Professional Documents
Culture Documents
1) Temperatur
Periksa satu kali pada satu jam pertama sesuai dengan peraturan rumah sakit,
suhu tubuh akan meningkat bila terjadi dehidrasi atau keletihan.
2) Nadi
Periksa setiap 15 menit selama satu jam pertama atau sampai stabil, kemudian
setiap 30 menit pada jam-jam berikutnya nadi akan kembali normal pada satu
jam berikutnya, mungkin sedikit terjadi bradikardi.
3) Pernafasan
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah satu jam
post partum.
4) Tekanan darah
Periksa setiap 15 menit selama satu jam atau sampai stabil kemudian setiap 30
menit untuk setiap jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit
meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, hal ini akan normal kembali
setelah satu jam.
5) Kandung kemih
Kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis post partum dan cairan
intravena.
6) Fundus uteri
Periksa setiap 15 menit selama satu jam pertama kemudian setiap 30 menit,
fundus harus berada dalam midline, keras, dan 2 cm dibawah atau pada
umbilikus. Bila uterus lunak, lakukan masase hingga keras dan pijatnya hingga
berkontraksi ke pertengahan.
7) Sistem gastrointenstinal
Pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali normal.
9) Lokea
Periksa setiap 15 menit aliran nya harus sedang. Bila darah mengalir dengan
cepat, curigai terjadinya robekan serfiks.
10) Perineum
Perhatikan luka episiotomi jika ada dan perineum harus bersih, tidak berwarna,
tidak ada edema dan jahitan harus utuh.
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ibu paska partum
menurut NANDA (2011), yakni sebagai berikut :
1) Nyeri berhubung dengan agen injuri fisik (pembedahan, trauma jalan lahir,
episiotomi).
2) Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko : Episiotomi, laserasi jalan
lahir, bantuan pertolongan persalinan
3) Gangguan eliminasi urine
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan
5) Defisit perawatan diri : mandi kebersiahan diri, makan, toileting berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum
6) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu,
terhentinya proses menyusui
7) Defisit pengetahuan : perawatan post partum berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penanganan post partum
8) Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik setelah melahirkan,
kurang aktivitas fisik, penurunan asupan cairan, efek analgesik dan penurunan
otot perut
9) Resiko perdarahan
c. Intervensi Keperawatan
1) Resiko terjadinya hemoragia yang berhubungan dengan atonia uteri atau trauma
a) Masase lembut secara intermitten fundus uteri dapat membantu
mengeluarkan darah dan bekuan yang menumpuk, sehingga uterus dapat
berkontraksi kembali.
b) Kaji jumlah darah yang keluar yang terdapat pada pembalut. Pembalut yang
basah keseluruhan mengandung sekitar 100 ml darah. Kehilangan 100 ml
darah setiap 15 menit dipertimbangkan sebagai aliran yang hebat.
c) Pantau tanda tanda vital dan observasi warna kulitnya apakah ibu
mengalami sianosi
d) Bila keluar jaringan dapat menandakan terjadinya sisa plasenta di dalam
uterus.
e) Bila perdarahan terjadi tiba-tiba kemungkinan laserasi pada serviks atau
vagina
4) Kurang nya perawatan diri : mandi atau kebersihan diri yang berhubungan
dengan keletihan selama proses persalinan
Oleh karena keletihan atau efek analgetik selama melahirkan, ibu tidak dapat
membersihkan atau menghangatkan dirinya sendiri. Ketika perawat membasuh
wajah ibu dan lengannya serta menyelimutinya dengan selimut hangat, ibu
merasa diperhatikan dan merasa aman serta memungkinkan ia beristirahat
dengan lebih nyaman.
NIC : Agonis
9) Resiko perdarahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pascapartum
diharapkan perdarahan teratasi dengan
Kriteria hasil :
a) Tidak ada hematuaria dan hematemesis
b) Kelihalan darah yang terlihat
c) Tekanan darah dalam batas normal
d) Tidak ada perdarahan pervagina
e) Tidak ada distensi abdominal
f) Hemoglobin dan hematrokrit dalam batas normal
g) Plasma, PT, PTT dalam batas normal
d. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang teah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk
tenaga kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oelh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
e. Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman pada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai.