You are on page 1of 15

1.

Asuhan Keperawatan Sectio Caesarea


a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan langkah pertama dari proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
menidentifikasi status kesehatan klien.
Menurut Mitayani ( 2011 ), pengkajian dimulai dari pemeriksaan dan observasi
sebagai berikut :

1) Temperatur
Periksa satu kali pada satu jam pertama sesuai dengan peraturan rumah sakit,
suhu tubuh akan meningkat bila terjadi dehidrasi atau keletihan.

2) Nadi
Periksa setiap 15 menit selama satu jam pertama atau sampai stabil, kemudian
setiap 30 menit pada jam-jam berikutnya nadi akan kembali normal pada satu
jam berikutnya, mungkin sedikit terjadi bradikardi.

3) Pernafasan
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah satu jam
post partum.

4) Tekanan darah
Periksa setiap 15 menit selama satu jam atau sampai stabil kemudian setiap 30
menit untuk setiap jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit
meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, hal ini akan normal kembali
setelah satu jam.

5) Kandung kemih
Kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis post partum dan cairan
intravena.

6) Fundus uteri
Periksa setiap 15 menit selama satu jam pertama kemudian setiap 30 menit,
fundus harus berada dalam midline, keras, dan 2 cm dibawah atau pada
umbilikus. Bila uterus lunak, lakukan masase hingga keras dan pijatnya hingga
berkontraksi ke pertengahan.

7) Sistem gastrointenstinal
Pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali normal.

8) Kehilangan berat daban


Pada masa post partum ibu biasanya akan kehilangan berat badan lebih kurang
5-6 kg yang di sebabkan oleh keluarnya plasenta dengan berat lebih kurang
750 gram, darah dan cairan amnion lebih kurang 1000 gram sisanya berat bada
bayi.

9) Lokea
Periksa setiap 15 menit aliran nya harus sedang. Bila darah mengalir dengan
cepat, curigai terjadinya robekan serfiks.

10) Perineum
Perhatikan luka episiotomi jika ada dan perineum harus bersih, tidak berwarna,
tidak ada edema dan jahitan harus utuh.

11) Sistem muskuluskeletal


Selama kehamilan otot-otot abdomen secara bertahap melebar dan terjadi
penurunan tonus otot. Pada periode post partum penurunan tonus otot jelas
terlihat. Abdomen menjadi lunak, lembut dan lemah, serta muskulusrektus
abdominis memisah.

b. Diagnosa keperawatan yang khas bagi wanita selama periode ini.


1) Kurang pengetahuan (kebutuhan Belajar) mengenai prosedur pembedahan,
harapan, regimen, pasca operasi yang berhubungan dengan kurang pemahaman
tidak mengenal informasi, kesalahan interprestasi.
2) Ansietas yang berhubungan dengan kritis situasi, ancaman konsep diri,
ancamanan yang dirasakan atau aktual dari kesejahteraan maternal dan janin
transmisi interpersonal.
3) Resiko tinggi terhadap harga diri rendah yang berhubungan dengan kegagalan
yang dirasakan pada kejadian hidup.
4) Ketidak berdayaan yang berhubungan dengan interaksi interpersonal, persepsi
terhadap aturan yang berhubungan dengan penyakit keputusan gaya hidup
5) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi yang berhubungan dengan
peningkataan atau kontraksi otot lebih lama, reaksi patologis
6) Resiko tinggi terhadap penyebaran penyebaran infeksi berhubungan dengan
prosedur infasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan Hb
7) Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas pada janin yang berhubungan
dengan perubahan aliran darah ke plasenta dan atau melalui tali pusat.
8) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan prosedur
invasif, insisi bedah.

Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ibu paska partum
menurut NANDA (2011), yakni sebagai berikut :
1) Nyeri berhubung dengan agen injuri fisik (pembedahan, trauma jalan lahir,
episiotomi).
2) Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko : Episiotomi, laserasi jalan
lahir, bantuan pertolongan persalinan
3) Gangguan eliminasi urine
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan
5) Defisit perawatan diri : mandi kebersiahan diri, makan, toileting berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum
6) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu,
terhentinya proses menyusui
7) Defisit pengetahuan : perawatan post partum berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penanganan post partum
8) Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik setelah melahirkan,
kurang aktivitas fisik, penurunan asupan cairan, efek analgesik dan penurunan
otot perut
9) Resiko perdarahan
c. Intervensi Keperawatan
1) Resiko terjadinya hemoragia yang berhubungan dengan atonia uteri atau trauma
a) Masase lembut secara intermitten fundus uteri dapat membantu
mengeluarkan darah dan bekuan yang menumpuk, sehingga uterus dapat
berkontraksi kembali.
b) Kaji jumlah darah yang keluar yang terdapat pada pembalut. Pembalut yang
basah keseluruhan mengandung sekitar 100 ml darah. Kehilangan 100 ml
darah setiap 15 menit dipertimbangkan sebagai aliran yang hebat.
c) Pantau tanda tanda vital dan observasi warna kulitnya apakah ibu
mengalami sianosi
d) Bila keluar jaringan dapat menandakan terjadinya sisa plasenta di dalam
uterus.
e) Bila perdarahan terjadi tiba-tiba kemungkinan laserasi pada serviks atau
vagina

2) Resiko terjadinya retensi urine yang berhubungan dengan proses persalinan.


Kandung kemih yang penuh menekan uterus keatas dan kesamping. Posisi yang
demikian dapat mengganggu kontraksi uterus, sehingga mengarah pada
terjadinya hemoragia. Hal ini menambah ketidak nyamanan dan dapat
mengakibatkan atonia uteri dinding kandung kemih, retensi urine, dan bahkan
infeksi.
Akibat terjadinya trauma dan pembengkakan terjadi pada ibu mungkin didapati
adanya kesulitan berkemih. Air hangat dipancurkan diatas vulva dan air biarkan
mengalir akan membantu relaksasi sfingter. Bila gagal, maka dianjurkan
katerisasi.

3) Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan nyeri persalinan (afterpain)


dan trauma lahir.
Selam beberapa hari setelah melahirkan, kontraksi uterus mungkin akan sangat
kuat dan menyakitkan, terutama pada multipara. Intervensi keperawatannya
meliputi hal-hal berikut ini.
a) Menjelaskan penjelasan fisiologi afterpain normal pada ibu
b) Berikan motivasi pada ibu untuk berkemih secara teratur
c) Tutupi abdomen ibu dengan selimut
d) Berikan analgetik sesuai resep dokter
e) Berikan dorongan untuk melakukan teknik relaksasi yang dipelajari pada
periode prenatal

Episiotomi dan hemoroid dapat menyebabkan ketidak nyamanan yang


signifikan. Intervensi keperawatan yang dilakukan sebagai berikut.

a) Memberikan dorongan pada ibu untuk berbaring pada kondisi miring


sambil gunakan kantong es selama dua jam
b) Menggunakan salep seperti yang diresepkan
c) Berikan analgetik seperti yang diresepkan
d) Ajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi

4) Kurang nya perawatan diri : mandi atau kebersihan diri yang berhubungan
dengan keletihan selama proses persalinan
Oleh karena keletihan atau efek analgetik selama melahirkan, ibu tidak dapat
membersihkan atau menghangatkan dirinya sendiri. Ketika perawat membasuh
wajah ibu dan lengannya serta menyelimutinya dengan selimut hangat, ibu
merasa diperhatikan dan merasa aman serta memungkinkan ia beristirahat
dengan lebih nyaman.

5) Resiko kurang nya volume cairan yang berhubungan dengan pembatasan


masukan selama proses persalinan
Oleh karena cairan peroral biasanya dibatasi selama persalina, banyak ibu
merasa haus dan membutuhkan cairan segera setelah melahirkan. Biasanya air
putih dalam jumlah sedang dianjurkan untuk diberikan. Namun, minum yang
terlalu banyak dan terlalu cepat dapat mengakibatkan muntah. Sebai tindakan
keperawatan, catat asupan dan pengeluaran yang akurat harus diperhatikan.

Berikut tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa NANDA (2011) yang muncul


pada ibu post partum dengan Sectio Caesarea :
1) Nyeri berhubun dengan agen injuri fisik (pembedahan, trauma jalan lahir,
episiotomi).
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pasca partum
diharapkan nyeri berkurang dengan
Kriteria hasil :
a) Mampu mengkontrol nyeri
b) Melaporkan bahwa nyeri berkurang
c) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d) Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC : Pain Management

a) Lakukan pengkajian secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,


durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
d) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e) Evaluasi bersalam pasien dan tim medis lain tentang ketidak efektian kontrol
nyeri masa lampau
f) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
g) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
h) Kurangi faktor presipitasi nyeri
i) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi, dan inter
personal)
j) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
k) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
l) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
m) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
n) Tingkatkan istirahat
o) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
p) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
NIC : analgesic Administration

a) Tentukan lokasi, karakteristik,kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian


obat
b) Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis, dan frekuensi
c) Cek riwayat alergi
d) Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
e) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
f) Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
g) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk prngobatan nyeri secara teratur
h) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
i) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.
j) Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala.

2) Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko : Episiotomi, laserasi jalan


lahir, bantuan pertolongan persalinan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pasca patrum
diharapkan infeksi terkontrol dengan
Kriteria hasil :
a) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b) Mendeskripsikaan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya
c) Menunjukan kemapuan untuk mencegah timbulnya infeksi
d) Jumlah leukosit dalam batas normal
e) Menunjukan perilaku hidup sehat

NIC : Infection Control

a) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain


b) Pertahankan teknik isolasi
c) Batasi pengunjung bila perlu
d) Instruksikan pada penggunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
e) Gunkan sabun antrimikroba untuk cuci tanggan
f) Cuci tanggan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
g) Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
h) Pertahkan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
i) Ganti perlak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
petunjuk umum
j) Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
k) Tingkatkan intake nutrisi
l) Berikan terapin antibiotik bila perlu

NIC : Infection Protection

a) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal


b) Monitor hitung granulosit,WBC
c) Monitor kerentanan terhadap infeksi
d) Batasi pengunjung
e) Sering pengunjung terhadap penyakit menular
f) Pertahankan teknik aseptik pada pasien yang beresiko
g) Pertahankan teknik isolasi kalo perlu
h) Berikan perawatan kulit pada area epidema
i) Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,panas, drainase
j) Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah
k) Dorong masukan nutrisi yang cukup
l) Dorong masukan cairan
m) Dorong istirahat
n) Instruksikan pasien utnuk minum antibiotik sesuai resep
o) Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
p) Ajarkan cara menghindari infeksi
q) Laporkan kecurigaan infeksi
r) Laporkan kultur positif

3) Gangguan eliminasi urine


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pasca partum
diharapakan tidak terjadi eliminasi urinary dengan
Kriteria hasil :
a) Kandung kemih kosong secara penuh
b) Tidak ada residu urine >100-200 cc
c) Intake cairan dalam rentang normal
d) Bebas dari ISK
e) Tidak ada spasme bladder
f) Balance cairan seimbang

NIC : Urinary Retention Care

a) Lakukan penilaian kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia


b) Memantau penggunaan obat dengan sifat antikolinergik atau properti
alpha

NIC : Agonis

a) Memonitor efek dari obat obatan yang diresepkan


b) Menyediakan penghapusan privasi
c) Gunakan kekuatan sugesti dengan mejalankan air atau disiram toilet
d) Merangsang refleks kandung kemih dengan menerapkan dingin untuk
perut
e) Sediakan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih (10
menit)
f) Gunakan spirit wintergreen di pispot atau urinal
g) Menyediakan manuver Creda, yang diperlukan
h) Gunakan doubel-void teknik
i) Masukkan kateter kemih sesuai
j) Anjurkan pasien atau keluarga untuk merekam output urin
k) Instruksikan cara-cara untuk menghindari konstipasi atau impaksi tinja
l) Memantau asupan dan keluaran
m) Mentau tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi
n) Membantu dengan toilet secara berkala
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pasca partum
diharapkan pola tidur normal dengan
Kriteria hasil :
a) Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam
b) Pola tidur, kualitas dalam batas normal
c) Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
d) Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur

NIC : Sleep Enhancement

a) Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur


b) Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
c) Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur
d) Ciptakan lingkungan yang nyaman
e) Kolaborasi pemberian obat tidur
f) Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien
g) Instruksikan utuk memonitoring tidur pasien
h) Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
i) Monitor atau catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam

5) Defisit perawatan diri : mandi kebersiahan diri, makan, toileting berhubungan


dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pasca partum
diharapkan kebutuhan nutrisi teratasi dengan
Kriteria hasi :
a) Status nutrisi : ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
b) Status nutrisi : asupan makanan dan cairan yang diasup kedalam tubuh
selama 24 jam
c) Mampu untuk melakukan aktifitas (ADL) secara mandiri
d) Kemampuan untuk makan makanan secara mandiri
e) Mengungkapkan kepuasan makanan dan terhadap kemampuan untuk
makan sendiri

NIC : Self Care Assistance : feeding

a) Monitor pasien kemampuan untuk menelan


b) Identifikasi diet yang diresepkan
c) Mengatur nampan makanan dan meja makan menarik
d) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan
e) Memberikan bantuan fisik sesuai kebutuhan
f) Menyediakan untuk menghilangkan rasa sakit yang memadahi sebelum
makan
g) Menyediakan kesehatan mulut sebelum makan
h) Menyediakan sedotan sesuai kebutuhan yang di inginkan
i) Menyediakan makanan pada suhu yang diselerakan
j) Memantau berat badan pasien
k) Menyediakan makanan dan minuman yang disukai

6) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan


ibu, terhentinya proses menyusui
Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatan pada ibu pasca partum
diharapkan pemberian ASI efektif dengan
Kriteria hasil :
a) Kemantapan pemberian ASI
b) Pemeliharaan pemberian ASI
c) Penyapihan pemberian ASI
d) Pengetahuan pemberian ASI
e) Ibu mengenali isyarat lapar dari bayi dengan segera
f) Ibu mengidentifikasikan kepuasan terhadap pemberian ASI
g) Ibu tidak mengalami nyeri tekan pada puting
h) Mengnali tanda tanda penurunan suplai ASI
NIC : Breastfeding Assistence

a) Evaluasi pola penghisapan


b) Tentukan dan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
c) Evaluasi pemahaman ibu tentang isyarat menyusui dari bayi
d) Kaji kemampuan bayi untuk latch on dan menghisap secara efektif
e) Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi keputing
f) Pantau integritas kulit puting ibu
g) Evaluasi tentang pemahaman sumbatan kelenjar susu dan mastitis
h) Pantau kemampuan untuk mengurangi kongesti payudarah dengan benar
i) Pantau berat badan dan pola eliminasi bayi

NIC : Breast Examinatio, Laction Supresion

a) Fasilitasi proses bantuan interaktif untuk membantu mempertahankan


keberhasilan proses pemberian ASI
b) Sediakan informasi tentang laktasi
c) Ajarkan pengasuh bayi mengenai topik-topik
d) Ajarkan orang tua mempersiapkan, menyiapkan, menghangatkan dan
kemungkinan pemberian tambahan susu formula
e) Apabila penyapihan diperlukan

NIC : Lactation Counseling

a) Sediakana informasi tentang keuntungan dan kerugian pemberian ASI


b) Demostrasikan latihan menghisap, jika perlu
c) Diskusikan metode alternatif pemberian makan bayi

7) Defisit pengetahuan : perawatan post partum berhubungan dengan kurangnya


informasi tentang penanganan post partum
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pasca partum
diharapkan pengetahuan klien meningkat dengan
Kriteria hasil :
a) Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
b) Klien dan keluarga mapu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
c) Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat atau tim kesehatan lainnya.

NIC : Teaching : disease Process

a) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang proses


penyakit yang spesifik
b) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dngan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
c) Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit, dengan cara
tepat
d) Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
e) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
f) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
g) Sedikan bagi keluarga informasi tentang kemajuan klien dengan cara yang
tepat
h) Diskusikan perubahan gaya hidup yang menungkinkan diperlukan untuk
mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
i) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
j) Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan

8) Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik setelah melahirkan,


kurang aktivitas fisik, penurunan asupan cairan, efek analgesik dan penurunan
otot perut
Tujuan : setelah dikalukan tindakan keperawatan pada ibu pascapartum
diharapkan kontipasi teratasi dengan
Kriteria hasil :
a) Mwmpertahankan betuk fases lunak setiap 1-3 hari
b) Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
c) Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi
NIC : Constipation/impaction Managerment

a) Monitor tanda dan gejala


b) Monitor bising usus
c) Monitor fases frekuensi, konsistensi dan volume
d) Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus
e) Monitor tanda dan gejala ruptur usus atau peritonitis
f) Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien
g) Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
h) Dukung intake cairan
i) Kolaborasikan pemberian laksatif.

9) Resiko perdarahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu pascapartum
diharapkan perdarahan teratasi dengan
Kriteria hasil :
a) Tidak ada hematuaria dan hematemesis
b) Kelihalan darah yang terlihat
c) Tekanan darah dalam batas normal
d) Tidak ada perdarahan pervagina
e) Tidak ada distensi abdominal
f) Hemoglobin dan hematrokrit dalam batas normal
g) Plasma, PT, PTT dalam batas normal

NIC : Bleeding Precautions

a) Monitor ketat tanda-tanda perdarahan


b) Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah terjadi perdarahan
c) Monitor nilai lab (koagulasi) yang meliputi, PT, PTT, trombosit
d) Monitor TTV ortostatik
e) Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif
f) Kolaborasi dalam pemberian produk darah (platelet atau fresh frozen
plasma)
g) Lindungi pasien dari trauma yang menyeabkan perdarahan
h) Anjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung
vitamin k
i) Identifasi penyebab perdarahan
j) Monitor status cairan yang meliputi intake dan output
k) Lakukan manual pressure (tekanan) pada area perdarahan
l) Monitor nadi distal dari area luka atau perdarahan
m) Instruksikan pasien untuk menekan area luka pada saat bersin atau batuk
n) Instruksikan pasien untuk membatasi aktiviatas

NIC : Bleeding reduction : gastrointestinal

a) Observasi adanya darah dalam sekresi cairan tubuh


b) Moniror complete blood count dan leukosit
c) Dokumentasikan warna,jumlah, dan karakteristik fases
d) Berikan cairan intravena

d. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang teah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk
tenaga kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oelh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

e. Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman pada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai.

You might also like