% 10,4%

Count 9 6 15
Jarang
% of Total 9,4% 6,2% 15,6%

Count 6 12 18
Sabtu Kadang-kadang
% of Total 6,2% 12,5% 18,8%

Count 10 13 23
Sering
% of Total 10,4% 13,5% 24,0%

Count 19 11 30
Sangat
% of Total 19,8% 11,5% 31,2%
Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Minggu * IMT Crosstabulation

IMT Total

Obesitas Normal

Count 7 3 10
Tidak pernah
% of Total 7,3% 3,1% 10,4%

Count 2 3 5
Jarang
% of Total 2,1% 3,1% 5,2%

Count 4 5 9
Minggu Kadang-kadang
% of Total 4,2% 5,2% 9,4%

Count 12 9 21
Sering
% of Total 12,5% 9,4% 21,9%

Count 23 28 51
Sangat
% of Total 24,0% 29,2% 53,1%

Count 48 48 96
Total
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9

Pada saat melakukan skrining

Pada saat pengisian kuesioner PAQ-C

You might also like