Professional Documents
Culture Documents
C. Tinjauan Pustaka :
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan
perubahan senyawa kimia. Senyawa atau senyawa-senyawa awal yang terlibat
dalam reaksi disebut reaktan. Dan hasil dari suatu reaksi kimia disebut hasil
reaksi.
Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh
suatu rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat
itu. Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam
suatu molekul zat. Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus paling
sederhana yang memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis
atom yang ada di dalam senyawa itu.
Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa,
penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya, dan transformasi
mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa baru. Karena atom tidak dapat
dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari
setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi harus selalu sama. Kekekalan materi
dalam perubahan kimia terlihat dari persamaan kimia yang seimbang untuk
proses tersebut.
Persamaan reaksi kimia hanya dapat dituliskan apabila rumus zat
pereaksi dan hasil reaksi telah diketahui. Rumus reaktan dan hasil reaksi
dilengkapi dengan simbol-simbol di belakang rumus zat dalam tanda kurung
untuk menyatakan wujud (fasa)nya yaitu (s) untuk fasa padat,(l) intuk fasa
cair, (g) untuk fasa gas. Untuk menyatakan reaksi berlangsung dalam larutan
air, digunakan tanda (aq) dibelakang rumus zat. Jika rumus zat dalam
persamaan reaksi tidak disertai dengan tanda fasa, berarti reaksi berlangsung
dalam larutan air. (s = solid; l = liquid; g = gas; dan aq = aqueous solution).
Salah satu penggolongan reaksi kimia adalah:
a. Reaksi sintesis yaitu pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya.
Misalnya:
Fe(s) + Cl2(g) FeCl(s)
b. Reaksi metatesis yatu reaksi pertukaran antar senyawa. Misalnya:
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
c. Reaksi penetralan atau reaksi asam-basa.
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
d. Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yaitu reaksi yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi. Misalnya:
K2SO3(aq) + ½ O2(g) K2SO4(aq)
Reaski asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari
sebuah molekul asam ke molekul basa. Dalam reaksi tersebut asam berperan
sebagai donor proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.
HA + B A- + HB+
Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa
konjugasi. Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu
asam/basa dan asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi
kesetimbangan ini ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa
(Ka dan Kb) dari setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi
asam-basa adalah netralisasi dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama
akan membentuk garam yang sifatnya netral.
Presipitasi adalah proses reaksi terbentunya padatan (endapan) di
dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya
terbentuk ketika konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan
dan hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan
menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi
presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses
yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal tunggal juga dapat
diperoleh dari rekristalisasi dan garam mikrokristalin.
Suatu reaksi kimia juga dapat menghasilkan gas. Reaksi kimia
yang menghasilkan gas dengan reaksi pembentukan gas. Gas dapat terbentuk
apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak larut dalam air dan titik
didihnya rendah. Gas juga dapat terbntuk apabila produk dari suatu reaksi
tidak stabil hingga terurai menjadi gas dan zat lain. Contohnya:
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
Reaksi redoks adalah transfer elektron dari salah satu senyawa
(reduktor) ke senyawa lainnya (oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang
satu akan teroksidasi dan senyawa yang lainnya akan tereduksi, oleh karena
itu disebut reaksi redoks. Oksidasi yaitu kenaikan bilangan oksidasi, dan
reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari
elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi
yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada
elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).
Contoh reaksi redoks adalah:
2S2O32-(aq) + I2(aq) S4O62-(aq) + 2I-(aq)
Dimana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi
S4O62-.
Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen
pereduksi dan mana yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui dari
keeelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan unsur logam, maka akan
dengan mudah memberikan elektron mereka dan teroksidasi-elemen ini
menjadi reduktor kebalikannya, banyak ion mempunyai bilangan oksidasi
tinggi seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-) dapat memperoleh satu atau lebih
tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.
Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks
dapat diketahui dari konfigurasi elektron-elemen reaktannya. Setiap elemen
akan berusaha untuk menjadikan konfigurasi elemen gas mulia. Logam alkali
dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas alam
sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.
Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi
elektrokimia, dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai reduktor.
Reaksi ini penting untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti klorin atau
alumunium. Proses kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk
menghasilkan listrik juga ada dan prinsip ini digunakan pada baterai.
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator.
Indikator mempunyai warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
Fungsi indikator universal adalah memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat
secara akurat.
Ciri-ciri reaksi kimia
1.) Terjadi perubahan warna
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk.
Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-
ikatan antar atom reaktan dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang
membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi.
Untuk membentuk ikatan yang baru, dilepaskan sejumlah energi.
2.) Terjadi perubahan suhu
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk
panas disebut dengan reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang
menyerap energi panas disebut reaksi endoterm.
Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang kita sebut
dengan sistem, tempat diluar sistem disebut dengan lingkungan.
Pada reaksi eksoterm, terjadi perpindahan energi panas dari sistem
ke lingkungan. Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan energi
panas dari lingkungan ke sistem.
3.) Terjadi pembentukan endapan
` Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung
reaksi, kadang-kadang terbentuk suatu senyawa yang tidak larut,
berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan itu disebut
dengan endapan (presipitat).
4.) Terjadi pembentukan gas
Secra sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang
terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam
larutan yang direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya
yang khas, seperti asam sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau
busuk.
Beberapa indikator asam-basa antara lain:
1.) Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul
yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. “H”
adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. “Lit” adalah
molekul asam lemah. Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah,
ketika terionisasi adalah biru.
2.) Jingga metil (methyl orange)
Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak
dignakan dalam titrasi pada larutan yang bersifat basa, jinga metil
berwarna kuning. Pada lakmus jingga metil, pada setengah tingkat
dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga
terjadi pada pH 3 - 4,5.
3.) Fenolftalein
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain sering
digunakan dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang
lain. Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya
berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih
menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah
indikator menjadi tidak berwarna. Penambahan ion hidroksida
menghasilkan ion hidrogen dan kesetimbangan yang mengarah ke
kanan untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah
muda. Range pH berkisar antara 8-10.
E. Alur Percobaan :
1.) Percobaan 1
Tabung reaksi 1 Tabung reaksi 2
20 tetes HCl 0,05 M 20 tetes NaOH 0,05 M
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditetesi 1 tetes indikator universal
Diamati dan dicatat perubahannya
Dicampurkan
Diamati dan dicatat perubahnnya
Dicampurkan
Diamati dan dicatat perubahannya
Larutan berubah warna
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
2.) Percobaan 2
Tabung reaksi 1
20 tetes ZnSO4 0,5 M
Ditambah 5 tetes NaOH 0,5 M
sampai terjadi perubahan
Diamati dan dicatat perubahannya
Tabung reaksi 2
20 tetes ZnSO4 0,5 M
Ditambah 5 tetes NH4OH 0,5 M
sampai terjadi perubahan
Diamati dan dicatat perubahannya
3.) Percobaan 3
Tabung reaksi 1
3 mL NH4Cl 0,5 M
Tabung reaksi 2
0,2 g serbuk CaCO3
Dimasukkan ke dalam tabung pipa bersumbat
Ditambah 3 mL HCl 0,5 mL
Diamati dan dicatat perubahannya
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(s) + CO2(g) + H2O(l)
Dihubungkan dengan tabung reaksi yang berisi Ca(OH)2
Diamati dan dicatat perubahannya
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)
4.) Percobaan 4
Tabung reaksi 1
1 mL BaCl2 0,1 M
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL K2CrO4 0,1 M
Diamati dan dicatat perubahannya
Tabung reaksi 2
1 mL BaCl2 0,1 M
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL K2Cr2O7 0,1 M
Diamati dan dicatat perubahannya
BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq) BaCr2O7(s) + 2KCl(aq)
Tabung reaksi 3
1 mL BaCl2 0,1 M
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL HCl 0,5 M
Diamati dan dicatat perubahannya
BaCl2(aq) + HCl(aq) BaCl2(aq) + HCl(aq)
Ditambahkan 1 mL HCl 0,5 M
Diamati dan dicatat perubahannya
BaCl(aq) + K2CrO4(aq) BaCrO4(aq) + 2KCl(aq)
F. Hasil Pengamatan :
No.
Perc Sebelum Sesudah
.
1. 1) HCl = tidak berwarna a. 1 ml HCl 0,05 M + 1 tetes
2) CH3COOH = tidak berwarna indikator universal = berwarna
3) NaOH = tidak berwarna merah (+)
4) NaOH + indikator universal b. 1 ml CH3COOH 0,05 M + 1 1
= berwarna ungu tetes indikator universal =
berwarna merah
c. HCl(aq) + NaOH(aq)→ NaCl(aq) +
H2O(l) = berwarna hijau
d. CH3COOH(aq)+ NaOH(aq)→
CH3COONa(aq) + H2O(l) =
berwarna merah pudar.
2. 1) ZnSO4 = tidak berwarna a. ZnSO4(aq)+ 2NaOH(aq)→
2) NaOH = putih sedikit keruh Na2SO4(aq)+ Zn(OH)2(s) pada
3) NH4OH = tidak berwarna penambahan 5 tetes NaOH =
berwarna larutan putih keruh dan
didiamkan ada endapan putih(+),
dan setelah ditambahkan NaOH
sampai 188 tetes larutan belum
bening dan endapan tersebut
belum larut.
b. ZnSO4(aq)+2NH4OH(aq) →
(NH4)2SO4(aq) + Zn(OH)2(s) pada
penambahan 5 tetes NH4OH =
berwana putih keruh dan di
diamkan terjadi endapan, dan
setelah ditambahkan NH4OH
sampai 145 tetes belum bening
dan endapan tersebut belum
larut.
3. 1) NH4Cl = tidak berwarna a. (NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq)→
2) NaOH = tidak berwarna 2NH3(g) +Na2SO4(aq) + H2O(l)
3) HCl= tidak berwarna (NH4)SO4yang ditambahkan
4) Ca(OH)2 = tidak berwarna dengan NaOH membentuk gas
5) Padatan CaCO3 = berwarna NH3 yang dapat diketahui dari
putih perubahan warna kertas lakmus
merah menjadi biru
b. CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(s)
+ H2CO3(aq)
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) →
CaCO3(s) + H2O(l)
CaCO3 ditambahkan HCl yang
bereaksi melalui selang
erlenmeyer pipa samping dengan
Ca(OH)2 terbentuk endapan
CaCO3 dan H2O
c. Pada Ca(OH)2 terdapat
gelembung gas dan larutan
menjadi keruh.
4. 1) BaCl2 = tidak berwarna a. BaCl2(aq) + K2CrO4 (aq)
2) K2CrO4 = kuning BaCO3(s) + H2O(l) = kuning,
3) K2Cr2O7 = kuning tua terdapat endapan putih (+)
4) HCl = tidak berwarna b. BaCl2(aq)+ K2Cr2O7(aq)
BaCrO7(s) + 2KCl(aq) = jingga,
terdapat endapan putih
c. BaCl2(aq)+ K2CrO4(aq)
BaCO3(s) + H2O(l) = kuning ,
terdapat endapan putih (+)
d. K2CrO4(aq) + HCl(aq) BaCl2(aq)
+ H2CrO4(aq) = Jingga dan
endapan larut.
HCl berfungsi untuk melarutkan
endapan dan membuat warna
lebih mendekati ke tabung reaksi
B
e. Dari hasil percobaan A, B dan C
dibandingkan, menghasilkan
endapan pada tabung A > B > C
H. Diskusi :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan:
1. Pada percobaan pertama merupakan reaksi asam basa jenis penetralan,
sedangkan pada percobaan kedua merupakan reaksi pengendapan,
percobaan ketiga merupakan reaksi pembentukaan gas, dan percobaan
keempat merupakan reaksi oksidasi.
2. Pada percobaan pertama pada 1 mL CH3COOH 0,05 M + 1 mL NaOH
0,05 M : berwarna merah pudar. Hasil ini berbeda dari hasil reaksi yang
benar yaitu berwarna biru keunguan. Kesalahan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya ketelitian praktikan saat
mengguakan pipet; takaran yang tidak sesuai; dan saat proses
membersihkan alat praktikum.
3. Pada percobaan kedua, pada proses pelarutan endapan Zn(OH)2 pada
tabung 1 yang ditetesi 5 tetes NaOH 0,5 M serta pada tabung 2 yang
ditetesi 5 tetes NH4OH 0,5 M belum mengalami pelarutan. Hal ini
berbeda dari hasil reaksi yang benar yaitu endapan mengalami pelarutan
sehingga larutan menjadi jernih lagi. . Kesalahan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya kurangnya ketelitian praktikan saat
mengguakan pipet; takaran yang tidak sesuai; dan saat proses
membersihkan alat praktikum.
4. Reaksi kesetimbangan kromat menjadi dikromat adalah:
I. Kesimpulan :
Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa:
A. Pada percobaan 1
Setelah HCl ditetesi indikator universal maka berwarna merah karena
bersifat asam kuat.
Setelah CH3COOH ditetesi indikator universal maka berwarna merah
pudar karena bersifat asam lemah.
Setelah NaOH ditetesi indikator universal maka berwarna ungu karena
bersifat basa kuat.
Setelah HCl dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna hijau
karena menhandung NaCl (garam netral).
Setelah CH3COOH dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna
biru (garam basa).
B. Pada percobaan 2
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NaOH sebanyak 5 tetes maka warna
larutan berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih (+).
Setelah ditambah 188 tetes NaOH larutan belum bening dan endapan
tersebut belum larut. (seharusnya larutan menjadi bening dan
endapan larut).
ZnSO4(aq)+2NH4OH(aq) → (NH4)SO4(aq) + Zn(OH)2(aq) pada
penambahan 5 tetes NH4OH = berwana putih keruh dan di diamkan
terjadi endapan, dan setelah ditambahkan NH4OH sampai 145 tetes
belum bening dan endapan tersebut belum larut. (seharusnya
endapan larut).
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NH4OH sebanyak 5 tetes maka warna
larutan berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih.
Setelah ditambah 145 tetes NH4OH larutan belum bening dan
endapan tersebut belum larut. (seharusnya berubah warna menjadi
bening endapan larut).
C. Pada percobaan 3
Setelah NH4Cl direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas NH3
sehingga dapat mengubah warna lakmus merah menjadi biru (bersifat
basa).
Setelah CaCO3 direaksikan dengan HCl menghasilkan CaCl, CO2 dan
H2O, kemudian direaksikan dengan Ca(OH)2, sehingga menghasilkan
gelembung gas (CO2) dan terdapat endapan putih (endapan CaCO3).
D. Pada percobaan 4
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2CrO4 menghasilkan larutan
BaCrO4 berwarna kuning dan terdapat endapan (Tabung 1)
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 menghasilkan larutan
BaCr2O7 berwarna jingga dan terdapat endapan (Tabung 2)
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 dan HCl menghasilkan
endapan BaCr2O7 berwarna jingga dan terdapat endapan .
Dari percobaan yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa reaksi
kimia merupakan suatu proses yang menghasilkan zat baru yaitu hasil reaksi.
Suatu reaksi kimia disertai dengan kejadian fisis diantaranya perubahan
warna dan suhu, pembentukan endapan, dan timbulnya gas. Banyak kejadian
fisis yang terjadi pada percobaan reaksi-reaksi kimia yang kami lakukan. Dan
dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri reaksi kimia sebagai berikut :
Terbentuknya endapan pada percobaan 2, 3, 4
Terbentuknya gas pada percobaan 3
Terjadinya perubahan warna pada percobaan 1, 3a
J. Pertanyaan :
Tulislah semua persamaan reaksi pada percobaan di atas dengan benar!
K. Jawaban :
1) Percobaan 1
HCl(aq) + NaOH(aq)→ NaCl(aq) + H2O(l)
CH3COOH(aq)+ NaOH(aq)→ CH3COONa(aq) + H2O(l)
2) Percobaan 2
ZnSO4(aq)+ 2NaOH(aq)→ Na2SO4(aq)+ Zn(OH)2(s)
ZnSO4(aq)+2NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
3) Percobaan 3
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq)→ 2NH3(g) +Na2SO4(aq) + H2O(l)
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(s) + H2CO3(aq)
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → BaCO3(s) + H2O(l)
4) Percobaan 4
BaCl2(aq) + K2CrO4 (aq) BaCO3(s) + H2O(l)
BaCl2(aq)+ K2Cr2O7(aq) BaCrO7(s) + 2KCl(aq)
BaCl2(aq)+ K2CrO4(aq) BaCO3(s) + H2O(l)
K2CrO4(aq) + HCl(aq) BaCl2(aq) + H2CrO4(aq)
L. Daftar Pustaka :
Fuatzvirkill. 2011. Reaksi-reaksi Kimia. 17 Desember 2011.
https://fuatzvirkill.wordpress.com/2011/12/17/reaksi-reaksi-
kimia.html.
Laras, Laurenza.
www.academia.edu/9864063/LAPORAN_KIMIA_DASAR_REAKSI
-REAKSI_KIMIA
Ramadanu, Dita. 2015. Laporan Kimia Dasar Reaksi-reaksi Kimia.
http://dikaramadanu.blogspot.co.id/2015/03/laporan-kimia-dasar-
reaksi-reaksi-kimia.html.
Sukarna, I Made. 2003. Kimia Dasar 1. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
M. Lampiran :
Dokumentasi langkah-langkah
1) Percobaan 1
2) Percobaan 2
a) larutan ZnSO4 ditetesi larutan NaOH
4) Percobaan 4
Larutan BaCl2
a) Pada tabung reaksi 1 BaCl2 ditetesi larutan K2CrO4 yang akan
menghasilkan endapan BaCrO4.
b) Pada tabung reaksi 1 BaCl2 ditetesi larutan K2Cr2O7 yang akan
menghasilkan endapan BaCr2O7
c) Pada tabung reaksi 1 BaCl2 ditetesi larutan K2CrO4 dan larutan HCl yang
akan menghasilkan endapan BaCrO4 dan fungsi larutan HCl tersebut
adalah untuk melarutkan endapan BaCrO4. Sehingga reaksi tersebut tidak
terjadi endapan.