You are on page 1of 12

Klarifikasi Istilah

1. Menggigil : kontraksi otot motorik yang berlebihan


2. Berkeringat banyak : mekanisme tubuh untuk mengatur suhu tubuh
3. Mata berair : suatu manifestasi dari gangguan sistem lacrimalis
4. Diare : pengeluaran tinja berkali-kali, abnormal
5. Ingus mengocor : lendir membran mukosa hidung yang keluar terus-menerus
6. Nyeri : perasaan tidak enak/menderita akibat rangsangan ujung-ujung
syaraf
7. Pernapasan cepat : frekuensi pernapasan lebih dari frekuensi normal
8. Otot : organ dimana kontraksi menimbulkan gerakan
9. Sendi-sendi : tempat penyatuan atau sambungan dua tulang rangka tubuh
atau lebih
10. Gaya hidup modern : gaya hidup yang mengikuti perkembangan zaman
11. Boros : pengeluaran yang berlebihan
12. Geng : sekelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latar
belakang sosial, sekolah.

Identifikasi Masalah

Analisis Masalah

1a. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari menggigil ?

Penyebab :

- Mekanisme termoregulasi tubuh terhadap penurunan suhu


- Pendapat lain menyatakan bahwa menggigil yang terjadi mungkin berhubungan
dengan mekanisme neurologis akibat pengaruh penggunaan obat-obat anestesi
terhadap susunan saraf pusat.

Withdrawal

Administrasi secara terus-menerus opioid menyebabkan ketergantungan fisik, munculnya


gejala penarikan selama pantang. Ketergantungan fisik diharapkan setelah 2-10 hari terus-
menerus digunakan ketika obat itu berhenti tiba-tiba. Onset dan durasi penarikan bervariasi
dengan obat yang digunakan. Sebagai contoh, gejala penarikan meperidine puncaknya pada
8-12 jam dan berlangsung selama 4-5 hari. Gejala putus heroin biasanya puncak dalam waktu
36-72 jam dan dapat berlangsung selama 7-14 hari. penarikan opioid adalah sebagai berikut:

- gejala - Diare, Rhinorrhea, diaphoresis, lacrimation, menggigil, mual, emesis, piloerection


(ungkapan berhenti "kalkun dingin" mengacu pada piloerection, atau "merinding")
- Sistem saraf pusat gairah - sulit tidur, gelisah, tremor
- kram perut, nyeri tulang, dan sakit otot baur
Mekanisme :

Konsumsi Heroin  Heroin berikatan dengan reseptor opioid di otak. Opioid bekerja dengan
mengikat dan mengaktivasi reseptor opiat pada tubuh manusia seperti reseptor μ (mu), ä
(delta), ë (kappa)  reseptor μ (mu), ä (delta) bagian dari sistem tubuh yang berhubungan
dengan mood, kondisi kepuasan, dan rasa sakit, sebagaimana juga fungsi pernafasan, TD,
endokrin, G.I. reseptor ë (kappa) berhubungan dengan endokrin dan analgesia  ketiga
reseptor ini berhubungan dengan protein G dan berpasangan dengan adenilsiklase
menyebabkan penurunan formasi siklik AMP  sehingga menghambat neurotransmitter 
adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi dihentikan tiba-tiba
hiperaktivitas efek terhadap Sistem saraf pusat dan perifer 6 – 10 jam setelah penghentian
pemakaian muncul gejala tremor menggigil  peningkatan tonus otot rangka diseluruh
tubuh

1b. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari berkeringat banyak ?

(medicastore.com)

1. Makanan atau minuman tertentu.


Minuman panas dan minuman yang mengandung kafein atau alkohol bisa
membuat kita berkeringat. Makanan pedas juga bisa menyebabkan
berkeringat.

2. Obat-obatan.
- Beberapa anti-psikosa yang digunakan untuk mengobati kelainan jiwa
- Morfin
- Tiroksin dosis tinggi
- Overdosis obat pereda nyeri (misalnya aspirin dan asetaminofin).

3. Menopause.
Wanita yang memasuki masa menopause bisa mengalami hot flashes,
dimana terjadi peningkatan suhu kulit yang disertai dengan keringat dan
kegerahan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kadar estrogen.
Beberapa wanita menopause bahkan sering terbangun pada malam hari
karena pakaiannya basah oleh keringat.

4. Hipoglikemia.
Kadar gula darah yang rendah sering dijumpai pada penderita diabetes
yang mengkonsumsi insulin atau obat anti-diabetes-oral. Gejala awalnya
adalah berkeringat, badan gemetaran, lemah, lapar dan mual.
Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah makan, terutama pada orang-orang
yang telah menjalani pembedahan lambung atau usus.

5. Demam.
Demam terjadi jika suhu tubuh naik sampai diatas batas normal. Demam
bisa terjadi pada berbagai jenis infeksi batreri dan virus.
Pada saat suhu tubuh mulai turun kembali, bisa disertai dengan keringat
yang berlebihan.

6. Hipertiroidisme.
Kadang kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar hormon tiroksin. Hal
ini bsa menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat
atau tidak teratur, gelisah, peningkatan kepekaan terhadap panas dan
keringat yang berlebihan.

7. Serangan jantung.
Serangan jantung terjadi jika aliran darah ke otot jantung berkurang.
Gejalanya adalah nyeri dada yang menyebar ke bahu, lengan atau
punggung, sesak nafas dan keringat berlebihan.
8. Tuberkulosis.
Salah satu gejala tuberkulosis adalah berkeringat di malam hari.

9. Malaria.
Gejala malaria berhubungan dengan siklus hidup parasit penyebabnya.
Pada awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual dan muntah; ketika
suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat.
10. efek putus obat opioid .
1c. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari mata berair ?

Penyebab :

- konjungtivitis
- rhinitis alergik

Withdrawal

Administrasi secara terus-menerus opioid menyebabkan ketergantungan fisik, munculnya


gejala penarikan selama pantang. Ketergantungan fisik diharapkan setelah 2-10 hari terus-
menerus digunakan ketika obat itu berhenti tiba-tiba. Onset dan durasi penarikan bervariasi
dengan obat yang digunakan. Sebagai contoh, gejala penarikan meperidine puncaknya pada
8-12 jam dan berlangsung selama 4-5 hari. Gejala putus heroin biasanya puncak dalam waktu
36-72 jam dan dapat berlangsung selama 7-14 hari. penarikan opioid adalah sebagai berikut:

 gejala - Diare, Rhinorrhea, diaphoresis, lacrimation, menggigil, mual, emesis, piloerection


(ungkapan berhenti "kalkun dingin" mengacu pada piloerection, atau "merinding")
 Sistem saraf pusat gairah - sulit tidur, gelisah, tremor
 kram perut, nyeri tulang, dan sakit otot baur

Konsumsi Heroin  Heroin berikatan dengan reseptor opioid di otak. Opioid bekerja dengan
mengikat dan mengaktivasi reseptor opiat pada tubuh manusia seperti reseptor μ (mu), ä
(delta), ë (kappa)  reseptor μ (mu), ä (delta) bagian dari sistem tubuh yang berhubungan
dengan mood, kondisi kepuasan, dan rasa sakit, sebagaimana juga fungsi pernafasan, TD,
endokrin, G.I. reseptor ë (kappa) berhubungan dengan endokrin dan analgesia  sehingga
menghambat neurotransmitter  adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika
konsumsi dihentikan tiba-tiba hiperaktivitas efek terhadap Sistem saraf pusat dan perifer 6 –
10 jam setelah penghentian pemakaian muncul gejala hipereksresi glandula lacrimalis 
mata berair

1d. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari pernapsan cepat ?

1e. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari merasa nyeri tak tertahankan disekujur otot
tubuh dan sendi-sendinya ?

Nyeri otot adalah gejala dari beberapa penyakit atau kelainan. Penyebab yang paling sering
disebabkan oleh ketegangan ( kontraksi ) yang berlebihan, saat latihan atau bekerja berat.

Penyebab :
1. Overuse (Berlebihan)
2. Injury (Cedera)
3. Autoimune (Autoimun)
4. Metabolic defect (Cacat metabolik)
5. Other (Lainnya)
6. Medication (Obat)
7. Withdrawal Syndrome (Penarikan Sindrom)

PENYEBAB NYERI OTOT:


1. Trauma termasuk Sprains dan Strain.
2. Ketegangan (kontraksi) yang berlebihan, saat latihan atau bekerja berat.
3. Tension atau stress Elements
Nyeri otot dapat melibatkan lebih dari satu otot pada waktu yang bersamaan.
Nyeri otot juga dapat melibatkan jaringan lunak yang mengelilingi otot (jaringan ikat, ligamen,
tendon, dan fasia)
Nyeri otot yang khronis biasanya disebabkan oleh metabolic myopathy, defisiensi nutrisi atau
chronic fatique syndrome

Kontraksi :
Sel otot bekerja dengan impuls listrik dari otak yang membuat terjadi kontraksi melalui pelepasan
kalsium oleh retikulum sarkoplasma

Kelelahan metabolik :
Pengurangan kekuatan kontraksi otot akibat efek langsung atau tidak langsung dari pengurangan
substrat atau akumulasi gangguan metabolit dalam serat otot.
Turunnya kekuatan otot dapat disebabkan karena kurangnya energi bahan bakar kontraksi atau
interfensi kemampuan ca2+ untuk merangsang aktin dan myosin.

1f. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari ingus mengocor ?

Konsumsi Heroin  Heroin berikatan dengan reseptor opioid di otak. Opioid bekerja dengan
mengikat dan mengaktivasi reseptor opiat pada tubuh manusia seperti reseptor μ (mu), ä
(delta), ë (kappa)  reseptor μ (mu), ä (delta) bagian dari sistem tubuh yang berhubungan
dengan mood, kondisi kepuasan, dan rasa sakit, sebagaimana juga fungsi pernafasan, TD,
endokrin, G.I. reseptor ë (kappa) berhubungan dengan endokrin dan analgesia  sehingga
menghambat neurotransmitter  adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika
konsumsi dihentikan tiba-tiba hiperaktivitas efek terhadap Sistem saraf pusat dan perifer 6 –
10 jam setelah penghentian pemakaian muncul gejala hipereksresi glandula lacrimalis
disalurkan ke nasal melalui canalis lacrimalis dan ductus nasolacrimal  ingus mengocor.

1g. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari perutnya terasa sakit disertai diare ?

Withdrawal

Administrasi secara terus-menerus opioid menyebabkan ketergantungan fisik, munculnya


gejala penarikan selama pantang. Ketergantungan fisik diharapkan setelah 2-10 hari terus-
menerus digunakan ketika obat itu berhenti tiba-tiba. Onset dan durasi penarikan bervariasi
dengan obat yang digunakan. Sebagai contoh, gejala penarikan meperidine puncaknya pada
8-12 jam dan berlangsung selama 4-5 hari. Gejala putus heroin biasanya puncak dalam waktu
36-72 jam dan dapat berlangsung selama 7-14 hari. penarikan opioid adalah sebagai berikut:

 gejala - Diare, Rhinorrhea, diaphoresis, lacrimation, menggigil, mual, emesis, piloerection


(ungkapan berhenti "kalkun dingin" mengacu pada piloerection, atau "merinding")
 Sistem saraf pusat gairah - sulit tidur, gelisah, tremor
 kram perut, nyeri tulang, dan sakit otot baur

1h. Apa makna keluhan sekitar 7 jam yang lalu ?

Waktu paruh biologis heroin adalah sekitar 3- 5 jam atau tergantung pada dosis (O’brien,
2006). Karena karakteristiknya yang bersifat short acting, toleransi pengguna heroin kronis
dapat berkembang dengan sangat cepat dan gejala putus zat dapat dialami dengan sangat
cepat serta cukup intensif. Karakteristik gejala putus zat yaitu mata dan hidung berair,
menguap, berkeringat, gelisah, menggigil, kram dan sakit otot (Doweiko, 1999).

Sedangkan jarak waktu dari suntikan terakhir 6-12 jam dengan gejala mata dan hidung berair,
menguap, berkeringat.

Merupakan gejala putus obat (gejala abstinensi atau withdrawl syndrome), terjadi bila
pecandu obat tersebut menghentikan penggunaanobat secara tiba-tiba. Gejala biasanya timbul
dalam 6-10 jam setelah pemberian obat yang terakhir.

1i. Hubungan usia, jenis kelamin dan keluhan ?


Karakteristik pengguna NAPZA dapat dilihat dari beberapa variabel sebagai berikut:

a. Umur
Pengguna NAPZA sebagian besar masih usia produktif antara 15-35 tahun.
b. Jenis kelamin
Saat ini pengguna NAPZA di dominasi oleh laki-laki di banding perempuan.
c. Pendidikan
Pendidikan rendah lebih banyak menjadi pengguna NAPZA karena tidak mengetahui
bahaya dari NAPZA.
d. Pekerjaan
Ketiadaan pekerjaan sering membuat orang terjerumus dalam pengguna NAPZA.
(Sumber : Handoyo, I.L. (2004). Narkoba perlukah mengenalnya. Yogyakarta: PT. Pakar
Raya.)

1j. Bagaimana hubungan semua keluhan 7 jam yang lalu ?

Keseluruhan gejala yang dialami Roy merupakan gejala putus zat heroin.

Simtom putus zat opioid dengan kerangka waktu :

Jarak waktu dari suntikan/penggunaan terakhir : 6 – 12 jam  mata dan hidung berair,
menguap, berkeringat

2a. Bagaimana pengaruh status ibu yang seorang pengusaha sukses dan ditinggal mati
ayahnya sejak usia 3 tahun (ibunya meneruskan usaha) tidak menikah lagi)terhadap kasus
Roy ?

2b. Bagaimana hubungan status Roy sebagai anak semata wayang dengan kasus ?

2c. Bagaimana peran orangtua terhadap perkembangan anak ?

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat
relatif konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi
negatif dan positif. Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan
membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan
keluarga yang lainnya. Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan
perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan
kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan
memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap
keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru
oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi
kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.
Menurut Baumrind (1967),secara garis besar terdapat 4 macam pola asuh orang tua
terhadap anaknya yaitu antara lain :
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak,
akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua tipe ini juga bersikap
realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui
kemampuan anak dan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan
suatu tindakan. Pengaruh pola asuh demokratis yaitu akan menghasilkan karakteristik
anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-
temannya.
2. Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang
mutlak harus dituruti. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum.
Orang tua mungkin berpendapat bahwa anak memang harus mengikuti aturan yang
ditetapkannya. Karena , apa pun peraturan yang ditetapkan orang tua semata-mata demi
kebaikan anak. Orang tua tak mau repot-repot berpikir bahwa peraturan yang kaku seperti
itu justru akan menimbulkan serangkaian efek. Pola asuh otoriter biasanya berdampak
buruk pada anak, biasanya pola asuh seperti ini menghasilkan karakteristik anak yang
penakut, pendiam, tertutup, gemar menentang, suka melanggar norma-norma,
berkepribadian lemah.
3. Pola asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup
darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua
tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak. Pola asuh permisif
akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau
menang sendiri (egois), dan kurang percaya diri.
4. Pola asuh Penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim
pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka,
seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Pola
asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, kurang
bertanggung jawab, tidak mau mengalah, sering bolos, dan bermasalah dengan teman.

3a. Apa pengaruh Roy sekolah di tempat “elit” dan bergaul dengan anak orang kaya ?

3b. Bagaimana cara memilih teman yang baik ?

3c. Bagaimana hubungan pergaulan Roy dengan kasus ?


Hubungan pergaulan roy, mempunyai geng, sangat boros dalam menghabiskan uang &
mengikuti gaya hidup modern dengan kasus

Ada hubungannya yaitu salah satu penyebab penyalahgunaan narkoba ada 2 faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
1) Keluarga
Kurang perhatian dan komunikasi dari anggota keluarga akan membuat seseorang
merasa kesepian, tidak berguna, maka seseorang akan lebih mudah merasa putus
asa dan frustasi sehingga menjadi lebih suka berteman dengan kelompok (geng)
yang terdiri dari teman-teman sebaya.
2) Ekonomi
Kesulitan mencari pekerjaan sering menimbulkan keinginan untuk bekerja
menjadi pengedar narkoba
3) Kepribadian
Kepribadian seseorang sangat berpengaruh terhadap perilakunya. Apabila
kepribadian seseorang kurang baik dan mudah terpengaruh orang lain, maka akan
lebih mudah terjerumus kedalam jurang narkoba.
b. Faktor eksternal
1) Pergaulan
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang cukup kuat untuk menjerumuskan
seseorang ke dalam lembah narkoba, biasanya berawal dengan ikut-ikutan teman
kelompoknya yang mengkonsumsi narkoba.
2) Sosial atau Masyarakat
Faktor sosial masyarakat juga mempunyai peran penting menjadi penyebab
penyalahgunaan narkoba. Lingkungan masyarakat yang baik, terkontrol, dan
memiliki organisasi yang baik akan dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkoba.
(Sumber : Handoyo, I.L. (2004). Narkoba perlukah mengenalnya. Yogyakarta: PT. Pakar
Raya.)

3d. Bagaimana cara memproteksi diri dari lingkungan yang buruk ?

3e. Bagaimana gaya hidup modern pada remaja ?

3f. Bagaimana pengaruh orang terhadap perkembangan remaja pada Roy ?


3g. Apa dampak boros terhadap Roy ?

4a. Bagaimana hubungan prestasi disekolah dengan gaya hidup dan keadaan orangtuanya ?

Pada seseorang yang mengalami ketergantungan NAPZA memiliki gangguan kognitif yaitu
penurunan daya nalar, daya ingat dan daya konsentrasi serta tidak peduli terhadap diri sendiri
dan masa depannya. Pada kasus Roy merupaka pengguna NAPZA sehingga prestasi
sekolahnya semakin memburuk.

Selain itu kurang perhatian dan komunikasi dari anggota keluarga akan membuat seseorang
merasa kesepian, tidak berguna, maka seseorang akan lebih mudah merasa putus asa dan
frustasi sehingga menjadi lebih suka berteman dengan kelompok (geng) yang terdiri dari
teman-teman sebaya.
Pada kasus Roy memiliki geng yang menuju kearah negatif seperti boros menghabiskan uang
dan mengikuti gaya hidup modern

4b. Apa saja penyebab rendahnya prestasi Roy dan semain memburuk ?

4c. Apa dampak prestasi Roy yang semakin memburuk dan akan mengahdapi ujian akhir ?

4d. Bagaimana seharusnya Roy menyikapi ujian akhir dan mendapatkan nilai yang semakin
memburuk ?

4e. Bagaimana hubungan keluhan utama dengan prestasi Roy yang semakin memburuk ?

5. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?

6. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus ini ?

7. Apa diagnosis pasti pada kasus ini ?

8. Bagaimana Tatalaksana pada kasus ini ?

Terapi putus obat

 Terapi putus opioida seketika (abrupt withdrawal ), yaitu tanpa memberi obat apa pun
(Cold Turkey)

 Terapi simptomatik – analgetik, rasa mules, gelisah, anxietas dan insomnia

 Gradual withdrawal
 metadon (PO / IV) - dosis awal 10-40 mg, 4-6 jam sampai gejala lenyap. Pada
hari kedua dan seterusnya, dosis dikurangi 10 mg setiap hari.

 Buprenorfin - detoksifikasi dengan cara yang sama dengan metadon, dosis


awal 4-8 mg.

 Kodein - dosis 3-4 kali sehari 60-80 mg. Dosis diturunkan 5-10 mg tiap hari
sampai 3 mggu.

 Terapi substitut non-opioid

 misalnya klonidin. Dosis yang diberikan 17 mikrogram/kgBB/hari ; 3-4 kali


pemberian.

 Dosis diturunkan sedikit dan selesai dlm 1 mggu sampai 10 hari

Terapi psikologi

 meliputi beberapa bidang termasuk kesihatan mental dewasa, kanak-kanak dan


remaja, masalah pembelajaran, hiperaktif, kesihatan mental jangka panjang, psikologi
kesihatan, penyalahgunaan ubatan, dan neurologi

 dijalankan secara individu dan berkumpulan.

 40-60 minit bagi setiap sesi mengikut keperluan setiap individu.

Rehabilitasi

 Rehabilitasi Psikososial

 persiapan untuk kembali ke masyarakat (reentry program)

 Rehablitasi kejiwaan

 semua berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau dengan kata lain
sikap dan tindakan antisosial dapat dihilangkan

 Rehabilitasi Komunitas

 bebas menyatakan perasaan dan perilaku sejauh tidak membahayakan orang


lain. Tiap anggota bertanggung jawab terhadap perbuatannya, penghargaan
bagi yang berperilaku positif dan hukuman bagi yang berperilaku negatif
diatur oleh mereka sendiri.

 Rehabilitasi Keagamaan

 menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing

9. Apa komplikasi jika kasus ini tidak ditangani secara komprehensif ?


 Tertular HIV

 Masalah paru-paru

 Ketergantungan yang semakin kuat

 Hepatitis virus

 menyebabkan luka terbuka

 Infeksi kulit

10. Bagaimana prognosis kasus ini ?

11. Bagaimana kompetensi dokter umum terhadap kasus ini ?

12. Bagaimana pandangan Islam terhadap kasus ini ?

Hipotesis

Roy, laki-laki, usia 17 tahun mengalami keluhan menggigil, berkeringat banyak, mata berair,
pernapasan cepat, merasa nyeri tak tertahankan disekujur tubuh dan sendi-sendinya,, ingus
mengocor, serta perutnya terasa sakit disertai diare karena penyalahgunaan NAPZA

You might also like