Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Lasti wahyuni
Nia nurhayati
Nurhayati astriyani
Widiana cintia
dosen pembimbing :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Asuhan keperawatan keperawata pada klien
dislokasi.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
mskuloskeletal.. Kami mengucapkan terima kasih , selaku dosen pembimbing dan kepada semua
pihak yang mendukung dalam pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal’Alamiin.s
Penyusun
Daftar isi
BAB I : Latar belakang ....................................................................................................
Tujuan ...............................................................................................................
2.klasifikasi dislokasi......................................................................................
3. eiologi dislokasi...........................................................................................
4.manifestasi dislokasi.....................................................................................
5.patofisiologi dislokasi..................................................................................
6.woc dislokasi................................................................................................
8.penetalaksanaan dislokasi................................................................................
9.komplikasi dislokasi.......................................................................................
Saran.....................................................................................................................
Daftar pustaka.......................................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG
Selain itu kemiskinan yang dilanda oleh masyarakat Indonesia, membuat masyarakat
untuk kurang mengkonsumsi makanan bergizi sehingga banyak masyarakat Indonesia yang
cepat mengalami kerapuhan tulang karena kurang kalsium.
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Berdasarkan data yang didapat, sekitarnya 30% pasien mengalami fraktur dislokasi,
yang bias disebabkan oleh kecelakaan dan juga oleh factor nutrisi.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pngertian dari dislokasi
2. Bagaimana kliasifikasi dislokasi
3. Bagimana etiologi dislokasi
4. Bagaimana manifestasi dislokasi
5. Bagaimana patofisiologi dislokasi
6. Bagaimana woc dislokasi
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dislokasi
8. Bagaimana penatalaksanaan dislokasi
9. Bagaimana komplikasi dislokasi
10. Bagaimana asuhan keperawatan dislokasi
TUJUAN
1. Mengtahui pengertian dari dislokasi
2. Mengtahui klasifikasi dislokasi
3. Mengtahui etiologi dislokasi
4. Mengtahui manifestasi dislokasi
5. Mengtahui patofisiologi dislokasi
6. Mengtahui woc dislokasi
7. Mengtahui pemeriksaan penunjang dislokasi
8. Mengtahui penatalaksanaan dislokasi
9. Mengtahui komplikasi dislokasi
10. Mengtahui asuhan keperawatan dislokasi
BAB II
1. pengertian dari dislokasi
Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk
persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi
3,Halaman 1046)
Dislokasi sendi adalah fragmen frakrtur saling terpisah dan menimbulkan deformitas.
(Kowalak, 2011, Buku Ajar Patofisiologi, Halaman 404).
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain
macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-
ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Kesimpulan:
Dislokasi adalah tergesernya sendi dari mangkuk sendi yang kemudian dapat
menimbulkan deformitas.
2. klasifikasi dislokasi
Klasifikasi dislokasi menurut penyebabnya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8,
vol 3,Halaman 2356) adalah:
1. Dislokasi congenital, terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering
terlihat pada pinggul.
2. Dislokasi spontan atau patologik, akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar
sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan
tulang yang berkurang
3. Dislokasi traumatic, kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur
sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
1. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkakan di sekitar sendi
2. Dislokasi Berulang.
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut
dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi
pada shoulder joint dan patello femoral joint.Dislokasi biasanya sering dikaitkan
dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang
patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior dan medial
glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di bawah glenoid
(dislokasi inferior).
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi
tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah
telapak tangan atau punggung tangan.
Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas acetabulum
(dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan caput femur
menembus acetabulum (dislokasi sentra).
7.Dislokasi Patella
3. etiologi dislokasi
- Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
- Patologis
5. patofisiologi dislokasi
Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan exercise
sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana cedera olahraga
menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat
merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompresi jaringan
tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid
teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan
sebagai dislokasi.
Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian dalam melakukan
suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman
memungkinkan terjadi dislokasi. Trauma kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari
kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya
terjadinya kompres jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek
kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal
yang menyebabkan dislokasi.
6. woc dislokasi
Etiologi
Dislokasi
1. Sinar-X (Rontgen)
2. CT scan
CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer,
sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3
dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada
pada tempatnya.
3. MRI
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi radio
tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran
tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada
pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.
8. penatalaksanaan dislokasi
Dislokasi reduksi: dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan anastesi jika
dislokasi berat
Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi
Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar
tetap dalam posisi stabi.
Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari
yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan
9. komplikasi dislokasi
1. Komplikasi dini
Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid
dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut
Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
Fraktur disloksi
2. Komplikasi lanjut
Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi
bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi
lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi
Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau
kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
Kelemahan otot
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas klien
nama :
jenis kelamin :
usia :
alamat :
agama :
pendidikan :
pekerjaan :
no MR :
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan
adalah nyeri , kelemahan dan kelumpuhan ,ekstermitas , nyeri tekan otot , dan
deformitas pada daerah trauma ,untuk mendapatkan pengkajian yang lengkap
mengenai nyeri klien dapat menggunakan metode PQRS.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari disklokasi yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaaan umum klien
Klien yang yang mengalami cedera pada umumnya tidak mengalami
penurunan kesadaran ,periksa adanya perubahan tanda-tanda vital ,yang
meliputi brikardia ,hipotensi dan tanda-tanda neurogenik syok.
b. Tanda tanda vital
Suhu :
Nadi :
Pernafasan :
Takanan darah :
c. B3 ( brain)
Tingkat kesedaran pada pasien yang mengalami dislokasi adalah kompos
mentis
d. Pemeriksaan fungsi selebral
Status mental :observasi penampilan ,tingkah laku gaya bicara ,ekspresi wajah
aktivitas motorik klien
e. Pemeriksaan saraf kranial
Pemeriksaan refleks .pada pemeriksaan refleks dalam ,reflecs achiles
menghilang dan refleks patela biasanya meleamh karna otot hamstring
melemah
f. B6 (Bone)
Paralisis motorik ekstermitas terjadi apabila trauma juga mengompresi
sekrum gejala gangguan motorik juga sesuai dengan distribusi
segmental dan saraf yang terkena
Look ,pada insfeksi parienum biasanya di dapatkan adanya pendarahan
,pembengkakakn dan deformitas
Fell , kaji adanya derajat ketidakstabilan daerah trauma dengan palpasi
pada ramus dan simfisi fubis
Move , disfungsi motorik yang paling umum adalah kelemahan dan
kelumpuhan pada daerah ekstermitas
5. Analisa data
No Analisa data etiologi masalah
1 DS Diskontuinitas tulang
- Biasanya klien
mengatakan nyeri saat
beraktivitas Pergeseran frakmen tulang
- Biasanya klien
mengatakan nyeri seperti
di tekan benda berat
Nyeri Nyeri
- Biasanya klien
mengatakan ada nyeri di
daerah persendian
DO
- Biasanya klien
mengatakan sangat lemas
- Biasanya klien Deformitas tulang
mengatakan susah
bergerak Gangguan
mobilitas fisik
- Biasanya klien
Gangguan Fungsi Gerak
mengatakan adanya
kekekauan pada sendi
Ansietas
4 DS Adanya Radang
- Biasanya klien
mengatkan kurang nafsu
Ketidakmampuan
makan mengunyah
- Biasanya klien
Ketidakseimbangan
mengatakan makanan
Sulit untuk mengunyah nutrisi kurang dari
yang di makan tidak enak
kebutuhan tubuh
DO
Ketidakseimbangan nutrisi
- Klien tampak lesu
kurang dari kebutuhan tubuh
- Klien tampak pucat
- Klien tampak sulit
menelan makanan
6. Diagnosa keperawatan yang muncul
a) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas tulang
b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan terputusnya kontinuitas tulang
c) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
d) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kesulitan mengunyah atau menelan.
7. Intervensi keperawatan
Tujuaan
no Diagnosa Dan intervensi
keperawatan Kriteria hasil
Nyeri berhubungan NOC NIC
1 dengan terputusnya
kontinuitas tulang Pain level Pain mangement
Paincontol
- kaji kultur yang yang
Comfort level
mempengaruhi respon
Kriteria hasil
nyeri
Mampu mengenali - evalusi pengalaman nyeri
nyeri
masa lampau
Malaporkan bahwa - evaluasi keefektifan
nyeri berkurang
kontrol nyeri
dengan
menggunakan - kaji tipe dan sumber
manajemen nyeri
nyeri untuk menentukan
Menyatakan rasa intervensi
nyaman setelah
nyeri berkurang
Analgesic adminstration
.
Bab III
Kesimpulan
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain
macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-
ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Daftar pustaka
Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3, EGC :
Jakarta
http://www.slideshare.net/ardiartana/savedfiles?s_title=askep-
dislokasi&user_login=septianraha
http://ardiartana.wordpress.com/2013/10/31/askep-dislokasi/
http://keperawatanblog.wordpress.com/2013/06/03/7/
http://ayumuliadewi13.wordpress.com/2013/03/20/askep-dislokasi/