Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal
akibatadanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik
sehingga tekanan di ginjal meningkat. Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih
proksimal terhadap kandung kemih dapatmengakibatkan penimbunan cairan bertekanan
dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada
parenkim ginjal.Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan
balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter
akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan kalises.
Adanya hidronefrosis harus dianggap sebagai respons fisiologis terhadap gangguan
aliran urine. Meskipun hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi dalam
beberapa kasus, seperti megaureter sekunder untuk refluks pralahir, sistem
pengumpulan mungkin membesar karena tidak adanya obstruksi (Arif Muttaqin dan
Kumala Sari, 2012).
Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi aliran
keluar urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter sehingga pelvis
membesar dan terdapat destruksi progresif jaringan ginjal (Gibson, 2003).
Dilatasi pelvis
renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta adanya penipisan korteks batas antara
pelvis ginjal dan kaliks hilang. Tanda signifikan adanya atrofi ginjal (parenkis tipis).
Calices berbentuk ballooning alias menggembung.
Gambar.Grade Hidronefrosis
2.3 Etiologi Hidronefrosis
Menurut Parakrama & Clive (2005) penyebab yang bisa mengakibatkan
hidronefrosis adalah sebagai berikut:
a. Hidronefrosis Unilateral
Obstruksi pada salah satu sisi saluran kemih pada umumnya disebabkan oleh
proses patologik yang letaknya proksimal terhadap kandung kemih. Keadaan ini
berakibat hidronefrosis dan dapat menyebabkan atrofi serta kehilangan fungsi salah satu
ginjal tanpa menyebabkan gagal ginjal. Penyebab obstruksi unilateral adalah:
1) Obstruksi sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureterdan pelvis renalis)
a) Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi
b) Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
c) Batu di dalam pelvis renalis
d) Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau vena yang letaknya abnormal,
dan tumor
2) Obstruksi adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik
a) Batu di dalam ureter
b) Tumor di dalam atau di dekat ureter
c) Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau
pembedahan
d) Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
e) Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan,
rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
f) Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
g) Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya
h) Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat
pembesaran prostat, peradangan atau kanker
i) Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
j) Infeksi saluran kemih yang berat yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi
ureter
3) Penyakit ureter kongenital
4) Penyakit ureter yang didapat didapat
b. Hidronefrosis Bilateral
1) Hyperplasia prostat pada usia lanjut
2) Adanya katup uretra posterior congenital
3) Pasien paraplegia dengan kandung kemih neurogenik
4) Fibrosis retroperitoneum dan keganasan
5) Disfungsi otot ureter yang timbul pada masa kehamilan
1) Nefrotomi
Hal ini dilakukan jika hidronefrosisyng disebabkan karena adnya obstruksi saluran urin
bagian atas yang tidak memungkinkan ginjal mengalirkan urin ke system urinaria
bagian bawah dikarenakan adanya batu, infeksi, tumor, atau kelainan anatomi.
Hidronefrosis yang terjadi pada transplantasi ginjal. Tindakan ini dilakukan dengan
memasukkan sebuah kateter melalui kulit bagian belakang (panggul) ke dalam ginjal.
Tujuan dari tindakan ini untuk mengatasi penumpukan atau pengumpulan urin pada
ginjal yang terjadi karena obstruksi yang menghalangi keluarnya urin.
2) Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Merupakan suatu tindakan medis yang menangani renal kalkuli yang menghancurkan
batu ginjal menggunakan getaran dari luar tubuh ke area ginjal. ESWL bekerja melalui
gelombang kejut yang dihantarkan melalui tubuh ke ginjal. Gelombang ini akan
memecahkan batu ginjal menjadi ukuran lebih kecil untuk selanjutnya dikeluarkan
sendiri melalui air kemih. Gelombnag yang dipakai berupa gelombang ultrasonic,
elektrohidrolik atau sinar laser.
3) Nefrolitotomi
Perkutanaous Nephrolithotomi merupakan salah satu tindakan minimal invasive
dibidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal dengan menggunakan akses
perkutan untuk mencapai system pelviokalises yang memberikan angka bebas batu yang
tinggi.
4) Stent Ureter
Tindakan ini merupakan alat berbentuk pipa yang dirancang agar dapat ditempatkan di
ureter untuk mempertahankan aliran urin pada penderita obstruksi ureter, memulihakan
fungsi ginjal yang terganggu, dan memperthankan caliber atau patensi ureter sesudah
pembedahan. Stent ini terbuat dari silicon yang bersifat lunak dan lentur.
Data Etiologi MK
DS: Obstruksi Ureter Nyeri akut
- Pasien merasakan adanya nyeri pada ↓ (00132)
daerah perut dan punggung yang Penyempitan saluran kemih
dirasakan hilang timbul sejak 10 hari ↓
yang lalu. Penumpukan urin
- Klien mengatakan jika nyeri ↓
semakin bertambah ketika duduk Penekanan ureter
saat mengendarai motor ↓
DO: Obstruksi aliran urin
- Pasien terlihat meringis menahan ↓
nyeri Kolik renalis
- Klien terlihat lemah ↓
- Hasil PQRST Nyeri
P: Nyeri kolik akibat adanya obstruksi
saluran ginjal
Q: Tumpul dan hilang timbul
R: Abdomen kanan bawah
S: Skala nyeri 6 (skala 1-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
- Tanda tanda Vital
Nadi 110 x/menit, TD 130/90
o
mmHg, suhu 38,1 C, RR 24
x/menit.
- Pemeriksaan darah BUN: 25 mg/dl,
creatinin: 2 mg/dl, kalium: 6 mEq/L.
DS: Hidronefrosis Gangguan nutrisi
a. Pasien mengatakan tidak nafsu ↓ kurang dari
makan. Kegagalan membuang kebutuhan
b. Pasien mengatakan selalu ingin limbah metabolik
muntah ketika makan ↓
DO : Ureum dalam darah
a. BB awal 59 kg, BB sekarang 49 ↓
kg. Racun dalam darah
b. Porsi makan tidak habis ↓
c. IMT : 17,13 Mual, muntah
d. Tampak lemas, nafsu makan ↓
menurun, mual, muntah Gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan
DS : Hidronefrosis Gangguan eliminasi
- Pasien mengeluh sulit untuk BAK ↓ urin
DO: Refluks urin ke ginjal
- Terjadi penurunan jumlah urin. ↓
- Pasien nampak tidak dapat mengatur Retensi urin
jadwal pengeluaran urinnya. ↓
BUN: 25 mg/dl, creatinin: 2 mg/dl, Gangguan pola eliminasi
kalium: 6 mEq/L urin
3.2.6 Evaluasi
1. Klien mengatakan jika nyeri berkurang dalam skala 1-2
2. Intake makanan meningkat dan nutrisi klien dapat terpenuhi
3. Klien mengatakan dapat berkemih dengan jumlah nomal sekitar 1000-1500/hari
DAFTAR PUSTAKA
De Jong, Sjamsuhidayat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. 3. Jakarta: EGC
Kumar, Vinay, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Vol. 2, ed. 7. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Ed. 8. Jakarta: EGC