Professional Documents
Culture Documents
1.1 PENGKAJIAN
A. Biodata Klien
Nama : untuk membedakan pasien satu dengan pasien yang lain karena
banyak orang yang namanya sama.
Umur : pada usia Neonatal sampai PreSchool dapat terserang.
Jenis kelamin : Umumnya peempuan lebih rendah daripada laki-laki
Alamat : untuk mengetahui lingkungan dan tempat tinggal
pasien, apakah berhubungan dengan penyakitnya.
Pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan.
Pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim
mendapakan pengetahuan tentang diare, maka akan menganggap remeh
penyakit ini, dan dapat sembuh dengan cara cukup beristirahat.
Suku/bangsa : untuk mengetahui darimana asal dan letak geografis
tempat tinggal pasien
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama
BAB lebih dari 3 x dengan konsistensi cair
2. Riwayat penyakit sekarang
Awalnya anak rewel,gelisah,suhu tubuh meningkat karena infeksi
,anoreksia kemudian timbul diare.
P : Paliative/ provokatif yaitu faktor yang memperberat atau
memeperingan keluhan utama pada pasien.
Q : Qualitatif/ Quantitatif yaitu berapa kali pasien BAB , bagaimana
bentuk feses BAB? Apakah encer,cair, bercampur lender, dan darah.
R : Region/ Radiasi, yaitu dimana terjadi gangguan dan keluhan
yang di rasakan oleh pasien.
S : Skala berupa tingkat atau keadaan sakit yang dirasakan.
T : Timing yaitu berapa lama keluhan awal mulai terjadi? Apakah
bersifat akut atau mendadak.
1
3. Riwayat penyakit dahulu
Anak pernah mengalami penyakit diare sebelumnya atau penyakit
pencernaan yang lainnya.
4. Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain ada yang perah menderita penyakit diare
sebelumnya
5. Riwayat kesehatan lingkungan.
Sanitasi lingkungannya biasanya, jarak sapiteng dekat dengan
sumur, BAK & BAB disungai. Kondisi air kurang bersih.
6. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan menjadi bahan pertimbangan
yang penting karena setiap individu mempunyai cirri-ciri struktur
dan fungsi yang berbeda,sehingga pendekatan pengkajian fisik
dan tindakan harus disesuikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan (Robert Peiharjo,1995)
1. Tumbang Psikoseksual
a. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
karakteristik :
aktivitas melibatkan mulut (sumber utama kenyamanan)
Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
2
Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian
obsesif-kompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam dan
tempertantrum
c. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Karakteristik :
Organ genital sebagai sumber kenyamanan
Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual menjadi
terbukti
Dapat mengalami kompleks Oedipus atau kompleks
Elektra
Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan kesulitan
dalam indentitas seksual dan bermasalah dengan otoritas,
ekspresi malu, dan takut.
2. Tumbang Psikososial
a. Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari
lingkungan masyarakat, pengasingan.
Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa
hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ----
menghasilkan kepercayaan.
Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara
adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan
tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan,
tidur dan eliminasi yang buruk.
3
Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka
dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan
sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua,
mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu
jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan
kegagalan, anak akan menjadi pemalu.
3. Tumbang Intelektual
Perkembangan Intelektual
Piaget membangi empat tahapan perkembangan
intelektual/ kognitif, yaitu
(1) tahap sensori motoris,
4
(2) tahap praoperasional,
(3) tahap operasional konkret dan
(4) tahap operasional formal.
5
Individu mampu mengasimilasi dan
mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari
lingkungannya.
b. Fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa
individu mampu memperluas skema yang dimilikinya
berdasarkan hereditas
6
Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah
sederhana sesuai dengan tingkat perkembangannya
Individu mampu memahami diri sendiri sebagai
individu yang sedang berkembang
7. Riwayat Imunisasi.
Riwat imunisasi yang telah dijalani :
USIA IMUNISASI
0-7 hari HB0
1 Bulan Bcg, Polio 1
2 Bulan DPT-HB-Hib 1, Polio
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 Bulan DPT-HB-Hib, Polio 4, IPV
9 Bulan Campak
18 Bulan DPT-HB-Hib
24 Bulan Campak
8. Riwayat Nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori
untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat
badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n. Klasifikasi status gizi sebagai
berikut :
Gizi buruk kurang dari 60%
Gizi kurang 60 % - <80 %
Gizi baik 80 % - 110 %
Obesitas lebih dari 120 %
Pengukuran TTV
Tanpa Dehidrasi :
- TD : normal (>80-100/60 mmHg)
-N : 95- 120 x/menit
-RR : 20-30 x/menit
-S : 37,5 C
7
Kesadaran : composmentis
BB : bila terjadi penurunan BB 2,5-5%
Dehidrasi sedang
- TD : ≤80-100/<60 mmHg
-N : sedang 120-140 x/menit
-RR : 25-30 x/menit
-S : 38,0C
Kesadaran : Apatis
BB :bila terjadi penurunan berat badan 5-9%
Dehidrasi Berat
- TD : <80-100/<60 mmHg
-N : >140 x/menit)
-RR : >30 x/menit
-S : >38,0C
Kesadaran : mengigau, coma atau syok
BB :bila terjadi penurunan berat badan >10%
8
Palpasi : irama denyut nadi arteri karotis komunis normal
Faring :
Inspeksi : tidak terjadi oedem dan tanda-tanda infeksi
Area dada:
Inspeksi : dada terlihat simetris
Palpasi : tidak nyeri saat ditekan dan tidak bengkak
Perkusi : sonor, tidak ada tanda-tanda bunyi redup
Auskultasi : vesikuler
Dehidrasi Sedang
Anamnesa :
Sedikit sesak, gelisah, ngantuk
Hidung:
Inspeksi : pernapasan cuping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri pada hidung
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering
Leher
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : irama denyut nadi arteri karotis komunis meningkat tapi
masih dalam batas normal 120-140 x/menit.
Dehidrasi Berat
Anamnesa :
Mengigau, tidak sadar
Hidung:
Inspeksi : pernapasan cuping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri pada hidung
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering dan sianosis
Leher
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
9
Palpasi : irama denyut nadi arteri karotis komunis meningkat
>140x/menit.
10
Brudzinski I negatif (Normal) bila pada saat fleksi kepala, tidak terjadi
fleksi involunter kedua tungkai pada sendi lutut Brudzinski I positif
(abnormal) bila terjadi fleksi involunter kedua tungkai pada sendi
lutut.
e. BRUDZINSKI II
Brudzinski II positif (abnormal) bila tungkai yangdalam posisi
ekstensi terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut.
Brudzinski II negatif (normal) apabila tidak terjadi apa-apa.
f. BRUDZINSKI III
Brudzinski III positif (abnormal) apabila terjadi fleksi involunter
kedua ekstremitas superior pada sendi siku. Brudzinski III negatif
(normal) apabila tidak terjadi apa- apa saat penekanan os
zygomaticus.
g. BRUDZINSKI IV
Brudzinski IV positif (abnrmal) apabila terjadi fleksi involunterkedua
tungkai pada sendi lutut. Brudzinski IV negatif (normal) apabila tidak
terjadi apa-apa.
11
Verbal : 4 (gelisah,menangis lemah, mengantuk )
Dehidrasi Berat
Eye : 2 (Dapat membuka mata saat di ragsangsang Nyeri)
Motorik : 3-4 (Dapat bergerak karena rangsangan nyeri/ fleksi
Abnormal)
Verbal : 3 (mengigau, tidak sadar )
D. Perkemihan-Eliminasi Uri
Anamnesa
Biasanya BAB cair > 3x/hari dan kencing sedikit
Genetalia eksterna
12
Dehidrasi Sedang : rasa haus/minum dengan lahap, frekuensi 4-10x
sehari
Dehidrasi berat : tidak bisa minum atau malas minum, frekuensi >10
sehari
Mulut:
Perkusi : Nyeri
Palpasi dengan mencubit daerah perut (Suraatmaja.2007) :
Dehidrasi ringan : 2-5 detik
Dehidrasi Sedang : 5-10 detik
Dehidrasi Berat : >10 etik
Kuadran I Hepar:
Inspeksi : Tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak nyeri tekan (normal)
Perkusi : Pekak
Kuadran II Gaster:
Palpasi : Tidak nyeri tekan (normal)
Perkusi : Tympani
Kuadran III Lien :
Inspeksi : Warna kulit normal
13
Palpasi : Tidak nyeri tekan (normal)
Perkusi : Pekak
Kuadran IV Lien :
Inspeksi : Warna kulit normal
Palpasi : Nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Suara bising usus meningkat > 35x/ menit
F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen
Anamnese : normal
Warna kulit
Kulit :
Dehidrasi ringan : Normal
Dehidrasi Sedang : Kering
Dehidrasi Berat : Kering dan Sianosis,
Kekuatan otot :
Keterangan:
0: Tidak ada kontraksi
1: Kontaksi (gerakan minimal)
2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan
tahanan ringan
Kekuatan otot 5 (gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu
menahan tahanan penuh)
Palpasi dengan mencubit daerah perut atau melakukan CRT
(Suraatmaja.2007) :
Dehidrasi ringan : 2-5 detik
Dehidrasi Sedang : 5-10 detik
Dehidrasi Berat : >10 etik
14
G. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Anamnesa : mengidentifikasi status nurtisi dan eliminasi klien
Kepala :
Inspeksi : bentuk, identifikasi adanya benjolan di sekitar kepala (+/-)
Leher
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
Ekstremitas bawah
Palpasi : Tidak oedeme (normal)
H. Sistem Reproduksi
Anamnesa : mengidentifikasi masalah haid
Normal
Axilla :
Inspeksi : Tidak adanya benjolan
Palpasi : Tidak ada benjolan
Abdomen:
Inspeksi : Tidak mengalami oedem
Palpasi : Tidak mengalami pembesaran
Genetalia :
Inspeksi : Tidak terjadi oedem
Palpasi : Tidak nyeri tekan
I. Persepsi sensori : Anamnesa : mengidentifikasi pada klien apakah ada
nyeri mata, penurunan tajam penglihatan, mata berkunang kunang,
penglihatan ganda( -), mata berair(-), gatal(-), kering, benda asing dalam
mata, penurunan pendengaran, nyeri
Dehidrasi ringan
Anamnesa : Normal
Mata
Inspeksi : Warna konjungtiva normal
Kornea : Normal berkilau
15
Iris dan pupil : Normal
Lensa : Normal
Sclera :Normal
Palpasi:
Tidak nyeri dan tidak terjadi pembengkakan kelopak mata
Penciuman (Hidung) :
Palpasi : Tidak terjadi gangguan pernafasan
Perkusi : Normal
Dehidrasi sedang – berat
Mata : Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah
icterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau
midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok
hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan
asidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis
respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak
adanya pernafasan cuping hidung.
16
1.2 Analisis Data
17
2. Data subjektif Defisist nutrisi.
- Ibu klien mengatakan Gastroenteritis
bahwa klien mual ↓
dan muntah bila diberi ↑ Na+Me
makanan serta tidak ↓
ada nafsu makan Na HCo plasma
dengan frekuensi 3 ↓
kali/ hari Metabolisme Anaerob
↓
Data objektif Asidosis
- Keadaan Umum : ↓
Klien tampak lemah ↑ asam basa/ HCL
- Tanda – tanda Vital : lambung
P :> 100 kali/ menit ↓
RR :>20 kali/ menit Mual muntah
T : 37,80C ↓
- Klien muntah bila Anoreksia
diberi makanan ↓
dengan frekuensi Defisit nutrisi
3kali/ hari.
3.
Data Subjektif GE Ansietas orang tua
- ibu klien sering ↓
bertanya kepada Kurang pengetahuan
perawat tentang ↓
keadaan anaknya. Koping inadekuat
Data objektif ↓
- Keadaan umum : Krisis informasi
orang tua klien tampak ↓
cemas Ansietas orang tua
18
1.2.1 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang Mungkin Muncul
1. Hipovolemia Berhubungan Dengan Kehilangan Berlebihan Melalui
Feses Dan Muntah Serta Intake Terbatas (Mual).
2. Resiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Berhubungan Dengan Tidak Adekuatnya Intake Dan Output Yang
Berlebihan.
3. Ansietas Orang Tua Berhubungan Dengan Kurangnya Pengetahuan
Tentang Penyebab Penyakit Diare.
1.2.2 Diagnosa Prioritas
Hipovolemia b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake
terbatas (mual).
D.0023
NS. DIAGNOSIS
Hipovolemia
Kategori : Fisiologis
19
Subkategori: nutrisi dan cairan
Penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler.
DEFINITION:
AIDS
Penyakit Crohn
Muntah
Diare
Kolitis ulseratif
Hipoalbuminemia
Client
Hipovolemia
Diagnostic
Related to:
Statement:
Kehilangan cairan aktif
20
Rencana Keperawatan
Diagnosa NIC NOC
keperawatan Intervesi Aktifitas Outcome Indikator
Hipovolemia Manajemen cairan Observasi: Keseimbangan cairan 1. Denyut nadi radial dalam batas
b.d kehilangan DEFINISI: 1. Pantau tanda dan gejala DEFINISI: Normal antara 95-120 x/menit
cairan aktif Meningkatkan kekurangan cairan dan elektrolit Keseimbangan cairan didalam 2. Turgor kulit < 2 detik
keseimbangan R :Penurunan sisrkulasi volume ruang intraselular dan 3. Membrane mukosa bibir
cairan dan cairan menyebabkan kekeringan ekstraselular tubuh Lembab
pencegahan mukosa dan pemekataj urin. 4. Serum elektrolit isotonic 131-
komplikasi yang 2. Deteksi dini memungkinkan terapi 150 mEq/L
dihasilkan dari pergantian cairan segera untuk Mata tidak cowong
tingkat cairan tidak memperbaiki defisit
normal atau tidak Action:
diinginkan 1. pantau intake dan output
R :Dehidrasi dapat meningkatkan
laju filtrasi glomerulus membuat
keluaran tak aadekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme.
2. Timbang berat badan setiap hari
21
R :Mendeteksi kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt
3. Anjurkan keluarga untuk
memberi minum banyak pada
kien, 2-3 lt/hr
R :Mengganti cairan dan elektrolit
yang hilang secara oral
4. Menghitung tetesan infus :
Rumus Menghitung Tetes Infus
MACRO = 1 cc = 20 tts/mnt
々
Tetes Infus Macrotts/mnt = jmlh cairan X
20 / lama infus X 60
々
Lama Infus Macrolama infus = (jmlh cairan
X 20) / (tts/mnt X 60)MICRO = 1 cc = 60
tts/mnt
々
Tetes Infus Microtts/mnt = (jmlh cairan
X 60) / (lama Infus X 60)
々
Lama Infus Microlama infus = (jmlh cairan
X 60) / (tts/mnt X 60)
22
Kolaborasi:
1. Pemeriksaan laboratorium serum
elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R : koreksi keseimbang cairan dan
elektrolit, BUN untuk mengetahui
faal ginjal (kompensasi).
2. Cairan parenteral ( IV line ) sesuai
dengan umur
R : Mengganti cairan dan elektrolit
secara adekuat dan cepat.
3. Obat-obatan : (antisekresin,
antispasmolitik, antibiotik)
R :anti sekresi untuk menurunkan
sekresi cairan dan elektrolit agar
simbang, antispasmolitik untuk
proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum
luas untuk menghambat
endotoksin.
Health Education:
23
Informasikan kepada keluarga mengenai
tindakan yang diberikan kepada pasien.
24
R : situasi yang nyaman, rileks
akan merangsang nafsu makan.
2. Berikan jam istirahat (tidur) serta
kurangi kegiatan yang berlebihan
R : Mengurangi pemakaian energi
yang berlebihan
Colaboration :
1. Terapi gizi : Diet TKTP rendah
serat, susu
R : meringankan kerja lambung
dan penambahan nutrisi
2. Obat-obatan atau vitamin ( A)
R : Mengandung zat yang
diperlukan untuk proses
pertumbuhan,
3. Pemeriksaan lab Hb, PIT, Hct,
R : mengetahui kekurangan
nutrisi tubuh.
Education :
25
1. Diskusikan dan jelaskan tentang
pembatasan diet (makanan
berserat tinggi, berlemak dan air
terlalu panas atau dingin)
R : Serat tinggi, lemak,air terlalu
panas / dingin dapat merangsang
mengiritasi lambung dan sluran
usus.
27
dirumah sakit dan libatkan anak
dalam permainan
5. dorong anak untuk
mengungkapkan perasaan mereka
6. perkirakan dan biarkan regresi
pada anak yang sakit
7. berikan orang tua mengenai
informasi penyakit anak dan
perubahan perilaku yang
diperkirakan terjadi pada anak
mereka
8. gendong bayi atau anak dan
berikan rasa nyaman
9. penurunan ansietas(NIC); dorong
keluarga untuk tetap mendampingi
pasien jika perlu.
R: mempermudah mengetahui
tingkat cemas pasien dan
menentukan intervensi selanjutnya
28
11. bicara dengan lembut atau
bernyanyi untuk bayi atau anak
12. berikan dot pada bayi jika perlu
Edukasi :
29
30