You are on page 1of 16

2017

ASUHAN KEPERAWATAN RUANG


RAWAT NIFAS

APLIKASI DAN RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS 2017


UNIVERSITAS INDONESIA
1. GANGGUAN MOBILITAS FISIK
Adalah keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik pada anggota tubuh lebih utamanya bagian ekstremitas.

Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan


(Intervensi tergantung dari etiologi)
Gangguan mobilitas fisik Gangguan mobilitas fisik teratasi Manajemen nyeri
Definisi : keterbatasan kemampuan dalam Kaji lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
aktivitas mandiri Setelah dilakukan tindakan kualitas, intensitas dan faktor pencetus nyeri
keperawatan selama ....x 24 jam Observasi respon nonverbal pasien terhadap nyeri
Etiologi/ berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik teratasi Gunakan strategi komunikasi untuk mengetahui
Nyeri luka operasi seksio sesaria pengalaman nyeri sebelumnya
Nyeri jahitan perinieum Kriteria hasil : Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
Kecemasan terhadap robeknya luka Pasien mampu memenuhi penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan
operasi atau jahitan perinieum kebutuhan sehari-hari Kurangi faktor-faktor yang dapat
Efek pembiusan Pasien mampu menilai mencetuskan/meningkatkan nyeri seperti
Kesadaran menurun kemampuan yang dimiliki ketakutan bergerak.
Tampak tenang dan tidak tegang Dukung istirahat/ tidur yang adekuat untuk
Ditandai dengan : saat bergerak membantu penurunan nyeri
Data subyektif Pasien mampu melakukan Ajarkan teknik mengurangi nyeri dengan non
Luka operasi/ jahitan perinieum terasa mobilisasi secara bertahap farmakologi (relaksasi, teknik nafas dalam dan
nyeri saat bergerak distraksi) ketika merasakan nyeri saat bergerak
Skala nyeri luka operasi/ jahitan Motivasi pasien untuk melakukan teknik
perineum mengurangi nyeri dengan non farmakologi

Data Obyektif Kolaborasi


Berbaring di tempat tidur Pemberian obat analgesik
Meringis saat bergerak
Aktivitas dibantu Bantuan Perawatan diri
Membatasi gerak Monitor kemampuan perawatan diri secara
Tanda-tanda vital mandiri
GCS Berikan bantuan sampai pasien mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri
Dorong kemandirian pasien untuk melakukan
aktivitas mandiri sampai batas kemampuan pasien
Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian
dengan membantu hanya ketika pasien tak mampu
melakukan perawatan diri
2. MENYUSUI TIDAK EFEKTIF
Adalah Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada poses menyusui
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Menyusui Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Breastfeding Assistence
berhubungan dengan: selama ....x 24 jam, bayi dapat menyusu
secara efektif  Evaluasi pola menghisap / menelan bayi
Lingkungan  Tentukan keinginan dan motivasi Ibu untuk
 Tidak rawat gabung dengan bayi Kriteria hasil : menyusui
 Kurang terpapar informasi  Evaluasi pemahaman ibu tentang isyarat menyusui
tentang pentingnya menyusui  Kemantapan pemberian ASI pada Bayi: dan bayi (misalnya reflex rooting, menghisap dan
dan/atau metode menyusui. perlekatan bayi yang sesuai dan proses terjaga)
 Kurangnya dukungan keluarga menghisap dari payudara ibu untuk  Kaji kemampuan bayi untuk latch-on dan
memperoleh nutrisi selama 3 minggu menghisap secara efektif
Fisiologis pertama pemberian ASI  Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi
 Ketidakadekuatan suplai ASI  Kemantapan Pemberian ASI pada IBU: ke puting
 Hambatan pada neonatus (mis. kemantapan ibu untuk membuat bayi  Pantau integritas kulit puting ibu
melekat dengan tepat dan menyusui dari
Prematuritas, sumbing)  Evaluasi pemahaman tentang sumbatan kelenjar
 Ketidaknormalan pada payudara payudara ibu untuk memperoleh nutrisi
susu dan mastitis
selama 3 minggu pertama pemberian ASI
ibu (mis. Puting yang masuk ke  Pantau berat badan dan pola eliminasi bayi
 Pemeliharaan pemberian ASI:
dalam).  Fasilitasi proses bantuan interaktif untuk
 Ketidakadekuatan refleks keberlangsungan pemberian ASI untuk
membantu mempertahankan keberhasilan proses
menghidap bayi menyediakan nutrisi bagi bayi/todler
pemberian ASI
 Pengetahuan Pemberian ASI: tingkat
 Kelainan payudara (payudara
pemahaman yang ditunjukkan megenai
bengkak/mastitis) Konseling Laktasi
laktasi dan pemberian makan bayi.
 Riwayat operasi payudara
Melalui proses pemberian ASI ibu
 Kelahiran kembar mengenali isyarat lapar dari bayi dengan  Sediakan informasi tentang keuntungan dan
segera. Kepuasaan terhadap pemberian kerugian pemberian ASI
Psikologis ASI. Ibu tidak mengalami nyeri tekan  Demonstrasikan latihan menghisap, jika perlu
 Baby blues syndrome  Diskusikan metode alternatif pemberian makan
pada putting, serta mengenali tanda-tanda
 Persepsi ibu tentang ASI yang bayi
tidak mau keluar/sedikit
 Kecemasan terhadap body image penurunan suplai ASI  Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik
ibu menyusui memompa ASI (secara manual atau dengan
pompa elektrik), cara mengumpulkan dan
Data Subyektif menyimpan ASI.
 Kelelahan maternal
 Kecemasan maternal

Data Obyektif
 Bayi tidak mampu melekat pada
payudara ibu
 Tidak ada tanda-tanda pelepasan
oksitosin
 BAK bayi kurang dari 8 kali
dalam 24 jam
 Nyeri dan/atau lecet terus
menerus setelah minggu kedua
 Intake bayi tidak adekuat
 Bayi menghisap tidak terus
menerus
 Bayi rewel dan menangis terus
dalam jam-jam
 Bayi menangis saat disusui
 Menolak untuk menghisap
3. RISIKO GANGGUAN PERLEKATAN
Gangguan proses interaktif antara orangtua/orang terdekat dan bayi/anak yang mendukung perkembangan saling melindungi dan saling asuh

Diagnosa dan Data Pendukung Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan perlekatan Perlekatan ibu dan bayi optimal □ Kaji perlekatan ibu dan bayi
□ Kaji harapan ibu
Risiko jika ibu memiliki motivasi yang Setelah dilakukan asuhan □ Kaji tanda verbal dan non-verbal kecemasan
kuat dan tidak memiliki keterbatasan fisik keperawatan selama ... x 24 jam, □ Ajarkan teknik relaksasi
maupun psikis untuk melakukan perlekatan □ Beri informasi tentang ASI dan manfaatnya
dengan bayi Kriteria hasil: □ Beri informasi terkait posisi menyusui yang benar
□ Beri informasi terkait tand-tanda perlekatan yang optimal
Aktual jika ibu memili keterbatasan fisik □ Posisi menyusui benar □ Beri motivasi pada ibu untuk melakukan perlekatan yang
□ Perlekatan optimal optimal
dan psikis untuk melakukan perlekatan □ Bayi tenang □ Jaga privasi ibu
dengan bayi dan kondisi bayi tidak □ Ibu nyaman □ Tingkatkan kenyamanan ibu
memungkinkan untuk melakukan □ Intake nutrisi bayi adekuat □ Lakukan screening EPDS
perlekatan □ Libatkan keluarga dan orang terdekat
□ Berikan informasi terkait kesehatan bayi
Faktor Risiko: □ Fasilitasi ibu bertemu dengan bayi
□ Kecemasan
□ Penyakit yang dialami bayi sehingga Kolaborasi:
menghalangi adanya kontak dengan
orang tua □ Konsultasi dengan bagian psikiatri
□ Perilaku bayi yang tidak teratur
□ Ketidakmampuan orangtua dalam
memenuhi kebutuhan personal
□ Kurangnya privasi
□ Konflik orangtua
□ Bayi dan ibu tidak rawat gabung
□ Masalah fisik
□ Prematur

Data Subyektif

□ Cemas
□ Tidak menyusui bayi
□ Tidak tahu cara menyusui yang benar

Data Obyektif

□ Bayi tidak tenang


□ Posisi menyusui tidak tepat
□ Perlekatan ibu dan bayi tidak optimal
4. KETIDAKNYAMANAN PASCA PARTUM
Ketidaknyamanan pasca partum adalah perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan kondisi setelah melahirkan

Diagnosa dan Data Pendukung Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidaknyamanan pasca partum Perlekatan ibu dan bayi optimal  Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang
berhubungan dengan: dirasakan klien.
Ketidaknyamanan berkurang atau hilang  Observasi TTV Klien.
 Trauma perineum setelah dilakukan tindakan keperawatan  Berikan posisi senyaman mungkin pada klien.
 Persalinan SC selama …. X 24 jam  Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
 Pembengkakan payudara mempengaruhi respon klien terhadap
 Involusio uterus Kriteria hasil: ketidaknyamanan (misal, suhu ruangan, cahaya
 Ketidaktepatan posisi dan kegaduhan)
 Kekurangan dukungan dari keluarga  Klien menyatakan ketidaknyamanan  Ajarkan cara mengurangi ketidaknyamanan
atau tenaga kesehatan berkurang atau hilang dengan teknik relaksasi atau kompres
 Klien menyatakan nyeri berkurang atau hangat/dingin pada klien.
hilang  Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas
Data Subjektif  Terlihat tenang dan rileks daripada rasa ketidaknyamanan dengan
 Tidak ada infeksi pada luka episiotomi melakukan pengalihan melaui televisi, radio atau
 Mengeluh tidak nyaman atau luka operasi SC kunjungan.
 Mengeluh nyeril  Bengkak pada payudara berkurang atau  Dorong keluarga untuk memberikan dukungan
hilang pada klien.
Data Obyektif  Dapat beristirahat dan beraktivitas
tanpa hambatan
 Tampak meringis  TD 100/70 mmHg – 120/80 mmHg
 Terdapat kontraksi uterus  Nadi 60-100x/menit
 Luka episiotomi  RR 16-20x/m
 Luka operasi SC  Suhu 36,5-37,5 ºC
 Payudara bengkak
 Tekanan darah meningkat
 Frekuensi nadi meningkat
 Berkeringat berlebihan
 Menangis/merintih
 Haemorroid
5. PENCAPAIAN PERAN MENJADI ORANG TUA

Pencapaian peran menjadi orang tua adalah terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-istri, keluarga dan bayi) yang
ditunjukkan dengan perkembangan bayi yang optimal.

Diagnosa dan Data Pendukung Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Pencapaian peran menjadi orang tua Pencapaian peran menjadi orang tua  Kaji kesiapan klien dalam mencapai peran menjadi
optimal setelah dilakukan tindakan orang tua
Data Subjektif keperawatan selama …. x 24 jam  Kaji pengalaman ibu dalam mencapai peran
menjadi orang tua
 Mengungkapkan kepuasan dengan bayi Kriteria hasil:  Kaji status kesehatan ibu dan bayi
 Fasilitasi perkembangan hubungan orang tua-bayi
 Klien menyatakan perasaan positif  Ajarkan orang tua untuk memudahkan
Data Obyektif pada bayi pertumbuhan motoric, bahasa, kognitif, social dan
 Klien tampak melakukan stimulasi emosi
 Bounding attachment optimal
 Perilaku positif menjadi orang tua
berupa sentuhan, usapan, tepukan,  Berikan lingkungan yang nyaman bagi ibu dan
ciuman dan senyuman pada bayi bayi
 Saling berinteraksi dalam merawat bayi
 Klien mengunjungi kamar bayi bila  Identifikasi bentuk dukungan yang didapatkan ibu
 Melakukan stimulasi visual, taktil atau bayi tidak rawat gabung dengan klien
pendengaran terhadap bayi dalam mencapai peran menjadi orang tua
 Klien berbicara dengan bayi
 Posisi klien berhadapan dengan bayi
dan melakukan kontak mata
 Memberikan kebutuhan fisik bayi
dengan menghangatkan tubuh bayi
dan memberikan ASI
 Memberikan stimulasi kognitif dan
perkembangan social dengan
memperkenalkan bayi pada keluarga
 Memberikan stimulasi emosi dan
pertumbuhan spiritual dengan
mengadzani bayi baru lahir
 Menunjukkan hubungan mencintai
dengan bayi
 Penampilan dari perilaku orang tua
yang ingin tahu perkembangan
bayinya
6. GANGGUAN INTEGRITAS KULIT

Adalah kerusakan kulit (dermis dan atau epidermis)

Diagnosa dan Data Pendukung Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

ETIOLOGI Tujuan dan Kriteria Hasil Pressure Management


 Perubahan sirkulasi  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
 Perubahan status nutrisi (kelebihan atau Tujuan : Memperbaiki integritas yang longgar
kekurangan) atau mitos pantangan Ibu kulit dan proteksi jaringan  Hindari kerutan pada tempat tidur
post partum  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
 Penurunan mobilitas Setelah dilakukan tindakkan  Mobilisasi pasien (sop pasca Op Sc)
 Bahan kimia iritatif keperawatan selama ..x 24 jam.  Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Suhu lingkungan yang ekstrim Kerusakkan integritas kulit pasien  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
teratasi, dengan  Monitor status nutrisi pasien
 Kelembaban
 Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
 Perubahan hormonal
Kriteria Hasil:
 Kurang terpapar informasi tentang upaya
 Integritas kulit yang baik bisa Insision Site care
memepertahankan/melindungi integritas
dipertahankan (sensasi,  Membersihkan, memantau dan meningkatkan
jaringan (perawatan post partum)
elastisitas, temperatur, proses penyembuhan pada luka yang ditutup
hidrasi, pigmentasi) dengan jahitan
Berhubungan dengan :
 Tidak ada luka/lesi pada kulit  Monitor proses kesembuhan area jahitan
 Prosedur infasif
 Perfusi jaringan baik  Monitor tanda dan gejala infeksi pada area jahitan
 Trauma perineum : pencetusan  Bersihkan area sekitar jahitan atau staples,
persalinan, pola kontraksi hipertonik,  Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikkan kulit menggunakan lidi kapas steril
janin besar, pemakaian forcep  Gunakan preparat antiseptic, sesuai program
dan mencegah terjadinya
 Persalinan SC  Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau
cedera berulang
 Rehecting biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai
 Mampu melindungi kulit dan
 Usia yang ekstrim prosedur
mempertahan kan
 Kelembapan
kelembaban kulit dan
 Medikasi
perawatan alami
 Imobilitasi fisik
 Perubahan status cairan  Menunjukkan terjadinya
 Perubahan turgor proses penyembuhan luka
 Kondisi ketidakseimbangan nutrisi
 Penurunan imunologis
 Kondisi gangguan metabolik

Data Subjektif
Mengeluh ada luka jahitan

Data Obyektif
 Tampak kerusakkan integritas kulit
 Tampak luka SC
 Terlihat luka episiotomi
 Terlihat luka jahitan Perinium
 Tampak perdarahan, kemerahan,
hematoma, pada luka jahitan
7. Peningkatan pengetahuan klien dan keluarga tentang kontrasepsi Keluarga Berencana (KB)

Adalah upaya untuk mengelola fertilitas pasangan guna menunda kehamilan atau mencegah kehamilan.

Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan


Peningkatan pengetahuan klien Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang
dan keluarga tentang kontrasepsi selama ....x 24 jam, klien/keluarga dapat kontrasepsi KB
Keluarga Berencana (KB) mengambil keputusan yang tepat terkait  Jelaskan pada klien dan keluarga terkait jenis-jenis
jenis kontrasepsi yang akan digunakan kontrasepsi dan kontrasepsi yang sesuai untuk
Data subyektif klien, keuntungan, keterbatasan, efek samping, dan
 Mengatakan belum mengerti Kriteria hasil : kapan dilakukan
menggunakan jenis KB yang Perilaku klien/keluarga mengungkapkan  Diskusi dengan klien terkait pengelolaan fertilitas
tepat jenis kontrasepsi yang dibutuhkan dan dengan kontrasepsi Keluarga Berencana
 Mengungkapkan masih bingung mengidentifikasi keuntungan dan  Menanyakan kepada klien terkait hal-hal yang
untuk pemilihan jenis KB yang keterbatasan kontrasepsi yang dipilih masih klien dan keluarga bingungkan atau belum
tepat dipahami mengenai kontrasepsi Keluarga berencana
 Mengungkapkan tidak / belum  Memotivasi klien dan keluarga untuk menggunakan
ada rencana akan menggunakan jenis kontrasepsi yang efektif untuk klien
alat kontrasepsi setelah nifas

Data Obyektif
 Ibu postpartum
 Ibu multipara
 Ibu post operasi SC
 Ibu post tindakan kuretase
 Ibu grande multi, usia > 35
tahun
 Ibu terlalu dekat jarak
kehamilan atau persalinannya <
dari 2 tahun
8. MENINGKATKAN KONTROL PENCEGAHAN INFEKSI

Definisi: Suatu pola aktivitas individu untuk tujuan terkait pencegahan infeksi yang dapat ditingkatkan.
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL IMPLEMENTASI

Meningkatkan kontrol pencegahan Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 x  Monitor area disekitar luka bedah sesar,
infeksi 24 jam infeksi tidak terjadi selama perawatan. area bekas infuse terhadap tanda-tanda
infeksi.
Data Subjektif: Kriteria Hasil:
 Tanda-tanda vital dalam batas normal ( tekanan  Monitor tanda-tanda vital
 Mengekspresikan keinginan darah <140/90 mmhg dan lebih dari 100/50
untuk meningkatkan  Lakukan universal precaution setiap
mmHg, nadi 60-80 x/menit, respirasi 12-20
kesembuhan luka dan cara kontak dengan pasien
x/menit, suhu 36 -370C),
melakukan perawatannya
 tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada daerah  Ajarkan kepada pasien cara perawatan
Data Obyektif : luka seperti nyeri, panas, kemerahan, perineum, cara mengenali lokhea dan
pembengkakan, perubahan fungsi. tanda-tanda infeksi
 Tampak adanya luka post  Dapat mempraktekkan tehnik cuci tangan dengan
operasi seksio sesaria dengan benar  Jelaskan hubungan antara mobilisasi dini
kondisi luka bersih, terbalut  Pasien dapat mengungkapkan kembali cara dengan pencegahan infeksi
kassa, dan tidak ada tanda-tanda mencegah infeksi (mobilisasi dini,  Jelaskan hubungan nutrisi dengan proses
infeksi. mengkonsumsi makanan dengan diit tinggi penyembuhan luka pasca pembedahan
protein seperti ikan, telur)
 Tampak pasien bertanya tentang
 Pasien dapat mengungkapkan kembali tehnik  Berikan pendidikan kesehatan kepada
cara pencegahan terjadi infeksi
cuci tangan yang tepat dan perawatan perineum pasien dan keluarga tentang cuci tangan
pada perineum dan daerah luka
post operasi.  Lakukan kolaborasi dengan pemberian
antibiotik

You might also like