You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG ISMAIL 2

RS ROEMANI SEMARANG

Disusun Oleh:

Wilujeng Prasasti

G3A015106

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
KONSEP DASAR

A. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak,
2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap
kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme
sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berbahaya
bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya
perludilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen
merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus
paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta
mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan tesebut.

Tujuan terapi oksigenasi :


1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara
adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.

B. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2011) yaitu: hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan
energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal,
kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

C. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
3. Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit
membrane hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi
dan toddler berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Pada
dewasa, mudah terpapar faktor risiko kardiopulmoner. System pernafasan
dan jantung mengalami perubahan fungsi pada usia tua / lansia.
4. Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar.
Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik
meningkatkan aktivitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk
penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru (Potter&Perry, 2005).
D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
transportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas.
Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada
transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan
kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner &
Suddarth, 2002).

E. Tanda dan Gejala


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda
gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas
tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung),
dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh
menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan
kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif
sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2011).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS
abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman),
hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi,
irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2011).
F. Pathways

Difusi Ventilasi Transportasi

Obstruksi terdapat secret gangguan transportasi sel

Pengeluaran mukus pengembangan paru tidak adekuat kurangnya oksigen di sel

Gangguan proses pertukaran gas

Hiperkapnea
Kelelahan
Iritabilitas
Hipoksia
Kebingungan
Sianosis
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman)
Sumber : (NANDA, 2011)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
a. Bunyi napas yang abnormal
b. Batuk produktif atau non produktif
c. Sianosis
d. Dispnea
e. Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan
Kemungkinan faktor penyebab :
a. Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
b. Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
c. Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
d. Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
e. Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
f. Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit
untuk di expektoran
g. Immobilisasi
h. Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi.

2. Pola napas tidak efektif


Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2
kejaringan tidak adekuat, tanda-tandanya :
a. Dispnea
b. Peningkatan kecepatan pernapasan
c. Napas dangkal atau lambat
d. Retraksi dada
e. Pembesaran jari (clubbing finger)
f. Pernapasan melalui mulut
g. Penambahan diameter antero-posterior
h. Cianosis, flail chest, ortopnea
i. Vomitus
j. Ekspansi paru tidak simetris
Kemungkinan faktor penyebab :
a. Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas,
nyeri
b. Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala,
keracunan obat anasthesi
c. Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang
menyebabkan kolaps paru
d. CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
e. Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
f. Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang
menyebabkan spasme bronchial atau oedema
g. Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan pertukaran gas


Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan
alkalosis respiratori, tanda-tandanya :
a. Dispnea,
b. Abnormal gas darah arteri
c. Hipoksia
d. Gelisah
e. Takikardia
f. Sianosis
g. Hipoksemia
h. Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal

Kemungkinan penyebab :
a. Penumpukan cairan dalam paru
b. Gangguan pasokan oksigen
c. Obstruksi saluran pernapasan
d. Bronkhospasme
e. Edema paru
f. Pembedahan paru

H. PERENCANAAN (Nursing Care Plane)

PRIORITAS BATASAN TUJUAN DAN INTERVENSI


MASALAH KARAKTERISTIK KRITERIA HASIL
Gangguan jalan -Tidak ada batuk Setelah dilakukan NIC: Airway suctioning
nafas tidak -Suara nafas tindakan keperawatan a. Tentukan
efektif tambahan 3x24 jam, kepatenan kebutuhan suction oral
-Perubahan jalan nafas terjaga, dan atau trakheal
frekuensi napas dengan kriteria hasil: b. Auskultasi suara nafas
-Perubahan irama a. Tidak mengalami sesudah dan sebelum
pernafasan demam. melakukan suction
-Sianosis b. Tidak mengalami c. Informasikan kepada
-Kesulitan kecemasan. klien dan keluarga
berbicara c. Tidak tersedak. tentang suction
-Penurunan bunyi d. Memiliki RR dalam d. Gunakan universal
napas batas normal. precaution (masker,
-Dispnea e. Memiliki irama sarung tangan)
-Sputum dalam pernafasan yang e. Pasang nasal kanul
jumlah berlebihan normal. selama dilakukan suction
-Batuk yang tidak f. Mampu f. Monitor status oksigen
efektif mengeluarkan sputum pasien (tingkat SaO2 )
-Ortopnea dari jalan nafas. dan status hemodinamik
-Gelisah g. Bebas dari suara (tingkat MAP [mean
-Mata terbuka lebar nafas tambahan. arterial pressure] dan
irama jantung) segera
sebelum, selama dan
setelah suction
g. . Perhatikan tipe dan
jumlah sekresi yang
dikumpulkan
Gangguan -Gas darah arteri Setelah dilakukan NIC: Airway management
pertukaran gas normal tindakan keperawatan a. Posisikan klien untuk
-pH arteri normal 3x24 jam, status memaksimalkan potensi
-Pernafasan respiratori: pertukaran ventilasinya.
abnormal gas dengan indikator: b. Identifikasi kebutuhan
(kecepatan, irama 1. Status mental dalam klien akan insersi jalan
dan kedalaman) batas normal. nafas baik aktual
-Warna kulit 2. Dapat melakukan maupun potensial.
abnormal (pucat, napas dalam. c. Lakukan terapi fisik
kehitaman, 3. Tidak terlihat dada
kebiruan) sianosis. d. d.Auskultasi suara
-Diaphoresis 4. Tidak mengalami nafas, tandai area
-Sakit kepala saat somnolen. penurunan atau
bangun 5. PaO2 dalam rentang hilangnya ventilasi dan
-Hipoksia normal. adanya bunyi tambahan
-Hipoksemia 6. pH arteri normal. e. e.Monitor status
-Nafas cuping 7. ventilasi-perfusi pernafasan dan
hidung dalam kondisi oksigenasi, sesuai
-Gelisah seimbang. kebutuhan
-Somnolen
-Takikardi
Ketidakefektifan -Penggunaan otot Setelah dilakukan a. NIC: Respiration
pola nafas bantu pernafasan tindakan keperawatan management
-Pernafasan cuping 3x24 jam, status a. Monitor rata-rata, irama,
hidung respirasi: ventilasi kedalaman dan usaha
-Fase ekspirasi dengan indikator: respirasi
menamjang Respiratory Rate. b. Perhatikan pergerakan
-Hiperventilasi  Ekspansi dinding dada, amati
-Ansietas dada simetris. kesemetrisan,
-Ortopnea  Mampu melakukan penggunaan otot-otot
inspirasi dalam. aksesoris, dan retraksi
 Tidak mengalami otot supraklavikuler dan
dispnea. interkostal

 Tidak mengalami c. Monitor pola pernafasan:

ortopnea. bradipneu, takipneu,

 Auskultasi bunyi hiperventilasi, respirasi

nafas dalam rentang Kussmaul,

normal. respirasi Cheyne-Stokes


d. Monitor peningkatan
ketidakmampuan
istirahat, kecemasan, dan
haus udara, perhatikan
perubahan pada SaO2,
SvO2, CO2 akhir-tidal,
dan nilai gas darah arteri
(AGD), dengan tepat
e. Monitor kualitas dari
nadi
b. Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit.
c. Posisikan pasein untuk
memaksimalkan
ventilasi
d. Atur intake untuk
keseimbangan cairan
e. Monitor respirasi dan
saturasi oksigen
f. Berikan oksogenasi,
monitor aliran oksigen
g. Keluarkan sekret dengan
suction atau batuk
h. Berikan bronkodilator
bila perlu
DAFTAR PUSTAKA

Diagnosa NANDA (NIC & NOC). 2011

Iqbal, Mubarak dan Chayatin. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktek. Jakarta : EGC.

Perry dan Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

You might also like