Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
ARIFIYANTI
K 100 050 042
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
seksual dapat dibagi menjadi dua, yaitu gangguan yang disebabkan oleh faktor
fisik dan faktor psikis. Gangguan seksual yang disebabkan oleh faktor fisik adalah
berolahraga, faktor genetika, kelainan pada saraf, dan anggota tubuh, konsumsi
faktor psikis adalah gangguan akibat stress, depresi, kelelahan, dan rasa khawatir
Prevalensinya 10% terjadi pada semua usia, lebih dari 50% terjadi pada pria
dengan usia antara 50 dan 70 tahun dan 40% dengan penurunan sel Leydig dan
penurunan luteinizing hormone (LH) (Yakubu et al., 2007). National Health and
Social Life Survey (NHSLS) dan Massachusetts Male Aging Study (MMAS)
Amerika pada tahun 1992 meneliti bahwa pertambahan usia pada pria secara
positif berhubungan dengan penurunan libido. Pria dengan usia 50-59 tahun
prevalensi penurunan libido tiga kali lebih tinggi dari pria dengan usia lebih muda
merupakan salah satu tanaman yang diduga berkhasiat sebagai afrodisiaka. Pada
uji afrodisiaka dengan metode mating behaviour test menunjukkan bahwa ekstrak
etanol 50% kuncup bunga cengkeh pada tikus jantan dosis 100, 250 dan
Mounting Frequency (MF). Pada uji afrodisiaka dengan metode libido test
Efek vasodilator ini akan menyediakan suplai darah yang cukup di organ kelamin
2003).
Ekstrak etanol 50% kuncup bunga cengkeh telah menunjukkan efek yang
senyawa polar maupun non polar, sehingga kemungkinan besar minyak atsiri yang
mengandung eugenol terdapat pula dalam ekstrak etanol. Oleh sebab itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut apakah minyak atsiri kuncup bunga cengkeh
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
(peningkatan libido) minyak atsiri kuncup bunga cengkeh pada tikus jantan,
D. Tinjauan Pustaka
a. Sinonim
Bunga cengkeh adalah kuncup bunga Syzygium aromaticum (L.) Merr. &
aromatic (L.) Bail., non. Berg, Eugenia caryopyllus (Spreng) Bullock & Harris
(Tjitrosoepomo, 1994).
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
c. Nama daerah
Tanaman ini memiliki nama daerah antara lain bungeu lawang, bunga lawang,
5-10 meter. Batang tampak jelas, kulit batang berwarna coklat hingga coklat tua.
Daun tunggal bertangkai, duduk berhadapan, helaian bulat telur terbalik atau
memanjang dengan pangkal yang tajam, kaku mengulit 2,5-5 kali 6-13,5 cm,
warna hijau kekuningan dengan sisi yang mengkilap berbintik–bintik karena
memanjang di atas bakal buah, hijau kuning, kemerahan, tinggi 1-1,5 cm,
pinggiran taju kelopak bulat telur sampai segitiga, tinggi 4 cm. Mahkota bulat
panjangnya 0,5 cm. Tangkai putik pendek. Buah berupa buni memanjang atau
mengandung minyak atsiri, mulai dari akar, batang (gagang) daun sampai bunga
(Ketaren, 1985). Minyak astiri daun cengkeh terdiri atas eugenol (80,6-85,1%) >
asetil eugenol > kariofilen. Kuncup bunga mengandung 16-23% minyak astiri
yang terdiri dari 64-85% eugenol, 10% zat samak tipe gallat; sianidin
dan isokuersitrin. Daun mengandung 0,11% asam gallat, metil gallat, turunan
(Barnes et al., 2002). Khasiat cengkeh antara lain sebagai afrodisiaka (Khan,
Minyak yang terdapat dalam alam dibagi menjadi tiga golongan yaitu,
minyak mineral (mineral oil), minyak nabati, dan hewani yang dapat dimakan
(edible fat) dan minyak atsiri (essensial oil). Minyak atsiri dikenal juga dengan
nama minyak eteris atau minyak terbang (essensial oil, volatile) dihasilkan oleh
tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan
mengandung sekitar 4-6% minyak. Rendemen dan sifat fisika kimia minyak atsiri
(dirajang atau tanpa dirajang) dan metode yang digunakan (penyulingan air,
air mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar atau digerus
halus dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, kemudian
sulingan ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk untuk simplisia
Uap dialirkan melalui pendingin dan sulingan ditampung. Cara ini baik untuk
simplisia basah atau kering yang rusak dengan pendidihan (Ketaren, 1985).
Penyulingan dengan cara ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam
boiler yang letaknya terpisah dari ketel penyuling. Uap air panas yang biasanya
bertekanan lebih dari 1 atmosfir dialirkan melalui suatu pipa uap. Peralatan yang
digunakan tidak berbeda dengan penyulingan dengan air dan uap, hanya
diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan. Cara ini baik
digunakan untuk membuat minyak atsiri dari biji, akar, kayu yang umumnya
seksual, yaitu libido, ereksi, ejakulasi, orgasme, dan detumescence (Yakubu et al.,
2007).
seksual) dan sering kali ditandai sebagai perilaku seksual (Yakubu et al.,
2007).
2) Ereksi, adalah kondisi pelebaran dan kekakuan penis yang telah mencapai
puncak untuk penetrasi ke dalam vagina. Sewaktu jaringan erektil penis terisi
darah, vena mengalami tekanan, dan aliran keluar terhambat sehingga turgor
3) Ejakulasi, terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, emisi yaitu pergerakan semen
semen keluar uretra pada saat orgasme (Ganong, 2002). Semen adalah ejekulat
yang berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari
5) Detumescence, yaitu penurunan penis setelah ejakulasi. Pada tahap ini, bagian
menjadi:
hipoaktif, yaitu berkurang atau tidak munculnya fantasi seksual dan hasrat
Hal ini setidaknya terjadi 50% dari aktivitas seksual selama rentang waktu
enam bulan.
3) Gangguan ejakulasi
a) Ejakulasi prematur
pada laki-laki dan dapat diikuti oleh ejakulasi dengan rangsangan seksual yang
minimal secara persisten atau temporal yang terjadi sebelum, ketika atau
setelah penetrasi dan sebelum seseorang menginginkan hal tersebut; sulit dalam
berkomunikasi; kondisi yang tidak muncul sebagai efek langsung dari suatu
obat.
b) Ejakulasi nyeri. Ejakulasi yang terjadi sebagai efek samping dari antidepresan
trisiklik, yaitu nyeri pada organ genital selama atau sekejap setelah ejakulasi.
testis, tidak melewati uretra untuk dikeluarkan penis pada waktu orgasme.
4) Gangguan orgasme. Gangguan orgasme adalah penundaan secara persisten
kegagalan seksual. Di samping itu ada faktor lain seperti insufisiensi vaskuler,
diabetes mellitus, hipertensi, parkinson’s disease, stroke, hati, ginjal. Gaya hidup,
seperti konsumsi alkohol dan merokok bisa juga menjadi penyebab disfungsi
mengatasi masalah cemas, takut, perasaan bersalah yang berefek pada fungsi
seksual; terapi obat, misalnya terapi testosteron untuk kasus insufisiensi androgen;
terapi surgical atau terapi non surgical, seperti digunakan pompa vacuum untuk
4. Afrodisiaka
berupa makanan, obat, tindakan serta alat. Rangsangan cahaya, sentuhan, bau,
a. Afrodisiaka sintesis
1) Sildenafil citrate
Obat ini telah diakui Food and Drug Administration (FDA) untuk
neuron atau sel endhotelial pada jaringan penil, sehingga meningkatkan aktivitas
isoenzyme tipe 5 telah ditemukan pada jaringan genital. cGMP akan merelaksasi
dinding arteri penis dan darah akan mengumpul, sehingga ereksi terjadi. Sildenafil
dari penis dan membentuk cGMP yang lebih, sehingga ereksi lebih mudah terjadi,
2) Testosterone cypionate
menstimulasi reseptor androgen pada sistem syaraf pusat dan bertanggung jawab
3) Alprostadil
cyclase, menyebabkan peningkatan produksi cAMP. Dalam hal ini, cAMP yaitu
b. Afrodisiaka alami
1) Tribulus terrestris
seksual. Kandungan aktif tanaman ini adalah steroid, saponin, flavonoid, alkaloid,
asam lemak tak jenuh, vitamin, tanin. Kandungan aktif utama adalah saponin tipe
reproduksi (libido) pada manusia, tikus, dan mencit (Grigorova et al., 2008).
2) Yohimbine
dikenal selama beberapa dekade sebagai obat disfungsi ereksi dan peningkat
libido. Yohimbine meningkatkan level noradrenalin hingga 66%. Noradrenalin
3) Panax ginseng
corpus cavernosum kelinci, dimediasi oleh nitric oxide, dilepaskan dari sel
endotelial atau neural, sehingga tanaman ini memiliki efek afrodisiaka. Penelitian
Choi et al. menunjukkan bahwa efek positif ginseng pada impotensi seksual
adalah untuk disfungsi ereksi, merubah rigiditas maupun ukuran penis, libido, dan
betina dibuat estrus dengan suspensi ethinyl estradiol dosis 100 µg/hewan secara
oral sebelum dipasangkan dan progesteron dosis 1 mg/hewan secara sub kutan 6
jam sebelum percobaan. Alternatif lain yaitu estradiol benzoat (10 µg/100 gBB)
dan progesteron (0,5 mg/100 gBB) secara sub kutan sebelum percobaan.
Pengamatan dilakukan pada hari ke-7, jam 20.00 di laboratorium yang sama dan
kandang hewan jantan (1 betina untuk 1 jantan). Parameter yang digunakan dalam
intromisi dari waktu perkenalan pada hewan betina sampai ejakulasi, Mounting
Latency (ML) yaitu interval waktu dari perkenalan pada hewan betina sampai
tunggangan pertama oleh hewan jantan, Intromission Latency (IL) yaitu interval
waktu dari perkenalan pada hewan betina sampai intromisi pertama oleh hewan
jantan, Ejaculatory Latency (EL) yaitu interval waktu dari intromisi pertama
sampai ejakulasi pertama, Post Ejaculatory Interval (PEI) yaitu interval waktu
b. Tes libido
Tikus betina dibuat estrus dengan terapi hormon dan semua hewan uji
dikondisikan seperti yang telah disebutkan dalam tes mating behaviour. Hewan
uji diamati dengan parameter Mounting Frequency (MF) yaitu jumlah tunggangan
sebelum ejakulasi. Pengamatan dilakukan pada hari ke-7, jam 20.00. Penis diolesi
hewan uji ditempatkan secara individu dalam kandang dengan tikus betina estrus
yang ditempatkan dalam kandang yang sama. Hewan uji juga diamati untuk
c. Tes potensi
diberikan 1 jam sebelum percobaan selama 7 hari. Pada hari ke-8 tes reflek penile
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk jari selama periode 15 menit.
reflek penile yang dapat dicatat yaitu Ereksi (E), Quick Flip (QF), Long Flip (LF),
E. Landasan Teori
Merr. & Perry.) dosis 100, 250 dan 500 mg/kgBB dengan metode mating
behaviour test dan dosis 500 mg/kgBB dengan metode libido test memiliki
terbesar pada minyak atsiri kuncup bunga cengkeh, merupakan senyawa fenolik.
F. Hipotesis
Minyak atsiri kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. &