You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit, pipi bagian dalam (Wong, 1995,dikutip dari buku asuhan
keperawatan ibu dan anak (untuk perawat dan bidan),Nursalam 2005). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk
diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral thrush ini sering disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis, dan sering
terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan
pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994:636, dikutip dari Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol 3,edisi 15,Behrman,
Robert M, Kliegman, Ann M arvin, 2000).
Oral trush di sebabkan oleh jamur candida Albicans, karena kurangnya menjaga kebersihan mulut.Bisa juga disebabkan ibu
yang menyusui terinfeksi jamur dapat menjadi sumber penularan candida. (lewat puting susu) atau ditularkan ibu melalui vagina pada
saat persalinan (saat bayi baru lahir). Ditandai dengan adanya bercak putih pada mulut, terutama lidah dan pipi bagian dalam yang
sulit dibersihkan, dan anak kadang-kadang menolak untuk minum
Angka kejadiannya pun cukup besar, sebanyak 1 dari 10 bayi/anak pernah mengalami stomatitis/oral thrush pada masa
kecilnya, atau sekitar 10% dari semua kejadian stomatitis di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah-masalah berikut ini :
1. Apa pengertian dari Oral Trush?
2. Apa saja etiologi Oral Trush?
3. Bagaimana patofisiologi Oral Trush pada anak?
4. Bagaimana manifestasi klinis Oral Trush?
5. Bagaimana penatalaksanaan Oral Trush a?
6. Apa saja komplikasi dariOral Trush?
7. Apa saja pencegahan Oral Trush?
8. Bagaimana caramemberikan Asuhan keperawatan pada anak dengan Oral Trush?

1.3 Tujuan Penyusunan


A. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui konsep teori tentang Oral Trush dan asuhan keperawatannya serta untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan anak II pada semester VI STIKES Muhammadiyah Lamongan.

B. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui :
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari oral trush.
2. Untuk mengetahui apa etiologi dari oral trush.
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi oral trush pada anak.
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis oral trush.
5. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaannya.
6. Untuk mengetahui apa saja komplikasi oral trush.
7. Untuk mengetahui apasaja pencegahan oral trush.
8. Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan oral trush.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian
Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit, pipi bagian dalam (Wong, 1995,dikutip dari buku asuhan
keperawatan ibu dan anak (untuk perawat dan bidan),Nursalam 2005). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk
diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral thrush ini sering disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis, dan sering
terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan
pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994:636, dikutip dari Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol 3,edisi 15,Behrman,
Robert M, Kliegman, Ann M arvin, 2000).
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai
mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang
meninggalkan permukaan perdarahan mentah.(Ummu Kautsar : 2010)
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap
imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur di mulut)
disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.(Ummu Kautsar :
2010)

2.1.2 Etiologi
Menurut Ummu Kautsar 2010, pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina
ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau
cuci tangan yang tidak benar. Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat saprofit
sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat
dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1
tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral thrush yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu
mikroorganisme lain tertekan.Oral thrush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di
mulut. Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi daerah-daerah yang
kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah.
Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat
imunologi, dan hipoparatiroidisme.Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus.

2.1.3 Patofisiologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh candida glabrata dan candida tropicalis.Jamur
candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora
mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur
akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.Penyakit
yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang
normal.Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan
obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome
(AIDS).Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya dihubungkan dengan
penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol.Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans
yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun
manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.Infeksi mula-mula terdapat di mulut
kemudian di esofagus ke traktus digestifus timbul diare.
2.1.4 WOC Oral Trush

2.1.5Manifestasi Klinis
Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan
pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah.Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil
yang dapat pecah sehingga mulut terasa perih.
Secara keseluruhan gejala oralthrush yaitu (Ummu Kautsar,2010) :
a. Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan.
b. Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu.
c. Mukosa mulut mengelupas.
d. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila
dihilangkan dan kemudian berdarah.
e. Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama
hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
f. Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius.
g. Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tidak mau minumsusu botol bahkan ASI, dan gelisah terus.
h. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.

2.1.6Penatalaksanaan
Terdiri dari 2 cara (Ummu Kautsar, 2010) :
a. Medik /pengobatan
Memberikan obat antijamur, misalnya :
1. Miconazol : mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah makan.
2. Nystatin : tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin. Satu pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7-14 hari.
Pastille lebih enak daripada sediaan nistatin lain. Nistatin ini mengandung gula.
b. Keperawatan
Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan risiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada
bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan
rebus) sebelum dipakai.
Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot
satu-satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih
dan disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih.
Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk
rahang.Jika bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu
dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum
juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika kebetulan ada bakteri di dalam mulut.
Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa
susu yang terdapat pada mulut tersebut.Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga
kebersihan mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan
air putih dan usahakan agar sering minum.
Berikan Health Education pada ibu pasien meliputi :
1) Memberitahu pada ibu bahwa oral trush merupakan hal yang lazim terjadi pada bayi.
2) Memberitahu pada ibu bahwa oral trush (warna putih pada bagian mulut bayi) disebabkan karena hygene yang kurang.
3) Menjelaskan pada ibu cara mengatasi oral trush, yaitu dengan gentian violet 5% dengan teratur dan jaga kebersihan mulut bayi.

2.1.7Komplikasi
Apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menyebabkan kesukaran minum(menghisap puting susu atau
dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan. Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan
dan menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang diare.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsi
2.1.9Pencegahan
Tidak ada cara untuk mencegah terpajan pada kandida. Obat-obatan tidak biasa dipakai untuk mencegah kandidiasis. Ada
beberapa alasan: Penyakit tersebut tidak begitu bahaya. Ada obat-obatan yang efektif untuk mengobati penyakit tersebut.Ragi dapat
menjadi kebal (resistan) terhadap obat-obatan. Memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan terapi antiretroviral (ART) adalah cara
terbaik untuk mencegah jangkitan kandidiasis (Myda : 2009).

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Identitas : Nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaan ortu, Tgl. MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling mengganggu ketidaknyamanan dalam aktivitas atau yang mengganggu saat ini. Pada Oral Trush
biasanya keluhan utama adalah anak tidak mau minum ASI.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien tidak mau minum ASI karena adanya lesi pada daerah oral sehingga anak nampak merasa nyeri saat minum ASI.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya suatu infeksi pada bayi sehingga anak diberikan pengobatan antibiotik yang lama.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Mengenai gambaran kesehatan keluarga adanya riwayat penyakit keturunan dari orang tua. Sedangkan pada Oral Trush bukan
merupakan penyakit keturunan.
f. Riwayat Psikososial
Siapa yang mengasuh klien bagaimana hubungan dengan keluarga, teman sebaya.
g. Riwayat Kehamilan
Meliputi prenatal, natal dan post natal.
h. Riwayat Imunisasi Dasar Dan Tambahan
Meliputi imunisasi : BCG, DPT, Hepatitis dan Polio
i. Riwayat Tumbuh Kembang
Pada klien Oral Trush yang kronik mampu menyebabkan keterlambatan dalam tumbuh karena kebutuhan nutrisi dan cairan klien tidak
terpenuhi dengan sempurna.
Pola-pola Fungsi Kesehatan Gordon
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pola hidup sehat orang atau klien yang menderita Oral Trushharus ditingkatkan dalam menjaga kebersihan diri, perawatan dan
tatalaksana hidup sehat terutama prawatan puting susu dan membersihkannya sebelum memberikan ASI.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Karena anak tidak mau minum ASI sehingga mampu menyebabkan gangguan pola nutrisidan metabolisme.
3. Pola eliminasi
Pola BAB dan BAK pada klien dengan Oral Trush akan mengalami gangguan. Bila Candida tertelan oleh anak akan menyebabkan
diare.
4. Pola istirahat dan tidur
Klien akan sering menangis karena merasa nyeri pada daerah sekitar oral sehingga pola istirahat tidurnya juga akan sedikit terganggu.
5. Pola aktifitas dan latihan
Klien biasanya tidak mengalami keterbatasan aktivitas tetapi anak akan sering rewel.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Bagaimana persepsi orang tua dan klien terhadap pengobatan dan perawatan yang akan dilakukan.
7. Pola sensori dan kognitif
Mengenai pengtahuan orang tua terhadap penyakit yang diderita klien
8. Pola reproduksi seksual
Apakah selama sakit terdapat gangguan / tidak yang berhubungan dengan reproduksi sosial.Untuk klien yang menderita Oral Trush
biasanya tidak ada gangguan dalam reproduksi.
9. Pola hubungan dan peran
Biasanya peran orang tua akan dibutuhkan dalm merawat dan mengobati Oral Trush.
10. Pola penanggulangan stress
Keluarga perlu memeberikan dukungan dan semangat sembuh bagi klien.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Orang tua selalu optimis dan berdoa agar penyakit klien dapat sembuh dengan cepat.

Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah.
TTV :
Tekanan Darah : Dbn
Suhu : Suhu tubuh 39⁰C(normal 36 o C- 37 o C)
Nadi : Takikardi (n: 80-120 x/mnt).
RR : 38 x/menit (n: 20-50 x/mnt).
2. Kepala dan leher
Inspeksi : Wajah : Simetris, dahi mengkerut
Rambut : Lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna
Mata : pupil miosis, konjunctiva anemis
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Telinga : Bersih
Bibir dan mulut: Mukosa bibir agak kering, terdapat lesi pada rongga mulut.
Lidah : Terdapat bercak – bercak putih pada lidah.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher.
3. Dada :
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri tekan(-)
Perkusi : Jantung : Dullness
Paru : Sonor
Auskultasi : Tidak terdengar suara ronchi
Tidak terdengar bunyi wheezing.
4. Abdomen
Inspeksi : Flat / datar.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Ada bising usus.

5. Kulit
Turgor kurang, pucat, kebiruan.
6. Ekstremitas
Tidak terdapat odem pada pada extremitas.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsi

2.1.2 Diagnosa Keperawatan


a. Resiko Gangguan cairan tubuh : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan output berlebih.
b. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral
atau gigi.
c. Gangguan rasa nyaman : Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral
d. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

No. Dx Keperawatan Tujuan & KH Intervensi Rasional


1. Resiko Gangguan Tujuan : 1. Catat perubahan membran mukosa 1. Membran mukosa oral basah, dan tekanan
cairan tubuh : Setelah dilakukan tindakan oral, dan tekanan turgor turgor kembali seperti semula indikasi tidak terjadinya
kurang dari keperawatan selama 2x24 dehidrasi
kebutuhan jam diharapkan Intake 2. Kaji adanya perubahan aktivitas 2. Aktivitas yang meningkat menunjukkan
berhubungan cairan pasien kembali bahwa tubuh tidak kekurangan cairan
dengan output normal 3. Berikan cairan melalui infus ( NaCl 3. Pemasangan infus untuk menghindari
yang berlebih. KH : 0,9 % /isotonik, atau RL) tubuh kehilangan banyak cairan
 Klien mengalami 4. Peningkatan metabolisme dapat dikurangi
peningkatan aktivitas 4. Pantau pemasukan cairan perhari dengan intake cairan yang adekuat
 Membran mukosa oral 5. Mempertahankan keseimbangan cairan
basah 5. Dorong klien untuk minum kurang dalam tubuh
 Tekanan turgor kembali lebih 8 gelas/hari 6. Antibiotik dapat digunakan untuk mencegah inflamasi
seperti semula. lanjut sehingga kenaikan metabolisme dapat dicegah
6. Kolaborasi pemberian antibiotik dan dan obat kumur bisa menghilangkan
obat kumur kuman-kuman di mulut sehingga bisa
mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.

2. Perubahan Tujuan : 1. Catat kebutuhan kalori yang 1. Adanya kalori (sumber energi) akan
Nutrisi Kurang Setelah dilakukan tindakan dibutuhkan mempercepat proses penyembuhan
dari Kebutuhan keperawatan selama 2x24 2. Makanan yang lunak meminimalkan kerja
berhubungan jam diharapkan nafsu 2. Beri nutrisi dalam keadaan lunak ; mulut dalam mengunyah makanan.
dengan makan timbul kembali dan porsi sedikit tapi sering.
ketidakmampuan status nutrisi pasien 3. Pantau berat badan tiap hari 3. Nutrisi meningkat akan meningkatkan
untuk mencerna terpenuhi. berat badan
nutrisi adekuat KH : 4. Anjurkan pada ibu untuk terus
akibat kondisi  Status nutrisi terpenuhi berusaha memberikan ASI untuk 4. ASI merupakan nutrisi untuk anak dan dapat meningk
oral atau gigi.  nafsu makan klien timbul anak sistem imun anak
kembali 5. Berikan informasi tentang zat-zat
 berat badan normal makanan yang sangat penting bagi
keseimbangan metabolisme tubuh 5. Pengetahuan yang cukup memudahkan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam keluarga dalam memenuhi kebutuhan kalori
diet
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk 6. Untuk menentukan makanan apa yang
pemasangan NGT jika anak tidak tepat bagi pasien
dapat makan dan minum peroral 7. Membantu klien untuk memenuhi nutrisi enteral

3. Gangguan rasa Tujuan : 1. Evaluasi status nyeri, catat lokasi, 1. Memastikan kondisi anak setelah dilakukan tindakan
nyaman : Nyeri Setelah dilakukan tindakan karakteristik, frekuensi, waktu dan keperawatan
yang keperawatan selama 2x24 beratnya (skala 0-10)
berhubungan jam diharapkan nyeri 2. Menghindari luka pada mulut saat 2. Makanan yang merangsang, terlalu panas
dengan lesi oral pasien dapat menggosok/membersihkan gigi atau dan terlalu dingin, serta pasta gigi yang
berkurang/hilang. saat menggigit makanan merangsang dapat menimbulkan nyeri
KH : di bagian yang sariawan
 Membran mukosa oral 3. Anjurkan ibu untuk menggendong 3. Anak akan merasa nyaman dalam dekapan ibunya
kembali normal dan menenangkan si anak misalnya
 Hilangnya rasa sakit dan mengelus-elus kepalanya
perih di mukosa mulut 4. Mengalihkan perhatian anak terhadap nyeri
 Tidak bengkak dan
hiperemi 4. Ajarkan teknik distraksi pada orang
 Suhu badan normal tua misalnya dengan memberikan
anak mainan 5. Jika klien mengetahui factor penyebab
maka klien dapat mencegah hal tersebut
5. Beri penjelasan tentang faktor \terjadi kembali.
penyebab 6. Analgesic dapat mengurangi rasa nyeri
Dan kotikosteroid untuk mengurangi
peradangan.
6. Kolaborasi pemberian analgesic dan
kortikosteroid
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit, pipi bagian dalam
(Wong, 1995).Etiologi stomatitis berdasarkan jenisnya tapi pada anak yang paling sering adalah
candida, demikian pula dengan Oral Thrush.
Manifestasinya yaitu Mulut yang nyeri tiba-tiba, Ludah berlebih, Bau mulut, Menolak
makan, anak/bayi rewel dan Demam kadang-kadang tinggi (40-40,6ºC).Apabila tidak ditangani
Oral thrush dapat menyebabkan komplikasi yang sangat serius. Penatalaksanaannya terdiri dari 2
tindakan yaitu medis dan keperawatan.
Masalah keperawatan yang bisa ditimbulkan oleh penyakit ini antara lain : perubahan
membran mukosa, nyeri, resiko gangguan nutrisi dan cairan, serta hipertermi.

3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu mendiagnosis
secara dini mengenai penyakit oral thrush pada bayi maupun anak, sehingga kita mampu
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal terhadap bayi atau anak tersebut.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan.

You might also like