You are on page 1of 15

A.

Bangunan dengan bentangan ruang 6 meter, maka tentukanlah:


1. Dimensi balok
2. Dimensi Kolom
3. Tebal Pelat

1. Dimensi Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban
menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan
yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk. Pola
gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal
material.

Balok Induk
Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu
pada kolom.
Contoh perhitungan sederhana :
Tinggi = 1/12 x bentangan = (1/12) x 6 m = 0,5 m = 50 cm
Lebar = 1/2 x tinggi balok = 1/2 x 50 cm =25 cm
Jadi Dimensi balok (L x T)= 25 cm x 50 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan detail perlu
menggunakan orang yang ahli)

Balok Anak
Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk, digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai
disetiap ruangan
Contoh perhitungan sederhana :
Tinggi = 1/15 x Bentangan = (1/15) x 6 m = 0,4 m = 40 cm
Lebar = 1/2 x Tinggi balok = 1/2 x 40 cm = 20 cm
Jadi Dimensi balok (L x T)= 20 cm x 40 cm
(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan detail perlu
menggunakan orang yang ahli)

2. Dimensi penampang kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial
tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh
manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan
beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Contoh Perhitungan Sederhana :
Penampang Kolom
L = Lebar balok + (2x5cm) = 25+(2x5cm) = 35 cm
Jadi ukuran kolom = 35 cm x 35 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan detail perlu
menggunakan orang yang ahli)

3. Tebal Pelat LantaI

Yang dimaksud plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah :

Memisahkan ruang bawah dan ruang atas


Sebagai tempat brpijak penghuni di lantai atas
Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
Menambah kekakuan bangunan pada arah horisontal
Contoh Perhitungan Sederhana
Tebal = 1/40 x Bentang = 1/40 x 6m = 0,15 m = 15 cm

B. Struktur Rangka Atap


Konstruksi rangka atap adalah suatu bentuk konstruksi yang berfungsi untuk menyangga penutup atap yang terletak di atas kuda-
kuda. Fungsi rangka atap yang lebih spesifik adalah menerima beban dari penutup atap dan beban sendiri komponen rangka atap.
Beban-beban tersebut disalurkan melalui kolom hingga ke pondasi bangunan. Ditinjau dari bahan rangka atap dapat
diklasifikasikan sebagai berikut. a. Struktur Rangka Atap Kayu Komponen konstruksi kuda-kuda kayu tampak seperti Gambar 2.26,
kaki kuda-kuda menerima gaya tekan dan menyalurkan beban gaya dari penutup atap dan rangka gording kearah tumpuan kuda-
kuda. Batang horizontal menerima gaya tarik yang disebut sebagai batang tarik akibat dari adanya gaya tekan yang menekan pada
kedua tumpuan kudakuda. Batang sokong menerima gaya netral, sedangkan balok gapit dan balok kunci sebagai stabilitas rangka
kuda-kuda dan sambungan.
Keterangan:
a. Balok tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang Sokong
f. Balok Gapit g. Balok Bubungan / nok h. Balok Gording
i. Balok Tembok

Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda
berikut. 1) Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
2) Bentang 4-8 Mater
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.

a. Struktur Rangka Atap Baja


1) Struktur Rangka Atap Truss Bentuk struktur rangka batang (truss) dipilih karena mampu menerima beban struktur relatif besar
dan dapat melayani kebutuhan bentang struktur yang panjang. Bentuk struktur ini dimaksudkan menghindari lenturan pada batang
struktur seperti terjadi pada balok. Pada struktur rangka batang ini batang struktur dimaksudkan hanya menerima beban normal
baik tarikan maupun beban tekan. Bentuk paling sederhana dari struktur ini adalah rangkaian batang yang dirangkai membentuk
bangun segitiga. Titik rangkai disebut sebagai simpul/buhul atau titik sambung. Struktur rangka statis umumnya memiliki dua
dudukan yang prinsipnya sama dengan dudukan pada struktur balok, yakni dudukan sendi dan dudukan gelinding atau gelincir.
Berdasarkan persyaratan tersebut kestabilan rangka batang dapat ditulis:
n=2J–R
dimana:
n = batang struktur (member)
J = titik sambung atau simpul
R = jumlah komponen reaksi perletakan
Untuk dapat menentukan gaya dengan prinsip perhitungan gaya sesuai hukum Newton, persyaratan kestabilan tersebut harus
dipenuhi lebih dahulu. Jika suatu struktur rangka tidak memenuhi persyaratan kestabilan tersebut, struktur rangka tersebut disebut
sebagai struktur rangka statis tak tentu. Metoda yang banyak digunakan dalam perhitungan rangka sederhana adalah metoda
kesetimbangan titik simpul dan metoda potongan (Ritter).
Struktur rangka adalah jenis struktur yang tidak efisien apabila digunakan untuk beban lateral yang sangat besar. Untuk
memikul beban yang demikian akan lebih efisien menambahkan dinding geser (shear wall) atau pengekang diagonal (diagonal
bracing) pada struktur rangka. Apabila persyaratan fungsional gedung mengharuskan penggunaan rangka, maka dimensi dan
geometri umum rangka yang akan didesain sebenarnya sudah dipastikan. Masalah desain yang utama adalah pada penentuan titik
hubung, jenis material dan ukuran penampang struktur.
Derajat kekakuan struktur rangka tergantung antara lain pada banyak dan lokasi titik-titik hubung sendi dan jepit (kaku). Titik
hubung sendi dan jepit seringkali diperlukan untuk maksud-maksud tertentu, meminimumkan momen rencana dan memperbesar
kekakuan adalah tujuan-tujuan desain umum dalam memilih jenis rangka. Tinjauan lain meliputi kondisi pondasi dan kemudahan
pelaksanaan. Gambar 4.30 menunjukan beberapa jenis struktur rangka yang mempunyai bentuk berdasarkan pada momen lentur
yang terjadi padanya.

2) Konstruksi Rangka Atap Truss Baja Ringan Konstruksi rangka atap baja ringan, adalah konstruksi yang terbuat dari bahan
baja ringan (truss), saat ini sudah menjadi solusi bagi rangka atap rumah biasa yang masih menggunakan bahan kayu sebagai
bahan dasar. Konstruksi rangka atap dengan menggunakan baja ringan yang disusun untuk dapat menopang beban di atasnya. R
angka atap baja ringan ini telah banyak digunakan karena lebih effisien, sehingga biaya perawatan lebih murah, serta memiliki
keunggulan lain dengan menggunakan baja ringan untuk atap rumah yaitu tahan lama dengan bahan baja ringan tersebut. Rangka
atap baja ringan dipasang dengan sistem konstruksi baja ringan yang stabil dan kokoh dengan keunggulan baja ringan yang tahan
terhadap segala cuaca, tidak
berkarat, anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap rumah akan semakin kokoh dengan menggunakan rangka atap baja
ringan dan memiliki kelebihan kelebihan. Berikut ini adalah bentuk, dan fungsi dari baja ringan yang akan dijadikan rangka atap
pada bangunan. Spesifikasi teknis baja ringan, masing-masing produk akan berbeda sesuai dengan tipe dan jenis yang diproduksi
oleh pabrik, namun spesifikasi itu tidak jauh dari bentuk dan ukuran.
Tabel 1.1 Material Utama Bahan Rangka Atap baja Ringan
Gambar 1.2 rangka atap baja ringan
Bagian-bagian Konstruksi Kuda-kuda Baja Ringan:
1) Bearing/ Support point: Titik simpul pada suatu kuda-kuda yang difungsikan sebagai tumpuan/perletakan kuda-kuda.
Tumpuan kuda-kuda minimal berjumlah dua buah, dan dipilih dari panel point yang berada di atas struktur penopang kuda-
kuda (kolom atau ringbalk).
2) Pitch: Sudut kemiringan atap (dalam derajat).
3) Overhang: Perpanjangan dari batang utama atas, yang melewati posisi tumpuan rangka atap.
4) Clear span: Jarak horisontal antara dua sisi dalam pada tumpuan kuda- kuda
5) Apex: Titik simpul yang berada di puncak kuda-kuda (truss).
6) Heel joint: Titik simpul yang merupakan pertemuan antara batang utama atas dan bawah
7) Panel point: Titik simpul yang merupakan pertemuan beberapa elemen batang pada suatu struktur kuda-kuda.
8) Span: Jarak horisontal antara as/sumbu ke as/sumbu tumpuan kuda-kuda.
9) Top chords: Batang-batang utama yang terletak di bagian atas dari kuda-kuda
10) Bottom chords: Batang-batang utama yang terletak di bagian bawah dari kudakuda
11) Webb: Batang-batang yang terletak di bagian dalam dari kuda-kuda

Beberapa kelebihan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu;


Lebih awet, tidak dimakan rayap
Tahan terhadap api materialnya ringan dan mudah dirakit, bila dibandingkan rangka kayu
Dapat dirancnag dan dibuat dalam bentangan yang panjang dan lebar
Struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
Struktur menggunakan sistem tumpuan sendi dan roll

Beberapa kekurangan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu;


Membutuhan tukang yang ahli
Strukturnya seperti jaring, maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya.
Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai bentuk.

3) Konstruksi Rangka Atap Baja Single Beam


Zakariya (2013:6) menyatakan bahwa konstruksi gable frame merupakan konstruksi statis tidak tentu. Konstruksi ini bisa
diselesaikan dengan cara cross, clapeyron, slope deflection, tabel dan sebagainya. Gaya yang pada batang-batangnya adalah
momen, gaya lintang, dan gaya normal.
Gable frame pada gambar 2.29 terdiri dari berbagai komponen penyusunnya antara lain base plate, kolom, rafter, haunch, dan
stiffener. Komponen ini merupakan komponen yang menunjang kekuatan stukturnya. Namun dalam perhitungan beberapa
komponen ini sering tidak dihitung. Zakariya (2013;6) mengemukakan bahwa pengaku (haunch) pada gable frame berfungsi
untuk mencukupi kekuatan sambungan. Jika dalam perhitungan haunch diikutsertakan maka diharapkan adanya penurunan
tegangan dan lendutan. Haunch mempunyai pengaruh terhadap kekuatan struktur gable frame.
Gambar 4.29. Konstruksi Rangka Atap Baja Single Beam (Gagble Fame)
Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I dengan sumbu simetri ganda, yang dihasilkan dari proses canai
panas (Hot rolling mill) atau profil tersusun buatan. Baja Profil WF-beam memiliki dimensi tinggi badan (H), lebar sayap (B), tebal
badan (t1), tebal sayap (t2) merata dari ujung hingga pangkal radius (r) dengan penjelasan seperti pada Gambar 4.30 berikut ini.

Gambar 4.30. Profil Wide Flange


4) Komponen Rangka Atap
Komponen rangka atap mengikuti jenis penutup atap, untuk penutup atap jenis genting komponen rangka atap meliputi.
(a). Reng, merupakan bilah/batang (kayu) yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi
genting. Reng dari batang kayu yang ada di lapangan berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi
tumpuan langsung penutup atap dan menerus-kannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng
tidak digunakan.
(b). Kaso, berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu
dengan ukuran 5/7cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada
arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus
dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
(c). Gording, merupakan elemen rangka atap yang membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horisontal. Gording meneruskan beban dari penutupatap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik
buhulkuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda- kuda. Gording menjadi tempat ikatan
bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul
kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu biasanya
memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.2,5 m.
(d). Listplank, Listplank tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung
kasau. Listplank harus dilindungi terhadap cucuran air ujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk.
(e). Kaki kuda-kuda, merupakan batang miring yang membentuk sudut kemiringan atap, berfungsi sebagai tumpuan balok
gording dan menopang beban gaya-gaya yang timbul. Seperti pada kaki kuda-kuda bagian bawah akan timbul gaya horizontal dan
gaya vertikal yang harus ditahan oleh tembok pendukungnya.
(f). Jurai dan Sagord, pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang disebut jurai. Jurai
dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya
memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser.


Pondasi Tiang Pancang ,


Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton
jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang
lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang
dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air
tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/ kayu
ulin, baja, dan beton bertulang. Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) antara :
1,5 – 2,00 kg/cm2.

Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil. Bahan dari
pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi betonbertulang.
Beton adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari pasir
dankerikildenganperbandingantertentuditambahairsecukupnya.
Sedangkan komposisi campuran beton ada 2 macam yaitu:
a. Berdasarkan atas perbandingan berat
b. Berdasarkan atas berbandingan isi (volume)

You might also like