You are on page 1of 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutorial 1Blok 14 Skenario D

Tutor : dr. Farah Safitry, Sp. KJ


Moderator : Nilam Prariani
Sekretaris Meja : Fivin Chazna Putri Utami
Sekretaris Papan ; Maulana Iskandar Dinata
Aturan :
1. Mengikuti proses tutorial dengan baik,
2. Ponsel dalam keadaan silent atau dimatikan,
3. Meminta izin bila ingin keluar, dan
4. Mengacungkan tangan bila ingin mengajukan pendapat.

2.2 Skenario B
Roy, remaja pria 17 tahun, dibawa ibunya ke UGD Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang (RSMP) karena sejak emalam, sekitar 7 jam yang lalu menggigil, berkeringat
banyak, mata berair, pernapasan cepat, merasa nyeri tak tertahankan disekujur otot tubuh dan
sendi-sendinya, serta ingus mengocor. Selain itu juga, perutnya terasa sakit disertai diare.
Cek Molek Nian, ibunya, adalah seorang pengusaha sukses. Roy masih berusia 3
tahun ketika ditinggal mati oleh ayahnya. Ibunya meneruskan usaha mereka dan tidak pernah
kawin lagi. Roy adalah anaknya semata wayang. Roy belajar di sekolah SMA “elit” dan
bergaul dengan murid-murid anak orang kaya.
Roy beserta gengnya sangat boros menghabiskan uangnya mengikuti gaya hidup
modern. Sejak kelas satu SMA, prestasi Bujang di sekolah selalu rendah. Sekarang dia duduk
di kelas tiga dan prestasi sekolahnya semakin memburuk sedangkan dia akan menghadapi
ujian akhir.
2.3 Data Seven Jump
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Menggigil : kontraksi otot motorik yang berlebihan
2. Berkeringat banyak : mekanisme tubuh untuk mengatur suhu tubuh
3. Mata berair : suatu manifestasi dari gangguan sistem lacrimalis
4. Diare : pengeluaran tinja berkali-kali, abnormal
5. Ingus mengocor : lendir membran mukosa hidung yang keluar terus-menerus
6. Nyeri : perasaan tidak enak/menderita akibat rangsangan ujung-ujung
syaraf
7. Pernapasan cepat : frekuensi pernapasan lebih dari frekuensi normal
8. Otot : organ dimana kontraksi menimbulkan gerakan
9. Sendi-sendi : tempat penyatuan atau sambungan dua tulang rangka tubuh
atau lebih
10. Gaya hidup modern : gaya hidup yang mengikuti perkembangan zaman
11. Boros : pengeluaran yang berlebihan
12. Geng : sekelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latar
belakang sosial, sekolah.

2.3.2 Identifikasi Masalah


1. Roy, remaja pria 17 tahun, dibawa ibunya ke UGD Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang (RSMP) karena sejak emalam, sekitar 7 jam yang lalu menggigil,
berkeringat banyak, mata berair, pernapasan cepat, merasa nyeri tak tertahankan
disekujur otot tubuh dan sendi-sendinya, serta ingus mengocor. Selain itu juga,
perutnya terasa sakit disertai diare.
2. Cek Molek Nian, ibunya, adalah seorang pengusaha sukses. Roy masih berusia 3
tahun ketika ditinggal mati oleh ayahnya. Ibunya meneruskan usaha mereka dan tidak
pernah kawin lagi. Roy adalah anaknya semata wayang.
3. Roy belajar di sekolah SMA “elit” dan bergaul dengan murid-murid anak orang kaya.
Roy beserta gengnya sangat boros menghabiskan uangnya mengikuti gaya hidup
modern.
4. Sejak kelas satu SMA, prestasi Bujang di sekolah selalu rendah. Sekarang dia duduk
di kelas tiga dan prestasi sekolahnya semakin memburuk sedangkan dia akan
menghadapi ujian akhir.
2.3.3 Analisis Masalah
1. Roy, remaja pria 17 tahun, dibawa ibunya ke UGD Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang (RSMP) karena sejak emalam, sekitar 7 jam yang
lalu menggigil, berkeringat banyak, mata berair, pernapasan cepat, merasa
nyeri tak tertahankan disekujur otot tubuh dan sendi-sendinya, serta ingus
mengocor. Selain itu juga, perutnya terasa sakit disertai diare.

a) Apa faktor penyebab dan mekanisme dari menggigil ?


Jawab :
Penyebabnya :
 Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat
 Obat-obat anastesi
 Suhu tubuh menurun/terlalu randah
Mekanisme :
Suhu tubuh menurun/terlalu rendah→sistem pengaturan suhu↑(pembentukan panas)
di hipothalamus posterior (pusat menggigil)→menggigil melalui traktus bilateral
turun ke batang otak (Fisiologi Guyton, hal.943)
Obat-obat anestesi →SSP terganggu→dikirim ke tonus otot→tonus otot
rangka↑→menggigil
b) Apa faktor penyebab dan mekanisme dari berkeringat banyak ?
Jawab :
Penyebab :
 Peningkatan suhu tubuh tambahan sebesar 1˚C
 Peningkatan kecepatan pembentukan panas tubuh basal
 Serangan jantung
 Malaria
 Demam
 Obat-obatan
Mekanisme :
Konsumsi heroin→berikatan dengan reseptor pioid di otak→menghambat
neurotransmiter→adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi
dihentikan tiba-tiba→hiperaktifitas SSP dan perifer→peningkatan suhu
tubuh→demam→kompensasi tubuh→berkeringat banyak
c) Apa faktor penyebab dan mekanisme dari mata berair ?
Jawab :
Penyebab :
 Infeksi debu, asap dan bahan kimia
 Penyumbatan ductus nasolacrimalis
Mekanisme :
Konsumsi heroin→berikatan dengan reseptor pioid di otak→menghambat
neurotransmiter→adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi
dihentikan tiba-tiba→hiperaktifitas SSP dan perifer→hiperproduktifitas
kel.lakrimal→mata berair

d) Apa faktor penyebab dan mekanisme dari pernapsan cepat ?


Penyebab :

Mekanisme :
Konsumsi heroin→berikatan dengan reseptor pioid di otak→menghambat
neurotransmiter→adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi
dihentikan tiba-tiba→hiperaktifitas SSP dan perifer→peningkatan suhu
tubuh→demam→peningkatan kebutuhan O2→pernapasan cepat

e) Apa faktor penyebab dan mekanisme dari merasa nyeri tak tertahankan disekujur otot
tubuh dan sendi-sendinya ?
Penyebab :
 injury (cedera),
 autoimun : rheumatoid arthritis,
 metabolic defect, - medication
Mekanisme :
Konsumsi heroin→berikatan dengan reseptor pioid di otak→menghambat
neurotransmiter→adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi
dihentikan tiba-tiba→tidak ada penekanan rasa nyeri→nyeri tak tertahankan di
seluruh otot tubuh dan sendi-sendi
f) Apa faktor penyebab dan mekanisme dari ingus mengocor ?
Penyebab :
 Hiperaktiftas terhadap SSP dan perifer akibat putus obat
 influenza
Mekanisme :
Konsumsi heroin→berikatan dengan reseptor pioid di otak→menghambat
neurotransmiter→adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi
dihentikan tiba-tiba→hiperaktifitas SSP dan perifer→hiperproduktifitas
kel.lakrimal→mata berair→masuk ke ductus lacrimalis→ingus mengocor

g) Apa faktor penyebab dan mekanisme dari perutnya terasa sakit disertai diare ?
Penyebab diare :
 Infeksi (bakteri, parasit, virus)
 Keracunan makanan
 Efek obat-obatan
Mekanisme :
Konsumsi heroin→berikatan dengan reseptor pioid di otak→menghambat
neurotransmiter→adaptasi fisiologi meningkatkan level toleransi ketika konsumsi
dihentikan tiba-tiba→hiperaktifitas SSP dan perifer→hiperaktifitas dinding
abdomen→pergerakan cepat feses di usus besar→diare

h) Apa makna keluhan sekitar 7 jam yang lalu ?


Jawab :
Merupakan gejala putus obat. Gejala biasanya timbul dalam 6-10 jam setelah
pemberian obat yang terakhir.
 Terganggunya reseptor saraf motorik dan saraf otonom dineuroreseptor
 Terganggunya SSP dan mesolimbik,hiperaktivitas otonom sehingga
meningkatkan neurotransmitter yaitu yang mirip norepineprin
gejala putus obat heroin yaitu :
 6 – 12 jam : lakrimasi, rhinorrhea, bertingkat, sering menguap, gelisah
 12 - 24 jam : tidur gelisah, iritabel, tremor, pupil dilatasi (midriasi), anoreksia
 24-72 jam : semua gejala diatas intensitasnya bertambah disertai adanya
kelemahan, depresi, nausea, vornitus, diare, kram perut, nyeri pada otot dan
tulang, kedinginan dan kepanasan yang bergantian, peningkatan tekanan darah
dan denyut jantung,gerakan involunter dari lengan dan tungkai, dehidrasi dan
gangguan elektrolit.

i) Hubungan usia, jenis kelamin dan keluhan ?


Jawab :
Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah
kelompok usia remaja. Lebih sering pada usia belasan dan 20 tahun. Rasio laki – laki :
wanita adalah 3:1
Usia remaja pada Roy rentan terhadap pemakaian napza, karena remaja masih bersifat
labil dan mudah terpengaruh oleh teman maupun gaya hidup yang semakin modern.
oleh karena nya dibutuhkan peran orangtua memantaunya

j) Bagaimana hubungan semua gejala 7 jam yang lalu ?


Jawab : semua gejala yang timbul pada Roy merupakan dampak dari penggunaan
heroin dan putus obat

2. Cek Molek Nian, ibunya, adalah seorang pengusaha sukses. Roy masih berusia 3
tahun ketika ditinggal mati oleh ayahnya. Ibunya meneruskan usaha mereka
dan tidak pernah kawin lagi. Roy adalah anaknya semata wayang.
a) Bagaimana pengaruh status ibu yang seorang pengusaha sukses dan ditinggal mati
ayahnya sejak usia 3 tahun (ibunya meneruskan usaha) tidak menikah lagi)terhadap
kasus Roy ?
Jawab :
 Kurang perhatian dan kasih sayang
 Pola asuh permisif (pengawasan longgar)
 Faktor kematian ayahnya, berdampak pada pola hidupnya, dimana Roy kurang
perhatian dan kasih sayang orangtua, akibatnya pergaulan bujang cindo tidak
dapat dikontrol oleh orangtua sebagaimana mestinya. Bujang cindo terjerumus
pada pergaulan yang salah berdampak pada gejala yang diderita sekarang
akibat dari pengguanaan napza ketergantungan (withdrawl).
b) Bagaimana hubungan status Roy sebagai anak semata wayang dengan kasus ?
Jawab :
Karena Roy anak semata wayang sehingga apa saja yang dibutuhkannya akan dpenuhi
oleh ibunya, bahkan memberi uang jajan yg berlebihan sehingga Roy menyalah
gunakan apa yang telah diberikan oleh ibunya yaitu dengan hidup boros dan memakai
narkotika.

c) Bagaimana peran orangtua terhadap perkembangan anak ?


Jawab :
Peran orangtua :
 Pengontrol pada perkembangan usia remaja
 Pembentukan kepribadian
 Memberikan perhatian
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan sifatnya
konsisten. Macam-macam pola asuh orang tua menurut Baumrind (1967), terdapat 4
macam pola asuh orang tua:
1.Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan
anak, namun mengendalikan mereka.

2.Pola asuh Otoriter


Pola asuh yang menetapkan standar mutlak yang harus dituruti, biasanya
diikuti dengan ancaman-ancaman.
3.pola asuh Permisif
Pola asuh yang memberikan pengawasan yang sangat longgar.
4.Pola asuh Penelantar
Orang tua pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim
pada anak-anaknya.
Kemungkinan Cek Molek Nian menerapkan pola asuh permisif terhadap Roy. Jika
dikaitkan dengan PPDGJ Axis 4 (stressor) termasuk primary supportgroup (keluarga).
3. Roy belajar di sekolah SMA “elit” dan bergaul dengan murid-murid anak orang
kaya. Roy beserta gengnya sangat boros menghabiskan uangnya mengikuti gaya
hidup modern.

a) Apa pengaruh Roy sekolah di tempat “elit” dan bergaul dengan anak orang kaya ?
Jawab :
Faktor resiko untuk penggunaan NAPZA

b) Bagaimana cara memilih teman yang baik ?


Jawab :
Cara memilih teman yang baik adalah:
1. Orang yang berakal: Berkawan dengan orang yang jahil akan menimbulkan
persengketaan.
2. Baik dari segi peribadi dan akhlaknya: Jangan bersahabat dengan orang yang jahat
dan buruk perangainya kerana ia akan mempengaruhi kita.
3. Orang yang soleh: Jangan berkawan dengan orang yang fasik kerana ia akan sentiasa
melakukan dosa yang besar dan kecil.
4. Jangan berkawan dengan orang yang terlalu cinta pada dunia: cinta pada dunia di sini
bermaksud sesuatu perkara yang bertentangan dengan suruhan Allah. Jika berkawan
dengan orang yang seperti ini, dia akan terikut dengan tabiat kawannya.
5. Orang yang jujur: Janganlah suka berkawan dengan orang yang suka berbohong.
Orang yang suka berbohong itu tidak dapat dipercayai agama dan dunianya. Demikian
itu akan membawa kepada kebinasaan dunia.

c) Bagaimana hubungan pergaulan Roy dengan kasus ?


Jawab :
a. Lingkungan Keluarga
 Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif.
 Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.
 Orang tua yang serba membolehkan (permisif).
 Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan.
 Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA.
 Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam
keluarga.
b. Lingkungan Sekolah
 Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA.
 Adanya murid pengguna NAPZA.
c. Lingkungan Teman Pergaulan
 Berteman dengan penyalahguna.

d) Bagaimana cara memproteksi diri dari lingkungan yang buruk ?


Jawab : Memproteksi diri dari lingkungan yang buruk (pergaulan bebas):
1. Bila tidak ada acara-acara yang memang benar-benar perlu, maka usahakanlah untuk
tidak keluar rumah.
2. Jangan pergi ke warnet bila memang tidak ada tuga sekolah atau tugas-tugas lain yang
memang perlu dan penting untuk dkerjakan
3. Bila belum cukup umur, usakanlah agar menunda dulu hubungan berpacaran, sebab
ada kemungkinan bila belum cukup usia, bisa saja terjebak dalam yang menggiring ke
arah pergaulan bebas.
4. Mendalami agama sesuai dengan kepercayaan .

e) Bagaimana gaya hidup modern pada remaja ?


Jawab :
Remaja cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini, mode yang
ditiru adalah mode dari orang barat yaitu sebagai berikut:
1. Berpakaian yang mengikuti mode orang barat. Sebagian besar remaja Indonesia
belum bisa memfilter budaya tersebut dengan baik, sehingga terciptalah pengaruh
negative dari dalam diri remaja itu sendiri.
2. Mengkonsumsi minum-minuman keras, narkoba, dan barang haram sejenis lainnya.
Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang-barang tersebut, maka
ia akan dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul.
3. Merokok di kalangan anak muda di usia dini . Banyak anak muda yang berawal dari
ikut- ikutan teman.
4. Shoping Mall sebagai bentuk perilaku konsumtif pada remaja, biasanya kegiatan
setelah usai sekolah itu adalah makan , hang out , nonton dan sekedar nongkrong di
tempat – tempat umum yang mana merka hanya menghabiskan uang orang tua .
5. Seiring berkembangnya jaman, setelah memasuki era kehidupan dengan sistem
komunikasi global, para remaja dapat dengan mudah mengakses informasi sehingga
menuntut mereka untuk memiliki jaringan internet dan media ponsel.
Gaya hidup yang cendrung membawa dampak buruk pada usia remaja yang masih labil.

f) Apa dampak boros terhadap Roy ?


Jawab :
 Mengabaikan kebutuhan lain, memprioritaskan kebutuhan untuk obat-obatan
 Menimbulkan tindakan kriminalitas untuk memenuhi keinginannya
menggunakan obat-obatan
 Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi
 Tidak mampu mengendalikan nafsu, sehingga bisa menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan.
 Tidak punya tabungan untuk saat krisis.

4. Sejak kelas satu SMA, prestasi Bujang di sekolah selalu rendah. Sekarang dia duduk
di kelas tiga dan prestasi sekolahnya semakin memburuk sedangkan dia akan
menghadapi ujian akhir.

a) Bagaimana hubungan prestasi disekolah dengan gaya hidup dan keadaan orangtua
Roy ?
Jawab :
NAPZA akan mengganggu fungsi kognitif→prestasi↓→tidak adanya peringatan
orangtua→Roy tidak belajar→prestasi Roy semakin menurun
5. a. Apa interpretasi dari data laboratorium ?

Pemeriksaan Normal Kasus Interpretasi


36,5-37,2
Suhu Tubuh 0
37,5 0C Subfebris
C
60-
Nadi 100x/menit normal
100x/menit
120/80 130/80
TD Prehipertensi
mmHg mmHg
Darah Rutin DBN DBN Normal
Terjadi
peningkatan
4500 –
Leukosit 3
8000/mm3 akibat
1000/mm
penggunaan
NAPZA
Terdeteksi,
biasanya
heroin ilegal
mengandung
Heroin (-) Urine (+) acetilkodein
sebagai
pengotor
akibat proses
produksi
Marijuana (-) Urine (-) Normal
MDMA (-) Urine (-) Normal
b. Bagaimana farmakologi heroin ?
jawab :
FARMAKODINAMIK HEROIN
Mekanisme kerja
Opioid agonis menimbulkan analgesia akibat berikatan dengan reseptor spesifik yang
berlokasi di otak dan medula spinalis, sehingga mempengaruhi transmisi dan modulasi nyeri.
Terdapat 3 jenis reseptor yang spesifik, yaitu reseptor μ (mu), δ (delta) dan κ (kappa). Di
dalam otak terdapat tiga jenis endogeneus peptide yang aktivitasnya seperti opiat, yitu
enkephalin yang berikatan dengan reseptor δ, β endorfin dengan reseptor μ dandynorpin
dengan resptor κ. Reseptor μ merupakan reseptor untuk morfin (heroin). Ketiga jenis reseptor
ini berhubungan dengan protein G dan berpasangan dengan adenilsiklase menyebabkan
penurunan formasi siklik AMP sehingga aktivitas pelepasan neurotransmitter terhambat.

Efek inhibisi opiat dalam pelepasan neurotransmitter


Pelepasan noradrenalin
Opiat menghambat pelepasan noradrenalin dengan mengaktivasi reseptor μ yang berlokasi
didaerah noradrenalin. Efek morfin tidak terbatas dikorteks,tetapi juga di
hipokampus,amigdala, serebelum, daerah peraquadiktal dan locus cereleus.

Pelepasan asetikolin
Inhibisi pelepasan asetikolin terjadi didaerah striatum oleH reseptor deltha, didaerah
amigdala dan hipokampus oleh reseptor μ. Pelepasan dopamin diinhibisi oleh aktifitas
reseptor kappa.

Tempat Kerja
Ada dua tempat kerja obat opiat yang utama, yaitu susunan saraf pusat dan visceral. Di dalam
susunan saraf pusat opiat berefek di beberapa daerah termasuk korteks, hipokampus,
thalamus, hipothalamus, nigrostriatal, system mesolimbik, locus coreleus, daerah
periakuaduktal, medula oblongata dan medula spinalis. Di dalam sistem saraf visceral, opiat
bekerja pada pleksus myenterikus dan pleksus submukous yang menyebabkan efek
konstipasi.
FARMAKOKINETIK
Absorpsi
Heroin diabsorpi dengan baik disubkutaneus, intramuskular dan permukaan mukosa hidung
atau mulut.

Distribusi
Heroin dengan cepat masuk kedalam darah dan menuju ke dalam jaringan. Konsentrasi
heroin tinggi di paru-paru, hepar, ginjal dan limpa, sedangkan di dalam otot skelet
konsentrasinya rendah. Konsentrasi di dalam otak relative rendah dibandingkan organ lainnya
akibat sawar darah otak. Heroin menembus sawar darah otak lebih mudah dan cepat
dibandingkan dengan morfin atau golongan opioid lainnya
Metabolisme
Heroin didalam otak cepat mengalami hidrolisa menjadi monoasetilmorfin dan akhirnya
menjadi morfin, kemudian mengalami konjugasi dengan asam glukuronik menajdi morfin 6-
glukoronid yang berefek analgesik lebih kuat dibandingkan morfin sendiri. Akumulasi obat
terjadi pada pasien gagal ginjal.
Ekskresi
Heroin /morfin terutama diekstresi melalui urine (ginjal). 90% diekskresikan dalam 24 jam
pertama, meskipun masih dapat ditemukan dalam urine 48 jam heroin didalam tubuh diubah
menjadi morfin dan diekskresikan sebagai morfin

c. Bagaimana farmakologi dari marijuana?


Nama jalanan yang sering digunakan ialah : grass. Cimeng,ganja dan gelek, hasish,
marijuana, bhang.
 Ganja berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ganja
terkandung tiga zat utama yaitu tetrehidro kanabinol,kanabinol dan kanabidiol
 Cara penggunaannya adalah dihisap dengan cara dipadatkan mempunyai rokok atau
dengan menggunakan pipa rokok.
 Efek rasa dari kanabis tergolong cepat,sipemakai : cenderung merasa lebihsantai,rasa
gembira berlebih (euforia), sering berfantasi. Aktif berkomonikasi, selera makan tinggi,
sensitif,kering pada mulut dan tenggorokan
Efek yang ditimbulkan :
Efek euforia dari kanabis telah dikenali. Efek medis yang potensial adalah sebagai analgesik,
antikonvulsan dan hipnotik. Belakangan ini juga telah berhasil digunakan untuk mengobati
mual sekunder yang disebabkan terapi kanker dan untuk menstimulasi nafsu makan pada
pasien dengan sindroma imunodefisiensi sindrom (AIDS). Kanabis juga digunakan untuk
pengobatan glaukoma. Kanabis mempunyai efek aditif dengan efek alkohol, yang seringkali
digunakan dalam kombinasi dengan Kanabis.

d. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik dari MDMA?


MDMA ( methylenedioxymethamphetamine) adalah jenis obat sintetik menggunakan
variasi laboraturium dari molekul amphetamine.
Farmakokinetik : efek amfetamin secara tidak langsung pada SSP dan SSperifer,
tergantung peningkatan kadar transmiter pada ruang sinap. Amfetamin memberikan
efek melepaskan depot intraseluler katekolamin. Karena menghambat monoamine
oksidase(MAO). Di absorbsi sempurna dalam saluran pencernaan, di metabolisme di
hati dan dikeluarkan di urine. Penyalahgunaan biasa digunakan melalui suntikan
intravena atau merokok. Euforia berlangsung 4-6 jam atau 4-8 kali lebih lama dari
efek kokain.
Farmakodinamik :
 Efek pada SSP ' memacu sumbu serebrospinal keseluruhan korteks, batang otak,
sambungan otak dan medula meningkatkan kesiagaan, berkurangnya keletihan,
menekan nafsu makan, insomia, lemah , pusing, gemetar,hiperaktif,
 efek pada saraf simpatis : mempengaruhi sistem adrenergik, memacu reseptor
secara tidak langsung melelai pelepasan norepinefrin.
 efek kardiovascular : palpitasi, aritmia jantung, hipertensi, sakit kepala,
menggigil, keringat banyak.
 efek pencernaan : anoreksia, mual, muntah, kram perut dan diare
6. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?
Jawab :
Gejala Kasus Heroin MDMA Alkohol
Demam + + - +
Takipneu + + - -
Hipertensi + + +/- +
Takikardi - - +/- +
Lakrimasi + + - -
Rinorrhea + + - -
Diare + + + +
Menggigil + + + +
Berkeringat + + + -

7. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus ini ?


Jawab :
 Aksis I : F11.3 Gangguan mental dan perilaku akibat opioid keadaan putus zat.
 Aksis II : tidak ada diagnosis
 Aksis III : Bab XVIII. R78.1 Penemuan dari obat dan zat lain, yang biasaya
terdapat dalam darah (obat opiad). Bab XX.62 Peracunan diri dengan sengaja
dengan memakai obat narkotika dan psikoleptika.
 Aksis IV : Z.63.4 Kehilangan dan kematian anggota keluarga
Z.72.2 Penggunaan obat
Z.86.4 Riwayat Pribadi dengan penyalahgunaan zat psikoaktif.
 Aksis V : 80.71 Gejala sementara dan dapat diatasi

Pemeriksaan penunjang:
1. Mass chromatografi (MS)
Mass chromatografi (MS)  sensitifitas lebih tinggi karena mengukur
intensitas ion zat
2. Gas chromatografi (GS)
Gas chromatografi (GS)  spesifitas lebih tinggi karena dapat membedakan
berbagai jenis zat sampai tingkat intensitas ion, hambatan waktu dan bentuk
kromatografinya.

Artinya : metode Gas chromatografi (GS) sangat efektif karena tidak ada
satupun zat yang memiliki intensitas ion, hambatan waktu dan bentuk
kromatografi yang sama
Bila MS dan GS dilakukan bersamaan  dapat mendeteksi jenis dan kadar zat
sampai paling rendah.

8. Apa diagnosis pasti pada kasus ini ?


Jawab :
Gejala putus obat golongan opioid yaitu heroin

9. Bagaimana Tatalaksana pada kasus ini ?


Jawab :
Penanganan Kegawatan :
1. Bebaskan jalan napas;
2. Berikan oksigenasi 100% sesuai dengan kebutuhan;
3. Pasang infuse dextrose 5% emergensi atau NaCl 0,9%.
4. Metadon digunakan secara oral. Biasanya diberikan dosis awal 20-30
mg, bergantung pada berat ringannya ketergantungan pasien terhadap
opioida, diberikan dalam dosis terbagi (start low go slow). Pada hari
kedua dan seterusnya, dosis dikurangi 10 mg setiap hari sampai jumlah
dosis sehari 10 mg. Sesudah itu, diturunkan menjadi 5 mg sehari selama
1-3 hari
Terapi withdrawl opioid
 Withdrawl opioid tidak mengancam jiwa, tetapi berhubungan dengan
gangguan fisikologis dan distress fisik yang cukup berat.
 Kebanyakan pasien dengan gejala putus obat yang ringan hanya
membutuhkan lingkungan yang mendukung mereka tanpa memerlukan
obat
 Klonidin dapat digunakan untuk mengurangi gejala putus obat dengan
menekan perasaan gelisah, lakrimasi, rhinorrhea dan keringat berlebihan.
Dosis awal diberikan 0,1-0,2 mg tiap 8 jam. Kemudian dapat dinaikkan
bila diperlukan hingga 0,8 –1,2 mg/hari, selanjutnya dapat ditappering
off setelah 10-14 hari.
 Terapi non spesifik (simptomatik)
 Gangguan tidur (insomnia) dapat diberikan hipnotik sedatif
 Nyeri dapat diberikan analgetik
 Mual dan muntah dapat diberikan golongan metoklopamide
 Kolik dapat diberikan antispasmolitika
 Gelisah dapat diberikan antiansietas
 Rhinorrhea dapat diberikan golongan fenilpropanolamin

10. Apa komplikasi jika kasus ini tidak ditangani secara komprehensif ?
Jawab :
 Gangguan kognitif
 Overdosis
 Gangguan ingatan

11. Bagaimana prognosis kasus ini ?


Jawab :
Dubia ad bonam

12. Bagaimana kompetensi dokter umum terhadap kasus ini ?


Jawab :
13. Bagaimana pandangan Islam terhadap kasus ini ?
Jawab :
Hadits Rasulullah SAW : “Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukan
(merusak fungsi akal) adalah khamar dan setiap khamar itu haram,” (HR Abdullah
Ibnu Umar ra).

2.3.4 Hipotesis
Roy, laki-laki, usia 17 tahun mengalami keluhan menggigil, berkeringat banyak, mata berair,
pernapasan cepat, merasa nyeri tak tertahankan disekujur tubuh dan sendi-sendinya,, ingus
mengocor, serta perutnya terasa sakit disertai diare karena putus obat jenis heroin.

2.3.5 Kerangka Konsep


 Masalah keluarga (ayah yang
sudah meninggal) Penyalahgunaan NAPZA
 Pola asuh orangtua (permisif) (konsumsi)
 Lingkungan (pergaulan di sekolah)

Putus obat Prestasi menurun

- Keringat
- Lakrimasi
- rinore
- Menggigil
- Nyeri
otot/sendi
- Diare
- Nyeri perut
Daftar Pustaka
 Dorland, W.A Newman. Kamus Kedokteran Dorland edisi kedua puluh sembilan.
Jakarta: EGC. 2002.
 Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta. Departemen Kesehatan. 1993.
 Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara. 2010.
 Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Jilid Satu. Jakarta. Binarupa Aksara. 2010.
 David A. Tomb, Buku Saku Psikiatri, Edisi 6, , Jakarta : EGC, 2003.

You might also like