You are on page 1of 53

Basic Occupational Health Service

(BOHS)
Bernath Siagian
Dini Sabila
R. Sapata T.
Rita Zahara
Triana Febri

Kelompok 1

01
Pengantar BOHS

- 80% pekerja di dunia tdk bisa mengakses OHS (Occupational


Health Service)
- Akar dari konsep BOHS tercantum di deklarasi WHO alma ata
thn 1978: “Pelayanan kesehatan primer adalah pelayanan
kesehatan esensial berdasarkan metode praktis, ilmiah, dan
dapat diterima oleh masyarakat… merupakan level kontak
pertama bagi individu, keluarga, dan komunitas dengan sistem
kesehatan nasional yang membawa pelayanan kesehatan
sedekat mungkin ke tempat orang-orang bekerja dan hidup”
- BOHS merupakan pengembangan OHS yang berdasarkan
Konvensi ILO No. 161 dan 155

02
Latar Belakang Strategi BOHS

OH merupakan strategi penting untuk menjamin


kesehatan pekerja dan memberikan kontribusi
positif pada perekonomian nasional melalui
peningkatan produktivitas, kualitas produk, motivasi
kerja, dan kualitas hidup pekerja dan society

03
Latar Belakang Strategi BOHS

The objectives:
• WHO Global Strategy
on Occupational
Health
• WHO Global Plan of
Action on Workers'
Health
• The ILO Global
Strategy on
Occupational Safety
and Health
• The ILO Convention
No. 187 on
Promotional
Framework
04
05
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
No: PER.03/MEN/1982
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TENAGA KERJA.

06
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
No: PER.03/MEN/1982
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TENAGA KERJA.

07
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

08
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014
TENTANG
PENGESAHAN CONVENTION CONCERNING THE PROMOTIONAL
FRAMEWORK FOR OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH/CONVENTION
187, 2006 (KONVENSI MENGENAI KERANGKA KERJA PENINGKATAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/KONVENSI 187, 2006)

09
Permenkes No.70 Th.2016 tentang
Standar dan Syarat Kesehatan
Lingkungan Kerja

10
11
Pengembangan Bertingkat Sistem
BOHS

12
13
14
15
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
No: PER.03/MEN/1982
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TENAGA KERJA.

16
17
18
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
No: PER.03/MEN/1982 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TENAGA
KERJA.
Sistem OSH Terintegrasi

20
Permenkes No.70 Th.2016 tentang
Standar dan Syarat Kesehatan
Lingkungan Kerja

21
Skema Aktivitas dalam Kerangka
BOHS

22
Target Kegiatan

Work environtment Worker oriented activity:


oriented activity: Surveilans kesehatan pekerja
Surveilans lingkungan kerja Penilaian resiko kesehatan individu
Penilaian resiko di lingkungan kerja Edukasi dan informasi kesehatan
Informasi
Diagnosis penyakit akibat kerja dan
Edukasi
penyakit terkait kerja
Inisiasi
Pencegahan pajanan bahaya OH Penanganan pertama
Pencegahan kecelakaan Pelayanan kesehatan umum
Kesiapsiagaan kegawatdaruratan Pencatatan rekam medis
Pencatatan
Evaluasi
Orientasi dan perencanaan

23
Orientasi & Perencanaan

Langkah-Langkah

24
Surveilans Lingkungan Kerja

Tujuan:
•Mengidentifikasi paparan
hazard dan kondisi kerja
lainnya
•Mengidentifikasi pekerja
yang ter-exposed
•Menilai tingkat paparan
pekerja

25
Surveilans Kesehatan Pekerja

Tujuan:
•Menilai kecocokan pekerja untuk
melakukan tugas tertentu
•Menilai adanya gangguan kesehatan
yang dapat berhubungan dengan
paparan terhadap agen berbahaya
•Mengidentifikasi kasus penyakit akibat
kerja yang dapat disebabkan oleh
paparan di tempat kerja
•Memeriksa efek dari tindakan preventif
•Menilai kemampuan bekerja pekerja
•Mendeteksi dini dimana belum
berkembang menjadi penyakit

26
Penilaian Resiko Kesehatan dan
Keselamatan

27
Saran Pentingnya Aksi Preventif dan
Kontrol
Aspek yang harus
diperhatikan:
•Employer dan wiraswasta wajib mengetahui
hazard di tempat kerja dan pekerjaannya
•Pekerja berhak untuk tau dan diupdate terus
menerus terkait hazard di tempat kerjanya
•Employer wajib melatih pekerjanya: praktek
kerja yang aman dan sehat
•Pekerja wajib mengikuti instruksi keamanan
dan praktek kerja yang aman dan sehat
•Informasi kesehatan pekerja bersifat private
and confidential, tetapi tergantung dari
legislasi khusus dan informed consent
•Saran yang disampaikan oleh staf OHS harus
dalam bentuk yang mudah dipahami oleh
perekrut dan pekerja
•Informasi yang disampaikan harus
didokumentasikan

28
Aksi Pencegahan untuk Manajemen dan
Kontrol Kesehatan & Hazard dan Resiko
Keamanan

29
Permenkes No.70 Th.2016 tentang
Standar dan Syarat Kesehatan
Lingkungan Kerja

Pasal 9
30
Pencegahan Kecelakaan

31
Menjaga Kesiapsiagaan First Aid dan
Partisipasi dalam Kesiapsiagaan Gawat
Darurat

Peran BOHS dalam first aid dan kesiapsiagaan


gawat darurat:
•Menyediakan pelayanan first aid di tempat kerja
•Mengenalkan dan melatih praktek first aid kepada pekerja dan
supervisor
•Menjaga dan menginspeksi kesiapsiagaan dan fasilitas first aid secara
periodik
•Berpartisipasi dari sisi kesehatan dalam perencanaan
kegawatdaruratan dan mengorganisir elemen kesehatan dalam respons
kegawatdaruratan

32
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
(Occupational Disease)
Daftar Rekomendasi Penyakit Skema diagnosis penyakit akibat
Akibat Kerja terdapat dalam kerja:
Rekomendasi ILO No.194 (th •Identifikasi paparan yang dapat
2002) menyebabkan penyakit
•Pemeriksaan temuan klinis yang
diketahui terkait dengan paparan
spesifik
•Eksklusi faktor non okupasional
sebagai kemungkinan penyebab
penyakit
•Konklusi ada atau tiada-nya penyakit
akibat kerja (diagnosis)
•Ketentuan kompensasi bagi pekerja
terkait penyakit akibat kerja
•Proposal untuk aksi preventif di tempat
kerja
•Notifikasi penyakit akibat kerja kepada
pihak berwenang

33
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
(Occupational Disease)
Konsep Penyakit
terkait Kerja (WHO
1985) lebih luas
daripada penyakit
akibat kerja:

Diagnosis penyakit terkait kerja


tidak memiliki status legal definitif
dalam hal kompensasi, tetapi
memiliki dampak penting bagi
tindakan preventif dan kontrol
34
Pelayanan Kesehatan Umum, Pelayanan
Kuratif dan Rehabilitatif

25
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36
TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
Penyimpanan Catatan (perekaman) oleh
BOHS

Wajib disimpan

37
38
Permenkes No.70 Th.2016 tentang
Standar dan Syarat Kesehatan
Lingkungan Kerja

39
40
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
No: PER.03/MEN/1982
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TENAGA KERJA.

41
42
Berdasarkan
Konvensi ILO No.161,
kewajiban finansial
penyediaan OHS
berada pada
employer

Pembiayaan

OH bukan beban
finansial bagi
perusahaan >> jika
OHS dijalankan
dengan baik >>
dampak ekonomi
yang positif

43
Pemerintah
Employer
Pusat

Universitas
Kementrian dan institusi
Pertanian pelatihan lain
dan untuk Asosiasi
Kementrian dukungan produser
Perindustria training agrikultur
n dan
perusahaan
Perwakilan kecil
safety dari
tempat kerja Aktor dalam Pengaturan
lokal dan dan Pengembangan
komunitas Social partners,
BOHS employers’
organizations
dan trade union

Government’s
special agencies Pemerinta
(untuk sektor h daerah Asosiasi Cabang organisasi
OHS dan sektor (lokal dan profesion dan chamber of
kesehatan) provinsi) al OH commerce
44
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36
TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

45
MISC

46
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

Kesehatan Kerja diatur dalam Bab XII:


• Pasal 164
• Pasal 165
• Pasal 166

47
Permenkes No.70 Th.2016 tentang
Standar dan Syarat Kesehatan
Lingkungan Kerja

48
Permenkes No.70 Th.2016 tentang Standar dan Syarat
Kesehatan Lingkungan Kerja

49
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN
2012
TENTANG IZIN LINGKUNGAN

50
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

51
Referensi
• Booklet Basic Occupational Health Service
• Permenakertrans No.03/1982
• UU No.36 Th.2009
• Perpres No.34 Th.2014
• PP No.27 Th.2012
• Permenkes No.70 Th.2016

52
Terima Kasih


53

You might also like