Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
Kelompok 7
I. Latar Belakang
Banyak masyarakat di dunia khususnya di Indonesia, memiliki ciri khas
masing-masing yang berbeda, khususnya hal yang menyangkut suku bangsa
dan agama. Akibatnya, masyarakat dihadapkan pada perbedaan-perbedaan
yang menyangkut berbagai hal, khususnya dalam hal umat beragama. Salah
satu permasalahan dalam hubungan antar umat beragama ini adalah masalah
yang menyangkut tentang pernikahan berbeda agama.
Pernikahan merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai
penghubung antara seorang pria dengan seorang wanita dalam membentuk
suatu keluarga atau rumah tangga.
Seorang muslim yang hidup di negara yang majemuk hampir dipastikan
sulit untuk menghindari pergaulan dengan orang yang berbeda agama.
Ketertarikan pria atau wanita muslim dengan orang yang beda agama atau
sebaliknya, yang nantinya berujung pada pernikahan hampir pasti tidak
terelakkan. Dengan kata lain, persoalan pernikahan antar agama hampir pasti
terjadi pada setiap masyarakat yang majemuk.
Keadaan masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan pergaulan
semakin luas dan beragam. Hal ini telah mengakibatkan pergeseran nilai
agama yang lebih signifikan daripada yang terjadi pada masa lampau. Pria
dan wanita muslim di Indonesia sekarang ini lebih berani untuk memilih
pendamping hidup yang tidak seiman dengan mereka. Hal ini tentu saja
dianggap sebagai penyelewengan atau pergeseran nilai-nilai Islam. Kerap
kali hal ini sering menimbulkan reaksi keras di kalangan masyarakat kita,
baik itu pro ataupun kontra, dimana masing-masing dari mereka memiliki
argumen-argumen rasional maupun logikal.
Ijma’
Selama berabad-abad lamanya, Umat Islam menjalankan agamanya dengan
tenang dan tentram, termasuk dalam masalah ini, tidak ada satupun ulama yang
membolehkan nikah beda agama, tetapi anehnya tiba-tiba sebagian kalangan mencoba
untuk meresahkan umat dan menggugat hukum ini. Di atas, telah kami kemukakan
sebagian nukilan ijma’ dari ahli tafsir, kini akan kami tambahkan lagi penukilan ijma’
tersebut:
Ibnul Jazzi mengatakan: “Laki-laki non Muslim haram menikahi wanita
muslimah secara mutlak. Ketentuan ini disepakati seluruh ahli hukum Islam”.
Ibnul Mundzir berkata: “Seluruh ahli hukum Islam sepekat tentang haramnya
pernikahan wanita muslimah dengan laki-laki beragama Yahudi atau Nasrani
atau lainnya”.
Ibnu Abdil Barr berkata: “Ulama telah ijma’ bahwa muslimah tidak halal
menjadi istri orang kafir”.
Kaidah Fiqih
Dalam kaidah fiqih disebutkan:
“Pada dasarnya dalam masalah farji (kemaluan) itu hukumnya haram”.
Karenanya, apabila dalam masalah farji wanita terdapat dua hukum (perbedaan
pendapat), antara halal dan haram, maka yang dimenangkan adalah hukum yang
mengharamkan.
Daftar Pustaka
https://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-1/islamic-religion-
education/nikah-beda-agama/
http://tafany.wordpress.com/2009/03/23/pernikahan-beda-agama-tinjauan-
hukum-islam-hukum-negara/
http://alhijrah.cidensw.net/index.php?option=com_content&task=view&id=111
http://tafany.wordpress.com/2009/03/23/pernikahan-beda-agama-tinjauan-
hukum-islam-hukum-negara/
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/05/01/113862-
hukum-nikah-beda-agama-dalam-islam-dan-kristen-samakah