Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada
sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak, dan akibat
kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta autropi otot.
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh
melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir
ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis).
B. Gambaran Klinis
a. Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh,
diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.
b. Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan
pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
c. Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.
d. Kadang ensepalitik: Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan kadang
kejang.
C. Etiologi
D. Penularan
E. Pencegahan
F. Patofisiologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua neuron yang
terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan
fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang biasanya terkena
poliomyelitis ialah :
1. Medula spinalis terutama kornu anterior.
2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio retikularis
yang mengandung pusat vital.
3. Sereblum terutama inti-inti virmis.
4. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-kadang nucleus
rubra.
5. Talamus dan hipotalamus.
6. Palidum.
7. Korteks serebri, hanya daerah motorik.
G. Komplikasi
1. Hiperkalsuria
2. Melena
3. Pelebaran lambung akut
4. Hipertensi ringan
5. Pneumonia
6. Ulkus dekubitus dan emboli paru
7. Psikosis
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Lab :
a. Pemeriksaan darah
b. Cairan serebrospinal
c. Isolasi virus volio
2. Pemeriksaan radiology
I. Penatalaksanaan Medis
1. Poliomielitis aboratif
3. Poliomielitis paralitik
J. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri kepala
b. Paralisis
c. Refleks tendon berkurang
d. Kaku kuduk
e. Brudzinky
K. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.
2. Hipertermi b/d proses infeksi.
3. Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas b/d paralysis otot.
4. Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf.
5. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis.
6. Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit.
L. Intervensi
1 Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.
intervensi:
rasional:
intervensi:
rasional:
3 Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas b/d paralysis otot.
intervensi:
rasional:
intervensi:
rasional:
1. Teknik-teknik seperti relaksasi, pernafasan berirama, dan distraksi dapat membuat nyeri
dan dapat lebih di toleransi.
2. Karena orang tua adalah yang lebih mengetahui anak.
3. Pendekatan ini tampak paling efektif pada nyeri ringan.
4. Latihan ini mungkin diperlukan untuk membantu anak berfokus pada tindakan yang
diperlukan.
5. Mengurangi nyeri.
intervensi:
rasional:
intervensi:
1. Kaji tingkat realita bahaya bagi anak dan keluarga tingkat ansietas (mis.renda, sedang,
parah).
2. Nyatakan retalita dan situasi seperti apa yang dilihat keluarga tanpa menayakan apa yang
dipercaya.
3. Sediakan informasi yang akurat sesuai kebutuhan jika diminta oleh keluarga.
4. Hindari harapan –harapan kosong mis ; pertanyaan seperti “ semua akan berjalan lancar”.
rasional:
3. Informasi yang menimbulkan ansietas dapat diberikan dalam jumlah yang dapat dibatasi
setelah periode yang diperpanjang.
4. Harapan–harapan palsu akan diintervesikan sebagai kurangnya pemahaman atau kejujuran.