Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pemilihan wilayah Teluk Lamong juga didasari dengan fasilitas jalur darat
yang mudah diakses. Dengan demikian, proses mobilisasi alat, material dan
juga pekerja nantinya akan lebih mudah dilakukan. Hal tersebut dapat
mendukung kegiatan pembangunan agar bisa dilakukan lebih cepat. Selain itu,
dengan mudahnya jalur darat ini, nantinya barang-barang hasil bongkar muat
dari kapal angkutan bisa lebih mudah didistribusikan ke wilayah-wilayah yang
dituju melalui transportasi darat. Hal tersebut akan membuat kegiatan distribusi
lebih cepat dan efisien.
a. Tujuan
1. Pemanfaatan ruang yang berkualitas dalam rangka mewujudkan
pengembangan fasilitas Pelabuhan Tanjung Perak untuk meningkatkan
pelayanan terhadap para pengguna layanan lalulintas dan bongkar-muat
barang.
2. Pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan keseimbangan
kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
3. Menjadikan wilayah Teluk Lamong dan sekitarnya menjadi wilayah
yang lebih strategis.
4. Kontribusi dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas
lingkungan (revitalisasi) melalui penataan kembali dan penyediaan
sarana dan prasarana lingkungan.
5. Kontribusi dalam rangka meningkatkan aksesibilitas wilayah antara
Kawasan Teluk Lamong dengan wilayah di sekitarnya.
b. Manfaat
Kegiatan reklamasi yang dilakukan serta pengelilaan tanah hasil
reklamasi dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama usaha yang dapat
memberikan keuntungan bagi pemrakarsa, Pemerintah Daerah, masyarakat
dan tak terkecuali untuk dunia usaha.
Rencana kegiatan reklamasi Teluk Lamong yang akan dilaksanakan
diharapkan akan memberi manfaat-manfaat bagi pihak-pihak yang
berkaitan. Berikut diantaranya:
1. Bagi Pemerintah
Mendukung program pemerintah untuk mensukseskan rencana
Penataan Ruang dan Wilayah
Mendorong kemajuan sikap, pengetahuan dan ketrampilan
masyarakat serta kemampuan partisipasi kelembagaan masyarakat
dalam pembangunan khususnya dalam bidang pengadaan lahan
reklamasi sebagai lahan potensial yang cukup bagi kebutuhan
masyarakat.
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM), memberi
lapangan kerja bagi masyarakat luas, meningkatkan pelayanan jasa
pada bidang terkait, serta usahausaha ekonomi produktif
masyarakat setempat.
2. Bagi Masyarakat
Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar proyek, dapat
menumbuhkan usaha ekonomi produktif masyarakat dan pada
gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, serta kemampuan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
Memelihara kelestarian lingkungan pantai dengan adanya
perlindungan pantai oleh pulau baru sebagai lahan reklamasi.
Mempermudah pendistribusian barang ke masyarakat, termasuk
barang impor dan barang-barang dari luar wilayah.
3. Bagi Pemrakarsa
Kegiatan reklamasi sebagai lahan yang potensial sebagai
sebuah usaha/investasi (bisnis) jangka panjang diharapkan
dapat memberi manfaat/keuntungan ekonomifinansial yang
layak bagi perusahaan secara berkelanjutan.
Dengan kegiatan ini diharapkan dihasilkan tata ruang terpadu
yang berhasil guna dan berdaya guna serta meningkatkan
kualitas lingkungan sekitar.
Meningkatkan fasilitas pelabuhan, sehingga pengguna layanan
akan bertambah yang kemudian akan meningkatkan
pendapatan finansial perusahaan.
2.2.1. Iklim
Surabaya memiliki iklim tropis seperti kota besar di Indonesia pada
umumnya di mana hanya ada dua musim dalam setahun yaitu musim
hujan dan kemarau. Curah hujan di Surabaya rata-rata 165,3 mm.
Curah hujan tertinggi di atas 200 mm terjadi pada kurun Januari
hingga Maret dan November hingga Desember. Suhu udara rata-rata
di Surabaya berkisar antara 23,6 °C hingga 33,8 °C.
2.2.2. Geografis
Surabaya secara geografis berada pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“
Lintang Selatan dan 112˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas wilayah
Surabaya meliputi daratan dengan luas 350,54 km² dan lautan seluas
190,39 km²
2.2.4. Tanah
Secara geologis daerah Surabaya pada dasarnya terbentuk atas batuan
yang merupakan tanah liat dan pasir. Kondisi tanah di Surabaya
sebagian besar berupa tanah landform aluvial yang terjadi oleh
endapan sungai atau endapan pantai yang pada umumnya sangat subur
dan cocok untuk daerah pertanian. Namun pada sisi barat kota yang
merupakan daerah seperti perbukitan, tanah mengandung banyak
kapur yang tinggi dan kurang baik jika digunakan sebagai lahan
pertanian. Susunan tanah di Surabaya tidak merata atau tidak sejenis
danmempunyai daya dukung yang berbeda-beda. Di bagian kota lama,
yaitu kecamatan-kecamatan Wonokromo, Sawahan, Genteng, Tegal
Sari, Gubeng, Tambaksari, Simokerto, Semampir, Pabean Cantikan,
Krembangan, dan Bubutan, tebal tanahnya ±10 – 18 meter dan terletak
di atas dasar tanah liat. Demikian pondasi bangunan harus mencapai
kedalaman 25 – 30 meter. Di daerah perbukitan, yaitu sebelah barat
kota kebanyakan merupakan tanah liat. Jenis tanah yang ditemui di
daerah Surabaya adalah lempung dan lempung berpasir dengan
sebagian terdapat butiran penyusun tanah yang disebut dengan lanau.
Karena batu lanau juga termasuk bahan induk dari tanah di daerah
Surabaya.
2.2.6. Kependudukan
Permbersiahn lahan
Rekruitmen Tenaga
Rekruitmen tenaga
Pembangunan Dan
Pembangunan dan
fasilitas penunjang
Mobilisasi alat dan
Mobilisasi Tenaga
kerja operasional
No Komponen Lingkungan/Parameter Lingkungan
Opersasional
Perencanaan
Survei Awal
Pelabuhan
Material
Kerja
Kerja
A GEOFISIKA-KIMIA
1.Kualitas udara x x x x x
2.Kebisingan x x x x x
3.Kualitas air tanah x x
4.Kualitas air permukaan x x x
5.kuantitas air tanah x x
6.Transportasi
a.Bangkitan Lalulintas x x x
b.Keselamatan lalulintas x x x
7.Limbah b3 x x
B BIOLOGI
1.Vegetasi x x x
2.Satwa liar x x x
3.Biota perairan x x
C SOSIAL
1.Proses sosial x x x
2.Sikap dan presepsi masyarakat x x x x x x x x
3.Kesempatan kerja x x x x
4.Peluang berusaha x x x x x
5.Penadapatan masyarakat x x x
D KESEHATAN MASYARAKAT
1.Sanitasi lingkungan x x x x x
2.K3 x x x x
2.3.1.3. Klasifikasi Dampak
Setelah evalasi telah dilakukan, selanjutnya tahap akhir
adalah klasifikasi dampak. Klasifikasi bertujuan untuk
menggolongkan dampak yang diperkirakan sebelumnya ke
dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH) atau Dampak
Tidak Penting Hipotetik (DTPH). Data Penting Hipotetik
inilah yang nantinya menjadi acuan dalam penyusunan
rencana pengelolaan dan rencana pemantauan.
Klasifikasi dampak yang dilakukan menggunakan metode
penampisan. Penampisan dilakukan dengan menyaring
kembali dampak hasil evaluasi sebelumnya terhadap
kriteria-kriteria yang ditentukan. Proses penampisan pada
tabel berikut ini.
Tabel Proses Penampisan Dampak Potensial
B. Tahap Konstruksi:
3 Mobilisasi Transportasi Bangkitan Y Y T Y DPH Pada saat aktivitas mobilisasi tenaga kerja
Tenaga Kerja kelancaran diperkirakan berdampak terhadap kelancaran
lalulintas lalu lintas, karena akan terjadi penigkatan
volume kendaraan
Peluang Terbukanya T T T T DTPH Dengan adanya mobilisasi tenaga kerja dari
usaha peluang usaha luar maupun sekitar lokasi kegiatan ke lokasi
masyarakat tapak proyek, secara tidak langsung
membuka peluang usaha bagi masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan, diantaranya seperti
pemenuhan kebutuhan makan (warung), dan
lain sebagainya.
Sikap dan Munculnya T T T T DTPH Keresahan masyarakat sekitar akibat
Persepsi persepsi gangguan lalulintas dari adanya mobilisasi
masyarakat positif atau tenaga kerja.
negatif
Gangguan Meningkatnya T T T T DTPH Peningkatan resiko kecelakaan yang mungkin
lalulintas resiko terjadi, berupa potensi gangguan lalu lintas
kecelakaa pada lokasi pintu masuk dan keluar kawasan
proyek. Potensi gangguan tersebut bisa
terjadi mengingat adanya tambahan ± 63
mobil dan 170 motor.
Kualitas Peningkatan T T T T DTPH Pada saat tahap mobilisasi tenaga kerja akan
Udara Kadar Udara terjadi pergerakan kendaraan mobil dan
(debu, CO, motor yang diperkirakan akan menambah
NOx polusi udara dari emisi gas buang yang
dihasilkan oleh kendaraan tersebut.
4 Mobilisasi Kualitas Peningkatan T T T T DTPH Pada saat tahap mobilisasi alat dan material
Peralatan dan Udara Kadar Udara berlangsung seluruh bahan/material
Material (debu, CO, bangunan yang dibutuhkan direncanakan
NO2) akan diangkut dengan mobil pengangkut,
melewati jalan umum sehingga diperkirakan
akan terjadi peningkatan debu, peningkatan
kandungan CO, NO2 dari emisi gas buang
mobil pengangkut material.
Kebisingan Peningkatan Y Y Y T DPH Dumptruck yang akan digunakan dalam
Kebisingan aktivitas mobilisasi peralatan dan material
memiliki tingkat kebisingan yang tinggi.
Maka masyarakat akan merasa sangat
kebisingan terhadap pergerakan lalulitas
akibat mobilisasi alat
Transportasi Gangguan Y Y T Y DPH Dampak gangguan lalulintas bagi pengguna
kelancaran jalan yang ditimbulkan akibat adanya
lalulintas mobilisasi kendaraan berat dan kendaraan
pengangkut material bangunan akan
berpotensi menimbulkan gangguan lalulintas
antara lain dumptruck ataupun kendaraan
pengangkut material beton cor yang memiliki
dimensi kendaraan yang cukup besar
Sikap dan Munculnya T T T T DTPH Adanya kecemburuan antara warga
persepsi sikap dan masyarakat yang tidak dapat terlibat dalam
Masyarakat presepsi proyek, adanya dampak terhadap kualitas
masyarakat udara, kebisingan serta gangguan kelancaran
lalulintas yang menganggu aktivitas
masyarakat sekitar lokasi akan menyebabkan
kenyamananmasyarakat terganggu. Kondisi
ini akan memunculkan sikap dan persepsi
negatif masyarakat.
keselamatan Gangguan T T T T DTPH Adanya kegiatan mobilisasi material akan
Lalulintas keselamatan berpengaruh terhadap keselamatan pengguna
lalulinta jalan disekitar lokasi proyek, terutama pada
lokasi keluar masuk kendaraan proyek. Hal
ini ini akan menambah jumlah potensial
konflik di lokasi tersebut.
sanitasi Penurunan T T T T DTPH kesediaan MCK yang tidak mencukupi
lingkungan sanitasi seperti,sumur,wc umum dan kamar mandi
lingkunga umum, kurangnya sarana air yang dapat
menimbulkan vector penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan.
5 Pembersihan Kualitas Peningkatan T T T T DTPH Pembersihan lahan misal dengan pengerukan
Lahan Udara kadar debu atau penebangan akan meningkat kan kadar
debu. Selain itu, asap dari alat berat yang
digunakan juga berperan mengakibatkan
kualitas udara memburuk.
Kebisingan Peningkatan T T T T DTPH Akibat alat berat yang beroperasi misal
Kebisingan pemukulan, penghancuran atau gergaji mesin
untuk menebang pohon akan menimbulkan
kebisingan. Hal tersebut akan mengganggu
kenyaman masyarakat sekitar.
Flora Hilangnya T T T T DTPH Kegiatan pembersihan lahan akan langsung
vegetasi berdampak pada kelangsungan ragam hayati.
Pada daerah pesisir pantai, pada saat
pembersihan akan mengancam keberadaan
hutan mangrove, termasuk juga tanaman
bakau. Namun, dengan konservasi dan
perbaikan yang benar, hal tersebut akan bisa
diatasi.
Keterangan :
Kriteria Penapisan 1 : Apakah Beban Terhadap Komponen Lingkungan Tersebut Sudah Tinggi ?
Kriteria Penapisan 2 : Apakah Komponen Lingkungan Tersebut Memegang Peranan Penting Dalam Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat
: Sekitar (Nilai Sosial-Ekonomi) Dan Terhadap Komponen Lingkungan Lainnya (Nilai Ekologis) ?
Kriteria Penapisan 3 : Apakah Ada Kekhawatiran Masyarakat Yang Tinggi Tentang Komponen Lingkungan Tersebut ?
Kriteria Penapisan 4 : Apakah Ada Kebijakan Dan/ Atau Peraturan Yang Akan Dilanggar Dan/ Atau Dilampaui Oleh Dampak Tersebut ?
2.3.2. Hasil Proses Pelingkupan
Dari penampisan dilakukan, didapatkan Dampak Penting Hipotetik.
Berikut daftar dampak penting hipotetik yang diperkirakan akan
terjadi.
Tahap Pra Konstruksi
Tahap Konstruksi
Tahap Operasi
Komponen Lingkungan
Komponen
yang diprakirakan akan
Kegiatan
terkena dampak
No yang menjadi Penjelasan
Diskripsi
Sumber Komponen
Dampak
Dampak lingkungan
Potensial
8 Operasional Kualitas Penurunan Operasional mal
Pusat Udara Kualitas diperkirakan akan
Perbelanjaan Udara mengakibatkan adanya
dan Fasilitas bangkitkan kendaraan >30
Pendukungnya kendaraan perjam,
sehingga akan
mengakibatkan
peningkatan konsentrasi
Kebisingan Peningkatan CO dan NO2 di sekitar
Kebisingan lokasi pintu masuk mal
dan dalam area parkir.
Disamping itu
penggunaan genset
sebagai cadangan
penggunaan daya listrik
juga berpotensi
menimbulkan peningkatan
konsentrasi CO dan NO2
di dalam area mal.
Bangkitan Gangguan Aktivitas mal merupakan
Lalu Lintas kelancaran kegiatan yang membuat
lalulintas bangkitan lalu lintas.
Lokasi mal berada di jalan
utama yang kapasitas
jalannya hampir terpakai
secara penuh yaitu VCR-
nya lebih dari 0,8,
sehingga gangguan
kelancaran lalu lintas
akibat operasionalisasi
mal.
Sikap dan Munculnya Kegiatan pembangunan
Persepsi sikap dan memerlukan reklamasi.
Masyarakat persepsi Pada kegiatan reklamasi
masyarakat akan mengakibatkan
terganggunya jalur lalu
lintas yanh digunakan
masyarakat yang notabene
seorang nelayan. Hal
tersebut akan menyulitkan
masyarakat yang bekerja
sebagai nelayan untuk
mencari hasil tangkapan.
Dari Hal tersebut akan
muncul sikap dan persepsi
masyarakat yang kurang
setuju.
Peluang Terbukanya Operasional terminal laut
usaha peluang akan memberikan
usaha dan tambahan peluang
kesempatan berusaha yang diciptakan
kerja bagi dari pemilik usaha yang
masyarakat di menyewa blok/ruko untuk
sekitar lokasi membuka usaha baik
kegiatan perdagangan, hiburan
maupun kuliner, kos,
laundry dan lain
sebagainya. Kegiatan ini
diprakirakan juga akan
memberikan peluang bagi
warga masyarakat untuk
dapat terlibat di dalamnya
diantaranya sebagai
tenaga kerja / karyawan.
Peningkatan Kesejahteraan
Dengan adanya
Pendapatan masyarakat
Operasional terminal laut
masyarakat
akan memberikan peluang
bagi warga masyarakat
untuk dapat terlibat di
dalamnya diantaranya
sebagai tenaga kerja /
karyawan. penerimaan
tenaga kerja untuk tahap
operasional, dan
tumbuhnya peluang usaha
di sector lain, dengan
sendirinya pendapatan
masyarakat, baik yang
berada di sekitar lokasi
kegiatan, dan di sekitar
lokasi. Peningkatan
pendapatan merupakan
dampak penting hipotetik
karena akan berakibat
terhadap naiknya
permintaan terhadap
barang dan jasa yang
berarti pula ikut
menggerakkan roda
perekonomian di wilayah
tersebut
BAB III
METODE STUDI
a) Kualitas udara
Data kualitas udara akan dikumpulkan melalui pengukuran secara
langsung di lapangan dan pengambilan contoh udara untuk dianalisis di
laboratorium. Lokasi pengambilan contoh ditetapkan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut:
Lokasi pengambilan sampel berada di dekat lokasi rencana kegiatan
yang berpotensial menurunkan kualitas udara
Arah angin dominan di sekitar lokasi proyek karena nantinya arah
angin ini akan berpengaruh pada pergerakan-pergerakan
mikroorganisme pada proyek yang mempengaruhi kualitas udara
b) Iklim
Data-data iklim digunakan sebagai data penunjang dalam menganalisis
dampak dampak yang akan muncul kedepannya sebagai akibat dari
perubahan cuaca sehingga dapat mempengaruhi proyek ini pada saat
keberlangsungannya.
c) Hidrologi
Pengumpulan data hidrologi akan dilakukan dengan menggunakan data
sekunder yang dimiliki oleh Dinas PU Pengairan Kota Surabaya,
wawancara dengan pemrakarsa dan data-data dari penelitian relevan
yang telah dilakukan.
3.1.2 Komponen Biologis/Hayati
a) Flora
Flora yang dimaksud adalah tumbuhan dan tanaman yang hidup pada
suatu ekosistem di antaranya hutan, sungai, rawa, perkebunan, sawah,
pekarangan dan lainnya. Parameter flora mencakup keberadaan jenis,
status keberadaan jenis, kelimpahan (populasi), fungsi dan habitat.
Status keberadaan jenis yang dimaksud adalah status dari jenis
tumbuhan atau tanaman apakah tergolong tanaman langka,
dilindungi undang-undang atau endemik.
Manfaat atau fungsi mencakup fungsi ekologis, ekonomis dan
estetis.
Kelimpahan atau jumlah jenis (populasi) yang dimaksud adalah
perkiraan jumlah jenis yang ada berdasarkan hasil informasi
yang telah ada dari data sekunder maupun penghitungan
menggunakan metode ilmiah yang telah melalui tahap observasi.
Habitat yang dimaksud adalah tempat hidup tumbuhan termasuk
melangsungkan daur hidupnya.
b) Fauna
Fauna yang dimaksud dalam komponen biologis ini adalah satwa
budidaya atau satwa yang tergolong liar (tidak dibudidaya). Aspek yang
diperhatikan sebagian besar sama seperti aspek pada flora dengan
tambahan aspek habitat.
Status keberadaan jenis yang dimaksud adalah apakah status
jenis satwa yang ada pada suatu daerah tersebut tergolong satwa
langka, dilindungi undang-undang atau endemik.
Manfaat atau fungsi mencakup fungsi sebagai satwa mempunyai
nilai ekologis, ekonomi dan estetis.
Kelimpahan atau jumlah jenis (populasi) yang dimaksud adalah
perkiraan jumlah jenis yang ada berdasarkan hasil data sekunder
yang telah ada maupun penghitungan menggunakan metode
ilmiah yang lazim melalui observasi.
Habitat yang dimaksud adalah tempat hidup satwa termasuk
melangsungkan daur hidupnya.
c) Biota Air
Biota air yang dimaksud adalah organisme (makhluk hidup) yang hidup
di air baik di dalam air , di dasar atau di permukaan air yang termasuk
flora maupun fauna. Komponen biota air yang mencakup plankton,
nekton dan benthos.
Plankton adalah organisme air yang hidup melayang di dalam
atau permukaan air baik hewan atau tumbuhan yang mempunyai
ukuran mikroskopis atau dapat dilihat langsung. Plankton
berperan dalam keseimbangan ekosistem perairan antara lain
dalam rantai makanan.
Benthos adalah organisme air yang hidup di dasar perairan
(media dasar perairan) baik hewan atau tumbuhan yang
berukuran mikroskopis atau dapat dilihat langsung. Benthos
berperan dalam keseimbangan ekosistem perairan antara lain
dalam rantai makanan.
Nekton adalah organisme air yang hidup melayang dan aktif di
dalam air. Pada pedoman ini yang termasuk nekton adalah
difokuskan pada perikanan. Nekton berperan dalam
keseimbangan ekosistem perairan antara lain dalam rantai
makanan.
Adapun komponen parameter yang akan dilakukan penelitian
terhadap biota air ini yaitu sama seperti komponen parameter pada
fauna.
Dari aspek–aspek kajian tersebut maka akan dapat ditentukan oleh ruang
lingkup studi yang mengacu pada batas proyek, batas ekologi, batas sosial, dna
batas administrasi. penetuan lingkup studi tersebut maksudkan untuk
membatasi bahasan studi hanya pada aspek yang dinilai signifikan dan kegiatan
TPA sampah. Pada tahapan ini berbagai data dan informasi primer atau
sekunder yang dikumpulkan. Dengan menggunakan berbagai data rona
lingkungan hidup awal dan deskripsi rencana kegiatan, maka dalam studi
AMDAL ini dibuat matrik identifikasi dan perkiraan dampak yang akan terjadi
pada setiap tahap kegiatan. berdasarkan hasil identifikasi dan perkiraan dampak
yang mungkin timbul, maka dapat ditentukan besaran dan tingkat kepentingan
dampak terhadap komponen lingkungan fisika kimia, tata ruang, biologi, sosial
ekonomi dan budaya.
Cara/teknik sederhana
Pada cara ini dikenalkan berbagai teknik seperti intuitive, ad hock,
analog dan delphi,
Cara/teknik pemodelan
Pada cara ini dikenalkan berbagai teknik model matematis, model
statistik hubungan regresi, statistik korelasional dan gratis,
Cara/teknik pertimbangan keahlian profesi (professional judgment)
Cara ini sebenarnya merupakan cara kombinasi antara ketiga cara di
atas yang dilakukan oleh pakar bidang tertentu terhadap suatu
komponen lingkungan tertentu. Dengan pengalaman yang dimiliki
dan pengetahuan yang dikuasai oleh seorang pakar mata prakiraan
dampak sesuatu komponen lingkungan akan dapat ditentukan
dengan tepat.
Dari berbagai model ini maka yang paling banyak dipergunakan adalah
model sederhana, sebab cara ini akan lebih mudak diketahui dan dipelajari.
Untuk mengetahui seluruh komponen lingkungan dan seluruh aktivitas
pembangunan yang diduga menimbulkan dampak dapat dipergunakan metoda
prediksi seperti "checklist", matriks interaksi, flow chart atau overlay. Namun
yang banyak dipergunakan karena pertimbangan mudah dilakukan adalah
metode matrik interaksi dan checklist. Metode pendekatan yang digunakan
dalam model formal dan informal adalah :
Analogi
Dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan yang timbul
akibat kegiatan sejenis yang telah berlangsung pada area tertentu di
tempat yang sama dan atau di tempat lain yang kondisi lingkungan
sama dengan kondisi lingkungan area studi, sehingga dapat
dijadikan pertimbangan dalam memperkirakan dampak di wilayah
studi
Penilaian Para Ahli
Dalam pendekatan ini, hubungan dampak terhadap komponen/sub
komponen / parameter lingkungan ditetapkan berdasarkan
pengetahuan dari pengalaman para ahli yang tergabung dalam tim
studi ini.
Model Matematika
Dalam metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan
dampak kegiatan terhadap komponen/ subkomponen/ parameter
lingkungan tertentu dirumuskan secara metematis.
Beberapa metode evaluasi yang populer adalah (1) metode overlay, (2)
metode flowchart, (3) metode checklist, (4) metode matriks.
Adapun metode yang digunakan dalam kerangka acuan “Teluk Lamong
Terminal Multipurpose” ini adalah metode matriks Fisher dan Davies yang
digambarkan dalam tabel berikut.identifikasi dilakukan terhadap komponen
fisik, kimia, dan biologi serta dilakukan penilaian terhadap kejadian dampak
pada setiap tahapan pembangunan yaitu
(2) konstruksi,
4.1 PEMRAKARSA
4.1.1 Identitas Pemrakarsa
Nama Pemrakarsa : PT. PELINDO III