You are on page 1of 3

Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss) Input cairan: Minum : 1000 cc Contoh Kasus:

Infus : 1000 cc Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari
*Rumus menghitung balance cairan AM : 112 cc (8 cc x 14 kg) kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran
------------------------- composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T
CM – CK – IWL 2112 cc 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning
kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage
Ket: Out put cairan: Muntah : 100 cc berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1
CM : Cairan Masuk Urin : 1000 cc ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700
CK : Cairan Keluar IWL : 378 cc (30-3 tahun) x 14 kg cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg
----------------------------- didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!
*Rumus IWL 1478 cc
Balance cairan = Intake cairan - Output Cairam Input Cairan: Infus = 2000 cc
IWL = (15 x BB ) 2112 cc - 1478 cc Tranfusi WB = 300 cc
24 jam + 634 cc Obat injeksi = 100 cc
Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +
Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C ! ---------------------------------------------
IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan 2700 cc
24 jam rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi - 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta. Output cairan: Drainage = 100 cc
*kalo dlm 24 jam ----> 37,5 x 24 = 900cc NGT = 200 cc
IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C - 36,8 °C) Urine = 1700 cc
*Rumus IWL Kenaikan Suhu 378 + 200 (3) IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +
378 + 600 ----------------------------------------------
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal 978 cc 2900 cc
24 jam Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan - output cairan
Urin : 1000 cc 2700 cc - 2900 cc
Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc IWL : 978 cc + - 200 cc.
-------------------------
IWL = [(10%x200) x (39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc 2078 cc Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama
24 jam Jadi Balance cairannya = 2112 cc - 2078 cc IWL gunakan rumus :
= (20x2) + 37,5cc + 34 cc. IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
24 Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam Ingat menghitung Balnce cairan harus kumpulan data/24 jam!!!!!!
Tehnik menghitung Balance Cairan (Dewasa) berarti nilai IWl Tn Y = 900 + 200 (38,5 °C - 36,8 .°C)
Tehnik Menghitung Balance Cairan (Anak) Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, = 900 + 200 (1,7)
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak = 900 + 340 cc
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do dengan dewasa berbeda. = 1240 cc
(1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu: Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Usia Balita (1 - 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Drainage = 100 cc
Usia 5 - 7 tahun : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib NGT = 200 cc
Usia 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc/kgBB/hari per 24 jam bukan pershift. Urine = 1700 cc
Usia 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc/kgBB/hari IWL = 1240 cc +
PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA --------------------------
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 - usia anak dalam tahun) x Input cairan: Air (makan+Minum) = ......cc 3240 cc
cc/kgBB/hari Cairan Infus = ......cc
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc - 1 cc/kgBB/hari Therapi injeksi = ......cc Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc -
Air Metabolisme = ......cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari) 3240 cc = -540 cc
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien Output cairan: Urine = ......cc
menurut ibunya: "rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih Feses = .....cc (kondisi normal 1 BAB feses =
hangat; gusinya tadi malam berdarah" Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat 100 cc)
data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100 Muntah/perdarahan
x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6 cairan drainage luka/
sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus cairan NGT terbuka = .....cc
Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah IWL = .....cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
balance cairan anak ini! (Insensible Water Loss)
Cairan hipotonik (hypotonic solutions) Komposisi cairan tubuh: Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan air dan zat terlarut
Cairan hipotonik yaitu cairan yang osmolaritasnya berada pada rentang kurang dari 250 1. Air 1. Membran
miliosmosis per liter (<250 mOsm/L). Indikasi cairan hipotonik diberikan pada treatment Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Pada pria dewasa kira-kira hampir 60% dan Setiap kompartemen dipisahkan oleh membran semipermeabel selektif yang memungkinkan
dehidrasi hipertonik. Dalam tubuh, cairan ini akan membasahi sel dalam tubuh yang kering, pada wanita sekitar 55% dari berat badannya. gerakan air dan beberapa zat terlarut.
menarik cairan dari pembuluh darah atau pembuluh vascular ke area selular. Hal yang harus Membran semi permeabel tubuh meliputi:
menjadi perhatian perawat dalam pemberian terapi cairan hipotonik ini adalah cairan ini dapat keseimbangan cairan dan elektrolit a. Membran sel: memisahkan CIS dan CIT dan terdiri atas lipid dan protein.
menyebabkan kondisi hipotensi akibat berpindahan cairan dari pembuluh darah ke sel tubuh, Faktor-faktor yang mempengaruhi air tubuh : b. Membran kapiler: menisahkan CIV dan CIT
jangan memberikan cairan jenis ini pada pasien yang mengalami hipotensi. Maka pengecekan a. Sel-sel lemak : peningkatan lemak tubuh menyebabkan jumlah air dalam tubuh sedikit. c. Membran epitelial: memisahkan CIT dan CIV dari CTS. Contoh: dari membran epitelium
tekanan darah sebelum memberikan cairan hipotonik sangatlah penting. Berikut ini adalah b. Usia mukosal dari lambung dan usus, membran sinovial dan tubulus ginjal.
cairan yang tergolong hipotonik: Air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi prematur, komposisi airnya sekitar
a. 2,5% Dextrose in Water 80% dari berat badannya. 2. Proses transport
b. 0.25% Sodium Chloride c. Jenis kelamin a. Difusi
c. 0,33% Sodium Chloride Wanita mempunyai air tubuh yang kurang proporsional, karena lebih banyak mengandung Partikel bergerak dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah
d. 0,45 % Sodium Chloride lemak tubuh. sepanjang gradien konsentrasi. Contoh difusi : gerakan oksigen dari alveoli paru ke darah dari
Cairan Isotonik (Isotonic Solutions) kapiler pulmoner.
Cairan isotonic yaitu cairan yang osmolaritanya berada pada rentang 250-375 miliosmosis per 2. Solute (zat terlarut) Substansi dapat melewati dinding sel dengan syarat:
liter (250-375 mOsm/L). cairan ini diindikasikan untuk kondisi dehidrasi vascular dan Cairan tubuh juga mengandung dua jenis substansi terlarut yaitu : elektrolit dan non- – Partikel cukup kecil untuk melewati pori-pori protein (air, urea). Dinamakan difusi
megganti kadar sodium atau klorida tubuh yang berkurang. Cairan ini akan membasahi elektrolit. sederhana.
kompartemen ekstraselular, mengganti volume cairan tanpa menganggu a. Elektrolit – Partikel larut dalam lemak (oksigen dan CO2).
keseimbangan volume cairan intraselular dan interstitial. Perhatian utama sebagai perawat Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. – Melalui substansi pembawa: dinamakan difusi yang dipermudah. Parikel besar tak larut
saat memberikan cairan isotonik adalah cairan dextrose 5% merupakan cairan isotonic saat Kation adalah ion-ion yang membentuj muatan positif dalam larutan. Kation ekstraseluler lemak seperti glukosa harus berdifusi ke dalam sel melalui substansi pembawanya. Glukosa
diinfuskan, namun bisa berubah menjadi cairan hipotonik saat kandungan gula atau dextrose utama adalah natrium (Na +) , sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium (K+). akan berikatan dengan protein pembawanya untuk menjadi larut dalam lipid. Bila memasuki
yang terkandung sudah mengalami metabolisme. Gunakan alat infused pump pada pasien Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke sel, glukosa memisahkan diri dari pembawa dan pembawa kemudian bebas untuk
dengan kondisi kelebihan volume cairan seperti pada pasien dengan gangguan ginjal dan dalam tubuh. mepermudah difusi dari glukosa tambahan.
masalah kerdiovascular. Contoh cairan isotonic: b. Non-elektrolit Faktor-faktor yang meningkatkan difusi :
a. Dextrose 5% Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur – Peningkatan suhu
b. 0,9% Sodium Chloride berdasarkan berat (milligram per 100 ml atau mg/dL). Non-elektrolit lainnya yang secara – Peningkatan konsentrasi partikel
c. Ringer lactate klinis penting mencakup kreatinin dan billirubin. – Penurunan ukuran atau berat molekul partikel
d. Ringer’s Injection – Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi
Cairan Hipertonis (Hypertonic solutions) Kompartemen cairan: – Penurunan jarak lintas di mana massa partikel harus berdifusi
Cairan hipertonik yaitu cairan yang osmolaritanya berada pada rentang lebih dari 375 1. Cairan intraseluler/CIS b. Transport aktif
miliosmosis per liter (>375 mOsm/L). cairan ini untuk treatment pada kondisi dehidrasi, CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh Substansi bergerak dari konsentrasi rendah atau sama ke konsentrasi sama atau lebih tinggi
sirkulasi kolaps, meningkatkan perpindahan cairan dari ruangan interstitial ke selular. Cara adalah intraseluler, sama sekitar 25 L pada pria dewasa (70kg). Pada bayi, setengah dari serta membutuhkan energi dinamakan trasnport aktif. Contoh zat-zat terlarut yang melewati
kerjanya adalah dengan menarik cairan dari intraseluar menuju ruang ekstrasellar baik cairan tubuh bayi adalah cairan intraseluler. sel dengan transpor aktif adalah kalium, hidrogen, glukosa, dan asam amino. Contoh pada
vaskuler maupun interstitial. Sebagai perawat, hal yang harus diperhatikan adalah cairan jenis tubulus ginjal tergantung pada transpor aktif untuk rearbsorbsi semua glukosa yang di filter
ini bersifat iritan pada vena, jadi intervesi keperawatan mengobservasi titik tusuk infus sangat oleh glomerolus sehingga ekskresi urine bebas glukosa. Transpor aktif adalah vital untuk
penting. Dapat menyebabkan overload cairan, jadi cairan ini harus diberikan dengan tetesan mempertahankan komposisi baik CES dan CIS.
infus yang lambat terutama pada pasien yang rentan. Cairan ini juga dapat meningkatkan c. Filtrasi
serum glukosa terutama pada pasien yang intoleran pada gula, sehingga monitoring kadar Gerakan air dan zat terlarut dari tekanan hidrostatik tinggi ke tekanan hidrostati rendah.
gula darah menjadi intervensi yang sangat penting. Contoh cairan hipertonis: Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat cairan. Filtrasi penting untuk
a. 5% Dextrose in 0,45% Sodium Chloride mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler.
b. 5% Dextrose in 0,9% Sodium Chloride 2. Cairan ekstraseluler/CES d. Osmosis
c. 5% Dextrose in Ringer lactate CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Gerakan air melewati membran semipermeabel dari konsentrasi zat terlarut rendah ke
d. 10% Dextrose in water Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung dalam CES. Setelah usia 1 tahun, konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Beberapa istilah yang berhubungan dengan osmosis:
e. 20% Dextrose in water volume relatif dari CES menurun kira-kira sepertiga dari volume total. – Tekanan osmotic
f. 50% Dextrose in water CES dibagi menjadi: Jumlah tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk menghentikan aliran osmotik air.
g. 70% Dextrose in water a. Cairan interstisial (CIT)
h. 3% Sodium Chloride Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk – Tekanan onkotik
i. 5% Sodium Chloride dalam CIT. Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh koloid (protein). Contoh albumin, menghasilkan
Plasma Expander b. Cairan intravaskular (CIV) tekanan onkotik dalam pembuluh darah dan membantu menahan air dalam ruang
Plasma ekspander adalah cairan infus yang dapat meningkatkan jumlah cairan plasma yang Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Rata-rata volume darah pada dewasa intravaskular.
kurang volumenya. Merupan bagian dari treatment emergensi pada kondisi syok dan sekitar 5-6 L. 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma. Sisanya terdiri dari sel darah merah – Diuresis osmotic
kehilangan volume cairan. Intervensi keperawatan pada cairan plasma expender adalah (SDM atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang Peningkatan volume urine yang disebabkan oleh substansi seperti manitol, glukosa atau
monitor pasien secara ketat jangan sampai terjadi overload volume cairan, observasi reaksi penting; sel darah putih (leukosit) ; dan trombosit. media kontras yang dikeluarkan dalam urin dan mengurangi rearpsorbsi air di ginjal.
alergi atau hipersensitif, PERHATIKAN : Dilarang memberikan penambahan medikasi pada Fungsi darah mencakup:
jenis cairan ini. Contoh cairannya antara lain: – Pengiriman nutrien ke jaringan 3. Konsentrasi cairan tubuh
a. Dextran 70 (isotonis) – Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru a. Osmolaritas
b. Dextran 40 (Isotonis) – Pengiriman antibodi dan leukosit ke tempat infeksi Pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan tekanan osmotik dan dengan demikian
c. 10% Manitol (Hipertonic) – Transpor hormon ke tempat aksi mempengaruhi gerakan air disebut osmolalitas. Osmolalitas adalah pengukuran yang
d. 20% Mantol (Hipertonic) – Sirkulasi panas tubuh digunakan untuk mengevaluasi serum dan urine dalam praktek klinis. Perubahan dalam
e. 5% Albumin c. Cairan transeluler (CTS) osmolalitas ekstraseluler dapat mengakibatkan perubahan pada volume cairan ekstraseluler
f. 25% Albumin Cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh : cairan serebrospinal, dan intraseluler:
g. 6% Hetastarch in 0,9% Sodium Chloride perikardial, pleural, sinovial dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu Penurunan osmolalitas CES gerakan air dari CES ke CIS
h. 10% Hetastarch in 0,9% Sodium Chloride CTS mendekati 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak ke dalam dan ke luar Peningkatan osmolalitas CES gerakan air dari CIS ke CES
ruang transeluler setiap harinya. Contoh : saluran gastrointestinal (GI) secara normal Air terus bergerak sampai osmolalitas dari kedua kompartemen mencapai ekuilibrium.
mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per hari. Contoh penggunaan manitol IV pada edema serebral. Manitol meningkatkan osmolalitas
CES, meningkatkan gerakan air keluar dari sel serebral, sehingga mengurangi pembengkakan
serebral.
b. Tonisitas
Tonisitas adalah istilah lain dari osmolalitas efektif. Osmolalitas efektif adalah osmolalitas
yang akan menyebabkan air bergerak dari satu kompartemen ke kompartemen lain,
contohnya glukosa, manitol, Na+ .
– Larutan isotonik : larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan
tubuh. Contohnya larutan NaCl 0,9% (± 280-300 mOsm/kg).
– Larutan hipotonik
Larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih kecil dari cairan tubuh. Contohnya larutan
NaCl 0,45%.
– Larutan hipertonik
Larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih besar dari cairan tubuh. Contoh : larutan
NaCl 3%.
Hipotonisitas klinis terjadi bila terdapat penigkatan abnormal pada air atau kehilangan cairan
kaya natrium dengan penggantian hanya dengan air. Hipertonis klinis karena air (diabetes
insipidus); kehilangan cairan tubuh (berkeringat, diare) atau peningkatan osmol efektif
(hiperglikemia atau pemberian NaCl hipertonik, Natrium bikarbonat, atau manitol).
Hiperosmolalitas tanpa hipertonisitas (tidak menyebabkan dehidrasi seluler) terjadi pada
gagal ginjal karena retensi urea.

You might also like