Professional Documents
Culture Documents
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Penyebab :
Withdrawal
Konsumsi Heroin Heroin berikatan dengan reseptor opioid di otak. Opioid bekerja dengan
mengikat dan mengaktivasi reseptor opiat pada tubuh manusia seperti reseptor μ (mu), ä
(delta), ë (kappa) reseptor μ (mu), ä (delta) bagian dari sistem tubuh yang berhubungan
dengan mood, kondisi kepuasan, dan rasa sakit, sebagaimana juga fungsi pernafasan, TD,
endokrin, G.I. reseptor ë (kappa) berhubungan dengan endokrin dan analgesia ketiga
reseptor ini berhubungan dengan protein G dan berpasangan dengan adenilsiklase
menyebabkan penurunan formasi siklik AMP sehingga menghambat neurotransmitter
adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi dihentikan tiba-tiba
hiperaktivitas efek terhadap Sistem saraf pusat dan perifer 6 – 10 jam setelah penghentian
pemakaian muncul gejala tremor menggigil peningkatan tonus otot rangka diseluruh
tubuh
(medicastore.com)
2. Obat-obatan.
- Beberapa anti-psikosa yang digunakan untuk mengobati kelainan jiwa
- Morfin
- Tiroksin dosis tinggi
- Overdosis obat pereda nyeri (misalnya aspirin dan asetaminofin).
3. Menopause.
Wanita yang memasuki masa menopause bisa mengalami hot flashes,
dimana terjadi peningkatan suhu kulit yang disertai dengan keringat dan
kegerahan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kadar estrogen.
Beberapa wanita menopause bahkan sering terbangun pada malam hari
karena pakaiannya basah oleh keringat.
4. Hipoglikemia.
Kadar gula darah yang rendah sering dijumpai pada penderita diabetes
yang mengkonsumsi insulin atau obat anti-diabetes-oral. Gejala awalnya
adalah berkeringat, badan gemetaran, lemah, lapar dan mual.
Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah makan, terutama pada orang-orang
yang telah menjalani pembedahan lambung atau usus.
5. Demam.
Demam terjadi jika suhu tubuh naik sampai diatas batas normal. Demam
bisa terjadi pada berbagai jenis infeksi batreri dan virus.
Pada saat suhu tubuh mulai turun kembali, bisa disertai dengan keringat
yang berlebihan.
6. Hipertiroidisme.
Kadang kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar hormon tiroksin. Hal
ini bsa menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat
atau tidak teratur, gelisah, peningkatan kepekaan terhadap panas dan
keringat yang berlebihan.
7. Serangan jantung.
Serangan jantung terjadi jika aliran darah ke otot jantung berkurang.
Gejalanya adalah nyeri dada yang menyebar ke bahu, lengan atau
punggung, sesak nafas dan keringat berlebihan.
8. Tuberkulosis.
Salah satu gejala tuberkulosis adalah berkeringat di malam hari.
9. Malaria.
Gejala malaria berhubungan dengan siklus hidup parasit penyebabnya.
Pada awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual dan muntah; ketika
suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat.
10. efek putus obat opioid .
1c. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari mata berair ?
Penyebab :
- konjungtivitis
- rhinitis alergik
Withdrawal
Konsumsi Heroin Heroin berikatan dengan reseptor opioid di otak. Opioid bekerja dengan
mengikat dan mengaktivasi reseptor opiat pada tubuh manusia seperti reseptor μ (mu), ä
(delta), ë (kappa) reseptor μ (mu), ä (delta) bagian dari sistem tubuh yang berhubungan
dengan mood, kondisi kepuasan, dan rasa sakit, sebagaimana juga fungsi pernafasan, TD,
endokrin, G.I. reseptor ë (kappa) berhubungan dengan endokrin dan analgesia sehingga
menghambat neurotransmitter adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika
konsumsi dihentikan tiba-tiba hiperaktivitas efek terhadap Sistem saraf pusat dan perifer 6 –
10 jam setelah penghentian pemakaian muncul gejala hipereksresi glandula lacrimalis
mata berair
1e. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari merasa nyeri tak tertahankan disekujur otot
tubuh dan sendi-sendinya ?
Nyeri otot adalah gejala dari beberapa penyakit atau kelainan. Penyebab yang paling sering
disebabkan oleh ketegangan ( kontraksi ) yang berlebihan, saat latihan atau bekerja berat.
Penyebab :
1. Overuse (Berlebihan)
2. Injury (Cedera)
3. Autoimune (Autoimun)
4. Metabolic defect (Cacat metabolik)
5. Other (Lainnya)
6. Medication (Obat)
7. Withdrawal Syndrome (Penarikan Sindrom)
Kontraksi :
Sel otot bekerja dengan impuls listrik dari otak yang membuat terjadi kontraksi melalui pelepasan
kalsium oleh retikulum sarkoplasma
Kelelahan metabolik :
Pengurangan kekuatan kontraksi otot akibat efek langsung atau tidak langsung dari pengurangan
substrat atau akumulasi gangguan metabolit dalam serat otot.
Turunnya kekuatan otot dapat disebabkan karena kurangnya energi bahan bakar kontraksi atau
interfensi kemampuan ca2+ untuk merangsang aktin dan myosin.
Konsumsi Heroin Heroin berikatan dengan reseptor opioid di otak. Opioid bekerja dengan
mengikat dan mengaktivasi reseptor opiat pada tubuh manusia seperti reseptor μ (mu), ä
(delta), ë (kappa) reseptor μ (mu), ä (delta) bagian dari sistem tubuh yang berhubungan
dengan mood, kondisi kepuasan, dan rasa sakit, sebagaimana juga fungsi pernafasan, TD,
endokrin, G.I. reseptor ë (kappa) berhubungan dengan endokrin dan analgesia sehingga
menghambat neurotransmitter adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika
konsumsi dihentikan tiba-tiba hiperaktivitas efek terhadap Sistem saraf pusat dan perifer 6 –
10 jam setelah penghentian pemakaian muncul gejala hipereksresi glandula lacrimalis
disalurkan ke nasal melalui canalis lacrimalis dan ductus nasolacrimal ingus mengocor.
1g. Apa faktor penyebab dan mekanisme dari perutnya terasa sakit disertai diare ?
Withdrawal
Waktu paruh biologis heroin adalah sekitar 3- 5 jam atau tergantung pada dosis (O’brien,
2006). Karena karakteristiknya yang bersifat short acting, toleransi pengguna heroin kronis
dapat berkembang dengan sangat cepat dan gejala putus zat dapat dialami dengan sangat
cepat serta cukup intensif. Karakteristik gejala putus zat yaitu mata dan hidung berair,
menguap, berkeringat, gelisah, menggigil, kram dan sakit otot (Doweiko, 1999).
Sedangkan jarak waktu dari suntikan terakhir 6-12 jam dengan gejala mata dan hidung berair,
menguap, berkeringat.
Merupakan gejala putus obat (gejala abstinensi atau withdrawl syndrome), terjadi bila
pecandu obat tersebut menghentikan penggunaanobat secara tiba-tiba. Gejala biasanya timbul
dalam 6-10 jam setelah pemberian obat yang terakhir.
a. Umur
Pengguna NAPZA sebagian besar masih usia produktif antara 15-35 tahun.
b. Jenis kelamin
Saat ini pengguna NAPZA di dominasi oleh laki-laki di banding perempuan.
c. Pendidikan
Pendidikan rendah lebih banyak menjadi pengguna NAPZA karena tidak mengetahui
bahaya dari NAPZA.
d. Pekerjaan
Ketiadaan pekerjaan sering membuat orang terjerumus dalam pengguna NAPZA.
(Sumber : Handoyo, I.L. (2004). Narkoba perlukah mengenalnya. Yogyakarta: PT. Pakar
Raya.)
Keseluruhan gejala yang dialami Roy merupakan gejala putus zat heroin.
Jarak waktu dari suntikan/penggunaan terakhir : 6 – 12 jam mata dan hidung berair,
menguap, berkeringat
2a. Bagaimana pengaruh status ibu yang seorang pengusaha sukses dan ditinggal mati
ayahnya sejak usia 3 tahun (ibunya meneruskan usaha) tidak menikah lagi)terhadap kasus
Roy ?
2b. Bagaimana hubungan status Roy sebagai anak semata wayang dengan kasus ?
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat
relatif konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi
negatif dan positif. Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan
membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan
keluarga yang lainnya. Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan
perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan
kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan
memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap
keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru
oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi
kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.
Menurut Baumrind (1967),secara garis besar terdapat 4 macam pola asuh orang tua
terhadap anaknya yaitu antara lain :
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak,
akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua tipe ini juga bersikap
realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui
kemampuan anak dan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan
suatu tindakan. Pengaruh pola asuh demokratis yaitu akan menghasilkan karakteristik
anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-
temannya.
2. Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang
mutlak harus dituruti. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum.
Orang tua mungkin berpendapat bahwa anak memang harus mengikuti aturan yang
ditetapkannya. Karena , apa pun peraturan yang ditetapkan orang tua semata-mata demi
kebaikan anak. Orang tua tak mau repot-repot berpikir bahwa peraturan yang kaku seperti
itu justru akan menimbulkan serangkaian efek. Pola asuh otoriter biasanya berdampak
buruk pada anak, biasanya pola asuh seperti ini menghasilkan karakteristik anak yang
penakut, pendiam, tertutup, gemar menentang, suka melanggar norma-norma,
berkepribadian lemah.
3. Pola asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup
darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua
tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak. Pola asuh permisif
akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau
menang sendiri (egois), dan kurang percaya diri.
4. Pola asuh Penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim
pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka,
seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Pola
asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, kurang
bertanggung jawab, tidak mau mengalah, sering bolos, dan bermasalah dengan teman.
3a. Apa pengaruh Roy sekolah di tempat “elit” dan bergaul dengan anak orang kaya ?
Ada hubungannya yaitu salah satu penyebab penyalahgunaan narkoba ada 2 faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
1) Keluarga
Kurang perhatian dan komunikasi dari anggota keluarga akan membuat seseorang
merasa kesepian, tidak berguna, maka seseorang akan lebih mudah merasa putus
asa dan frustasi sehingga menjadi lebih suka berteman dengan kelompok (geng)
yang terdiri dari teman-teman sebaya.
2) Ekonomi
Kesulitan mencari pekerjaan sering menimbulkan keinginan untuk bekerja
menjadi pengedar narkoba
3) Kepribadian
Kepribadian seseorang sangat berpengaruh terhadap perilakunya. Apabila
kepribadian seseorang kurang baik dan mudah terpengaruh orang lain, maka akan
lebih mudah terjerumus kedalam jurang narkoba.
b. Faktor eksternal
1) Pergaulan
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang cukup kuat untuk menjerumuskan
seseorang ke dalam lembah narkoba, biasanya berawal dengan ikut-ikutan teman
kelompoknya yang mengkonsumsi narkoba.
2) Sosial atau Masyarakat
Faktor sosial masyarakat juga mempunyai peran penting menjadi penyebab
penyalahgunaan narkoba. Lingkungan masyarakat yang baik, terkontrol, dan
memiliki organisasi yang baik akan dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkoba.
(Sumber : Handoyo, I.L. (2004). Narkoba perlukah mengenalnya. Yogyakarta: PT. Pakar
Raya.)
4a. Bagaimana hubungan prestasi disekolah dengan gaya hidup dan keadaan orangtuanya ?
Pada seseorang yang mengalami ketergantungan NAPZA memiliki gangguan kognitif yaitu
penurunan daya nalar, daya ingat dan daya konsentrasi serta tidak peduli terhadap diri sendiri
dan masa depannya. Pada kasus Roy merupaka pengguna NAPZA sehingga prestasi
sekolahnya semakin memburuk.
Selain itu kurang perhatian dan komunikasi dari anggota keluarga akan membuat seseorang
merasa kesepian, tidak berguna, maka seseorang akan lebih mudah merasa putus asa dan
frustasi sehingga menjadi lebih suka berteman dengan kelompok (geng) yang terdiri dari
teman-teman sebaya.
Pada kasus Roy memiliki geng yang menuju kearah negatif seperti boros menghabiskan uang
dan mengikuti gaya hidup modern
4b. Apa saja penyebab rendahnya prestasi Roy dan semain memburuk ?
4c. Apa dampak prestasi Roy yang semakin memburuk dan akan mengahdapi ujian akhir ?
4d. Bagaimana seharusnya Roy menyikapi ujian akhir dan mendapatkan nilai yang semakin
memburuk ?
4e. Bagaimana hubungan keluhan utama dengan prestasi Roy yang semakin memburuk ?
Terapi putus opioida seketika (abrupt withdrawal ), yaitu tanpa memberi obat apa pun
(Cold Turkey)
Gradual withdrawal
metadon (PO / IV) - dosis awal 10-40 mg, 4-6 jam sampai gejala lenyap. Pada
hari kedua dan seterusnya, dosis dikurangi 10 mg setiap hari.
Kodein - dosis 3-4 kali sehari 60-80 mg. Dosis diturunkan 5-10 mg tiap hari
sampai 3 mggu.
Terapi psikologi
Rehabilitasi
Rehabilitasi Psikososial
Rehablitasi kejiwaan
semua berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau dengan kata lain
sikap dan tindakan antisosial dapat dihilangkan
Rehabilitasi Komunitas
Rehabilitasi Keagamaan
Masalah paru-paru
Hepatitis virus
Infeksi kulit
Hipotesis
Roy, laki-laki, usia 17 tahun mengalami keluhan menggigil, berkeringat banyak, mata berair,
pernapasan cepat, merasa nyeri tak tertahankan disekujur tubuh dan sendi-sendinya,, ingus
mengocor, serta perutnya terasa sakit disertai diare karena penyalahgunaan NAPZA