Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
(PKBI) (majalah bidan 2004). KB merupakan salah satu cara usaha kesehatan
preventive yang paling dasar bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari pasca persalinan, segera setelah
(Prawiroharjo, 2005).
adalah sebagai berikut: usia, paritas, usia anak terkecil, tujuan reproduksi,
frekwensi hubungan seksual, pengaruh orang lain, resiko PMS, resiko HIV, faktor
(Brahm, 2006).
Pendidikan merupakan salah satu cara menyebarkan informasi tentang KB.
membantu calon peserta memilih cara KB yang paling tepat bagi mereka
studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh
modern.(Brahm, 2007)
metode secara medis. Oleh karena itu penyedia layanan harus cermat meneliti
apakah wanita tersebut masih nulipara ataukah multipara, karena bila salah
didapatkan prosentse peserta KB aktif di Indonesia, menurut alat dan cara KB,
adalah pil 18,3 %, IUD 12 %, suntik 51%, kondom, 0,8%, implant 6,4%, MOW
5,9% , MOP 0%. Menurut hasil suvey tahun 2009 di Jawa Timur peserta KB aktif
sebanyak 78.083, dengan rincian menurut alat dan cara KB adalah IUD 3,93%
MOW 0,76% MOP 0,02% kondom 6,47% implant 2,57% suntik 61,95% pil
24,28%. (BKKBN,2009)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, peserta KB
aktif pada tahun 2009 sebanyak 176.559 dengan rincian menurut alat dan cara KB
suntiknya terbanyak dari pada 10 desa lainnya yaitu dengan rincian sebagai
berikut, suntik 928(63,9%) IUD 94(6,5%) MOP 2(0,13%) MOW 58(4%) implant
pada usia <20 th dianjurkan memakai pil, IUD-mini dan metode sederhana dan
tidak dianjurkan memakai suntikan. Fase menjarangkan kehamilan pada usia 20-35
kehamilan pada usia >35 th lebih dianjurkan memakai kontap, IUD.(Hanafi, 2004)
Kabupaten Jombang didapatkan data bahwa pemakai KB suntik yang berumur <20
th sebanyak 10 orang, umur 20-35 th sebanyak 309 orang, dan umur >35 th
sebanyak 609 orang. Dan dilakukan wawancara dengan dengan 10 orang ibu yang
memakai alat kontrasepsi suntik. Bahwa mereka memakai KB suntik karena mudah
dan tidak begitu menakutkan dibandingkan dengan IUD, implant, dan streril.Dari
uraian di atas ditemukan suatu masalah, yaitu masih terdapat ibu yang memakai
KB suntik yang berumur < 20 th dan ibu umur > 35 th merupakan pemakai
tertinggi.
hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-
berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu
satu pengaruh dari kurangnya pengetahuan akseptor tentang KB. Untuk mengatasi
akseptor tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Kabupaten Jombang?
Jombang.
Sebagai bahan masukan dan menindak lanjuti hasil penelitian sehingga dapat
Menambah wawasan dan pola pikir ilmiah bagi peneliti sehingga peneliti
sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep yang mendasari penelitian, yaitu
2.1.1 Pengertian
Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah melahirkan kita,
bangsa. Sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta
keluarga.( Purwandari, 2008 ). Ibu adalah wanita yang telah memiliki bayi.
kesehatannya.
dilakukan.
a. Tujuan umum:
b. Tujuan lain
kesejahteraan keluarga.
(Hanafi, 2004)
b. Keluarga sehat
c. Keluarga berpendidikan
d. Keluarga sejahtera
e. Keluarga berketahanan
meliputi:
tahun.
perempuan.
c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjadi 6%.
dan efisien.
21 tahun.
dipakai adalah :
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8
Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif, dengan angka kegagalan untuk :
menurun kembali.
(Hanafi, 2004).
2.3.2 Menurut Hanafi (2004) Mekanisme Kerja Kontraepsi Suntikan, adalah:
DMPA terakhir.
2. Sekunder
terhadap spermatozoa.
fallopii.
Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun
daripada IUD.
c. Dosis DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai
disuntik ulang.
2. metabolisme obatnya
4. teknik penyuntikan
1. Kehamilan
2. Karsinoma payudara
1) Amenorea
2) Perdarahan ireguler
3) Perdarahan bercak
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan inter
endometrium.
tampaknya lebih sering terjadi pada akseptor dengan berat badan tinggi.
biasanya.
Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi
kolesterol, baik pada DMPA maupun NET EN, dicurigai dapat menambah
1. Kembalinya kesuburan
untuk kembali hamil dibandinngkan pil oral atau IUD. Lamamya masa
yang lama, dapat menjadi hamil sama cepatnya dengan akseptor yang
hanya ikut beberapa kali suntikan, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi
ratio atau berat badan bayi pada wanita yang tidak ber KB.
3. Laktasi
menguntungkan, yaitu :
2. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
DMPA mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah
abnormal.
genetalia
endometrium.
ginjal.
(Hanafi, 2004)
1. HRP002
untuk 3 bulan
2. HRP0011
lainnya.
a. Faktor Pribadi
1. Usia
Pada usia <20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
Pada usia 20-35 tahun adalah usia yang terbaik untuk hamil dan melahirkan.
2. Paritas
metode secara medis. Oleh karena itu penyedia layanan harus cermat meneliti
apakah wanita tersebut masih nulipara ataukah multipara, karena bila salah
pemasangan lebih sulit, angka ekspulsi lebih tinggi daripada wanita yang
pertama kali.
c) Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa
d) Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau
4. Tujuan reproduksi.
metode. Pasangan yang tidak memiliki anak mungkin memilih metode jangka
Anggota keluarga, tetangga dan teman sering kali memiliki pengaruh yang
2007)
1. Resiko PMS
memilih metode. Wanita tersebut tidak saja dapat menularkan HIV kepada
menyusui.(Brahm, 2007)
1. Biaya langsung
mereka sendiri.
2. Biaya lain
d. Faktor Budaya
informasi yang salah yang diperoleh dari teman dan keluarga atau dari
3. Tingkat pendidikan
(Umar, 2005)
hamil, mungkin menggunakan metode yang kurang efektif, itu pun bila
5. Pengetahuan
1) Pengertian Pengetahuan
( Notoatmodjo, 2003 )
2. Tingkat Pengetahuan
tingkatan yaitu:
a) Tahu (know)
dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu tahu ini
b) Memahami (comprehension)
c) Aplikasi (aplication)
materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi real
( sebenarnya ).
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
f) Evaluasi (evaluation)
telah ada.
( Notoatmodjo, 2002 )
1) Umur
2) Pengalaman
3) Minat
1) Pendidikan
perilaku.
2) Pengalaman
3) Kebudayaan
(Azwar, 2008)
4) Informasi
2008)
4. Pengukuran Pengetahuan
diharapkan.
2. Kategori Cukup yaitu menjawab benar 56 - 75% dari yang di
harapkan
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian- penelitian yang akan
dilakukan. (Notoatmojo,2005)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu IBU Pemilihan Metode Kontrasepsi
dalam pemilihan metode Suntik
kontrasepsi suntik :
- Usia
- Paritas
- Tingkat pengetahuan
- Tingkat pengetahuan
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang
mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam
deskriptif.
peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini secara objektif dengan menggunakan
Kerangka kerja adalah langkah- langkah dalam aktifitas ilmiah, mulai dari
29
Penyusunan Proposal
Populasi
Semua ibu yang memakai KB suntik di Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang sebanyak 928
Sampling
Simple Random Sampling
Sample
Sebagian ibu yang memakai KB suntik di desa Bandung
kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sebanyak 93
Instumen Penelitian
Pengumpulan data dengan kuesioner
Analisa Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Kesimpulan
3.3.1 Populasi
(Nursalam, 2008 :89). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
memakai KB suntik di Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
sebanyak 928.
91). Sampel dalam penelitian ini sebagian ibu yang memakai KB suntik di
Menurut Arikunto (2006) jika populasi > dari 100 maka bisa diambil
sebanyak 10% dari populasi. Sehingga dapat dihitung sesuai dengan rumus
sebagai berikut :
n = 10% x N
Keterangan :
n = besar sample
N= jumlah populasi
3.3.3 Sampling
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2008: 91). Tehnik sampling yang
cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
Tabel 3.1. Definisi Operasional Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam
Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang.
Variabel Definisi
Parameter Alat ukur Skala Skor
operasional
Faktor-faktor 1.
yang mempe
ngaruhi ibu
dalam
pemilihan
metode
kontrasepsi
Sub Variabel
3. Kurang : ≤
56%
(Nursalam,
2005)
Kepala Puskesmas Cukir, kemudian peneliti mendata semua populasi ibu yang
menetukan sampel yang dituju dengan teknik simple random sampling, maka
tersebut dikaji oleh peneliti berdasarkan jawaban yang dipilih oleh responden.
lembar kuesioner. Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara
formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis, dalam lembar
suntik.
maka kuesioner yang telah penulis buat harus dilakukan uji validitas dan
reliabilitas angket.
1. Uji Validitas
(hasil uji validitas) dengan nilai r tabel (nilai tabel) dengan nilai
uji validitas (nilai r hitung) yang merupakan nilai dari Corrected Item-
r : koefisien korelasi
n : jumlah responden
(Hidayat, 2007:106)
Jika rhit > rtabel berarti instrumen valid demikian sebaliknya jika rhit <
rtabel berarti instrumen tidak valid yang tentunya tidak dapat digunakan dan
2. Uji Reliabilitas
secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu
Cronbach’s Alpha > dari 0,60 (Pratisto, 2009:302). Reliabilitas data dapat
Keterangan:
Analisis keputusan, apalagi r11 > rtabel berarti reliabel dan apabila r11<
rtabel tidak reliabel yang di hitung pada derajat kebebasan dk= n-2 dan α=
0,05.
1. Editing
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian
pada lembar pada pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya menjaga
2. Coding
- Umur : 20 – 35 tahun = U2
a) Nullipara = P1
b) Primipara = P2
c) Multipara = P3
d) Grande multipara = P4
f) Pendidikan Menengah(SMA) = D2
g) Pendidikan Tinggi = D3
3. Scoring
4. Tabulating
5. Analisa Data
a. Umur
c. Pendidikan
diprosentasekan dengan cara jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dan
P = f / N x 100%
Keterangan :
P : Prosentase
(Budiarto, 2002)
desa bandung terdiri antara lain: lurah, sekretaris desa, kepala dusun,
responden berumur > 35 tahun dan sebagian kecil (8,6%) responden berumur
< 20 tahun.
responden pernah melahirkan 2-5 X dan sebagian kecil (0%) belum pernah
melahirkan.
berpendidikan tinggi.
2. Data Khusus
a.Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.4 Tabel distribusi berdasarkan pengetahuan di Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang tahun 2010.
No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 21 22,6
2. Cukup 34 36,5
3. Kurang 38 40,9
Total 93 100,0
Sumber : Data Primer, 2010
Dari tabel 4.4 didapatkan bahwa tingkat pengetahuan responden
4.3 Pembahasan
4.3.1 Umur
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa sebagian besar (60,2%) responden berumur >
35 tahun dan sebagian kecil (8,6%) responden berumur < 20 tahun. Menurut
khusus. Dan menurut Hanafi (2004) Pada usia <20 tahun adalah usia yang
oral dan IUD. Pada usia 20-35 tahun adalah usia yang terbaik untuk hamil dan
dikarenakan jika terjadi kehamilan pada usia itu akan menjadi kehamilan
resiko tinggi yang akan memperbesar kematian dan kesakitan ibu dan bayi.
Sedangkan usia < 20 tahun lebih disarankan memakai pil, IUD hal ini
4.3.2 Paritas
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar (86,0%) responden pernah
melahirkan 2-5 X dan sebagian kecil (0%) belum pernah melahirkan. Menurut
tidaknya suatu metode secara medis. Oleh karena itu penyedia layanan harus
Seorang wanita harus cermat dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat
bagi mereka, karena masing- masing metode memiliki waktu yang berbeda
berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait
informasi yang baru, khususnya tentang kontrasepsi suntik. Selain itu tingkat
datng dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan
rendah.
(22,6%) adalah baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat pendidikan
.
BAB 5
Pada bab ini dibahas kesimpulan yang menjawab tujuan penelitain dan
5.1 Kesimpulan
1. Pengetahuan siswa tentang seks bebas di SMA PGRI Ngoro - Jombang hampir
2. Sikap pacaran siswa di SMA PGRI Ngoro - Jombang lebih dari separuhnya
3. Terdapat hubungan kuat antara pengetahuan siswa tentang seks bebas dengan
5.2 Saran
pada masyarakat.
2. Bagi Instansi
4. Bagi Responden